Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : Agama dan Masyarakat

Dosen : Dra. Andi Nurbaety, MA


Judul Materi : Islam dan Politik
Kelompok 6 :
1) Andi Muhammad Mursyid
2) Fakhrur Rozi Assajad
3) Andi Solihin Sapti
4) Muliana.S
5) Rasmiati
6) Dewi Jayanti
7) Ayu Pertiwi

ISLAM DAN POLITIK

 Rumusan Masalah
Bagaimana peranan Islam dalam politik demokrasi di Indonesia?
 Referensi
1. Karim, Syahrir. 2013. Politik Islam I. Makassar: Alauddin University Press.

Politik didefenisikan sebagai seluruh aktivitas manusiawi yang terkait


dengan polis, polis didefenisikan sebagai ruang bersama tempat warga yang
beradab bertemu, berinteraksi untuk menghasilkan peradaban melalui
pembanguna kesepakatan terus menerus berdasarkan sejenis rasionalisasi
(bukan rasionalitas kekerasan sebagaimana kyang sering dijumpai pada
masyarakat barbar, bukan pula rasionalitas kharismatik sebagaimana yang
pernah ada dalam suatu komunitas terbatas yang diikat dengan tali
kekerabatan, bukan pula rasionalitas uang yang biasanya dijumpai pada para
pedagang)yang bercirikan ke-semua-an dalam arti tidak ada yang ditinggalkan
baik dia lemah maupun kuat, baik dia miskin maupun kaya, baik dia sakit
maupun sehat, baik dia berumur maupun masih kanak-kanak untuk terus
menerus hadir dan berpartisipasi membentuk kesepakatan, yang dasar
utamanya adalah pencegahan atas terjadinya rasa sakit, penganiayaan dan
penindasan.
2. Karim, Syahrir. 2017. Teori-teori Politik Islam. Gowa: Pustaka Almaida.

Perkembangan politik islam dapat dilihat dari berbagai sudut, pertama


ialah bagaimana peranan islam dapat berkembang di dalam suasana
berkembangnya gerakan nasionalisme sebuah Negara. Aspek kedua dapat
dilihat dari sudut bagaimana islam berperan dalam mendefinisikan sejak awal
proses pelembagaan sebuah Negara. Ketiganya ialah peranan yang dimainkan
oleh gerakan dakwah yang mempengaruhi aksi politik yang memihak kepada
islam dalam konteks ke-Indonesiaan. Aspek keempatnya ialah bagaimana
program islamisasi dilaksanakan oleh pihak ormas-ormas Islam dan
khususnya oleh partai Islam.

3. Aly, Sirojuddin. 2018. Pemikiran Politik Islam (Sejarah, Praktik dan


Gagasan). Depok: Rajawali Pers.

Sumber-sumber rujukan ilmu politik dalam islam berdasarkan objek


ilmiah dalam islam secara matrik setidaknya ada empat sumer, yaitu Al-
Quran, sunnah Nabi, kebijakan-kebijakan para Khulafa al-Rasyidin, dan
kajian fikih yang dinamis.

4. Hasan, Nurhaidi. 2011. Islam di Ruang Publik:Politik Identitas dan Masa


Depan Demokrasi di Indonesia. Jakarta: Center for the Study of Religion and
Culture (CSRC).

Kehadiran islam di ruang publik memberi pengaruh terhadap


kebijakan public seperti pembuatan UU dan Perda ternyata sesuai dengan
pandangan Jurgen Habermas dalam melihat posisi agama di ruang publik.
Mayoritas masyarakat mengafirmasi bahwa bila nilai-nilai agama akan
dijadikan sumber peraturan resmi, rancangan peraturannya harus bisa
diperdebatkan oleh berbagai pihak, harus memenuhi unsur keadilan bagi
semua pihak, dan harus mempertimbangkan perbedaan agama dan budaya
yang beragam.
Mayoritas masyarakat muslim Indonesia setuju dengan demokrasi
yang saat ini dianut Indonesia. Dalam praktik, hampir seluruh masyarakat
muslim Indonesia mengikuti pemilihan umum, baik tingkat nasional maupun
lokal. Selain itu masyarakat muslim juga menerima pancasila sebagai dasar
Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber hukum utama.
5. Mustofa, Imran. 2017. Pendidikan Islam Sebagai Institusi Politik Demokrasi
tertinggi di Indonesia. Halaqa: Islamic Education Journal. 1. No. 1.

Terlepas dari ada tidaknya dikotomi antara gerakan tradisionalisasi


dan modernisasi Islam di Indonesia, jika kita lihat literature setidaknya
terdapat tiga paradigma yang cukup popular di Indonesia, yaitu integralistik,
sekularistik dan simbiosis. Pertama, integralistik perspektif ini melihat
hubungan antara Islam dan Indonesia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Keduanya bagai dua lembaga yang menjadi satu. Disini Islam dan
pendidikan keislaman dipandang sebagai sebuah lembaga politik dan
sekaligus lembaga agama. Paradigm berfikir seperti ini memunculkan
pandangan penyatuan agama dan Negara. Dampaknya agama dan Negara
harus dijalankan bersamaan dengan prinsip dan hukum-hukum keagamaan. Di
sinilah muncul jargon utama bahwa Islam adalah din wa al-dawlah, Islam
adalah agama sekaligus Negara, dengan hukum Islam sebagai pondasi
pokoknya.

Anda mungkin juga menyukai