Dosen Pengampu:
Atika, M.Ak
Disusun oleh:
Fikri Fadhal (1831056)
Wulan Sari (1831175)
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Simpulan.......................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah?
2. Apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar modal syariah?
3. Apa saja institusi pendukung pasar modal syariah?
4. Bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah?
5. Apa saja fungsi pasar modal syariah?
6. Bagaimana karakteristik pasar modal syariah?
7. Apa saja instrumen dalam pasar modal syariah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah;
2. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar
modal syariah;
3. Untuk mengetahui apa saja institusi pendukung pasar modal syariah;
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah;
5. Untuk mengetahui apa saja fungsi pasar modal syariah;
6. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pasar modal syariah;
7. Untuk mengetahui apa saja instrumen dalam pasar modal syariah.
3
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pasar modal syariah di
Indonesia;
2. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai acuan
atau sarana untuk lebih megetahui tentang pasar modal syariah, serta
sebagai salah satu referensi dalam sistematika penulisan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
4
melakukan emisi di bursa), jenis efek yang di perdagangkannya telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun yang dimaksud dengan Efek Syariah
adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara
penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah.1
5
a. Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni Juz 5/173 (Beirut: Dal al-
Fikr, tanpa tahun): “Jika salah seorang dari dua orang berserikat
membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli
pihak lain”.
b. Pendapat Dr. Wahab al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa
Adillatuhu Juz 3/1841:”Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan
transaksi di atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham
adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya”.
c. Keputusan muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan”.
6
dan memberi hak dan kewajiban kepada anggota bursa atas transaksi
yang dilakukan.
4. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberi jasa terhadap penitipan
sekuritas atau harta lain yang berkaitan dengan sekuritas. Lembaga
kustodian ini terdiri dari LPP, perusahaan sekuritas atau perusahaan
efek dan bank umum yang disetujui pemerintah.
5. Biro Administrasi Efek
Biro administrasi efek merupakan lembaga pendukung pasar modal
di Indonesia, yang mempunyai peranan dalam pengelolaan sekuritas.
Dalam hal ini Biro Administrasi Efek memberi jasa terhadap
perusahaan penerbit (emiten) dalam bentuk pencatatan dan pengalihan
kepemilikan sekuritas bagi perusahaan penertbit.3
6. Wali Amanat
Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili
kepentingan seluruh pemegang obligasi. Jadi, peranan wali amanat
diperlukan pada saat penerbitan obligasi. Dan bertindak sebagai wali
amanat bagi investor.
7. Underwriter
Underwriter adalah pihak yang bertugas untuk menjual sekuritas.
Underwriter akan mengambil resiko untuk menjual sekuritas dengan
mendapatkan fee (imbalan yang diterima atas usaha yang telah
dikerjakan untuk pihak lain) dan komisi dari perusahaan yang dijamin.
8. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar di mana sekuritas pertama kali
dikeluarkan dengan kerja sama perusahaan dan pemerintah. Pada
pasar perdana perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual
sekuritas.
3
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqih dan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hal. 201.
7
9. Pasar Sekunder
Pasar sekunder merupakan tempat di mana pembeli dan penjual
datang bersama untuk memperdagangkan sekuritas dengan teratur,
melalui harga yang jelas bagi pihak penjual dan pembeli. Yang
dimaksud pasar sekunder adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar
perdananya berakhir. Pasar sekunder merupakan pasar di mana surat
berharga dijual setelah pasar perdana.4
4
Ibid.
8
6. Manajemen yang tidak mengandung unsur spekulatif dan
menghormati hak asasi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan
hidup.5
9
Menurut kaidah ini investor memiliki hak untuk bertransaksi dan
bebas membuat kontrak juga berarti bahwa investor tidak boleh
dilarang dalam bertransaksi. Termasuk dalam kaidah ini adalah bahwa
investor berhak untuk mencapai informasi dan pada saat yang sama
tidak boleh ditekankan untuk membuka rahasia tertentu.
2. Bebas dari salah interpretasi
Bahwa investor mrmiliki hak untuk mendapat informasi yang
besar, sehingga tidak minimbulkan salah interpretasi.
3. Hak untuk mendapatkan informasi yang sama
Bahwa seluruh investor memiliki akses yang sama untuk
mendapatkan satu set informasi yang khusus. Apabila satu pihak
memiliki satu set informasi maka harus dikemukakan kepada yang
lain.
4. Hak untuk memproses informasi yang sama
Dalam hal ini investor memiliki hak dan kemampuan yang sama
untuk memproses informasi, di mana tidak ada satu pihak yang
dirugikan.
5. Bebas dari gejolak hati
Menurut kaidah ini, seluruh investor selayaknya terbebas dari
berbuat kesalahan karena kurang pengendalian diri.
6. Hak untuk bertransaksi pada harga yang efisien
Bahwa investor melakukan transaksi pada tingkat harga yang
menurut persepsinya efisien atau benar.
10
Bahwa dalam bertransaksi, para investor memiliki kekuatan tawar-
menawar yang sama untuk negosiasi.7
7
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariah Modern. Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET, hal 80.
11
berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu
tahun terakhir; memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat
liquiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun
terakhir.8
2. Obligasi Syariah
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan yang menyatakan bahwa investor sebagai pemegang
obligasi tersebut telah meminjamkan sejumlah uang kepada
perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah
suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sebelum melaksanakan investasi pada obligasi, disarankan bagi
para investor untuk memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode
penilaian akan kemungkinan gagal bayar pada suatu obligasi. Saat ini
terdapat dua perusahaan pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan
PT Kasnic Duff & Phelps Credit Rating Indonesia.
Tidak semmua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah karena
untuk menerbitkan obligasi syariah terdapat beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah aktivitas utama emiten
harus halal atau tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No.
20/DSN-MUI/IV/2001. Syarat kedua adalah peringkat investment
grade, yaitu perusahaan harus memiliki fundamental usaha yang kuat;
memiliki fundamental keuangan yang kuat; memiliki citra yang baik
bagi publik.
8
Yusuf Muhammad. “Manajemen Keuangan Syariah”. Mataram: Penerbit Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2015. Hal 160-161
12
Di Indonesia terdapat dua skema obligasi syariah yang telah
berjalan, yaitu obligasi syariah mudharabah dan obligasi syariah
ijarah. Obligasi mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian rupa sehingga pendapaatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten. Sedangkan obligasi ijarah
menggunakan akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap
dan bisa diketahui sejak awal obligasi diterbitkan.
Obligasi syariah mudharabah memiliki pedoman khusus dengan
disahkannya Fatwa DSN No. 33/DSN-MUI/XI/2002, sedangkan
obligasi syariah ijarah tercantum dalam Fatwa No. 41/DSN-
MUI/III/2004. Dan obligasi syariah mudharabah konversi memiliki
payung hukum Fatwa No. 29/DSN-MUI/V/2007.
3. Reksadana Syariah
Reksadana adalah sekumpulan saham, obligasi, serta efek lain yang
dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan
investasi yang profesional. Dengan membeli sebagian unit Penyertaan,
investor individual dengan dana yanng terbatas dapat menikmati
manfaat atas kepemilikan berbagai macam efek. Selain itu, investor
juga terbebas dari kesulitan untuk menganalisis efek.
Reksadana syariah merupakan reksadana yang mengalokasikan
seluruh dana atau portofolionya ke dalam instrumen syariah seperti
saham yang tergabung dalam JII, obligasi syariah, dan berbagai
instrumen keuangan syariah lainnya. Reksa dana syariah memiliki
payung hukum Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang
pedoman pelaksanaan investasi untuk reksa dana syariah.9
9
Soemitra Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah”. Jakarta: Kencana, 2010. Hal
118-128
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah penulis paparkan di bab
sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang seluruh
mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten (perusahaan
yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau
melakukan emisi di bursa), jenis efek yang di perdagangkannya
telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah;
2. Salah satu dalil hukum pasar modal syariah adalah dalam QS.
Al-Baqarah; 275;
3. Salah satu fungsi pasar mmodal syariah adalah memungkinkan
bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya;
4. Instrumen pasar modal syariah adalah saham syariah, obligasi
syariah, dan reksa dana syariah.
E. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran
sebagai berikut:
5. Pasar moda syariah digunakan oleh para investor untuk
melakukan penanaman modal atau melakukan jual beli saham
secara syariah yang tentunya bebas dari praktek-praktek yang
dilarang;
6. Untuk mennghindari praktek yang dilarang seperti perjudian dan
riba maka kita sebagai umat Islam sudah seharusnya melakukan
jual beli saham di pasar modal syariah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Huda Nurul dan Edwin Nasution Mustafa. “Investasi Pada Pasar Modal
Syariah”. Jakarta: Kencana, 2008. Hal 114-117
15