Anda di halaman 1dari 1

NARASI WOC EFUSI PLEURA

Disini saya akan menejelaskan mengenai woc efusi pleura.


Efusi pleura ini disebabkan dari berbagai macam etiologi yaitu bisa dari bakteri tuberkulosis,
neoplasma, virus, streptococcus pyogenes, stafilococcus aureus, hemofilius, tumor paru,
CHF, sindrom nekrotik, dan sirosis hati.
Bakteri tuberkulosis, neoplasma, virus, streptococcus pyogenes, stafilococcus aureus,
hemofilius mengakibatkan peradangan sehingga terjadi respon kimia yaitu mengaktifkan
bradikinin, cerotonin, histamin, prostaglandin. Pelepasan zat-zat ini menyebakan peningkatan
permaebilitas kapiler, sehingga terjadi efusi pleura.
Selain itu efusi pleura juga bisa disebabkan oleh tumor paru. Tumor paru dapat menyumbat
saluran getah bening sehingga terjadi kegagalan aliran protein pada sel getah bening yang
menyebabkan akumulasi cairan di rongga pleura.
Penyakit CHF juga dapat menyebabkan efusi pleura karena terjadi bendungan pada vena dan
arteri pulmonalis sehingga terjadi peningkatan tekanan hidrostatis dan membuat cairan
terdorong keluar dari kapiler pleura, sehingga terjadi efusi pleura.
Selain itu, syndrom nefrotik membuat kerusakan pada nefron, sehingga filtrasi protein
terganggu maka terjadi albuminuria, selanjutnya akan menyebabkan hipoalbuminemia yang
membuat peningkatan tekanan osmotik koloid, sehingga cairan berpindah keluar kapiler.
Sirosis hepatis membuat fungsi hepar menurun sehingga sintesis protein terganggu, dan
menyebabkan hipoalbuminemia yang membuat peningkatan tekanan osmotik koloid,
sehingga cairan berpindah keluar kapiler.
Saat terjadi Akumulasi cairan yang berlebihan di rongga pleura maka ekspansi paru menurun
dan frekuensi napas meningkat sehingga terangkatlah masalah keperawatan pola napas tidak
efektif.
Saat ekspansi paru menurun maka akan mendorong diafragma yang membuat penekanan
pada lambung, nafsu makan menjadi menurun sehingga terangkatlah masalah keperawatan
defisit nutrisi.
Ketika terdapat massa pada bronkus, silia berusaha menghilangkan massa dengan
hipersekresi mukus, sehingga sekret/mukus tertahan di saluran napas, maka ketika dilakukan
auskultasi terdengar suara napas tambahan ronkhi, sehingga terangkatlah masalah
keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif
Ekspansi paru yang tidak maksimal dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas. Karena
suplai oksigen menurun maka frekuensi napas meningkat, distribusi oksigen ke seluruh tubuh
menurun, membuat tubuh kekurangan energi, sehingga terangkatlah masalah keperawatan
intoleransi aktivitas
Saat pasien dilakukan tindakan dekompresi (WSD, torakosintesis, atau plerektomi), yang bisa
menjadi jalan masuk mikroorganisme, sehingga terangkatlah masalah keperawatan risiko
infeksi dan juga ketika dilakukan dilakukan tindakan dekompresi (WSD, torakosintesis, atau
plerektomi) akan membuat pasien mengalami gangguan rasa nyaman.

Anda mungkin juga menyukai