Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Perencanaan Jaringan
Irigasi dan Drainase

Tahapan Proyek Irigasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik SIpil W111700026 Suprapti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran tentang:  Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan
 Definisi irigasi proses dalam proyek irigasi sesuai
 Tahapan proses dalam proyek irigasi dengan KP-1
 Problematika adanya proyek irigasi
Definisi Irigasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no. 20 tahun 2006, irigasi didefinisikan sebagai suatu
usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertaniaan yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia. Penyediaan air irigasi adalah
penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari sumber air untuk suatu daerah
irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang
pertanian dan keperluan lainnya.

Pembuangan air irigasi, yang selanjutnya disebut dengan drainase adalah pengaliran
kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi. Daerah irigasi
adalah kesatuan lahan yang mendapatkan air dari satu jaringan irigasi.

Daerah Proyek Irigasi


• Daerah Studi: Daerah Proyek + seluruh DAS+ tempat pengambilan air

• Daerah Proyek: daerah dimana diusulkan pelaksanaan pekerjaan dan akan mendapat
manfaat langsung.

• Daerah Irigasi Total/Brutto: daerah proyek dikurangi perkampungan, lahan bangunan-


jalan utama, rawa-rawa, daerah yang tidak akan dikembangkan untuk irigasi terkait di
bawah proyek yang dilaksanakan.

• Daerah Irigasi Bersih / Netto: lahan tanah yang ditanami padi. Luas netto = 0,9 x luas
total daerah yang dapat diairi.

• Daerah Potensial: daerah yang memiliki kemungkinan baik untuk dikembangkan.

• Daerah Fungsional: bagian dari daerah potensial yang telah memiliki jaringan irigasi
yang telah dikembangkan.

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
2 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Gambar 1.1. Batasan daerah proyek irigasi

Tahapan Proyek Irigasi

Proses pembangunan irigasi dilakukan secara berurutan berdasarkan akronim SIDLACOM


untuk mengidentifikasi berbagai tahapan proyek. Akronim tersebut merupakan kependekan
dari :
S – Survey (Pengukuran/Survei)
I – Investigation (Penyelidikan)
D – Design (Perencanaan Teknis)
La – Land acquisition (Pembebasan Tanah)
C – Construction (Pelaksanaan)
O – Operation (Operasii)
M – Maintenance (Pemeliharaan)

Akronim tersebut menunjukkan urut-urutan tahap yang masing-masing terdiri dari kegiatan-
kegiatan yang berlainan. Tahap yang berbeda-beda tersebut tidak perlu merupakan rangkaian
kegiatan yang terus menerus mungkin saja ada jarak waktu di antara tahap-tahap tersebut.

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
3 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
• Tahap Studi & Identifikasi

– Studi Awal (SA)

– Studi Identifikasi (SI)

– Studi Pengenalan (SP)

– Studi Kelayakan (SK)

• Tahap Perencanaan

– Perencanaan Pendahuluan (PP)

– Perencanaan Detail Akhir (PD)

Gambar 1.2. Skema tahapan SID

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
4 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Perencanaan Jaringan Irigasi dan
‘19
5 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Perencanaan Jaringan Irigasi dan
‘19
6 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Perencanaan Jaringan Irigasi dan
‘19
7 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Gambar 1.3. Skema tahapan proyek irigasi

• Studi awal: konsep berdasarkan pengamatan fisik dilapangan atau analisa data
topografi & hidrologi.

• Studi Identifikasi: pemeriksaan hasil Studi Awal dilapangan, menghasilkan gambaran


kelayakan teknis.

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
8 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Aspek yang ditinjau: lokasi dan luas DI,rencana pertanian, ketersediaan & kebutuhan air,
gambaran pekerjaan infrastruktur, program pelaksanaan & prioritas pengembangan,
terpenuhinya delapan syarat pengembangan, dampak sosek-lingkungan

Delapan syarat pengembangan daerah irigasi:

1. Kesuburan Tanah

2. Ketersediaan dan kebutuhan air (kuantitas, kualitas)

3. Keberadaan petani dan lahan

4. Pemasaran hasil produksi

5. Jaringan jalan & komunikasi

6. Status tanah

7. Terkendalinya banjir & genangan

8. Potensi transmigrasi, pertimbangan non-ekonomis

Studi pengenalan: untuk memberikan garis besar pengembangan multisektor dalam hal teknis
yang meliputi:

– Irigasi, hidrologi, pekerjaan infrastruktur/sipil

– Pembuatan rencana induk / masterplan

– Agronomi (ekonomi pertanian)

– Geologi

– Ekonomi

– Bidang terkait: perikanan, tenaga air.

Studi Pra-kelayakan & Studi kelayakan:

– Tidak diadakan pengukuran lapangan, hanya pemeriksaan lapangan.

– Untuk menilai kelayakan dari segi teknis & ekonomis

Tahap perencanaan terdiri dari:

1. Tahap perencanaan pendahuluan: bagian dari studi kelayakan.


a. Pengukuran:
Perencanaan Jaringan Irigasi dan
‘19
9 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
• Peta Topografi; 1:25000  tata letak umum
• Peta Topografi 1:5000  tata letak detail
• Peta Topografi 1:500 / 1:200 pada lokasi bangunan-bangunan utama,
bangunan silang.
• Kemampuan tanah; per 25 – 50 ha. Meliputi permeabilitas / perkolasi.

b. Perencanaan Pendahuluan:

– Untuk menentukan lokasi dan ketinggian bangunan utama

– Saluran irigasi dan drainase

– Luas daerah layanan / command area

– Analsisi hidrologi: ketersediaan air, kebutuhan air, neraca air.

2. Tahap perencanaan akhir

a. Pengukuran & penyelidikan:


- Pengukuran Topografi: trase & situasi bangunan. Dipakai satu referensi
ketinggian.
- Penyelidikan geologi teknik: geologi & mekanika tanah. Meliputi kondisi
geologi, sub base, daya dukung tanah, permeabilitas, daerah borrow area.
- Penyelidikan model hidrolis. Untuk bangunan utama dan bangunan besar.
Apabila formula empiris & teoritis tidak bisa merumuskan pola aliran.
b. Perencanaan dan laporan akhir:
- Gambar detail tata letak, saluran & bangunan.
- Perkiraan biaya, program & metode pelaksanaan, penyusunan dokumen lelang
dan pelaksanaan.

Instansi-Instansi Terkait untuk Perolehan Data


dalam Perencanaan Proyek Irigasi
Data-data dapat diperoleh dari instansi-instansi berikut:
- BAKOSURTANAL: untuk peta-peta topografi umum dan foto-foto udara.
- Direktorat Geologi: untuk peta-peta topografi dan peta-peta geologi.
- Badan Meteorologi dan Geofisika: untuk data-data meteorologi dan peta-peta topografi.

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
10 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
- Puslitbang Sumber Daya Air, Seksi Hidrometri: untuk catatan-catatan aliran sungai dan
sedimen, data meteorologi dan peta-peta topografi.
- DPUP: untuk peta-peta topografi, catatan mengenai aliran sungai, pengelolaan air dan
catatan-catatan meteorologi, data-data jalan dan jembatan, jalan air.
- Dinas Tata Ruang Daerah : informasi mengenai tata ruang.
- PLN, Bagian Tenaga Air: untuk peta daerah aliran dan data-data aliran air.

Problematika Akibat Proyek Irigasi


Mengingat air adalah merupakan bahan baku utama untuk memenuhi suatu kehidupan, maka
pemanfaatan irigasi berarti akan mempengaruhi seluruh tatanan pola aliran air yang telah
berlangsung lama. Beberapa permasalahan yang mungkin timbul akibat adanya proyek irigasi
adalah:

a. Perubahan pola pemanfaatan aliran air


Perubahan pola pemanfaat aliran air ini dapat mempengaruhi tatanan kehidupan pada suatu
daerah, bahkan dapat mempengaruhi hubungan antar wilayah kabupaten/propinsi, mungkin
malah antar negara. Untuk itu perlu dibuat pengaturan pola pemakaian pemanfaatan aliran
air (sungai). Dengan mulai berjalannya peraturan pemerintah tentang otonomi daerah, maka
peraturan/perundangan yang mengatur pemakaian/pemanfaatan aliran air sungai yang
melibatkan lebih dari satu wilayah kabupaten/propinsi akan sangat mendesak untuk dibuat.

b. Perubahan pola hidup binatang pada aliran air (sungai)


Pembangunan irigasi yang memerlukan bangunan air (bendung, waduk dan bendungan)
dimana dibangun dengan melintang/memotong sungai maka akan mengakibatkan
memutuskan migrasi suatu binatang air, misalnya ikan atau binatang air lainnya, yang pada
saat reproduksi harus di bagian hulu sungai dan setelahnya hidup di bagian hilir sungai akan
terputus. Binatang air pada aliran deras harus berubah hidup pada air kolam/waduk.

c. Perubahan pola distribusi sedimen transport, misalnya timbulnya agradasi dan degradasi
pada bagian hulu dan hilir bangunan bendung irigasi.
d. Perubahan pola aliran tanah
e. Perubahan pola hidup sosial budaya masyarakat

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
11 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
DAFTAR PUSTAKA
1. Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan, KP-01, 2010
2. Hidrologi untuk Pengairan, Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta, 1976.
3. Hidrologi Terapan, Bambang Triatmodjo, Beta Offset, 2008
4. Modul Perkuliahan Irigasi dan Bangunan Air, Ir. Hadi Susilo, MM, UMB, 2013
5. Modul Perkuliahan Irigasi, Joko Nugroho, ITB

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
12 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai