Anda di halaman 1dari 5

Notulensi Presentasi Referat Epistaksis Kelompok D

Pembimbing : dr. Adelien, Sp.T.H.T.K.L, FICS


Hari/Tanggal : Rabu, 8 Juli 2020
Waktu : 10.00 s.d 11.00

Sesi Diskusi:

1. Apakah setiap terjadi mimisan perlu diabawa ke dokter? Sebagai dokter


umum sejauh mana tatalaksana yang bisa kita lakukan?
jawab
Epistaksis umumnya terjadi sesekali dan cepat berhenti dengan sen
dirinya sehingga perawatan dirumah juga sudah cukup. Namun bila sudah
mengalami epistaksis yang terjadi selama lebih dari 20 menit atau epistaks
is yang terjadi setelah mengalami benturan pada kepala, segera bawa ke do
kter, atau bila epistaksis disertai dengan gejala lain seperti tampak pucat, c
epat lelah hingga jantung berdebar, atau dengan keluhan perdarahan hidun
g yang masif.
Sebagai dokter umum tatalaksana yang bisa kita lakukan adalah
sesuai dengan prinsip tatalaksana yaitu perbaiki keadaan umum, cari
sumber perdarahan, hentikan pendarahan, cari faktor penyebab untuk
mencegah perdarahan. Misal penyebab epistaksisnya itu karena udara
kering atau ada benda asing, maka kita langsung atasi hingga perdarahan
berhenti, tetapi bila ada perdarahan berlanjut dan tidak bisa diatasi dengan
penggunaan tampon maupun kauterisasi kima, maka harus segera di rujuk.
Misalnya epistaksis berat sampai hemodinamik tidak stabil serta penyebab
perdarahan sulit ditentukan atau penyebab perdarahan karena ada kelainan
lokal seperti tumor, polip dan telangiektasis maka harus kita rujuk ke
dokter spesialis THT

2. Salah satu komplikasi penggunaan tampon adalah infeksi seperti rino-


sinusitis, otitis media dan sebagainya, bagaimana cara untuk mencegah
terjedinya infeksi tersebut?
jawab
Caranya bisa dengan:
a. Saat melakukan pemasangan tampon kita gunakan vaselin dan salep
antibiotik untuk menjadi pelumas saat memasukan tampon sekaligus
mencegah infeksi. Salep antibiotik yang biasanya digunakan seperti
bacitracin dan polysporin.
b. Berikan antibiotik spektrum luas per oral seperti amkosisilin atau
golongan selfalosporin seperti cefixime.

3. Bagaimana hipertensi dapat menyebabkan epistaksis ?


Jawaban :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmhg. Epistaksis sering
terjadi pada tekanan darah tinggi karena kerapuhan pembuluh darah yang
di sebabkan oleh penyakit hipertensi yang kronis terjadilah kontraksi
pembuluh darah terus menerus yang mengakibatkan mudah pecahnya
pembuluh darah yang tipis.

4. Bagaimana pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi epistaksis ?


Jawaban :
Terjadi peningkatan gula darah yang meyebabkan kerusakan
mikroangiopati dan makroangiopati. Kadar gula darah yang tinggi dapat
menyebabkan sel endotelial pada pembuluh darah mengambil glukosa
lebih dari normal sehingga terbentuklah lebih banyak glikoprotein pada
permukaannya dan hal ini juga menyebabkan basal membran semakin
menebal dan lemah. Dinding pembuluh darah menjadi lebih tebal tapi
lemah sehingga mudah terjadi perdarahan. Sehingga epistaksis dapat
terjadi pada pasien diabetes mellitus.
5. Apakah area kiesselbach aja merupakan lokasi predisposisi kepada
terjadinya epistaksis?

Site of Bleeding Little’s area or Woodruff’s Retrocollumelar


Kiesselbach’s plexus vein
plexus
Incidence 90%; Children 10%; Elderly and Young people (<35
and young adults hypretensives years)
Results in Anterior epistaxis Posterior epistaxis Venous epistaxis
Location Antero-inferior In the lateral nasal 2mm behind the
region of nasal wall, inferior to columella at the
septum, just above the posterior end anterior edge of  the
the vestibule of inferior little’s area
turbinate
Anastomosis Anterior Posterior nasal  
ethmoidal artery + artery +
Superior labial Sphenopalatine
artery + artery +
Sphenopalatine Ascending
artery + Greater pharyngeal
palatine artery arteries (All are
(All that supplies branches of
nasal septum internal maxillary
except posterior artery belonging
ethmoidal artery) to ECA system)
Features Nasal mucosa is The plexus is Crosses the nasal
very fragile and is venous in origin floor and anastomose
tightly adherent to and have no with the plexus of
the underlying muscle walls lateral nasal wall.
cartilage and thus leading to poor  
offers little hemostasis.
resistance to Also, the commonest
mechanical or site of nose picking.
functional stress –
so easily irritated
by nasal picking,
cold dry air,
cigarette smoking
6. Tadi disebutkan bahwa vit c bisa mempengaruhi terjadinya epistaksis,
bagaimana prosesnya?
Karena vit c salah satu fungsinya adalah untuk koagulasi, sehingga kalau
misalnya kekurangan vit c itu bakal menyebabkan manifestasi pendarahan,
salah satu contohnya adalah epistaksis.
Sesi Penjelasan oleh dr. Adelien, Sp.T.H.T.K.L, FICS

Absensi

Anda mungkin juga menyukai