Disusun oleh :
KELOMPOK A
1. KELOMPOK PKL RS SAIFUL ANWAR MALANG
2. KELOMPOK PKL RSD dr. SOEBANDI JEMBER
3. KELOMPOK PKL RSUD dr. SOEDONO MADIUN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun guna
memenuhi tugas Seminar Praktek Kerja Lapangan di RS Saiful Anwar Malang,
RSD dr. Soebandi Jember dan RSUD dr. Soedono Madiun. Penyusunan makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik rekan-rekan, dosen
pembimbing serta dosen narasumber.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami sadari masih banyak sekali kekurangan baik dari sisi
penulisan maupun isi dari makalah ini, untuk itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
1.4 Manfaat..............................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................7
2.1 Transplantasi Organ...........................................................................................7
2.1.1 Pengertian Transplantasi Organ..................................................................7
2.1.2 Jenis-Jenis Transplantasi Organ..................................................................7
2.1.3 Efek Samping Pasca Transplantasi Organ................................................11
2.2 Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Transplantasi Organ...............................12
2.3 Manfaat CDC-Crossmatch bagi Pasien Transplantasi Organ...........................12
2.4 Pemeriksaan CDC-Crossmatch........................................................................12
2.4.1 Prinsip CDC-Crossmatch..........................................................................12
2.4.2 Metode Pemeriksaan.................................................................................13
2.4.3 Spesimen yang digunakan........................................................................13
2.4.4 Alat dan Bahan.........................................................................................13
2.4.5 Prosedur pemeriksaan CDC-Crossmatch..................................................14
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................22
3.1 Kesimpulan......................................................................................................22
3.2 Saran................................................................................................................22
Daftar Pustaka................................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi lagi dengan organ dari
manusia lain yang masih berfungsi dengan baik. Di Indonesia transplantasi hanya
melakukannya atas dasar adanya persetujuan dari donor maupun ahli warisnya
18/1981). Ada dua jenis transplatasi yang sering digunakan didunia medis, yaitu
transplantasi dari donor orang yang meninggal dan donor yang masih hidup.
permasalahan dari segi etika dan moral maupun resiko akibat dari transplantasi
baik dari resipien maupun pendonor (Saifullah, 2016). Rsiko yang paling sering
menyebabkan demam, menggigil, mual, lelah dan perubahan tekanan darah yang
resipien, sehingga penolakan dari tubuh resipien terhadap organ yang didonorkan
4
adalah CDC (Complement Dependent Cytoxic) dan HLA (Human Leukocyte
Antigen) untuk melihat kecocokan dari organ yang didonorkan dengan resipient.
CDC merupakan pemeriksaan yang didasarkan pada reaksi antara antibodi tubuh
terhadap organ yang donorkan dapat diketahui lebih awal dan menghindari risiko
organ?
1.3 Tujuan
5
5. Mengetahui definisi pemeriksaan CDC-Crossmatch
organ
1.4 Manfaat
transplantasi organ
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Transplantasi berasal dari bahasa Inggris yakni ‘to transplant’ yang berarti
‘to move from one place to another’ artinya: ‘berpindah dari satu tempat ke
pemindahan alat dan atau jaringan organ tubuh manusia yang berasal dari tubuh
sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat
modern. Melibatkan donasi organ dari satu manusia kepada manusia lain yang
Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor atau jaringan tubuh, maka
tubuh seseorang yang hidup kepada orang lain atau ke bagian lain dari tubhnya
ginjal saja. Akan tetapi mungkin bagi donor hidup juga untuk memberikan
7
sepotong/sebagian dari organ tubuhnya misalnya paru, hati, pankreas dan usus.
Juga donor hidup dapat memberikan jaringan atau selnya degeneratif, misalnya
atau jaringan dari tubuh jenazah orang yang baru saja meninggal kepada tubuh
orang lain yang masih hidup. Pengertian donor mati adalah donor dari seseorang
yang baru saja meninggal dan biasanya meninggal karena kecelakaan, serangan
jantung, atau pecahnya pembuluh darah otak. Dalam kasus ini, donasi organ akan
mungkin meninggal dalam kamar emergensi ataupun dalam kondisi mati batang
otak. Jenis organ yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak memiliki
kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas, hati,
1. Autogaft
lain dalam tubuh orang itu sendiri. Biasanya transplantasi ini dilakukan pada
jaringan yang berlebih atau pada jaringan yang dapat beregenerasi kembali.
Sebagai contoh tindakan skin graft pada penderita luka bakar, dimana kulit donor
berasal dari kulit paha yang kemudian dipindahkan pada bagian kulit yang rusak
8
akibat mengalami luka bakar. Kemudian dalam operasi bypass karena penyakit
jantung koroner.
2. Isograft
prosedur transplatasi yang dilakukan antara dua orang yang secara genetik identik.
Transplantasi model seperti ini juga selalu berhasil, kecuali jika ada permasalahan
teknis selama operasi. Operasi pertama ginja yang dilakukan pada tahun 954
3. Allograft
seseorang ke tubuh orang lain. Misalnya pemindahan jantung dari seseorang yang
telah dinyatakan meninggal pada orang lain yang masih hidup. Kebanyakan sel
4. Xenotransplantation
species bukan manusia kepada tubuh manusia. Contohnya pemindahan organ dari
babi ke tubuh manusia untuk mengganti organ manusia yang telah rusak atau
memberikan organ jantung dan parunya kepada penerima donor, dan penerima
donor ini memberikan jantungnya kepada penerima donor yang lain. Biasanya
parunya perlu diganti dan secara teknis lebih mudah untuk mengganti jantung dan
9
paru sebagai satu kesatuan. Biasanya jantung dari penderita ini masih sehat,
Kadangkala donor mati khususnya donor hati, hatinya dapat dibagi untuk
dua penerima, khususnya dewasa dan anak, akan tetapi transplatasi ini tidak
besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk.
Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoetik.
2. Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation)
Peredaran tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk
yang terkandung tidak sebanyak pd sumsum tulang untuk jumlah sel induk
Aferesis.
Darah tali pusat mengandung sejulah sel induk yang bermakna dan
memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulangatau dari
darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.Transplantasi sel induk dari darah tali pusat
telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang
10
Transplantasi sel induk merupakan infusi dari sel induk yang sehat kepada
tubuh pasien itu sendiri. Transplantasi sel induk dilakukan apabila sumsum tulang
berhenti memproduksi sel induk yang sehat. Sama dengan transplantasi lainnya
jenis transplantasi induk ada yang sifatnya autograft yaitu tubuh sendiri yang
berasal dari donor orang lain asalkan cocok, biasanya yang masih ada hubungan
darah, akan tetapi saat ini bisa juga didapatkan dari donor orang lain. Perlakuan
ini biasanya dilakukan untuk leukemias, lymphomas, dan kelainan lain dari
“dobel autograft”, sel induk dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dilakukan dosis
dengan jarak 6 bulan. Cara ini digunakan untuk penyakit cancer jenis tertenut,
chronic)
Meskipun jenis HLA agak mirip, tetapi jika sistem Created by Patricia
setelah organ dicangkokkan, tetapi mungkin juga baru tampak beberapa minggu
bahkan beberapa bulan kemudian. Penolakan bisa bersifat ringan dan mudah
ditekan atau mungkin juga sifatnya berat dan progresif meskipun telah dilakukan
pengobatan. Penolakan tidak hanya dapat merusak jaringan maupun organ yang
11
dicangkokkan tetapi juga bisa menyebabkan demam, menggigil, mual, lelah dan
2. Kematian
resonance imaging)
3. Test darah lengkap, hitung darah, kimia darah dan skrinning terhadap viruses
(CDC)
adalah mengetahui reaksi antara sel limfosit donor dan pasien serta mengetahui
menghasilkan bentuk antigen antibodi kompleks yang mendorong lisisnya sel. Sel
12
yang lisis akan terdeteksi dengan adanya zat warna yang masuk kedalam sel yang
mati. Reaksi ini akan dihentikan dengan penambahan formalin. Antigen yang ada
dipermukaan sel tidak bereaksi dengan antibodi dan tidak terwarnai dengan zat
warna disebut reaksi negatif. Antigen yang ada dipermukaan sel bereaksi dengan
Alat:
a. Tabung reaksi 5 mL
b. Mikropipet
c. Rak magnet
d. Pipet disposable
e. Timer
f. Well 96
g. Mikroskop fluorescence
Bahan:
a. Darah ACD
b. Pb citrate 1x
d. RPMI
e. Limfosit T Developer 1x
13
f. Cation negative (serum golongan darah AB)
h. AHG
l. Fluoroquench
A. Isolasi limfosit T
3 kali
7. Buka tutup tabung dan letakkan tabung di magnet pemisah selama 3 menit
9. Lalu labelkan tabung dan larutkan kembali cell beadsnya dengan 0,5 mL
RPMI.
B. Isolasi Limfosit B
14
1. Pipet darah ACD 5 mL ke dalam tabung 15 mL
6. Buka tutup tabung dan letakkan tabung sampel di magnet pemisah selama
5 menit
8. Lalu labelkan tabung dan larutkan kembali cell beadsnya dengan 0,5 mL
RPMI.
2. Darah ACD
3. Buffer Al
15
4. Ethanol absolute
5. Buffer AW dan AE
6. DNA stock
7. Primer
8. Dmix
9. Taq
16. Vorteks
17. Sentrifuge
18. Spindown
Prosedur Kerja :
a. Ekstraksi DNA
16
di vorteks 15 menit
spindown
6. Tempatkan spindown dalam collection tube yang baru, buang collection tube
11. Tambahkan 200 µLbuffer AE, inkubasi pada suhu kamar selama 1 menit
12. Baca konsentrasi DNA dengan nano drop (20 ng/µL, purity 1,65-1,8) jika
13. Panaskan DNA yang sudah diencerkan pada suhu 56⁰C selama 5 menit.
b. Amplifikasi
2. Pipet 2 µL DNA sampel kedalam well tray PCR tube lalu tambahkan Taq
17
PCR tube yang berisi DNA sampel
4. Tutup tray dengan seal lalu masukkan dalam termal cycler. Jalankan program
Lab-AMP (± 90 menit)
5. Simpan amplifikan dalam tray pada suhu -20⁰C sampai digunakan atau untuk
keproses denaturasi
c. Denaturasi
d. Hibridisasi
1. Buatlah campuran reagen bead mix dan hibridization buffer / HBM sesuai
2. Pipet 38 µL HBM kedalam tiap well PCR tube, tutup tray dengan seal
kemudian divortex
3. Masukkan tray dalam thermocyler pada suhu 60⁰C. Jnalankan program Lab-
4. Lalu tray diletakkan diatas tray holder . Buka seal dengan cepat dan
tambahkan 100 µL wash buffer (WB) kedalam tiap well kemudian tray
5. Buka seal, buang WB dengan cepat tambahkan 100 µL WB dalam tiap well
e. Labelling
18
1. Bualah campuran 1x SAPE Solution
2. Pipet 50μl 1x SAPE Solution kedalam tiap well, tutup tray dengan seal,
kemudian divortex.
menit.
4. Keluarkan tray, letakkan diatas tray holder, buka seal dan cepat tambahkan
100μl WB, kedalam tiap well tutup tray dengan seal dan sentrifuge 1000-
6. Tutup tray dengan aluminium foil, simpan dalam ruang gelap pada 4⁰C
HLA Antibodi
yang menolak sel donor, untuk menghindari rejeksi dengan pemeriksaan secara
flowcyto metri. Semakin banyak antibodi yang dimiliki oleh pasien maka, hal ini
Alat:
1. Vortex
2. Centrifuge plate
19
5. Pipet mikro
Bahan:
2. PE-conjugate goat anti-human igG (simpan dalam suhu ruang tanpa cahaya)
5. Aquadest steril
6. Serum pasien (darah dengan antikoagulan ACD yang disentrifuge 4400 rpm
selama 15 menit)
Prosedur Kerja
a. Binding
2. Pipet 5μl masing-masing bead mix (LS1 dan LS2) kedalam well reading plate
3. Tambahkan 20μl serum pada well sampel dan 20μl LSNC pada well control
4. Tutup tray dengan seal, vortex dengan pelan, inkubasi 30 menit pada suhu
5. Buat wash buffer 1x dari wash buffer 10x sesuai dengan keperluan
6. Buka seal, tambahkan 150μl Wash buffer dalam tiap well, tutup dengan seal,
7. Ulangi langkah 6 sekali lagi dan buat igG-PE (LS-AB2) 1x dari igG-PE 100x
20
8. Buka seal dan flick wash buffer
b. Labelling
1. Pipet 100μl igG-PE kedalam well, tutup well, tutup seal, vortex kemudian
3. Tambahkan 200μl wash buffer kedalam tiap well, tutup dengan seal vortex
4. Buka seal, flick wash buffer, ulangi langkah 3 sekali lagi. Selama proses
5. Buka seal, flick wash buffer, tambahkan 70μl 1x PBS kedalam tiap well,
6. Buka seal, baca dengan labscan 100 atau simpan dalam gelap pada suhu 4⁰c
(sampai 24 jam)
21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Transplantasi berasal dari bahasa Inggris yakni ‘to transplant’ yang berarti ‘to
move from one place to another’ artinya: ‘berpindah dari satu tempat ke tempat
dan kematian.
hitung darah, kimia darah dan skrinning terhadap viruses like hepatitis B,
mengetahui reaksi antara sel limfosit donor dan pasien serta mengetahui
limfosit B.
3.2 Saran
22
Diperlukan ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakan CDC-Crossmatch
Daftar Pustaka
23