Anda di halaman 1dari 18

PASAR MODAL SYARIAH

Dosen Pengampu:
Atika, M.Ak

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah


Lembaga Keuangan Syariah

Disusun oleh:
Fikri Fadhal (1831056)
Wulan Sari (1831175)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala
atas karunia, rahmat, dan nikmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Pasar Modal Syariah.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Lembaga Keuangan Syariah.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Atika, M.Ak selaku dosen pengampu mata kuliah Lembaga
Keuangan Syariah;
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
3. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga bantuan baik berupa moril maupun materil yang telah diberikan,
oleh Allah SWT. dapat diberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Petaling, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

D. Manfaat Penulisan..........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pengertian Pasar Modal Syariah.....................................................................4

B. Pertimbangan Dalil Hukum Islam pada Pasar Modal Syariah.......................5

C. Institusi Pendukung Pasar Modal...................................................................6

D. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah..............................................................8

E. Fungsi Pasar Modal Syariah...........................................................................9

F. Karakteristik Pasar Modal Syariah.................................................................9

G. Instrumen Pasar Modal Syariah....................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Simpulan.......................................................................................................14

B. Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan surga bagi pelaku investasi untuk menanamkan
modalnya. Hal ini terlihat sejak Indonesia belum merdeka, pihak asing telah
menanamkan modalnya dan merambah ke berbagai bidang perdagangan.
Investasi itu diawali dengan hadirnya bangsa Portugis yang datang ke Selat
Malaka pada tahun 1511 untuk berdagang rempah-rempah yang pada saat itu
sedang laku keras di berbagai negara. Investasi asing di Indonesia terus
berlanjut, seperti investasi yang dilakukan oleh Inggris dan China.
Investasi di bidang pasar modal Indonesia dimulai sejak pemerintahan
Hindia Belanda yang mendirikan Bursa Efek di Batavia (Jakarta) 14
Desember 1912 sebagai cabang Amserdamse Effectenbureurs.
Pasar modal saat itu berfungsi sebagai sumber pembiayaan perusahaan
dan menggali pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh di
Indonesia. Aktivitas pasar modal ini terhenti ketuka terjadi perang Dunia ke-
II. Ketika Indonesia merdeka, pemerintah menerbitkan obligasi pada tahun
1950. Pengaktivan pasar modal di Jakarta ini ditandai dengan diterbitkannya
Undang-Undang Darurat tentang Bursa Nomor 15 Tahun 1951 yang kemudian
ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 yang berkaitan
dengan pasar modal. Seiring dengan perkembangan zaman Undang-Undang
mengenai pasar modal ini telah mengalami berbagai perubahan.
Adapun mengenai pasar modal syariah terdapat dalam Fatwa DSN-MUI
No.80/DSN-MUI/tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dan sejak
November 2007 Bapepam dan LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Keberadaan
DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Yang isinya terdiri
dari seluruh saham syariah yang tercatat di BEI. Dengan adanya Fatwa dan

1
2

ISSI diharapkan dapat meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi


syariah di pasar modal Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
sepanjang memenuhi kriteria yang ada di dalam fatwa tersebut.
Karena latar belakang inilah akhirnya penulis berkeinginan untuk
mengambil tema dalam makalah yang akan penulis susun, dengan judul Pasar
Modal Syariah.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah?
2. Apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar modal syariah?
3. Apa saja institusi pendukung pasar modal syariah?
4. Bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah?
5. Apa saja fungsi pasar modal syariah?
6. Bagaimana karakteristik pasar modal syariah?
7. Apa saja instrumen dalam pasar modal syariah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah;
2. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar
modal syariah;
3. Untuk mengetahui apa saja institusi pendukung pasar modal syariah;
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah;
5. Untuk mengetahui apa saja fungsi pasar modal syariah;
6. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pasar modal syariah;
7. Untuk mengetahui apa saja instrumen dalam pasar modal syariah.
3

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pasar modal syariah di
Indonesia;
2. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai acuan
atau sarana untuk lebih megetahui tentang pasar modal syariah, serta
sebagai salah satu referensi dalam sistematika penulisan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal Syariah


Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange, dan market.
Sementara untuk modal sering digunakan istilah efek, sekuritas, dan stock.
Pasar modal merupakan salah satu cara atau kaidah untuk melakukan
kegiatan investasi. Pasar modal sama seperti pasar biasa pada umumnya, yaitu
tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan objek yang diperjual belikan
adalah hak kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang perusahaan.
Pasar modal juga dikenal dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut
UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyedikan sistem dan/atau sarana untuk menemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka. Dengan demikian objek transaksi di
pasar modal berupa efek, yaitu surat berharga berupa surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit peenyertaan
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pasar Modal
adalah transaksi modal diantara pihak penyedia dana (investor) dengan pihak
yang memerlukan modal (pengusaha) dengan menggunakan instrumen saham
(adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan), obligasi (suatu istilah
yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan
utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk
membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat
tanggal jatuh tempo pembayaran), reksadana, dan instrumen turunannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah adalah pasar
modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten
(perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau

4
melakukan emisi di bursa), jenis efek yang di perdagangkannya telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun yang dimaksud dengan Efek Syariah
adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara
penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah.1

B. Pertimbangan Dalil Hukum Islam pada Pasar Modal Syariah


1. Al-Qur’an
a. QS. Al-Baqarah [2]:275
“... dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ...”
b. QS. An-Nisaa’ [4]:29
“Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu ...”
c. QS. Al-Maa’idah [5]:1
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu ...”
2. Hadits
a. “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah
pihak ketiga dari dua pihak yang berserikat selama salah satu pihak
tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu pihak
mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya.” (HR. Abu
Dawud, al-Daruquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)
b. “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi
pembelian.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i)2
3. Kaidah Fiqh
“Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak
ada dalil yang mengharamkannya”.
4. Pendapat Ulama
1
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, hal. 79.
2
Sutedi Adrian. “Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip
Syariah”. Jakarta: Sinar Grafika, 2014. Hal 96-97

5
a. Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni Juz 5/173 (Beirut: Dal al-
Fikr, tanpa tahun): “Jika salah seorang dari dua orang berserikat
membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli
pihak lain”.
b. Pendapat Dr. Wahab al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa
Adillatuhu Juz 3/1841:”Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan
transaksi di atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham
adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya”.
c. Keputusan muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan”.

C. Institusi Pendukung Pasar Modal


Ada beberapa institusi yang diperlukan institusi pasar modal yang akan
melakukan transaksi perdagangan sampai penyelesaian transaksi. Di antara
institusi-institusi tersebut yaitu:
1. Bapepam
Dalam melakukan aktivitas pasar modal diperlukan suatu institusi
yang berwenang mengawasi semua aktivitas, karena keberadaan dan
aktivitas pasar modal melibatkan banyak pihak. Maka untuk
mewujudkan tempat investasi yang lebih baik, diperlukan instansi
yang berfungsi sebagai pengatur (regulator).
2. Bursa Efek
Bursa efek merupakan tempat dilakukannya aktivitas perdagangan
sekuritas (modal), dan penyediaan sistem untuk mempertemukan
penjual dan pembeli.
3. Lembaga Kriling dan Penjamin (LKP) serta Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga kriling dan penyimpanan dibentuk untuk melakukan
kliring, yang merupakan proses yang digunakan untuk menetapkan

6
dan memberi hak dan kewajiban kepada anggota bursa atas transaksi
yang dilakukan.
4. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberi jasa terhadap penitipan
sekuritas atau harta lain yang berkaitan dengan sekuritas. Lembaga
kustodian ini terdiri dari LPP, perusahaan sekuritas atau perusahaan
efek dan bank umum yang disetujui pemerintah.
5. Biro Administrasi Efek
Biro administrasi efek merupakan lembaga pendukung pasar modal
di Indonesia, yang mempunyai peranan dalam pengelolaan sekuritas.
Dalam hal ini Biro Administrasi Efek memberi jasa terhadap
perusahaan penerbit (emiten) dalam bentuk pencatatan dan pengalihan
kepemilikan sekuritas bagi perusahaan penertbit.3
6. Wali Amanat
Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili
kepentingan seluruh pemegang obligasi. Jadi, peranan wali amanat
diperlukan pada saat penerbitan obligasi. Dan bertindak sebagai wali
amanat bagi investor.
7. Underwriter
Underwriter adalah pihak yang bertugas untuk menjual sekuritas.
Underwriter akan mengambil resiko untuk menjual sekuritas dengan
mendapatkan fee (imbalan yang diterima atas usaha yang telah
dikerjakan untuk pihak lain) dan komisi dari perusahaan yang dijamin.
8. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar di mana sekuritas pertama kali
dikeluarkan dengan kerja sama perusahaan dan pemerintah. Pada
pasar perdana perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual
sekuritas.

3
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqih dan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hal. 201.

7
9. Pasar Sekunder
Pasar sekunder merupakan tempat di mana pembeli dan penjual
datang bersama untuk memperdagangkan sekuritas dengan teratur,
melalui harga yang jelas bagi pihak penjual dan pembeli. Yang
dimaksud pasar sekunder adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar
perdananya berakhir. Pasar sekunder merupakan pasar di mana surat
berharga dijual setelah pasar perdana.4

D. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah


Terdapat beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi
keuangan yang ditawarkan menurut Puntjowinoto, sebagaimana dikutip oleh
Prof. Dr. Abdul Ghafur Anshari sebagai berikut:
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberi nilai manfaat dan
menghindari setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang
memberi manfaat akan dilakukan dengan bagi hasil.
2. Uang sebagai alat pertukaran, bukan komoditas perdagangan dimana
fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan
daya beli suatu barang atau harta. Adapun manfaat atau keuntungan
yang ditimbulkannya berdasarkan asas pemakaian barang atau harga
yang dibeli dengan uang tersebut.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau
unsur penipuan di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak
sengaja.
4. Resiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak
menimbulkan resiko yang besar atau melebihi kemampuan
menanggung resiko.
5. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung resiko.

4
Ibid.

8
6. Manajemen yang tidak mengandung unsur spekulatif dan
menghormati hak asasi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan
hidup.5

E. Fungsi Pasar Modal Syariah


Fungsi pasar modal syariah di antaranya:
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan liquiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.6

F. Karakteristik Pasar Modal Syariah


Pasar modal yang ideal adalah yang memenuhi unsur etik dan
fair/transparan, disamping adanya unsur efisien. Obaidullah yang mengutip
pandangan Baruch Lev mengatakan, bahwa “pengertian etik dan fair adalah
terdapatnya persamaan kesempatan (equality of opportunity), di mana seluruh
pihak dalam pasar modal mendapat akses informasi yang sama dan relevan
untuk mengevaluasi aset”.
Gambaran mengenai pasar modal yang efisien, etik, dan faur, menurut
Shefrin dan Statman yang dikutip oleh Obaidullah, mengandung tujuh
karakteristik sebagai berikut:
1. Bebas dari pemaksaan
5
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga…, hal. 103.
6
 Huda Nurul dan Edwin Nasution Mustafa. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”.
Jakarta: Kencana, 2008. Hal 114-115.

9
Menurut kaidah ini investor memiliki hak untuk bertransaksi dan
bebas membuat kontrak juga berarti bahwa investor tidak boleh
dilarang dalam bertransaksi. Termasuk dalam kaidah ini adalah bahwa
investor berhak untuk mencapai informasi dan pada saat yang sama
tidak boleh ditekankan untuk membuka rahasia tertentu.
2. Bebas dari salah interpretasi
Bahwa investor mrmiliki hak untuk mendapat informasi yang
besar, sehingga tidak minimbulkan salah interpretasi.
3. Hak untuk mendapatkan informasi yang sama
Bahwa seluruh investor memiliki akses yang sama untuk
mendapatkan satu set informasi yang khusus. Apabila satu pihak
memiliki satu set informasi maka harus dikemukakan kepada yang
lain.
4. Hak untuk memproses informasi yang sama
Dalam hal ini investor memiliki hak dan kemampuan yang sama
untuk memproses informasi, di mana tidak ada satu pihak yang
dirugikan.
5. Bebas dari gejolak hati
Menurut kaidah ini, seluruh investor selayaknya terbebas dari
berbuat kesalahan karena kurang pengendalian diri.
6. Hak untuk bertransaksi pada harga yang efisien
Bahwa investor melakukan transaksi pada tingkat harga yang
menurut persepsinya efisien atau benar.

7. Hak untuk memiliki kekuatan tawar menawar yang sama

10
Bahwa dalam bertransaksi, para investor memiliki kekuatan tawar-
menawar yang sama untuk negosiasi.7

G. Instrumen Pasar Modal Syariah


Instrumen pasar modal pada prinsipnya yaitu semua surat berharga (efek)
yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Adapun yang menjadi
instrumen pasar modal syariah yaitu:
1. Saham Syariah
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan pada
suatu perusahaan. Pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham merupakan surat berharga
yang mempresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan.
Dalam syariah diatur ketentuan bahwa penyertaan modal tersebut
harus dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar
prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, menjalankan riba,
memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain.
Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok
ukur untuk mengukur perkembangan kinerja suatu investasi pada
saham yang berbasis syariah. Saham-saham yang masuk dalam indeks
syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan syariah. Selain kriteria tersebut dalam proses pemilihan saham
yang masuk JII (Jakarta Islamic Index), BEI melakukan tahap-tahap
pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek liquiditas dan kondisi
keuangan emiten, yaitu memilih kumpulan saham dengan jenis usaha
utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah
tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi
besar); memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau
tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90%; memilih 60 saham dari susunan saham di atas

7
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariah Modern. Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET, hal 80.

11
berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu
tahun terakhir; memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat
liquiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun
terakhir.8
2. Obligasi Syariah
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan yang menyatakan bahwa investor sebagai pemegang
obligasi tersebut telah meminjamkan sejumlah uang kepada
perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah
suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sebelum melaksanakan investasi pada obligasi, disarankan bagi
para investor untuk memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode
penilaian akan kemungkinan gagal bayar pada suatu obligasi. Saat ini
terdapat dua perusahaan pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan
PT Kasnic Duff & Phelps Credit Rating Indonesia.
Tidak semmua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah karena
untuk menerbitkan obligasi syariah terdapat beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah aktivitas utama emiten
harus halal atau tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No.
20/DSN-MUI/IV/2001. Syarat kedua adalah peringkat investment
grade, yaitu perusahaan harus memiliki fundamental usaha yang kuat;
memiliki fundamental keuangan yang kuat; memiliki citra yang baik
bagi publik.

8
Yusuf Muhammad. “Manajemen Keuangan Syariah”. Mataram: Penerbit Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2015. Hal 160-161

12
Di Indonesia terdapat dua skema obligasi syariah yang telah
berjalan, yaitu obligasi syariah mudharabah dan obligasi syariah
ijarah. Obligasi mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian rupa sehingga pendapaatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten. Sedangkan obligasi ijarah
menggunakan akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap
dan bisa diketahui sejak awal obligasi diterbitkan.
Obligasi syariah mudharabah memiliki pedoman khusus dengan
disahkannya Fatwa DSN No. 33/DSN-MUI/XI/2002, sedangkan
obligasi syariah ijarah tercantum dalam Fatwa No. 41/DSN-
MUI/III/2004. Dan obligasi syariah mudharabah konversi memiliki
payung hukum Fatwa No. 29/DSN-MUI/V/2007.
3. Reksadana Syariah
Reksadana adalah sekumpulan saham, obligasi, serta efek lain yang
dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan
investasi yang profesional. Dengan membeli sebagian unit Penyertaan,
investor individual dengan dana yanng terbatas dapat menikmati
manfaat atas kepemilikan berbagai macam efek. Selain itu, investor
juga terbebas dari kesulitan untuk menganalisis efek.
Reksadana syariah merupakan reksadana yang mengalokasikan
seluruh dana atau portofolionya ke dalam instrumen syariah seperti
saham yang tergabung dalam JII, obligasi syariah, dan berbagai
instrumen keuangan syariah lainnya. Reksa dana syariah memiliki
payung hukum Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang
pedoman pelaksanaan investasi untuk reksa dana syariah.9

9
Soemitra Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah”. Jakarta: Kencana, 2010. Hal
118-128

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah penulis paparkan di bab
sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang seluruh
mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten (perusahaan
yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau
melakukan emisi di bursa), jenis efek yang di perdagangkannya
telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah;
2. Salah satu dalil hukum pasar modal syariah adalah dalam QS.
Al-Baqarah; 275;
3. Salah satu fungsi pasar mmodal syariah adalah memungkinkan
bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya;
4. Instrumen pasar modal syariah adalah saham syariah, obligasi
syariah, dan reksa dana syariah.

E. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran
sebagai berikut:
5. Pasar moda syariah digunakan oleh para investor untuk
melakukan penanaman modal atau melakukan jual beli saham
secara syariah yang tentunya bebas dari praktek-praktek yang
dilarang;
6. Untuk mennghindari praktek yang dilarang seperti perjudian dan
riba maka kita sebagai umat Islam sudah seharusnya melakukan
jual beli saham di pasar modal syariah.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Huda Nurul dan Edwin Nasution Mustafa. “Investasi Pada Pasar Modal
Syariah”. Jakarta: Kencana, 2008. Hal 114-117

Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:


PRENADAMEDIA GROUP.
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqih dan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariah Modern.
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Soemitra Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah”. Jakarta: Kencana,
2010.

 Sutedi Adrian. “Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan


Prinsip Syariah”. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Yusuf Muhammad. “Manajemen Keuangan Syariah”. Mataram: Penerbit Institut


Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai