Oleh :
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN OSTEOARTRITIS
DUSUN GAMBONG DESA TANGKEBAJENG KEC. BAJENG
I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Nama Lansia : Tn. I
2. Umur : 62 tahun
3. Alamat : Jln. Sultan Abdullah
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Jumlah Keturunan :
a. Anak : tn. I tidak memiliki seorang anak
b. Cucu : tn. I tidak memiliki seorang cucu
6. Nama istri : Ny. A
7. Umur : Meninggal dunia
Riwayat Keluhan
E. Psikologis
1. Pengenalan masalah-masalah utama
Tn. I menyadari bahwa dirinya menderita polio sejak usia 7 tahun
sehingga tidak mampu berdiri/berjalan hingga sekarang.
2. Sikap terhadap proses penuaan
Tn. I penyakit yang dirakan karena dirinya sudah tua dan Tn. I tetap
mensyukuri karena dalam kekuatan untuk menjalani kehidupannya
sekarang.
3. Pandangan terhadap kehidupan
Pasien tampak bersemangat dan optimis terhadap kondisi yang dialami
sekarang
4. Koping Stressor
Pasien mengatakan jika capek langsung beristirahat,selain itu jika pasien
jangan merasa putus asa pasien langsung mengingat Allah.
5. Penyesuaian diri
Pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan dan pasien tampak
kooperatif
6. Harapan saat ini dan yang akan datang
Tn. I tampak bersemangat dan optimis terhadap kondisi yang dialami
sekarang.
7. Fungsi kognitif
a. Daya ingat : pasien masih mengingat masa lalunya dengan baik dari
kecil sampai sekarang.
b. Proses pikir : baik, pasien menganggap apa yang terjadi padanya adalah
bentuk kasih sayang Allah swt.
c. Orientasi : orientasi waktu dan tempat baik
d. Kemampuan dalam penyelesaian masalah : pasien menceritakan pada
suaminya agar tetap sholat dan berdoa kepada Allah swt.
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
INDEKS KATZ
SCORE KRITERIA
Review ( Pengkajian ) :
1. Assesment dalam melakukan pengkajian perlu dilengkapi dengan
keluhan utama serta riwayat keluhan utama dan riwayat kesehatan sekarang
maupun masa lalu untuk mengetahui masalah utama yang dialami pasien saat ini.
2. Perlu ditambahkan beberapa instrument untuk mengkaji lansia secara
komprehensif meliputi: instrument depresi geriatric, skala jatuh morse.
3. Askep yang baik dilengkapi oleh pemeriksaan penunjang yang
mendukung seperti radiologi maupun pemeriksaan lab. Namun, dalam askep ini
tidak perlu ditambahkan karena setting askepnya berada di komunitas, sehingga
sulit memberikan pemeriksaan penunjang yang mendukung
4. Tidak terdapat penyimpangan KDM dari masalah keperawtan yang
ada
KLASIFIKASI DATA
thalamus
korteks serebri
nyeri dipersepsikan
Nyeri Kronis
penurunan hormon
parateroid
penurunan absorbsi
kalsium
Resiko Jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
O
1. Nyeri kronis b.d kondisi muskuloskeletak kronis
2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletak
3. Resiko jatuh di tandai dengan penggunaan alat bantu berjalan
Edukasi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk - Meningkatkan
mengurangi rasa nyeri kemandirian dan
kemandirian lansia.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu. - Penggunaan
analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri pasien.
Pada rencana keperawatan tidak di tampilkan kriteria hasil yang akan dicapai.
Di askep hanya di jelaskan tujuan secara umum diagnose tersebut diangkat misalnya
nyeri kronis penulis hanya menuliskan nyeri menurun. Tetapi analisator telah
menambahkannya telah menambahkan beberapa criteria hasil yang mungkin di
harapkan.
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
Pada bab ini reviewer akan membahas tentang analisa atau masalah
keperawatan pada Tn. I. Berdasarkan asuhan keperawatan khusus untuk pasien
Osteoatritis yang mana dalam tahapan Asuhan keperawatan terdapat beberapa
tahap yakni pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pemberian intervensi
serta implementasi dan evaluasi atau dokumentasi dari intervensi yang telah
diberikan.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari suatu proses keperawatan, kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data seperti riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan data sekuender meliputi catatan, hasil
pemeriksaan diagnostic dan literature ( Deswani, 2013).
Secara keseluruhan askep ini sudah cukup baik namun ada beberapa hal
yang perlu ditambahkan baik dari segi data maupun analisis. Dipengkajian, askep
ini masih perlu ditambahkan data keluhan utama, riwayat keluhan utama, riwayat
kesehatan sekarang maupun masa lalu untuk mengetahui hal-hal yang dianggap
paling mengganggu aktivitas. Perlu juga ditambahkan pengkajian PQRST karena
pada diagnose pertama penulis menampilkan PQRST tetapi di pengkajian tidak
ditemukan.
B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan yang
menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual maupun
potensial. Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengtasinya
( Sumijatun, 2010).
Dalam kasus diatas diagnosa utama Tn. I adalah nyeri kronis dimana
didapatkan data klien mengatakan nyeri pada bagian lengan , nyeri lutut, skala
nyeri 5 (1-10), klien tampak menahan nyeri. Sedangkan diagnosa kedua yang
diangkat adalah tentang gangguan mobilitas fisik dimana data yang didapatkan
adalah klien mengatakan kaku dibagian kaki dan tangan , serta merasakan nyeri
pada saat bergerak, tampak lemah, serta kekuatan otot klien 3 (0-5). Pada diagnosa
ketiga yang diangkat adalah resiko jatuh dimana data yang didapatkan adalah sulit
berjalan, klien tampak pucat dan lemas, serta klien sulit berjalan.
Pada penetapan diagnosa askep tersebut sudah memprioritaskan masalah
yang dihadapi Tn. I. Namun data yang didapatkan masih sangat kurang contohnya
untuk diagnosa resiko jatuh seharusnya askep tersebut melakukan pengkajian
lebih mendalam dengan menggunakan pengkajian Morse dimana hal itu dilakukan
untuk menilai resiko jatuh pasien.