BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
serangkaian aktivitas atau tugas yang memiliki tujuan spesifik yang harus dicapai
dengan spesifikasi tertentu, memiliki tanggal mulai dan selesai, memiliki keterbatasan
biaya, memerlukan sumber daya manusia dan non manusia, dan kegiatan multifungsi.
Proyek juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang kompleks, bersifat nonrutin dan
hanya terjadi satu kali yang ruang lingkupnya dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber
daya, dan spesifikasi desain penampilan untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau
stackholder (Gray dan Lason, 2000). Menurut Heizer dan Render (2006) menjelaskan
bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan kepada suatu
hasil utama. Menurut Husen (2009) proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya
seperti manusia material, peralatan, dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proyek merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas sementara yang dilakukan menggunakan berbagai sumber daya terbatas
seperti manusia, material, peralatan, dan modal, jangka waktu terbatas dan harus
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan agar menghasilkan produk atau jasa yang
karakteristik khusus, yaitu; (a) pekerjaan yang tidak rutin dilibatkan, (b) diperlukan
perencanaan, (c) objek yang spesifik dapat dilihat atau produk yang spesifik dapat
dibuat, (d) pekerjaan di lakukan oleh beberapa orang, (e) pekerjaan diselesaikan dalam
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
beberapa fase, (f) Sumber daya dan sumber dana yang digunakan dalam proyek
(knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-
& Render, 2006). Pada umumnya kegiatan manajemen berfokus pada kegiatan
seperti proses produksi atau penghantaran jasa. Manajemen proyek memiliki perbedaan
dari kegiatan manajemen pada umumnya, karena sebuah proyek memiliki batasan-
batasan seperti adanya batasan ruang lingkup dan biaya untuk suatu kegiatan yang
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, dan dalam proses pencapaian tujuan tersebut ada
tiga konstrain yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade Off Triangle atau Triple
batasan sebagai berikut atau lihat pada Gambar 2.1 Triple Constraint:
a. Tepat mutu, mutu adalah apa yang akan dikerjakan oleh proyek tersebut, produk,
layanan atau hasil yang diraih proyek tersebut atau disebut sebagai kinerja
b. Tepat waktu, yang di maksud dengan waktu ialah berapa lama waktu yang di
butuhkan untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu jadwal proyek. salah satu
komponen yang menjadi target utama dalam sebuah proyek. Pada intinya faktor
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
waktu ini adalah bagaimana kita menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah proyek. Komponen waktu begitu berarti, terutama pada saat-
saat yang memang sangat krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai
c. Tepat biaya, dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya, biaya di
Pada intinya faktor biaya atau cost ini adalah menentukan seberapa besar biaya
yang akan dikeluarkan untuk sebuah proyek. Faktor biaya ini sangat dipengaruhi
oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu faktor scope dan faktor time. Secara umum
semakin besar ruang lingkup dan semakin lama waktu, maka akan semakin besar
Clough dan Sears, (1991) mendefinisikan manajemen waktu proyek sebagai proses
menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien. Dengan menerapkan
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
manajemen waktu proyek, dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim
sebuah proyek dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Penjadwalan atau scheduling adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan
dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat diselesaikan dengan
Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat
lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan
evaluasi proyek (Ervianto, 2003). Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang
digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Pertimbangan penggunaan.
metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai
Barchart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal.
Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah
kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh
1. Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam
2. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut di atas, disusun urutan
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
lebih dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, dan tidak
kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan berakhir.
2.3.2 Kurva S
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot
detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Untuk menentukan bobot
biaya per item pekerjaan/ kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat
dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya (Arifin, 2016).
Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki
ketergantungan yang kompleks. Rencana kerja disusun berdasarkan urutan kegiatan dari
suatu proyek, sedemikian sehingga tampak keterkaitan pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lainnya. Dari informasi metode ini, tindakan koreksi dapat dilakukan
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
Produktivitas khusus terhadap pekerja, yaitu perbandingan antara hasil yang diproleh
(output) dengan jumlah sumber kerja yang digunakan (input). Produktivitas pekerja
dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar dari input yang digunakan.
Sebaliknya produktivitas pekerja dikatakan rendah jika hasil yang diperoleh relatif lebih
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Efisiensi terbagi menjadi dua, yaitu efisiensi waktu dan efisiensi biaya.
Efisiensi waktu adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat pelaksanaan hingga
kapan proyek itu selesai. Berdasarkan pengertian diatas bahwa schedule proyek
merupakan waktu yang direncanakan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Dalam hal
ini adalah schedule pelaksanaan khusus pekerjaan dinding lantai 6 sampai dengan lantai
sistem precast dan konvensional. Waktu dalam percepatan proyek terbagi menjadi
a. Waktu Normal yang merupakan taksiran waktu yang paling mungkin untuk
menyelesaikan proyek.
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
penyelesaian proyek.
Efisiensi biaya adalah tingkat kehematan dan pengorbanan ekonomi yang dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Biaya dalam percepatan proyek dapat
dibagi :
b. Biaya dipercepat yaitu biaya yang dikeluarkan bila proyek diselesaikan dengan
proyek sesuai dengan anggaran biaya yang telah di setujui. Hal-hal utama yang perlu
diperhatikan dalam manajemen biaya proyek menurut Soemardi, (2017) adalah sebagai
berikut:
dalam bentuk fisik (manusia, peralatan, material) dan kuantitasnya yang diperlukan
untuk melaksanakan aktivitas proyek. Proses ini sangat berkaitan erat dengan
b. Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah proses penghitungan kebutuhan sumber daya dalam bentuk
II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
kontrak, perlu dibedakan antara estimasi biaya dengan nilai kontrak. Estimasi biaya
bisnis di ana perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan salah
c. Penganggaran Biaya
ktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Dari proses ini
d. Pengendalian Biaya
biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi
Perhatian utama dalam manajemen biaya proyek adalah pada biaya sumber daya yang
proyek meliputi proses-proses yang diperlukan untuk menjamin agar anggaran biaya
yang telah disetujui cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan dalam lingkup
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Estimasi biaya yaitu proses pengembangan perkiraan sumber daya moneter yang
2. Penentuan anggaran yaitu proses menjumlahkan estimasi biaya setiap aktivitas atau
Adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik proyek, yaitu meliputi
seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan di proyek (dari persiapan hingga
penyelesaian) dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang diperlukan oleh
proyek tersebut. Biaya langsung dapat dihitung dengan mengalikan volume pekerjaan
dengan harga satuan pekerjaan. Biaya langsung ini juga biasa disebut dengan biaya
tidak tetap (variable cost), karena sifat biaya ini tiap bulannya jumlahnya tidak tetap,
Secara garis besar, biaya langsung pada proyek konstruksi sesuai dengan definisi di atas
3. Biaya alat
4. Biaya subkontraktor
5. Biaya lain-lain
Biaya lain-lain biasanya relatif kecil, tetapi bila jumlahnya cukup berarti untuk
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
3. Dan seterusnya
Adalah seluruh biaya yang terkait secara tidak langsung, yang dibebankan kepada
proyek. Biaya ini biasanya terjadi diluar proyek namun harus ada dan tidak dapat
dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya ini meliputi antara lain biaya pemasaran, biaya
overhead di kantor pusat/cabang (bukan overhead kantor proyek), pajak (tax), biaya
Nilai keuntungan kontraktor pada umumnya dinyatakan sebagai persentase dari seluruh
jumlah pembiayaan. Nilainya dapat berkisar 8% - 12%, yang mana sangat tergantung
dihadapi dan sering kali tidak tampak nyata. Sebagai contoh, keterlambatan pihak
pemberi tugas dalam melaksanakan tugas untuk membayar pekerjaan, dan sebagainya.
Biaya tidak langsung ini tiap bulan besarnya relatif tetap dibanding biaya langsung, oleh
karena itu juga sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Biaya tetap perusahaan ini
Oleh karena itu setiap menghitung biaya proyek, selalu ditambah dengan pembebanan
biaya. ini ditetapkan dalam persentase dari biaya langsung proyeknya. Biaya ini
walaupun sifatnya tetap, tetapi tetap harus dilakukan pengendalian, agar tidak melewati
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
bangunan. Menyusun anggaran biaya berarti menaksir atau mengira-ngira harga dari
satuan barang, bangunan atau benda yang akan dibuat dengan teliti dan secermat
mungkin. Dalam menyusun biaya diperlukan gambar-gambar bestek serta rencana kerja,
daftar upah, daftar harga bahan, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap
jenis pekerjaan.
Menurut Albert (2015), analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan
harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan
bangunan, upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standar pengupahan
pekerja dan harga sewa/ beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi.
Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang menunjukkan
nilai satuan bahan/ panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu
pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan/ panduan untuk merencanakan atau
Keterangan :
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
2.10 Beton
Menurut Ervianto (2006), Pekerjaan pengecoran beton memiliki sifat tidak dapat
lapangan mengacu pada beberapa peraturan untuk menjamin kualitas beton dari hasil
tersebut adalah :
1. Standar Indonesia
Secara umum sistem struktur komponen beton pracetak dapat digolongkan sebagai
1. Sistem struktur komponen pracetak sebagian, dimana kekakuan sistem tidak terlalu
dimana pemutusan dilakukan tidak pada balok dan kolom/bukan pada titik kumpul.
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Sistem pracetak penuh, dalam sistem ini kolom dan balok serta pelat dipracetak dan
penerapan sistem pracetak penuh akan lebih mengoptimalkan manfaat dari aspek
perencanaan.
Beton precast adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen- komponen
penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site fabrication),
precast ini akan berbeda dengan konstruksi monolit terutama pada aspek perencanaan
yang tergantung atau ditentukan pula oleh metoda pelaksanaan dari pabrikasi,
penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem
precast dalam hal cara penyambungan antar komponen join (M. Abduh, 2007).
Precast concrete (beton precast) adalah suatu metode percetakan komponen secara
mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan
khusus (bengkel pabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat
menghasilkan keuntungan, maka beton precast hanya akan diproduksi jika jumlah
bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, bentuk typical yang dimaksud
adalah bentuk-bentuk repetitif dalam jumlah besar (Batubara, 2012). Sistem struktur
beton precast merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan konstruksi
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
Menurut Wahyudi dan Hanggoro (2010) menjelaskan bahwa struktur elemen precast
suatu proyek karena sangat erat kaitannya dengan biaya proyek. Struktur elemen
lapangan
Salah satu alasan mengapa struktur elemen precast sangat ekonomis dibandingkan
cetakan beton yang tidak banyak variasi dan biasa digunakan berulang-ulang, mutu
material yang dihasilkan pada umumnya sangat baik karena dilaksanakan dengan
standar-standar yang baku, pengawasan dengan sistem komputer yang teliti dan
ketat.
Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen precast dapat dengan
seperti: warna dan model permukaan yang dapat dibentuk sesuai dengan rancangan.
II-14
Bab II Tinjauan Pustaka
f. Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih bersih dan
untuk mendapatkan struktur yang memenuhi persyaratan, baik dari segi kekuatan
elemen precast memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan, maka dapat diajukan
Namun demikian, selain memiliki keuntungan, struktur elemen precast juga memiliki
b. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara elemen yang
satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam pemasangan di
lapangan
c. Panjang dan bentuk elemen precast yang terbatas, sesuai dengan kapasitas alat
antara 150 sampai 350 km, tetapi ini juga tergantung dari tipe produknya.
Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum transportasi dapat sampai di atas
1000 km
II-15
Bab II Tinjauan Pustaka
e. Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk handling
dan erection
f. Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan kekuatan besar,
sehingga masalah sambungan merupakan persoalan yang utama yang dihadapi pada
g. Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan pada
beton precast
h. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock yard).
Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang
paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa
d. Sambungan balok, kolom dan plat lantai bersifat monolit (terikat penuh.
II-16
Bab II Tinjauan Pustaka
d. Terpengaruh oleh cuaca, apa bila hujan pengerjaan pengecoran tidak dapat
dilakukan.
berikut :
2.11.1 Bekisting
Pekerjaan cetakan beton, atau umumnya disebut dengan istilah bekisting, merupakan
pekerjaan sementara, tetapi walaupun merupakan pekerjaan sementara harus kuat untuk
menahan tekanan beton yang masih cair dan juga harus kuat jika terkena injakan para
pekerja dan pukulan-pukulan yang tidak disengaja. Harus diyakini juga agar tidak
berubah bentuknya selama pekerjaan pengecoran beton sampai beton menjadi keras.
Umumnya pembukaan bekisting dapat dibuka saat beton berusia tiga sampai dengan
empat hari meskipun beton matang pada usia di hari ke dua puluh delapan. Konstruksi
Persyaratan umum dalam mendesign suatu struktur, baik struktur permanen maupun
struktur sementara seperti bekisting setidaknya tiga persyaratan yang harus dipenuhi
yaitu
II-17
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Syarat Kekuatan, Yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah
3. Syarat Stabilitas, yaitu berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak
Selain itu, perencanaan dan design bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan
1. Ekonomis,
3. Tidak bocor
Konstruksi bekisting untuk struktur penyangga bisa dari perancah kayu atau perancah
baja bersekrup (Scaffolding). Perancah kayu umumnya diletakan dibagian atas gelagar
balok, untuk mencegah bekisting melesak. Perancah kayu dapat disetel tingginya
dengan pertolongan dua batang kayu yang dapat digeser. Perancah ini termasuk tipe
selain pemasangannya yang mudah dan cepat, perancah ini juga mampu menyangga
beban sampai dengan 5-20 kN (500-2000 kg). Perancah baja bersekrup terdiri dari dua
pipa baja yang disambung dengan selubung sekrup atau mur penyetel. Penggunaan
pemasangannya. Jika perancah ini dirawat dengan baik, maka dapat dipakai berahun-
II-18
Bab II Tinjauan Pustaka
tahun. Penyetelan dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup memerlukan
1. Perancah harus berdiri tegak lurus. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan
bekisting akibat dari gaya-gaya horizontal. Penyetelan dalam arah tegak lurus harus
dengan waterpass
2. Bila beberapa lantai akan dicor berurutan, maka lendutan akibat dari lantai yang
sebaik mungkin.
3. Tempat dari perancah perlu di pilih sedemikian rupa sehingga beban-beban dapat
terbagi merata. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan bentuk yang berbeda-
beda akibat dari perpendekan elastis perancah yang timbul karena pembebanan dan
2.11.2 Pembesian
Pembesian atau juga biasa disebut penulangan untuk beton, biasanya berfungsi menahan
gaya tarik yang terjadi pada beton, karena beton tidak kuat menahan gaya tarik. Peran
perencana dalam menghitung pembesian juga harus memperhatikan jarak besi antar
besi, jangan sampai terjadi agregat kasar tertahan oleh penulangan besi beton sehingga
terlalu benyak beragam dan ukuran besi yang digunakan, hal ini untuk mengurangi
Pemasangan dan pembengkokan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
II-19
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, sehingga
2. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang
3. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh
lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak kursi penunjang
4. Tulangan-tulangan yang langsung diatas tanah dan diatas agregat (seperti pasir,
kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu
beton yang mutunya paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
5. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketetapan tebal penutup beton. Untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor atau disebut dengan
6. Pada pelat-pelat pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada
cetakan bawah atau lantai kerja oleh balok-balok beton yang tinggi. Perhatian
II-20
Bab II Tinjauan Pustaka
khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan balok yang
berbatasan.
2.11.3 Pengecoran
Tahap terakhir dari proses ini adalah proses pengecoran. Pada dasarnya beton adalah
berupa bahan campuran dari semen, agregat, dan air dengan perbandingan berat tertentu
yang telah diaduk secara sempurna. Banyak jenis mutu beton yang digunakan untuk
proses konstruksi antara lain mutu beton fc 10 – fc 40. Pemilihan mutu beton tergantung
mengeras, menunda setting time dari beton, mempercepat setting time dari beton
Dalam proyek dengan volume dalam jumlah besar, maka untuk campuran beton segar
tidak mengaduk sendiri melainkan memesan jasa pihak lain, sehingga kondisi campuran
siap saji (ready mix) dapat langsung digunakan untuk mengisi pada cetakan yang telah
disediakan.
Biaya merupakan suatu komponen penting dalam suatu proyek konstruksi, karena
berpengaruh pada cashflow proyek dan keuntungan proyek. Hal yang penting dalam
faktor produksi adalah penentuan prioritas, komponen yang akan terlebih dahulu
dipabrikasi tentu harus disesuaikan dengan rencana kerja dan metode kerja yang
II-21
Bab II Tinjauan Pustaka
instalator. Area produksi harus tertata dengan baik, mulai dari tempat penumpukan
komponen beton pracetak. Konsekuensi dari metode ini adalah harus menyediakan
lahan kerja yang cukup luas karena lahan penumpukan bahan dan komponen beton
Proses penyatuan komponen bangunan yang berupa beton Pabrikasi yang telah
diproduksi dan layak (cukup umur) untuk disatukan menjadi bagian dari bangunan
disebut dengan erection. Kegiatan ini adalah salah satu faktor kunci keberhasilan dalam
struktur bangunan yang monolit merupakan hal yang amat penting dalam
menjadi dua. Pertama cara menyatukan beton dan yang kedua adalah cara penyatuan
meterial baja tulangan. Proses penyatuan material beton dengan sambungan basah (in-
situ concrete joint), sambungan kering (las, baut, pin, prestress), yang umum digunakan
Biaya merupakan suatu komponen penting dalam suatu proyek konstruksi, karena
berpengaruh pada cashflow proyek dan keuntungan proyek. Salah satu elemenya adalah
biaya beton yang cukup berpengaruh signifikan dikarenakan volume pekerjaan beton
yang sangat besar terutama untuk proyek gedung bertingkat. Biaya pekerjaan beton
II-22
Bab II Tinjauan Pustaka
dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya material beton itu sendiri dan biaya
operasional di lapangan dimana semua komponen pembiayaan mulai dari material yang
Secara teori tujuan utama dari penggunaan beton precast adalah untuk mempercepat
tersebut belum dapat dicapai dengan maksimal, sebaliknya terjadi pembengkakan biaya
1. Biaya peralatan karena komponen beton plat lantai yang cukup jauh berbeda,
tetapi pekerjaan beton pada kedua metode tersebut menggunakan alat bantu yang
2. Biaya upah tenaga kerja / tukang Perhitungan besarnya upah tenaga kerja untuk
kedua metode tersebut sama, karena besaran upah tersebut sudah terdapat harga
satuan untuk setiap m3 pekerjaan beton. Tenaga kerja yang meliputi pekerjaan,
Perbandingan kualitatif pada struktur kayu, baja, beton konvensional serta precast bisa
II-23
Bab II Tinjauan Pustaka
Tabel 2.1 Perbandingan Kualitatif Struktur Kayu, Baja, Beton Konvensional dan
Beton Precast
Terbatas Impor
Permintaan Banyak Banyak Paling Banyak Cukup
Pelaksanaan Sukar, Kotor Cepat, Bersih Lama, Kotor Cepat, Bersih
Pemeliharaa Biaya Tinggi Biaya Tinggi Biaya Sedang Biaya Sedang
n
Kualitas Tergantung Jenis Tinggi Sedang – Tinggi Tinggi
Harga Semakin Mahal Mahal Lebih Murah Lebih Murah
Tenaga Banyak Banyak Banyak Banyak
Kerja
Lingkungan Tidak Ramah Ramah Kurang Ramah Ramah
Standar Ada (sedang Ada (sedang Ada (sedang Belum Ada
disusun)
II-24
Bab II Tinjauan Pustaka
2.13 U-Ditch
U-ditch adalah saluran air berbentuk “U” yang biasanya digunakan untuk saluran
drainase. Type saluran ini banyak digunakan untuk saluran terbuka diatas permukaan
tanah, seperti saluran drainase jalan raya, saluran drainase lingkungan perkotaan,
perumahan, kawasan industri dan lain sebagainya. Saluran ini dilengkapi dengan
tutup/cover yang dirancang hanya untuk dilewati orang (light duty) maupun kendaraan
berat (heavy duty). Penggunaan uditch sebagai saluran air akan lebih ekonomis dalam
jangka panjang. Umur konstruksi dari produk beton sangat jauh jika dibandingkan
dengan saluran pasangan batu. Variasi ukuran sangat beragam untuk sesuai dengan
a. Saluran u ditch dibuat langsung dari area pabrik dengan memiliki kualitas mutu
beton K 350 ke atas (fc’ 30,33 MPa), jadi umur pemakaiannya bisa lebih tahan
lama
b. Proses pemasangan u ditch sebagai saluran air tidak membutuhkan waktu lama,
tenaga kerja dan alat berat yang dibutuhkan minimalisir jadi anggaran biaya untuk
c. Pembuatan lebar galian saat pemasangan u ditch tidak terlalu besar, jadi proses
pemasangan saluran u ditch tidak akan menganggu aktivitas disekitar area proyek.
d. Pemanfaatan saluran u ditch sangat cepat, setelah pemasangan selesai saluran ini
II-25
Bab II Tinjauan Pustaka
Research Gap adalah celah atau kesenjangan penelitian yang dapat dimasuki oleh
seorang peneliti berdasarkan pengalaman atau penemuan yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu. Tujuan dari penyusunan Research Gap ini adalah untuk mendapatkan
permasalahan serta sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi permasalahan.
Oleh karena itu, penelitian harus berhadapan dengan sesuatu yang menjadi masalah
didukung oleh pembenaran / justifikasi penelitian yang baik dan berupaya mencari
jawaban yang baru dari masalah yang penting untuk diteliti (Anwar Sanusi, 2012).
Berikut adalah Tabel 2.2 yang berisikan jurnal ilmiah Teknik sipil yang telah dikaji
II-26
Bab II Tinjauan Pustaka
II-27
Tabel 2.2 Referensi Penelitian Terdahulu (lanjutan)
II-28
Bab II Tinjauan Pustaka
II-29
Bab II Tinjauan Pustaka
II-30
Bab II Tinjauan Pustaka
II-31
Bab II Tinjauan Pustaka
II-32
Bab II Tinjauan Pustaka
II-33
Bab II Tinjauan Pustaka
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variabel yang akan diteliti yang sekaligus menunjukkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu dijawab melalui penelitian (Sugiyono, 2012). Kerangka berpikir
II-34
Bab II Tinjauan Pustaka
Berdasarkan analisis pendahuluan yang ada pada bab sebelumnya, maka dalam kajian
penelitian ini dapat dibuat sebuah hipotesa, “Pada u-ditch kantilever Proyek East
dengan menggunakan metode precast dan biaya dimungkinkan lebih efisien juga”.
II-35