Anda di halaman 1dari 15

Sistem Kardiovaskular dan Hubungannya dengan Angina Pectoris

Sallyasri Megalind Bandua

102016039

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jl.Terusan Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Email: sallyasri.2016fk039@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga didalamnya dan berbentuk seperti
piramida terbalik yang berdiri diatas satu sisi dengan ukuran sebesar kepalan tangan. Jantung terletak
dibelakang sternum dan cartilago costae dalam mediastinum dan berada dibagian tengah diafragma,
depan esofagus. Jantung memiliki empat ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri, dan
ventrikel kanan. Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan saraf
parasimpatis. Saraf otonom ini bertanggung jawab untuk meregulasi detak jantung, kekuatan
setiap kontraksi dan luaran jantung. Jantung dipendarahi oleh Arteri coronaria yang memasok
jantung dengan darah teroksigenasi. A. Coronaria merupakan arteri ujung fungsional
sehingga apabila terjadi penyumbatan total maka miokardium yang mendapat darah dari
arteri yang tersumbat mengalami kekurangan darah (infark miokard). Jantung terdiri dari tiga
lapisan yaitu miokardium, endokardium dan epikardium. Siklus jantung terdiri dari sistol
(kontraksi dan relaksasi) dan diastol (relaksasi dan pengisian) yang bergantian. Darah dari
sistem vena terus mengalir kedalam atrium sehingga tekanan atrium sedikit lebih tinggi
dibandingkan tekanan di ventrikel meskipun keduanya berada pada kondisi relaksasi. Jantung
berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat adanya potensial aksi yang ditimbulkan
sendiri, suatu sifat yang dikenal sebagai otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantung yaitu sel kontraktil dan sel otoritmik.

Kata kunci : jantung, arteri coronaria, sistol, diastol

Abstract

Heart is an organ muskularis who have cavity therein and shaped like a pyramid inverted
who standing on one side with size of the fist .The heart is located behind the sternum and
cartilago costae in a mediastinum and is to central the diaphragm , front of the esophagus
.The heart having four space namely the left atrium , the right atrium , the left ventricle , and
the right ventricle .The heart is innervated by the autonomic nervous system that is of
sympathetic and parasympathetic nervous .Autonomic nervous are responsible for regulate
heartbeat , the power of every the contraction and the outer covering of the heart .The heart
dipendarahi by artery coronaria supplying the heart with blood teroksigenasi .A .Coronaria
is an artery the end of functional so if there is blockage total so the myocardium who are
blood from an artery that is clogged experienced a lack of blood ( a myocardial
infarction ) .The heart made up of three layers namely the myocardium , the endocardium
and the epicardium . The cardiac cycle consisting from the systole ( contraction and
relaxation and diastole ( relaxation and filling ) alternating.Blood of a system of veins
continuously flowing into atrium so that the pressure of atrium a bit higher than pressure in
the ventricles of although they were on condition relaxation.The heart contract or throbbing
in a rhythmic manner as a result of these an action potential inflicted own, a trait known as
otoritmisitas.There are two types of special heart muscle cells that is contractile cell and
cells otoritmik

Key word: the heart, an artery coronaria, systole, diastole

Pendahuluan

Sistem kardiovaskular terdiri dari dua komponen utama yaitu jantung dan pembuluh darah.
Komponen ketiga yaitu system limfatik yang tidak berisi darah, tetapi menjalankan fungsi
pertukaran yang penting bersama dengan pembuluh darah. Jantung berfungsi untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa dialirkan melalui pembuluh
darah yang tersebar di seluruh tubuh kita. Jantung terdiri dari dua pompa yang terpisah yaitu
jantung kanan yang memompakan darah ke paru-paru dan jantung kiri yang memompakan
darah ke organ-organ perifer. Setiap bagian jantung ini, masing-masing terdiri dari dua ruang
yaitu atrium dan ventrikel. Di dalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus yang
menyebabkan kontraksi jantung secara terus-menerus sehingga darah dapat terus menerus
mengalir ke seluruh tubuh dan paru-paru. Jantung bekerja dengan impuls saraf yang
dihasilkan oleh dirinya sendiri pada simpul SA, yang akan melalui simpul AV, kemudian
disalurkan ke seluruh bagian ventrikel melalui berkas His dan serat Purkinye.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai struktur jantung baik secara makroskopik maupun
mikroskopik, fungsi dan mekanisme kerja jantung, aktivitas kerja jantung dan enzim
kardiovaskular.

Makroskopis Jantung

Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga didalamnya dan berbentuk
seperti piramida terbalik yang berdiri diatas satu sisi dengan ukuran sebesar kepalan tangan.
Jantung terletak dibelakang sternum dan cartilago costae dalam mediastinum dan berada
dibagian tengah diafragma, depan esofagus. Bagian apex jantung menghadap kedepan, bawah
dan ke kiri sedangkan basisnya terletak diarah kebalikan apex yaitu menghadap ke posterior. 1-
3
Gambar 1. Anatomi Jantung4

Secara fungsional, jantung terdiri dari dua pompa yang terpisah oleh suatu sekat yaitu pompa
kanan dan pompa kiri. Pompa kanan menerima darah deoksigenasi dari tubuh dan
mengirimnya ke pulmo sedangkan pompa kiri menerima darah teroksigenasi dari pulmo dan
mengirimnya ke seluruh tubuh. Setiap pompa terdiri dari atrium dan ventrikulus yang
dipisahkan oleh suatu katup/valvula.1-3

Atrium yang berdinding tipis menerima darah yang datang dari vena-vena ke jantung
sedangkan ventrikulus berdinding tebal memompa darah ke arteri-arteri untuk keluar dari
jantung.1-3

Atrium dextra

Atrium dextra berada disepanjang batas kanan jantung dan terbuka pada bagian kirinya
kedalam segitiga ventrikel kanan. Darah kotor (darah deoksigenasi) masuk ke atrium dextra
melalui V. Cava superior, V. Cava inferior dan sinus coronarius. V. Cava superior masuk
pada bagian atas posterior atrium dextra sedangkan V. Cava inferior dan sinus coronarius
masuk pada bagian bawah posterior atrium dextra. Dari atrium dextra darah masuk ke
ventrikulus dextra melewati ostium atrioventriculare dextrum. Lubang ini tertutup oleh vulva
antrioventrikularis/vulva trikuspidalis selama kontraksi ventrikulus.1

Struktur tambahan atrium dextra adalah ostium sinus coronarii yang menerima darah dari
sebagian besar vena cordis dan bermuara disebelah medial terhadap ostium vena cava
inferior. Pada tepi atas ostium vena cava inferior terdapat fossa ovalis dengan tepi yang jelas
yaitu limbus fossa ovalis yang berperan penting dari sirkulasi festus.1
Ventrikulus dextra

Ventrikulus dextra terletak di kanan atrium dextra dan berlokasi didepan dan sebelah kiri
ostium atrioventriculare dextrum.

Ventrikulus dextra menerima darah dari atrium kanan melalui katup tricuspidalis (valvula
tricuspidalis). Dinamakan tricuspidalis karena memiliki tiga cupis atau daun katup. Disetiap
cupis melekat chorda tendinae dan m. papilaris yang berfungsi untuk mempertahankan agar
valvula tetap tertutup selama perubahan-perubahan dramatis ukuran ventrikulus saat
berkontraksi dan juga membantu mencegah terpisahnya cuspis selama kontraksi ventrikulus.
Penutupan sempurna valvula atrioventricularis dextra/valvula tricuspidalis menyebabkan
darah keluar dari ventrikulus dextra dan bergerak ke dalam truncus pulmonalis untuk
selanjutnya mengalami oksigenasi di paru-paru.1

Atrium sinistra

Atrium sinistra membentuk sebagian besar bagian posterior jantung. Atrium sinistra
menerima darah teroksigenasi dari 4 vena pulmonalis.

Septum interatrial merupakan dinding anterior atrium sinistra. Pada septum terdapat daerah
tipis atau cekungan yang disebut valvula foraminis ovalis yang mencegah darah lewat dari
atrium sinistra ke atrium dextra.1

Ventrikulus sinistra

Ventrikulus sinistra terletak di anterior atrium sinistra. Dinding ventrikulus ini jauh lebih
tebal dibandingkan ventrikulus dextra namun struktur keduanya sama.

Darah memasuki ventrikulus sinistra melalui melalui ostium antrioventriculare sinistrum dan
mengalir ke arah depan menuju apex. Ostium ini tertutup saat kontraksi ventrikulus oleh
valvula mitralis/valvula antrioventricularis sinistra yang disebut juga sebagai valvula
bicuspidalis karena memiliki dua cuspis. Sama halnya dengan ventrikulus dextra, pada cupis
melekat chordae tendineae dan musculi papillares.1

Katup-katup jantung

Katup Pulmonal setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis
kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal
trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka
bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga
memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.1

Katup Bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel
kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup
bikuspid terdiri dari dua daun katup.1

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh
tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah
darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.1

Persarafan jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
Saraf otonom ini bertanggung jawab untuk meregulasi detak jantung, kekuatan setiap
kontraksi dan luaran jantung. Cabang-cabang dari sistem simpatis dan parasimpatis
berkontribusi membentuk plexus cardiacus. Plexus ini terdiri dari pars superficialis dan pars
profundus. Pars superficialis berada inferior dari arcus aorta dan diantara arcus aorta dengan
trunkus pulmonalis sedangkan pars profundus berada diantara arcus aorta dengan bifurcatio
trachea.1

Stimulasi saraf parasimpatis dapat menurunkan detak jantung, menurunkan kekuatan


kontraksi dan mengkontraksikan arteri coronaria. Serabut-serabut preganglioner mencapai
jantung sebagai rami cardiaci dari nervus vagus dextra dan sinistra. Rami cardiaci memasuki
plexus cardiacus dan bersinaps di ganglia yang berlokasi di dalam plexus atau di dinding
atria.1

Stimulasi saraf simpatis dapat meningkatkan detak jantung dan meningkatkan kekuatan
kontraksi. Serabut-serabut simpatis mencapai plexus cardiacus melalui nervi cardiaci dari
truncus sympathicum. Serabut-serabut sympathicum preganglioner dari empat atau lima
medulla spinalis segmentalis atas masuk dan pindah melalui truncus sympathicum. Serabut
sympathicum ini kemudian bersinaps di ganglia sympathicum cervicalis dan thoracica atas
dan serabut-serabut postganglioner berlanjut sebagai rami bilateral dari truncus sympathicum
yang menuju ke plexus cardiacus.1
Vaskularisasi jantung

Arteri coronaria memasok jantung dengan darah teroksigenasi. A. Coronaria merupakan


arteri ujung fungsional sehingga apabila terjadi penyumbatan total maka miokardium yang
mendapat darah dari arteri yang tersumbat mengalami kekurangan darah (infark miokard).1

Arteri coronaria dextra keluar dari sinus dextra tepat diatas daun anterior katup aorta
ascendens diantara auricula dextra dan truncus pulmonalis kemudian arteri ini turun vertikal
diantara atrium dextra dan ventrikulus dextra pada sulcus coronarius. Sesampainya di margo
inferior cordis, arteri ini membelok ke posterior dan berlanjut pada sulcus sampai facies
diaphragmatica dan basis cordis. Arteri coronaria dextra menyuplai atrium dextra, ventrikulus
dextra, nodi sinuatrialisis dan atrioventriculare, septum interatrial, sebagian atrium sinistra,
sepertiga bagian posteroinferior septum interventricular dan sebagian pars posterior
ventriculus sinistra.1

Arteri coronaria sinistra keluar dari sinus aorta tepat diatas daun posterior kiri katup aorta.
Berjalan diantara truncus pulmonalis dan auricula sinistra sebelum memasuki sulcus
coronarius. Arteri coronaria menyuplai sebagian besar atrium sinistra dan ventriculus sinistra,
sebagian besar septum interventriculare termasuk fasciculus atrioventricularis
(atrioventriculare bundle) dan cabang-cabangnya.1

Selain A.coronaria, jantung juga diperdarahi oleh V. Cava superior, V. Cava Inferior, A.
Pulmonalis, empat vena pulmonalis, aorta dan A.Coronaria. Vena Cava Superior dan Inferior
bertugas untuk menuangkan darahnya ke dalam atrium kanan. Lubang vena cava superior
dijaga oleh katup semilunar2. Arteri Pulmonalis bertugas untuk membawa darah keluar dari
ventrikel kanan. 2 Empat Vena Pulmonalis bertugas untuk membawa darah dari paru-paru ke
atrium kiri. 2 Aorta bertugas untuk membawa darah keluar dari ventrikel.1
Mikroskopis Jantung

Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu miokardium, endokardium dan epikardium.

Endokardium terdiri atas tiga lapisan yaitu selapis endotel (epitel selapis gepeng), subendotel
(jaringan ikat longgar dibawah endotel) dan lapis elastiko muskulosa (mengandung serat
elastin dan serat otot polos) dibawah endokardium terdapat lapisan subendokardium yang
merupakan jaringan ikat longgar. Lapisan ini memisahkan endokardium dari miokardium
dibawahnya. Miokardium merupakan lapisan paling tebal yang terdiri atas jaringan otot
jantung. Kontraksi miokardium "menekan" darah keluar ruang menuju arteri besar.5,6

Epikardium merupakan lapisan paling atas dari dinding jantung. Epikardium tersusun dari
epitel selapis gepeng (lapisan perikardium viseral).5,6
Perikardium terdiri atas fibrosa dan serosa yang berfungsi sebagai pembungkus jantung.
Lapisan perikardium terdiri dari perikardium visceral dan paretal. Perikardium visceral
merupakan lapisan yang langsung menempel pada jantung sedangkan perikardium parietal
merupakan pembungkus luaran jantung. Antara perikardium visceral dan parietal terdapat
ruang perikardium yang berisi cairan serosa yang berfungsi sebagai pelumas untuk menahan
gesekan.5,6
Rangka jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan
katup jantung melekat. Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat Bagian utamanya yaitu
Septum membranaseum, trigonum fibrosum, anulus fibrosus.5,6

Katup jantung merupakan lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada anulus fibrosus.
Katup atrioventrikular terdiri dari dua katup yaitu katup mitral yang menghubungkan atrium
kiri dan ventrikel kiri dan katup trikuspid yang menguhubungkan atrium kanan dgn ventrikel
kanan.5,6

Pada sistem hantar rangsangan terdapat serat purkinye yang berfungsi untuk mempercepat
kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot jantung biasa. Serat purkinye
berukuran lebih besar drpd otot jantung biasa, banyak sarkoplasma, jumlah miofibril sedikit
dan terletak di tepi serat.5,6

Pembuluh darah jantungterdiri atas dua arteri koronaria yang mensuplai darah ke jantung &
vena jantung mengalirkannya kembali. Fungsi utama arteri koronaria & arteriolnya yaitu
untuk menyediakan O2 secukupnya sesuai kebutuhan miokardium.5,6

Mekanisme Siklus Jantung

Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan relaksasi) dan diastol (relaksasi dan pengisian)
yang bergantian.7

Darah dari sistem vena terus mengalir kedalam atrium sehingga tekanan atrium sedikit lebih
tinggi dibandingkan tekanan di ventrikel meskipun keduanya berada pada kondisi relaksasi.7

Karena perbedaan tekanan ini katup AV (atrioventriculare) terbuka dan darah mengalir
langsung dari atrium ke ventrikel sepanjang fase pengisian diastol ventrikel. Akibatnya
volume ventrikel perlahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi.7

Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA sampai ke ambang dan membentuk potensial
aksi. Impuls menyebar ke seluruh atrium. Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium
yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel sehingga meningkatkan kurva tekanan
atrium. Peningkatan tekanan ventrikel terjadi secara bersamaan dengan peningkatan tekanan
atrium hal ini disebabkan oleh tambahan volume darah yang dimasukkan ke ventrikel oleh
kontraksi atrium. Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium masih sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan ventrikel sehingga katup AV dalam kondisi tetap terbuka.7

Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan
pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah diakhir diastolik (volume diastolik
akhir/VDA) yang reratanya 135 ml. Selama siklus ini tidak ada lagi penambahan darah ke
ventrikel. Jadi, volume akhir diastolik adalah jumlah maksimum darah yang akan ditampung
ventrikel selama siklus ini.7
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus
untuk merangsang ventrikel. Secara stimultan, terjadi kontraksi atrium. Pada saat pengaktifan
ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Saat kontraksi ventrikel dimulai, tekanan
ventrikel melebihi tekanan atrium yeng menyebabkan katup AV menutup.7

Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV menutup, tekanan ventrikel
harus terus meningkat melebihi tekanan aorta. Setelah katup AV menutup dan sebelum katup
aorta terbuka, terdapat periode singkat ketika ventrikel berupa suatu ruangan tertutup karena
tidak adanya darah yang keluar maupun masuk. Periode ini dinamakan periode kontraksi
ventrikel isovolumetrik. Karena tidak adanya darah yang keluar maupun masuk ke dalam
ventrikel sehingga volume dan panjang otot pada ventrikel tidak mengalami perubahan.
Selama periode kontraksi ventrikel isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena
volume tetap.7

Saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorte maka katup aorta terbuka dan darah mulai
menyemprot. Kurva tekanan aorta meningkat ketika darah dipaksa berpindah dari ventrikel
ke dalam aorta lebih cepat daripada darah mengalir ke pembulu-pembuluh yang lebih kecil.
Volume ventrikel berkurang secara drastis sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar.
Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolunterik dan fase ejeksi (penyemprotan)
ventrikel.7

Dalam keadaan normal, ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama
penyemprotan namun hanya separuh dari jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir
diastol dipompa keluar selama sistol berikutnya. Jumlah darah yang tersisa pada akhir sistol
ketika fase ejeksi disebut volume sistolik akhir/VSA yang reratanya adalah 65 ml.7

Saat ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun dibawah tekanan
aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menyebabkan gangguan atau takik
pada kurva tekanan aorta yang disebut dengan takik dikrotik. Tidak ada lagi darah yang
keluar dari ventrikel karena katup aorta telah menutup.7

Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka karena tekanan pada ventrikel masih
lebih besar dibanding dengan tekanan atrium. Keadaan menutupnya semua katup disebut
sebagai relaksasi ventrikel isovolumetrik. Volume ventrikel dan panjang serat otot tidak
berubah. Tidak ada darah yang keluar maupun masuk seiring dengan relaksasi ventrikel dan
tekanan ventrikel terus menurun. Ketika tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium,
katup AV akan membuka dan mengisi ventrikel kembali.7

Sederhananya, bermula dari katup AV terbuka dan terjadi pengisian pasif ventrikel. Dalam
keadaan ini volume ventrikel meningkat cukup bermakna dan tekanan sedikit meningkat
sewaktu darah masuk. Kontraksi atrium melengkapi pengisian ventrikel. Volume diastolik
akhir tercapai pada akhir fase ini. setelah itu katup AV menutup. Kontraksi ventrikel
isovolumetrik pun terjadi dimana volume tetap konstan dan tekanan meningkat cukup drastis.
Hal inilah yang menyebabkan katup aorta membuka dan terjadilah penyemprotan volume
sekuncup darah dari ventrikel. Volume menurun secara jelas sewaktu tekanan meningkat lalu
turun secara perlahan sewaktu darah keluar. Volume sistolik tercapai pada akhir fase ini.
kemudian katup aorta menutup dan relaksasi isovolumetrik pun terjadi. Volume tatap konstan
dan tekanan menurun secara tajam. Siklus ini akan berlangsung secara terus-menerus selama
kita masih melangsungkan proses kehidupan.7

Aktivitas Kelistrikan Jantung

Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat adanya potensial aksi yang
ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal sebagai otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus
sel otot jantung yaitu sel kontraktil dan sel otoritmik.7
Sel otoritmik adalah sel yang jumlahnya sedikit tetapi sangat penting dalam proses kontraksi
otot jantung, sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi khusus memulai potensial aksi yang
kemudian diteruskan kepada sel kontraktil untuk berkontraksi, dengan catatan bahwa sel
otoritmik tidak melakukan kontraksi untuk memompa darah.7

Sel kontraktil membentuk 99% sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis untuk
memompa. Sel kontraktil tidak dapat membentuk potensial aksinya sendiri.7

Berbeda dengan sel saraf atau sel otot rangka, sel otot jantung tidak memiliki potensial
istirahat. Sel-sel ini justru memperlihatkan aktivitas pemacu. Potensial pemacu disebabkan
oleh interaksi kompleks beberapa mekanisme ion yang berbeda. Perubahan terpenting dalam
perpindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah peningkatan arus Na+ yang
masuk, penurunan arus K+ yang keluar serta peningkatan arus Ca2+ yang masuk.7

Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh masuknya Na + ke dalam melalui
kanal berpintu listrik yang hanya ditemukan pada sel pemacu jantung. Kanal khusus terbuka
saat membran menjadi lebih negatif (hiperpolarisasi) pada akhir repolarisasi dari potensial
aksi sebelumnya. Ketika satu potensial aksi berakhir dan kanal lf (kanal funny) terbuka maka
ion Na+ akan masuk ke dalam kanal yang terbuka dan mulai menggerakkan potensial
membran sel pemacu dengan menuju ambangnya sekali lagi.7

Mekanisme ion kedua yang berperan serta terhadp potensial pemacu adalah pengurangan
progresif fluks pasif K+ keluar. Di sel otoritmik jantung, permeabilitas K+ tidak konstan
diantara potensial aksi seperti pada sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membran
K+ menurun diantara dua potensial aksi karena secara perlahan saluran K + menutup pada
potensial negatif. Penutupan lambat ni secara bertahap mengurangi aliran keluar ion positif
Kalium mengikuti gradien konsentrasinya. Akibatnya, terjadi kebocoran ion Na+ ke dalam
secara perlahan bersama dengan penurunan perlahan kecepatan influks K+ melalui influks
K+.7

Peran ion ketiga terhadap potensial pemacu adalah meningkatnya pemacu ion Ca2+ transien
(kanal Ca2+ tipe T), salah satu dari dua jenis saluran Ca2+  berpintu listrik (voltase) terbuka
sebelum membran mencapai ambang. Influks Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisasi
membran, membawanya ke ambang saat ketikakanal Ca2+ tertutup.7

Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respons terhadap
pengaktifan saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lebih lama (Saluran Ca2+ tipe L)
dan diikuti oleh influks Ca2+ dalam jumlah besar.7

Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel
saraf dan otot rangka, yaitu influks Na+ dan bukan influks Ca2+yang mengubah potensial ke
arah positif. Sedangkan fase turun disebabkan oleh influks K + yang terjadi ketika
permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu listrik, bersama dengan
penutupan kanal Ca2+ tipe L. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat
berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K+ secara perlahan.7

Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka, sehingga permeabilitas terhadap Na+ pada
potensial negatif. Akibat dari ini adalah terjadinya influks pasif Na+ dalam jumlah kecil dan
konstan pada saat yang sama ketika kecepatan efluks K + secara perlahan berkurang, karena
itu bagian dalam secara gradual menjadi kurang negatif, yaitu membran secara bertahap
mengalami depolarisasi  dan bergeser menuju ambang.7
Sel-sel jantung non-kontraktil khusus yang mampu melakukan otoritmisitas terletak pada
nodus sinoatrium (nodus SA), nodus atrioventrikel (nodus AV), berkas His (berkas
atrioventrikel) dan serat purkinje.7

Nodus sinoatrium (nodus SA) merupakan suatu daerah kecil khusus ke dinding atrium kanan
dekat pintu masuk vena kava superior.7

Nodus atrioventrikel (nodus AV) merupakan suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus
yang terletak pada dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dengan
ventrikel.7

Berkas his (berkas atrioventrikel) merupakan suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan berjalan masuk ke septum antarventrikel, lalu berkas tersebut bercabang
menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding
luar.7

Serat purkinje merupakan serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas his dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel. Serat purkinje tampak seperti ranting kecil dari
suatu cabang pohon.7

Curah Jantung

Kontrol jantung adalh volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per menit
(bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Dua penentu curah jantung adalah
kecepatan denyut jantung permenit dan isi sekuncup (volume darah yang di pompa per
denyut). Kecepatan jantung rerata saat istirahat ialah 70 denyut per menit yang ditentukan
oleh ritmisitas nodus SA sedangkan isi kuncup rerata saat istirahat adalah 70 ml per denyut.
Menghasilkan curah jantung rerata 4900 ml/mnt atau mendekati 5 liter per menit.7

Rumus curah jantung :

Curah jantung (CI) = kecepatan jantung (jumlah denyut per menit) ×isi sekuncup

Curah jantung tergantung pada frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan kecepatan
kembalinya darah ke jantung (aliran balik vena). Curah jantung dapat berbeda selama
keadaan istirahat dengan olahraga. Saat olahraga (melakukan aktivitas yang cukup berat)
maka curah jantung dapat meningkat 20-25 liter per meni (bahkan bisa lebih jika pada atlit
terlatih). Perbedaan antara curah jantung saat istirahat dan volume maksimal darah yang
dapat di pompa oleh jantung per menit disebut cadangan jantung.7

Enzim Kardiovaskular

Enzim plasma dibagi dalam dua kelompok yaitu enzim fungsional yaitu enzim yang bekerja
dalam plasma dan enzim tidak/non fungsional yaitu enzim yang tidak bekerja di dalam
plasma.8

Enzim fungsional umumnya dibuat dalam hati. Terdapat dalam sirkulasi darah yang berfungsi
di dalam plasma dan bekerja di dalam darah, namun lebih besar dalam jaringan. Contoh dari
enzim fungsional antara lain, lipoprotein lipase, pseudocholinesterase, proenzim pembekuan
darah dan pemecahan bekuan darah.8

Enzim nonfungsional tidak berfungsi dalam darah karena substratnya tidak ada dalam darah.
Kadarnya lebih kecil dibandingkan dengan di jaringan. Ada dua jenis enzim nonfungsional,
yang pertama enzim ekstrasel, biasanya enzim ini berada pada saluran cerna (pepsin, tripsin,
amilase, dan lipase) pepsin dan tripsin berbahaya bila bekerja di darah maka tubuh membuat
protein anti enzim α1-antitripsin. Yang kedua yaitu enzim intrasel. Enzim ini meningkat jika
terjadi kerusakan sel. Substratnya tidak ada dalam darah. Kadarnya kurang dibanding di
jaringan.8

Ada beberapa jenis enzim yang akan dikeluarkan ke dalam darah apabila sel-sel jantung mati
atau mengalami kerusakan. Enzim-enzim tersebut yaitu glumatic-oxaloacetic transaminase
(GOT)/serum asparate amino transferase (AST), keratin kinase (CK) dan lactic acid
dehydrogenase (LDH).8

GOT/AST merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan
terutama hati dan jantung. Enzim ini terlokalisasi dalam mitokondria dan sitoplasma.
Aktivitas dalam serum meningkat tajam pada infark otot jantung. Pada infark otot jantung
jumlah GOT/AST plasma bisa meningkat hingga 4-10X normal.8

CK sebagian besar terdapat dalam otot lurik. CK terbagi dalam tiga bentuk isozim dimer
dalam jaringan manusia, yaitu enzim CK1 (BB) terdapat pada otak, paru, vesika urinaria,
atau usus; CK2 (MB) hanya terdapat pada sel-sel otot; CK3 (MM) pada otot skelet. Kadar
enzim CK kebanyakan berada di otot jantung dan otot rangka dan sedikit pada otak. Kadar
enzim ini dapat meningkat apabila terjadi kerusakan pada jaringan misalnya setelah infrak
jantung, distropia muskularis duschene, dalam kasus ini kadar CK dapat meningkat lima kali
dari batas normal dan tergolong peningkatan yang berat. Sedangkan peningkatan enzim CK
yang sedang dapat terjadi apabila kita melakukan suatu aktivitas yang berat, trauma, iskemia
berat dan lain-lain. jadi apabila enzim CK ini meningkat maka kita dapat menjadikannya
indikator adanya kerusakan pada miokardium.8

LDH merupakan enzim tetramik yang keempat subunitnya dinamai dengan H dan M. enzim
ini merupakan enzim yang melepas hidrogen dari suatu zat dan katalisator proses konfrensi
laktat menjadi piruvat. Sub unit H berfungsi untuk jantung, sedangkan sub unit M untuk otot.
H dan M akan berkombinasi sedemikian rupa menjadi isoenzim laktat dehidrogenase.
Isoenzim laktat dehidrogenase terbagi menjadi, I1, I2, I3,I4,I5.

 I1 : HHHH

 I2 : HHHM

 I3 : HHMM

 I4 : HMMM

 I5 : MMMM

Isoenzim I1 mendominasi pada jaringan yang ada di jantung, sedangkan I5 mendominasi di


hati. Enzim ini tersebar luas terutama pada ginjal, hati, otot rangka, dan miokardium.8

Kesimpulan

Jantung merupakan organ system sirkulasi atau yang serting disebut kardiovaskular. Jantung
memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. Jantung akan
memompa darah dengan cara berkontraksi dengan impuls yang dihasilkannya sendiri, apabila
terdapat gangguan pada jantung seperti angina pectoris maka penderita akan merasakan nyeri
dada yang menjalar ke punggung dan lengan kiri. Hal ini dapat terjadi karena jantung
kekurangan oksigen untuk menunjang kontraksinya. Salah satu faktor pencetusnya yaitu
karena melakukan aktivitas yang berat misalnya saja berolahraga.

Daftar Pustaka

1. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray. Dasar-dasar anatomi.


Jakarta:Elsevier;2014:h.93-113
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka
Utama;2009:h.145-153
3. Kabo P. mengungkap pengobatan jantung coroner:kesaksian seorang ahli jantung dan
ahli obat. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama;2008:h.11-13
4. Sobotta. Editor: Putz R, Pabst R, Gmbh E, Munich. Atlas anatomi manusia jilid 1.
Edisi: 22. Jakarta: EGC; 2007
5. Fawcett, Bloom. Buku ajar histologi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2002:h.401
6. Gartner LP, Hiat JL. Buku ajar berwarna histologi.Jakarta:Elseveier;2014:h.247-267
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem Ed.8th.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2016:h.333-347
8. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper . Edisi ke 27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009:hal.139

Anda mungkin juga menyukai