Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka


Seluas 2.300 Ha

BAB II.
RISALAH UMUM

A. Kondisi Biofisik
A.1. Letak dan Luas
KPH Mekakau Saka menurut Peta Wilayah KPH Unit XVII Mekakau sesuai SK Menteri
Kehutanan Nomor : 76/Menhut-II/2010 tanggal 10 Pebruari 2010 tentang penetapan
KPH dan KPHP Provinsi Sumatera Selatan dan SK Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : SK. 454/MenLHK/Setjen/PLA.2 /6/2016 tanggal 17 Juni 2016, KPH
Unit XVII Mekakau-Saka, secara geografis terletak pada kordinat antara 103o 24' 18"
BT - 103o 54' 17'" BT sampai dengan 4o 28' 14" LS - 4o 55' 18" LS.

Secara administrasi pemerintahan, areal KPH Unit XVII Mekakau-Saka terletak di 5


(lima) kecamatan yaitu Kecamatan Banding Agung, Mekakau Ilir, Pulau Beringin,
Sindang Danau dan Sungai Are Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan.

Sumber : KPH Mekakau Saka, 2018

PT. Centra Multicon Jaya |2-1


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka
Seluas 2.300 Ha

Gambar 2.1. Lokasi Lokasi KPH Mekakau Saka


Berdasarkan data administrasi Kehutanan KPH Unit XVII Mekakau berada dalam
wilayah kerja UPTD KPH Wilayah VII Mekakau-Saka, Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Selatan. Luas wilayah kelola KPH Unit XVII Mekakau-Saka sebagaimana
tercantum dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.76/Menhut-II/2010
tanggal 10 Pebruari 2010 tentang penetapan KPH dan KPHP Provinsi Sumatera Selatan
dan SK Menhut No. 866/Menhut-II/2014 tanggal 29 September 2014 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Selatan serta berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.454/Menlhk/Setjen/PLA.2/6/ 2016 tanggal 17 Juni 2016, KPH Unit XVII Mekakau-
Saka adalah ± 40.991 Ha yang memiliki fungsi sebagai hutan lindung.
Batas batas wilayah KPH Mekakau Saka adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan KPH Peraduan Gistang dan KPH Oku Selatan;
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu;
3. Sebelah Timur berbatasan dengan KPH Peraduan Gistang;
4. Sebelah Selatan berbatasan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Lampung.

Adapun Peta situasi dan peta administrasi lokasi kegiatan Penyusunan Rancangan
Kegiatan RHL (T-1) diwilayah UPTD Wilayah VII Mekakau-Saka Seluas 2.300 Ha tersaji
dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2.

A.2. Penutupan Lahan


Tutupan vegetasi di wilayah KPH Unit XVII Mekakau-Saka dilihat dari penutupan lahannya
hampir lebih dari setengahnya telah habis dirambah oleh masyarakat, sebagian besar telah
berubah menjadi lahan non hutan. Dimana tutupan lahannya didominasi oleh pertanian
lahan kering campur semak, dan kemudian disusul dengan hutan kering sekunder. Secara
terinci, tutupan lahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kondisi Penutupan Lahan di KPH Unit XVII Mekakau-Saka
No Penutupan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Hutan Primer 11,560 28.21
2 Hutan Sekunder 5,765 14.06
3 Belukar 1,500 3.66
4 Terbuka 78 0.19

PT. Centra Multicon Jaya |2-2


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka
Seluas 2.300 Ha

No Penutupan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)


5 Tubuh Air 13 0.03
6 Pertanian Lahan Kering 1,037 2.53
7 Pertanian Lahan Kering campur semak 21,034 51.31
8 Sawah 5 0.01
Jumlah 40,992 100
Sumber : Kemen LHK, 2016

Sumber : Kemen LHK, 2016


Gambar 2.2. Peta penutupan lahan di KPH Unit XVII Mekakau-Saka

A.3. Ketinggian Tempat dan Topografi


Secara umum kondisi wilayah KPH Unit XVII Mekakau merupakan dataran tinggi dengan
katagori agak curam sampai dengan sangat curam dan kelerengan 8% - 70%. Berdasarkan
ketinggian dari permukaan laut kawasan hutan KPH Unit XVII Mekakau-Saka berada pada
ketinggian antara 500 sampai dengan 1.200 meter dari permukaan laut (m dpl).
Tabel 2.2. Kondisi Topografi Wilayah KPH Unit XVII Mekakau-Saka
Kelas lereng Tingkat kemiringan Kualifikasi Luas (Ha) Presentase (%)
1 > 15-25 % Agak curam 18.920 46,16
2 > 25-45 % Curam 18.659 45,52

PT. Centra Multicon Jaya |2-3


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka
Seluas 2.300 Ha

3 >45 % Sangat curam 3.413 8,32


Jumlah 40.992 100
Sumber : BPKH Wilayah II Palembang, 2017

B. Kondisi Sosial Ekonomi


B.1. Demografi
Jumlah penduduk merupakan salah satu sumberdaya manusia yang sangat penting di dalam
pembangunan. Diharapkan dengan jumlah penduduk yang cukup, terutama penduduk
dalam usia produktif atau usia kerja (15 – 55 tahun), akan dapat meningkatkan
pembangunan di suatu desa. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis
kelamin pada desa yang menjadi calon lokasi penanaman RHL disajikan dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Penduduk Setiap Desa
Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah
Nama Sex Ratio
No Desa Kecamatan Penduduk
Blok (%)
L P (jiwa)
1 I Tanjung Agung Banding Agung 488 425 913 114,82
2 II Tanjung Agung Banding Agung 488 425 913 114,82
3 III Sumber Makmur Banding Agung 247 211 458 117,06
4 IV Sumber Makmur Banding Agung 247 211 458 117,06
5 V Tanjung Besar Mekakau Ilir 1095 1077 2172 101,67
6 VI Pere'an Mekakau Ilir 939 1008 1947 93,15
7 VII Kota Baru Mekakau Ilir 492 417 909 117,99
8 VIII Galang Tinggi Mekakau Ilir 1394 1173 2567 118,84
9 IX Pematang Obar Pulau Beringin 661 539 1200 122,63
Desa Pematang
10 X Pulau Beringin 661 539 1200 122,63
Obar
11 XI Tanjung Bulan Pulau Beringin 743 691 1434 107,53
Sumber: BPS, 2018

B.2. Aksesibilitas
Lokasi Kegiatan Penyusunan Rancangan Kegiatan RHL (T-1) diwilayah UPTD Wilayah VII
Mekakau-Saka Seluas 2.300 Ha, terbagi menjadi 4 kecamatan, yaitu Kec. Banding Agung,
Kec. Mekakau Ilir, Kec. Pulau Beringin. Dari ibu kota kabupaten, yaitu Kec. Muara Dua
masing-masing lokasi dapat ditempuh dengan cara :
1. Kec. Banding Agung ;
Route Muara Dua (Ibu Kota Kabupaten) → Desa Banding Agung (Ibu Kota Kecamatan
Banding Agung) menggunakan Kendaraan roda 4 selama 1.5 jam, dengan jarak 45 Km,

PT. Centra Multicon Jaya |2-4


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka
Seluas 2.300 Ha

Banding Agung → Desa Tanjung Agung menggunakan kendaraan roda 4 selama 10


menit (2 km). Banding Agung → Desa Sumber Makmur → 5 km menggunakan
kendaraan roda empat atau sepeda motor.
a. Desa Tanjung Agung → Lokasi RHL Blok I menggunakan kendaraan air (klotok)
selama 40 menit (9 km).
b. Desa Tanjung Agung → Lokasi RHL Blok II menggunakan sepeda motor atau berjalan
kaki 15 menit (500 – 1.000 mtr)
c. Desa Cahaya Makmur → Lokasi RHL Blok III dan Blok IV menggunakan sepeda
motor atau berjalan kaki 30 menit (2 km)
2. Kec. Mekakau Ilir ;
Route Muara Dua (Ibu Kota Kabupaten) → Desa Tanjung Besar (Ibu Kota Mekakau Ilir)
menggunakan Kendaraan roda 4 selama 2 jam, Tanjung Besar → Desa Perean
menggunakan kendaraan roda 4 selama 20 menit (11 km).
a. Desa Pere’an → Lokasi RHL Blok VI sejauh 2 km dapat dicapai dengan
menggunakan sepeda motor,
b. Desa Tanjung Besar → Lokasi RHL Blok V sejauh 2,5 km ditempuh dengan berjalan
kaki atau sepeda motor trail/lapangan.
c. Dari Desa Tanjung Besar menuju Desa Kota Baru dengan waktu tempuh 15 menit
dengan jarak 10 Km, kondisi jalan beraspal. Dari Desa Kota Baru menuju rencana
lokasi RHL Blok VII dapat menggunakan sepeda motor melalui jalan tanah sepanjang
2 km.
d. Dari Desa Tanjung Besar menuju Desa Galang Tinggi dengan waktu 25 menit dengan
jarak tempuh 20 km, kondisi jalan aspal, dari Desa Galang Tinggi menuju rencana
lokasi RHL Blok VIII dapat menggunakan sepeda motor melalui jalan tanah
sepanjang 3 km
3. Kec. Pulau Beringin ;
Route Muara Dua (Ibu Kota Kabupaten) → Kecamtan Pulau Beringin menggunakan
Kendaraan roda 4 selama 2,5 jam, dengan jarak tempuh 68 Km
a. Dari kecamatan menuju Desa Pematang Obar perjalanan dapat ditempuh
menggunakan kendaraan roda empat menuju desa kemuuh dan selanjutnya
menuju Desa Pematang Obar dengan jarak 8 km, untuk menuju lokasi dari desa

PT. Centra Multicon Jaya |2-5


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka
Seluas 2.300 Ha

Pematang Obar yakni lokasi rencana RHL Blok IX dan Blok X hanya dapat ditempuh
dengan menggunakan sepeda motor dengan jarak 2 km.
b. Dari Kecataman Pulau Beringin menuju Desa Tanjung Bulan dapat ditempuh
melalui jalan darat beraspal dengan jarak 3 km, dari desa Tanjung Bulan menuju
Lokasi RHL Blok XI dapat ditempuh menggunakan sepeda motor lapangan dengan
jarak 3 km.
Aksesibilitas lokasi kegiatan dapat dilihat pada peta aksesibilitas pada Lampiran 3.

B.3. Matapencaharian
Matapencaharian masyarakat desa yang menjadi calon lokasi penanaman RHL disajikan
dalam Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Matapencaharian Masyarakat Desa Calon Lokasi Penanaman RHL
No Nama Blok Desa Kecamatan Tenaga Kerja
Petani 210; Buruh 37; PNS 3; Pedagan 10;
1 I Tanjung Agung Banding Agung
Lainnya 26
Petani 210; Buruh 37; PNS 3; Pedagan 10;
2 II Tanjung Agung Banding Agung
Lainnya 26
Petani dan buruh tani 216; Penggarap Lahan
3 III Sumber Makmur Banding Agung
82; PNS 2; Lainnya 3
Petani dan buruh tani 216; Penggarap Lahan
4 IV Sumber Makmur Banding Agung
82; PNS 2; Lainnya 3
Petani dan buruh tani 432; Penggarap Lahan
5 V Tanjung Besar Mekakau Ilir
24; PNS 23; Lainnya 25
6 VI Pere'an Mekakau Ilir Petani dan buruh tani 223; PNS 3; Lainnya 23
Petani dan buruh tani 121; Petani Penggarap
7 VII Kota Baru Mekakau Ilir
21; PNS 1; Lainnya 25
Petani dan buruh tani 241; Petani Penggarap
8 VIII Galang Tinggi Mekakau Ilir
21; PNS 11; Lainnya 66
9 IX Pematang Obar Pulau Beringin Petani dan buruh tani 937; Lainnya 263
10 X Pematang Obar Pulau Beringin Petani dan buruh tani 937; Lainnya 263
Petani dan buruh tani 668; PNS 22, Wiraswasta
11 XI Tanjung Bulan Pulau Beringin
40 Lainnya 100
Sumber: BPS, 2018

B.4. Tenaga Kerja


Jumlah pencari kerja terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan (OKUS) pada tahun 2017 sebanyak 775 pekerja dengan komposisi 386

PT. Centra Multicon Jaya |2-6


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka
Seluas 2.300 Ha

pekerja laki –laki dan 389 pekerja perempuan. Proporsi terbesar pencari kerja yang
mendaftar berpendidikan terakhir SMA sederajat yaitu sebesar 85% dari jumlah pencari
kerja.

Jika dilihat menurut sektor lapangan usaha, sektor Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan
Perikanan merupakan sektor yang menyerap jumlah tenaga kerja terbanyak di tahun 2017
yaitu sebesar 145.445 pekerja atau 75,28% dari total penduduk berusia 15 tahun ke ata s
yang bekerja selama seminggu yang lalu.

Tingkat pengangguran di Kabupaten OKUS pada tahun 2017 adalah 3,53%. Sementara
tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 79,41%.

B.5. Sosial Budaya


Mayoritas penduduk di desa calon lokasi penanaman RHL didominasi oleh suku dari ras
Komering dan Suku Semendo terdapat juga suku pendatang, antara lain dari Lampung,
Bengkulu, Suku Jawa, Suku Sunda dan Suku Batak.
Dilihat dari strukturnya, masyarakat desa di dalam dan di sekitar kawasan hutan KPH Unit
XVII Mekakau secara horisontal adalah heterogen. Kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan suku bangsa, agama, dan adat istiadat sangat jelas. Bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa Indonesia dan Komering, meskipun bahasa Jawa juga sering
digunakan sebagai bahasa pengantar diantara sesama warga yang sesuku.
Struktur masyarakat yang paling berpengaruh adalah golongan ulama (ahli agama) dan
golongan pegawai/perangkat desa. Mereka ini yang paling dihormati dan didengar oleh
masyarakat. Dalam kaitannya dengan program-program kehutanan, hendaknya
memanfaatkan golongan ulama dan golongan pegawai tersebut agar diterima oleh
masyarakat. Meskipun kondisi sosial masyarakatnya relatif heterogen, dengan hal itu dapat
menjadi modal positif dalam melaksanakan program pembangunan kehutanan melalui
pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat di sekitar lokasi adalah masyarakat agraris yang bersifat dinamis dan sebagian
besar telah lama mendiami lokasi, sehingga telah cukup akrab dengan hal bercocok tanam
serta memiliki kesadaran yang cukup tinggi akan arti pentingnya rehabilitasi hutan dan

PT. Centra Multicon Jaya |2-7


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rancangan Penanaman RHL (T-1) Di Wilayah UPTD KPH Mekakau-Saka
Seluas 2.300 Ha

lahan. Dimana hal itu akan berdampak baik pada waktu sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan
fisik di lapangan.

B.6. Kelembagaan Masyarakat


Kelembagaan yang akan berhubungan langsung dengan kegiatan RHL adalah kelompok tani
hutan (KTH) yang terdapat di masing-masing desa calon lokasi penanaman RHL. Tabel 2.5
memperlihatkan nama KTH tersebut.
Tabel 2.5. KTH yang Akan Berhubungan Langsung dalam Kegiatan RHL di KPH Makakau Saka

Luas Koordinat
Nama
No Desa Kecamatan KTH Lahan RHL
Blok
(Ha) BT LS
KTH Nahara
1 I Tanjung Agung Banding Agung 200 103⁰ 52' 39.776" 4⁰ 52' 4.439"
Indah
KTH Bunga
2 II Tanjung Agung Banding Agung Tanjung, Tanjung 300 103⁰ 53' 29.505" 4⁰ 50' 7.703"
Lestari
KTH Cahaya
3 III Desa Sumber Makmur Banding Agung 200 103⁰ 52' 14.818" 4⁰ 48' 57.791"
Makmur
KTH Cahaya
4 IV Sumber Makmur Banding Agung 150 103⁰ 52' 14.818" 4⁰ 48' 57.791"
Makmur
KTH Tanjung
5 V Tanjung Besar Mekakau Ilir 300 103⁰ 48' 46.793" 4⁰ 46' 43.452"
Besar
KTH Karya Tani,
6 VI Pere'an Mekakau Ilir 125 103⁰ 52' 9.033" 4⁰ 41' 32.565"
Sepakat Tani
7 VII Kota Baru Mekakau Ilir KTH Cahaya Baru 200 103⁰ 43' 40.583 4⁰ 40' 4.935"
KTH Berangin
8 VIII Galang Tinggi Mekakau Ilir 250 103⁰ 47' 32.99" 4⁰ 37' 21.999"
Jaya
KTH Konco Tani,
9 IX Pematang Obar Pulau Beringin Jaya Tani, Tani 200 103⁰ 42' 53.077" 4⁰ 32' 57.970"
Sukses,
KTH Tani
10 X Pematang Obar Pulau Beringin Makmur, Sahabat 200 103⁰ 43' 51.597" 4⁰ 32' 54.054"
Tani
KTH Maju
11 XI Tanjung Bulan Pulau Beringin 175 103⁰ 36' 29.969" 4⁰ 30' 58.418"
Bersama
Jumlah (Ha) 2.300
Sumber: Survey Lapangan, 2018

PT. Centra Multicon Jaya |2-8

Anda mungkin juga menyukai