Anda di halaman 1dari 2

DARI 'Aisyah radhiallahu anha berkata, "Sekelompok orang-orang Yahudi

minta izin untuk bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka
mengucapkan: Assaamu'alaikum (kematian bagimu)." 'Aisyah menjawab; 'Bal
'alaikumus saam wal la'nah.' (Justru bagi kalian kematian dan laknat)". Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Wahai 'Aisyah, sesungguhnya
Allah Ta'ala mencintai, kelemahlembutan dalam segala urusan.' Lalu 'Aisyah
berkata, 'Tidakkah Anda mendengar ucapan mereka?' Jawab beliau: 'Ya, aku
mendengarnya, dan aku telah menjawab; wa'alaikum.' (HR. Muslim, hadits no
4027)

Hikmah Hadits:

1. Kedengkian orang-orang kafir, khususnya orang-orang Yahudi terhadap Nabi


shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga dalam mengucapkan salam kepada beliau pun
mereka "memplesetkannya" dari ucapan "assalamualaikum" (semoga Allah
memberikan keselamatan bagimu) menjadi "assaamualaikum" (kematian bagimu).
Ungkapan ini adalah bentuk kebencian mereka terhadap Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan menginginkan keburukan menimpa beliau.

2. Bahwa tidak selalu setiap keburukan harus dibalas dengan keburukan juga.
Terbukti bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam 'menegur' Aisyah yang marah
dengan ucapan salam orang Yahudi kepada beliau. Lalu Aisyah membalasnya dengan
"bal alaikumussaamu wal la'nah" (justru bagi kalian kematian dan laknat). Dan
kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menasihatinya, 'Wahai 'Aisyah,
sesungguhnya Allah itu mencintai kelemahlembutan dalam segala urusan.' Artinya
bahwa seyogianya kita juga tetap berusaha berlaku baik dan bijak, meskipun terhadap
orang yang berlaku buruk sekalipun terhadap kita.

3. Dalam hal ada orang kafir yang kemudian mengucapkan salam kepada kita, maka
anjurannya adalah tetap dijawab salamnya, namun dengan jawaban "waalaikum"
(saja). Hal ini sebagaimana hadits di atas dan juga hadits lainnya sebagai berikut, dari
Anas bahwa Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada beliau,
'Sesungguhnya orang-orang Ahli Kitab memberi salam kepada kami, bagaimana kami
menjawabnya? ' Jawab beliau, jawablah dengan Wa'alaikum' (saja).' (HR. Muslim,
hadits no 4025).

4. Bahwa salam adalah doa, cita-cita dan harapan, agar Allah Ta'ala memberikan
keselamatan, rahmat dan keberkahan tethadap orang yang kita tujukan salam
kepadanya. Karena doa adalah termasuk bagian dari aqidah dan ibadah. Maka oleh
karenanya hanya boleh ditujukan dan atau dijawab antara saudara sesama muslim
saja. Bahkan dalam riwayat lainnya, ternyata salam adalah jalan untuk mempererat
ukhuwah, memperkokoh iman dan mengantarkan menuju jannah.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kalian tidak akan masuk surga hingga
kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi.
Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya
niscaya kalian akan saling menyayangi? (Yaitu) Sebarkanlah salam di antara kalian."
(HR. Muslim, hadits no 81).

Anda mungkin juga menyukai