Disusun Oleh :
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Listrik & Elektronika
yang diampu oleh Dosen Bapak Emilly Dardi, M.Kes
SURAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini diajukan dan disusun sebagai bukti pelaksanaan tugas kelompok
mata kuliah teknik listrik & elektronika.
Ditetapkan pada :
Hari : …………………………….
Tanggal : …………………………….
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Teknik Listrik & Elektronika
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini, dan laporan ini kami persembahkan
kepada :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Teknik Listrik & Elektronika, Bapak Drs. H.
Emilly Dardi, M.Kes.
2. Teman-teman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas
Maret yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.
4. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulis
tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa
ada halangan yang berarti.
2. Dosen pembimbing mata kuliah Teknik Listrik & Elektronika Bapak Drs.
H. Emilly Dardi, M.Kes., yang telah segan membimbing dalam
penyusunan makalah ini.
3. Orang tua yang senantiasa memberikan support sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah.
4. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi lainnya yang telah memberikan
masukan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh Karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan ini
member manfaat kepada penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6
1) PENGERTIAN ..................................................................................................... 6
4) IMPEDANSI ........................................................................................................ 11
B. AKUMULATOR ............................................................................................ 12
C. BATERAI ......................................................................................................... 27
E. PLTN ................................................................................................................ 41
F. PLTA ............................................................................................................... 59
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 73
B. SARAN ............................................................................................................ 75
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan
proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.. Pengertian
lainnya, listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Listrik
memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir,
medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-
aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.
Listrik adalah bagian dari kehidupan manusia hampir dalam semua kehidupan
manusia selalu berhubungan dan menggunakan listrik. Manusia da listrik merupakan
suatu kesatuan yang tidak bias terlepaskan. Ilmu dasar tentang listrik sangatlah
penting diketahui manusia agar dalam memanfaatkan listrik tersebut bias maksimal
dan meminimalkan resiko kecelakaan akan listrik.
Setiap zat, di dalamnya pasti ada muatan. Muatan zat ini terdiri atas muatan
positif (proton) dan muatan negatif (elektron), serta inti atau neutron. Proton dan
elektron menempati posisi mengelilingi neutron. Setiap saat elektron dan proton
melakukan pergerakan sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan. Dalam teori
listrik dasar, pergerakan muatan inilah yang menyebabkan pengaliran muatan yang
selanjutnya yang dikenal sebagai aliran listrik.
Pengaliran muatan ini sangat memungkinkan adanya perbedaan muatan antara
bagian positif dan negatif. Ketika bagian positif benda dihubungkan dengan bagian
negatif, maka terjadilah pengaliran muatan. Hal ini terjadi karena bagian yang
kelebihan muatan negatif akan memindahkan muatannya ke bagian yang kekurangan
muatan negatif, yaitu muatan positif.
Ada banyak barang yang sumber energinya listrik. Agar anda tidak
mengalami kesulitan pada saat operasional listrik, maka teori listrik dasar harus
dipahami. Oleh karena itulah maka anda harus mengenal beberapa istilah dalam teori
listrik dasar. Istilah-istilah tersebut meliputi:
Kuat Arus,yaitu jumlah muatan yang mengalir melalui media perantara dari
kutub negatif ke kutub positif dalam suatu sumber listrik. Kuat arus ini sangat
bergantung pada jumlah muatan yang berpindah dari satu kutub ke kutub lainnya.
Semakin banya muatan yang berpindah, maka kuat arus semakin besar.
Voltase/Voltage, yaitu beda potensial yang terdapat di kutub positif dan kutub
negatif. Beda potendial ini sangat menentukan besar kecilny arus yang mengalir.
Dengan adanya voltase inilah maka muatan yang ada dapat berpindah (muatan negatif
menuju muatan positif)
Hambatan, yaitu penghambat aliran listrik dari kutub negatif ke kutub positif.
Hambatan ini sangat menentukan arus listrik yang mengalir pada media perantara
aliran. Setiap bahan mempunyai nilai hambatan yang berbeda-beda. Ada bahan yang
hambatannya kecil sehingga aliran listrik dapat mengalir dengan lancar, dan jika
besar, maka aliran listrik tidak lancar.
Daya Listrik, yaitu kemampuan listrik untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan. Daya listrik ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh listrik untuk
melakukan kegiatan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam teori Listrik dasar, aliran listrik dapat tercipta atau terjadi jika
rangkaian tertutup dari sekian banyak alat listrik. Jika sumber listrik dihubungkan
dengan alat-alat listrik sehingga terjadi rangkaian, maka muatan yang ada di setiap
kutub bereaksi. dan kutub negatif sebagai kutub yang kelebihan elektron segera saja
menggerakkan muatannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan arus listrik AC ?
2. Bagaimanakah dasar listrik AC ?
3. Bagaimanakah rangkaian hambatan, induktor dan kapasitor dalam arus bolak
balik?
4. Apakah yang di maksud impedansi ?
5. Apakah yang di maksud dengan akumulator ?
6. Bagaimanakah prinsip kerja akumulator ?
7. Apakah yang dimaksud dengan baterai ?
8. Apa saja jenis – jenis baterai ?
9. Apakah yang dimaksud dengan solar cells ?
10. Bagaimana cara kerja dari solar cells ?
11. Apa saja jenis – jenis solar cells ?
12. Apa yang dimaksud dengan PLTN ?
13. Apa saja jenis-jenis PLTN ?
14. Bagaimana Prinsip Kerja PLTN ?
15. Apa dampak negative dan positif adanya PLTN ?
16. Apa yang dimaksud dengan PLTA ?
17. Bagaimana sebuah PLTA bisa beroperasi?
18. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
19. Apa saja komponen dasar pada PLTA?
20. Apa saja jenis – jenis PLTA ?
21. Apa yang dimaksud PLTG ?
22. Bagaimana cara kerja PLTG ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui tentang pengertian arus listrik AC
2. Mengetahui tentang ilmu dasar listrik AC
3. Mengetahui tentang bagaimana rangkaian hambatan, induktor dan kapasitor
dalam arus bolak balik
4. Mengetahui tentang pengertian impedansi
5. Mengetahui tentang pengertian akumulator
6. Mengetahui tentang bagaimanakah prinsip kerja akumulator
7. Mengetahui tentang pengertian baterai
8. Mengetahui tentang jenis – jenis baterai
9. Mengetahui tentang pengetian solar cells
10. Mengetahui tentang cara kerja solar cells
11. Mengetahui tentang jenis – jenis solar cells
12. Mengetahui tentang pengertian PLTN
13. Mengetahui tentang jenis-jenis PLTN
14. Mengetahui tentang bagaimana Prinsip Kerja PLTN
15. Mengetahui tentang dampak negative dan positif adanya PLTN
16. Mengetahui tentang pengertian PLTA
17. Mengetahui tentang PLTA bisa beroperasi
18. Mengetahui tentang bagaimana prinsip kerja PLTA
19. Mengetahui tentang komponen dasar pada PLTA
20. Mengetahui tentang jenis – jenis PLTA
21. Mengetahui tentang pengertian PLTG
22. Mengetahui tentang cara kerja PLTG
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Memberi pengetahuan mengenai dasar-dasar teknik listrik.
b. Memberi wawasan kepada masyarakat mengenai istilah-istilah dalam ilmu
kelistrikan.
c. Memberi pengetahuan mengenai teknologi dalam dunia kelistrikan agar
manusia dapat berinovasi untuk menciptakan sumber-sumber listrik mandiri
dan terbaharukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RANGKAIAN LISTRIK AC
1) PENGERTIAN
Dasar dasar yang harus di pelajari dalam rangakaian arus listrik AC antara
lain :
Amplit
t
2
v Vm sin 2ft Vm sin t Vm sin t
T
Dimana
v = Tegangan sesaat
Vm = Tegangan Maksimum
= Frekuensi = 1/t (Hz)
T = Periode = waktu untuk satu gelombang
1 1
f atau T f
T
Jika generator mempunyai P kutub dan berputar sebanyak N kali dalam satu
menit, maka frekuensi mempunyi persamaan :
PN
f
120
Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik sudut fase dan beda fase akan
memberikan informasi tentang tegangan dan arus. Sedangkan beda fase antara
tegangan dan arus pada listrik arus bolak-balik memberikan informasi tentang sifat
beban dan penyerapan daya atau energi listrik. Dengan mengetahui beda fase antara
tegangan dan arus dapat diketaui sifat beban apakah resistif, induktif atau kapasitif.
Tegangan Efektif dan Arus Efektif
Induktor (L)
Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
π = Pi ≈ 3,14
f = Frekuensi (Hertz / Hz)
L = Induktansi (Henry / H)
Kapasitor (C)
Ketika arus dan tegangan melewati kapasitor pada rangkaian AC, phasa arus
mendahului 90° phasa tegangan. Hambatan aliran elektron ketika melewati kapasitor
pada rangkaian AC disebut sebagai ‘Reaktansi Kapasitif’, reaktansi kapasitif dihitung
dalam satuan Ohm (Ω) sama hal-nya seperti resistansi dan reaktansi induktif. Simbol
reaktansi induktif adalah 'XC', pada rangkaian AC sederhana, reaktansi kapasitif dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut.
Dimana :
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
π = Pi ≈ 3,14
f = Frekuensi (Hertz / Hz)
C = Kapasitansi (Farad / F)
4) IMPEDANSI
Impedansi merupakan total dari resistansi dan reaktansi komponen pada suatu
rangkaian AC. Impedansi disimbolkan oleh huruf kapital ‘Z’ dan dihitung dalam
satuan Ohm (Ω). Dalam matematika impedansi rangkaian R, L, C yang dirangkai seri
dituliskan dalam bentuk persamaan:
Dimana :
Z = Impedansi (Ohm / Ω)
R = Resistansi (Ohm / Ω)
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
Jika pada suatu rangkaian AC hanya terdiri dari R dan L yang dirangkai seri
digunakan persamaan:
Sedangkan jika pada suatu rangkaian AC hanya terdiri dari R dan C yang
dirangkai seri digunakan persamaan:
Impedansi pada rangkaian R-L-C paralel sama dengan tegangan total dibagi
dengan arus total.
Dimana:
ZT = Impedansi total (Ohm / Ω)
VT = Tegangan total (Volt / V)
IT = Arus total (Ampere / A)
Untuk mencari arus total (IT) pada R-C-L paralel digunakan persamaan
berikut ini.
Dimana:
IT = Arus total (Ampere / A)
IR = Arus yang melewati resistor (Ampere / A)
IC = Arus yang melewati kapasitor (Ampere / A)
IL = Arus yang melewati induktor (Ampere / A)
Contoh Soal 1 rangkaian resistor :
Ditanya: I = ... ?
Pembahasan :
V = Vm.sinωt
V = 200.sin 200t
Dari persamaan diketahui Vm = 200 volt dan ω= 200 rad/s, maka:
XL = ω.L= (200)(0,2)
XL = 40Ω
Im = Vm / XL = 200 / 40 = 5 A
Penyelesaian:
Diketahui:
C = 50 μF = 5 × 10-5 F
I = (4.sin 100t) A
Pembahasan :
I = (Im.sin ω ) A
I = (4.sin100t) A
maka, Im = 4 A, dan ω = 100 rad/s
Contoh Soal 4 rangkaian RLC :
Penyelesaian:
Diketahui:
Rangkaian seri RLC
R = 30Ω ,
L = 0,6 H,
C = 500 μF = 5 ×10-4 F
V = (200.sin 100t) volt
Ditanyakan:
a. Z = ... ?
b. Persamaan I = ... ?
Pembahasan :
a. V = Vm.sin ωt
Vm = 200
V = (200 sin 100t) volt
ω = 100 rad/s
XL = ωt = (100)(0,6) = 60 Ω
b. Im = Vm/Z = 200/40 = 4 A
XL > XC, rangkaian bersifat induktif atau tegangan mendahului arus dengan
beda fase 0.
Contoh Soal 5 :
Hambatan R, induktor L, dan kapasitor C, masing-masing mempunyai nilai
300Ω ; 0,9 H; dan 2 μF . Ketiga komponen listrik tersebut dihubungkan seri dan
diberi tegangan efektif AC sebesar 50 volt dengan kecepatan sudut 1.000 rad/s.
Tentukan:
a. impedansi rangkaian, c. tegangan pada L,
b. arus efektif rangkaian, d. tegangan pada C!
Penyelesaian:
Diketahui:
R = 300 Ω
L = 0,9 H
C = 2 μF = 2 × 10-6 F
Vef = 50 V
ω = 1.000 rad/s
Ditanya:
a. Z = ... ?
b. Ief = ... ?
c. VL = ... ?
d. VC = ... ?
Jawab:
b. Arus efektif
Ief = V/Z = 50 V / 500 Ω = 0,1 A
Contoh Soal 6 :
Ditanya: P = ... ?
Pembahasan :
Menentukan impedansi rangkaian Persamaan umum :
V = Vm. sinωt
V = (100. sin 1000t) volt
maka,
Vm = 100 volt
ω = 1.000 rad/s
XL = ω.L = (1.000 rad/s)(0,5 H) = 500 Ω
Contoh Soal 7 :
Hitunglah frekuensi resonansi dari sebuah rangkaian dengan hambatan yang
diabaikan mengandung induktansi 40 mH dan kapasitansi 600 pF!
Penyelesaian:
Diketahui:
L = 40 mH = 40 × 10-3 H
C = 600 pF = 600 × 10-12 F
Ditanyakan: f0 =...?
B. AKUMULATOR
5) PENGERTIAN AKI
Akumulator (aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya
energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai
dan kapasitor.
Elektrode accumulator baik anode dan katode terbuat dari timbal (Cu) berpori.
Bagian utama akumulator, yaitu
3.larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%.
Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan
membentuk satu pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh
bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial yang dihasilkan setiap satu sel
akumulator 2 volt. Dalam kehidupan sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang
digunakan untuk menghidupkan starter mobil atau untuk menghidupkan lampu sein
depan dan belakang mobil. Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator
yang disusun seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus listrik disebut
kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour (AH). Kapasitas
akumulator 50 AH artinya akumulator mampu mengalirkan arus listrik 1 ampere yang
dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian kembali.
Macam-Macam ACCU
ACCU BASAH
Adalah accu yang paling banyak digunakan pada kendaraan hingga saat ini.
Accu ini berisi air accu (cairan asam belerang / sulfuric acid). Pada accu basah,
terdapat lubang dengan tutup yang dapat dibuka-tutup untuk menambah air accu. Air
accu dapat berkurang saat accu digunakan. Hal ini terjadi karena reaksi kimia di
dalam accu antara air accu dengan sel accu.
1. Wajib memeriksa ketinggian air accu secara berkala, jika air accu
berada di bawah level LOW, dapat merusak sel accu.
Accu Hybrid, hampir sama dengan Accu Basah. Perbedaannya terletak pada
material pada komponen sel/lempengan grid. Accu Hybrid menggunakan Low-
Antimonial pada lempengan grid (+) dan Calcium pada lempengan grid (-).
Adalah accu yang menggunakan Calcium pada lempengan grid (+) dan (-).
ACCU SEALED
Accu Sealed adalah accu yang menggunakan Calcium pada lempengan grid
(+) dan (-), dengan penyekat berupa jaring (mat) yang menyerap cairan elektrolit
(umumnya berupa gel), dengan kemasan accu yang tertutup rapat (disegel). Ketika
terjadi penguapan/gas, akan diserap oleh mat tersebut, sehingga tidak terjadi
pengurangan jumlah cairan elektrolit. Accu ini sering disebut Accu Kering.
Prinsip kerja aki, pada saat aki dipakai , kedua elektrodenya perlahan-lahan
akan menjadi timbal sulfat. Hal itu disebabkan, kedual elektrode beraksi dengan
larutan asam sulfat. Pada reaksi tersebut, elektrode timbal melepaskan banyak
elektron.
Akibatnya, terjadi aliran arus listrik dari pelat timbal dioksidanya. Setelah
beberapa lama dipakai, akhirnya kedua elektrode tertutup oleh timbal sulfat
.Akibatnya diantara keduanya tidak ada lagi beda potensial. Keadaan tersebut
disebut , akinya soak / mati. Dalam aki terdapat elemen dan sel untuk penyimpan arus
yang mengandung asam sulfat (H2SO4). Tiap sel berisikan pelat positif dan pelat
negatif Pada pelat positif terkandung oksid timah coklat (Pb 02), sedangkan pelat
negative mengandung timah (Pb). Pelat-pelat ditempatkan pada batang penghubung.
Pemisah atau separator menjadi isolasi diantara pelat itu, dibuat agar baterai acid
mudah beredar disekeliling pelat. Bila ketiga unsur kimia ini berinteraksi, muncullah
arus listrik.
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang
berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida
terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan
berat jenis elektrolit akan naik, karena air digunakan untuk membentuk asam sulfat.
Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.
Jadi secara sederhana cara kerja dari aki adalah berubahnya reaksi kimia
antara aktif material (Pb, PbO, PbSO4) dan media elektrolit (larutan asam sulfat atau
H2SO4) yang menimbulkan beda potensial antara kutub positif dan negative sehingga
menghasilkan arus listrik sampai batas waktu tertentu.
C. BATERAI
7) PENGERTIAN BATERAI
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat
Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone,
Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber
listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik
untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah
dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua
jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan
Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).
Baterai adalah salah satu alat penting untuk penyimpan dan konversi energi
yang bekerja berdasarkan prinsip elektrokimia. Jadi, baterai sebenarnya merupakan
sebuah sel elektrokimia. Berdasarkan cara kerjanya, sel elektrokimia dapat dibagi
menjadi dua, yaitu: sel galvanis dan sel elektrolisa. Sel galvanis, yang juga disebut
sel volta, merubah energi kimia menjadi kerja listrik sedangkan sel elektrolisa
merubah kerja listrik untuk menggerakkan reaksi kimia tak spontan. Dalam baterai
biasa, komponen kimia terkandung dalam alat itu sendiri. Jika reaktan dipasok dari
sumber luar ketika dikonsumsi, alat ini disebut sel bahan bakar (fuel cell).
Komponen utama sebuah baterai terdiri dari dua bahan konduktor tak sejenis
(elektroda) yang dicelupkan dalam larutan yang mampu menghantarkan listrik
(elektrolit). Salah satu elektroda akan bermuatan listrik positif dan yang lain negatif.
Ujung elektroda yang menonjol diatas elektrolit dikenal sebagai terminal positif dan
terminal negatif. Ketika kedua terminal dihubungkan dengan kawat konduktor (mis.:
tembaga), arus listrik akan mengalir melalui kawat dari terminal negatif ke positif.
Beda potensial atau tekanan listrik antar terminal tergantung pada bahan elektroda
dan elektrolit dan diukur dalam volt.
Dalam pemakaiannya, baterai ada yang tidak bisa diisi ulang dan ada yang
bisa diisi ulang. Jenis baterai yang tidak bisa diisi ulang disebut baterai primer dan
yang bisa diisi ulang disebut baterai sekunder.
Sel primer
Pada baterai kering yang biasa kita gunakan, elektroda terdiri dari dari batang
karbon positif pada pusat sel dan bejana seng negatif dengan elektrolit jeli ammonium
khlorida. Potensial sel kira-kira 1,5 volt. Selama pemakaian, seng secara perlahan-
lahan larut ketika arus listrik dihasilkan. Ketika ammonium khlorida jenuh, aliran
arus listrik berhenti dan sel harus dibuang.Sel seperti itu dikatakan primer atau tak
dapat diisi ulang.
Contoh baterai yang diuraikan diatas adalah baterai tipe karbon-seng. Tipe
baterai yang lebih maju adalah baterai alkaline-mangan dioksida. Baterai ini pertama
kali diperkenalkan dipasar tahun 1959. Sejak itu, jenis baterai ini telah mendominasi
pasar baterai portabel. Hal ini karena sistem alkaline dikenal memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan baterai tipe karbon-seng. Beberapa keunggulan kimia
alkaline dibandingkan kimia karbon-seng dasar adalah:
Baterai alkaline silinder dibuat dengan anoda seng dengan luas permukaan
besar, katoda mangan dioksida dengan densitas tinggi dan elektrolit potasium
hidroksida. Potongan melintang baterai silinder alkaline diilustrasikan pada diagram
dibawah:
Selama reaksi ini, air (H2O) dikonsumsi dan ion hidroksil (OH-) dihasilkan
oleh katoda MnO2 menurut reaksi:
2MnO2 +2H2O+2e→2MnOOH+2OH-
Pada saat yang sama, anoda mengonsumsi ion hidroksil dan menghasilkan air:
Elektron (e) yang dihasilkan selama reaksi digunakan untuk memberi daya
alat. Laju reaksi tergantung pada kualitas bahan baku dan ketersediaan air dan ion
hidroksil selama reaksi. Sebuah baterai dirancang untuk menjaga katoda dan anoda
terpisah untuk mencegah terjadinya reaksi. Elektron yang disimpan hanya akan
mengalir ketika sirkuit tertutup. Ini terjadi ketika baterai dipasang pada alat dan alat
dinyalakan. Prinsip ini sama seperti menyalakan dan mematikan saklar lampu
dirumah.
Ketika sirkuit tertutup, tarikan yang lebih kuat pada elektron oleh mangan
dioksida akan menarik elektron dari elektroda anoda seng melalui kawat dalam sirkuit
ke elektroda katoda. Aliran elektron melalui kawat ini adalah listrik dan dapat
digunakan untuk aplikasi daya.
Sel sekunder
Sel asam timbal, yang biasanya disebut aki, termasuk dalam kelompok yang
disebut sel sekunder atau dapat diisi ulang. Disini, elektroda adalah timbal dioksida
positif dan timbal spons negatif dengan elektrolit asam sulfat encer. Selama
pemakaian, arus listrik mengalir dan elektroda positif dan negatif berubah menjadi
timbal sulfat dan menyerap ion sulfat dari elektrolit dengan mereduksinya menjadi
air. Tidak seperti sel kering, sel asam timbal adalah reversibel dan bisa dikembalikan
ke keadaan asalnya dengan mengalirkan listrik melalui sel dalam arah yang
berlawanan dari mana dilepaskan. Ini membalik reaksi dalam sel, merubah timbal
sulfat dalam pelat kembali ke bahan aktif asal dan mengembalikan ion sulfat ke
elektrolit.
Sel asam timbal memiliki potensial kira-kira 2 volt, berapapun ukurannya. Sel
yang lebih besar akan memiliki kapasitas yang lebih tingi dan mengirimkan arus
listrik yang sama untuk waktu yang lebih lama atau arus listrik lebih tinggi untuk
periode yang sama daripada sel yang lebih kecil. Sel bisa dihubungkan seri (negatif
dari salah satu sel ke positif dari sel berikutnya) agar memberikan tegangan yang
lebih tinggi. Jadi tiga sel yang dihubungkan seri akan memberikan baterai sel yang
memiliki tegangan nominal 6 volt. Enam sel sejenis yang dihubungkan seri akan
menghasilkan baterai 12 volt.
Jenis baterai sekunder lain adalah baterai ion lithium, yang saat ini dipandang
memiliki densitas energi dan densitas daya paling besar. Baterai ini diharapkan
menjadi sumber energi masa depan untuk berbagai keperluan termasuk mobil listrik.
UKURAN BATERAI
Dari casing tempat baterai-nya kita bisa memperkirakan bahwa baterai yang
dibutuhkan adalah baterai yang kecil, namun sekecil apa kita tidak bisa memastikan.
Dalam bahasa kita sehari-hari ukuran-ukuran baterai ini adalah: Paling kecil,
kecil, tanggung dan besar serta kotak. Namun istilah ini kurang cukup memberikan
informasi yang kita butuhkan.
Berikut ukuran-ukuran baterai yang umum serta informasi yang bisa kita
dapatkan dari tulisan-tulisan pada body baterai.
Gambar.1. HR03 berarti, baterai ukuran AAA yang berbahan Ni-MH (Nickel
Metal Hybrid), dengan kapasitas 800 - 1000 mAh. Baterai yang berbahan Ni-MH
selalu baterai yang dapat di-cas ulang (rechargeable).
Sedangkan MX2400 merupakan nama lain dari HR03 yang maknanya sama.
Gambar.2. LR6 berarti, baterai ukuran AA yang berbahan Alkaline dengan
kapasitas 2700 mAh.
Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif( Katoda) dan Terminal Negatif
(Anoda) serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari
Baterai adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada
umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat
sekali pakai (single use battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang
(rechargeable battery).
Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling
sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini
dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai
jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis
ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar).
Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak
dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Baterai Zinc-Carbon juga disering disebut dengan Baterai “Heavy Duty” yang
sering kita jumpai di Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari
bahan Zinc yang berfungsi sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus
Baterainya. Sedangkan Terminal Positifnya adalah terbuat dari Karbon yang
berbentuk Batang (rod). Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai yang
relatif murah dibandingkan dengan jenis lainnya.
Ini merupakan baterai primer yang paling murah yang banyak digunakan
dalam rumah tangga seperti pada jam dinding dan remote control.
Baterai Alkaline ini memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang
lebih mahal dibanding dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakannya
adalah Potassium hydroxide yang merupakan Zat Alkali (Alkaline) sehingga
namanya juga disebut dengan Baterai Alkaline. Saat ini, banyak Baterai yang
menggunakan Alkalline sebagai Elektrolit, tetapi mereka menggunakan bahan aktif
lainnya sebagai Elektrodanya.
Baterai jenis ini memiliki power yang lebih dan umur simpan yang lebih lama
dari baterai Heavy Duty.
c. Baterai Lithium
Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibanding jenis-
jenis Baterai Primer (sekali pakai) lainnya. Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari
10 tahun dan dapat bekerja pada suhu yang sangat rendah. Karena keunggulannya
tersebut, Baterai jenis Lithium ini sering digunakan untuk aplikasi Memory Backup
pada Mikrokomputer maupun Jam Tangan. Baterai Lithium biasanya dibuat seperti
bentuk Uang Logam atau disebut juga dengan Baterai Koin (Coin Battery). Ada juga
yang memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing.
Baterai Lithium umumnya sebesar uang coin saja, maksimal ukuran AA. Hal
ini atas pertimbangan keselamatan dan keamanan saja jika digunakan masyarakat
umum. Sebenarnya ada juga ukuran yang lebih besar namun penggunaannya hanya
terbatas pada kepentingan militer saja.
d. Baterai Silver Oxide
Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal dalam
harganya. Hal ini dikarenakan tingginya harga Perak (Silver). Baterai Silver Oxide
dapat dibuat untuk menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif
kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini sering dibuat dalam dalam bentuk
Baterai Koin (Coin Battery) / Baterai Kancing (Button Cell). Baterai jenis Silver
Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan, Kalkulator maupun aplikasi militer.
Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau
Rechargeable Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus
listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai
Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan
menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir
dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger)
dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif
sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi
ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti Baterai Ni-
cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion (Lithium-Ion).
Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai
Isi Ulang) diantaranya adalah :
Baterai Ni-Cd merupakan baterai yang bisa di-cas ulang yang kokoh serta
handal dan mempunyai daya yang tinggi serta dapat digunakan dalam rentang
temperatur yang luas. Kekurangannya baterai jenis ini memiliki waktu pakai yang
rendah (lebih sering nge-cas-nya). Arus listrik (setelah di-cas penuh) akan berkurang
30% per bulan jika tidak dipergunakan. Memiliki kandungan racun (toxic) 15%,
karsinogenic cadmium, (zat yang dapat menyebabkan kangker), karenanya harus di
re-cycle, jangan dibuang sembarang tempat. Baterai jenis ini walaupun berbahaya
tetap banyak digunakan terutama pada alat-alat pertukangan.
Polimer ion baterai-Lithium, lithium ion polimer, atau lebih umum baterai
lithium polymer (disingkat Li-poli, Li-Pol, LiPo, LIP, PLI atau LiP) adalah baterai isi
ulang (baterai sel sekunder). Biasanya baterai ini terdiri dari beberapa sel sekunder
yang identik di samping paralel untuk meningkatkan kemampuan debit saat ini.
Tipe ini telah berevolusi dari teknologi baterai lithium-ion . Perbedaan utama
adalah bahwa lithium – salt elektrolit tidak ditempatkan dalam organic solvent tetapi
dalam polimer padat komposit misalnya polietilen oxide atau polyacrylonitrile .
Keuntungan dari polimer Li-ion atas desain lithium-ion berpotensi lebih rendah
termasuk biaya pembuatan, kemampuan beradaptasi terhadap berbagai bentuk
kemasan, dan kekasaran. Lithium-ion baterai polimer mulai muncul dalam peralatan
elektronik konsumen sekitar tahun 1996.
ini generasi paling baru dari baterai isi ulang. Selain ramah lingkungan,
keunggulannya diatas baterai Li-ion, untuk perawatan baterai Lithium Polymer, tak
jauh berbeda dengan Lithium Ion. Namun penanganannya harus ekstra hati-hati
mengingat sifatnya yang cukup “liquid” dengan tekanan cukup keras bisa
menyebabkan bentuk baterai berubah.
Anda mungkin pernah atau bahkan sering mendengar istilah “memory effect”.
Memori efek, juga dikenal sebagai efek baterai malas atau memori baterai, adalah
efek yang diamati pada nikel kadmium baterai isi ulang yang menyebabkan mereka
terus berkurang dayanya. Ini menggambarkan satu situasi yang sangat khusus yang
tertentu baterai NiCd secara perlahan kehilangan kapasitas energi maksimum jika
mereka berulang kali diisi setelah habis hanya sebagian. Baterai muncul untuk
“mengingat” kapasitas lebih kecil. Sumber efek perubahan dari karakteristik bahan
aktif kurang dimanfaatkan oleh sel. Istilah ini sering keliru untuk hampir semua kasus
di mana baterai tampaknya terus berkurang daya dari yang diharapkan.Kasus-kasus
ini lebih mungkin karena usia baterai dan gunakan, menyebabkan perubahan
ireversibel dalam sel karena sirkuit internal pendek, kehilangan elektrolit, atau
pemulihan sel.
Memory Effect hanya terjadi pada baterai ponsel jenis NiCAD dan NiMH.
Gambaran singkatnya sebagai berikut : jika setiap saat anda mengisi baterai hanya
sebesar 60%, maka suatu saat baterai akan lupa bahwa masih ada ruang sebesar 40%
yang belum terisi. Baterai akan menganggap 60% adalah 100% alias baterai terisi
penuh. Namun memory effect tersebut hanya terjadi pada tipe baterai lama seperti
NiCAD dan NiMH.
D. SOLAR CELLS
9) PENGERTIAN
Sel surya merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaic, karenanya dinamakan juga sel
fotovoltaic (Photovoltaic cell - disingkat PV)).
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh sebuah sel surya sangat kecil, sekitar
0,6 V tanpa beban (open circuit) atau 0,45 V dengan beban. Untuk mendapatkan
tegangan listrik yang besar sesuai keinginan diperlukan beberapa sel surya yang
tersusun secara seri. Jika 36 keping sel surya tersusun seri, akan menghasilkan
tegangan nominal sekitar 16 V. Tegangan ini cukup untuk digunakan mengecas aki
12 V.
Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih besar lagi maka diperlukan
lebih banyak lagi sel surya. Gabungan dari beberapa sel surya ini disebut Panel Surya
atau Modul Surya (Solar Modul or Solar Panel).
Susunan sekitar 10 - 20 atau lebih Panel Surya akan dapat menghasilkan arus
tegangan tinggi yang cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Namun perlu dicatat
tegangan yang dihasilkan oleh sel surya atau panel surya adalah tegangan DC. Agar
dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga, perlu desain dan rangkaian khusus
seperti pada tulisan kami sebelumnya.
Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk
memperbesar total daya output. (Gambar :”The Physics of Solar Cell”, Jenny
Nelson)
SEJARAH
Struktur dari sel surya komersial yang menggunakan material silikon sebagai
semikonduktor. (Gambar:HowStuffWorks)
1. Substrat/Metal backing
2. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya
mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama
(silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor
inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar
diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang umum
diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material
semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya
material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon,
disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam
penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua
material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction.
P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian semikonduktor
tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan dibahas dibagian “cara
kerja sel surya”.
4. Lapisan antireflektif
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari
hujan atau kotoran.
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga
elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik.
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan
bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada
semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p.
Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana
ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong
elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif
menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. (Gambar : sun-nrg.org)
Sel surya merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaic, karenanya dinamakan juga sel
fotovoltaic (Photovoltaic cell - disingkat PV)).
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh sebuah sel surya sangat kecil, sekitar
0,6 V tanpa beban (open circuit) atau 0,45 V dengan beban. Untuk mendapatkan
tegangan listrik yang besar sesuai keinginan diperlukan beberapa sel surya yang
tersusun secara seri. Jika 36 keping sel surya tersusun seri, akan menghasilkan
tegangan nominal sekitar 16 V. Tegangan ini cukup untuk digunakan mengecas aki
12 V.
Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih besar lagi maka diperlukan
lebih banyak lagi sel surya. Gabungan dari beberapa sel surya ini disebut Panel Surya
atau Modul Surya (Solar Modul or Solar Panel).
Susunan sekitar 10 - 20 atau lebih Panel Surya akan dapat menghasilkan arus
tegangan tinggi yang cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Namun perlu dicatat
tegangan yang dihasilkan oleh sel surya atau panel surya adalah tegangan DC. Agar
dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga, perlu desain dan rangkaian khusus.
1) Monocrystalline
2) Polycrystalline
3) Thin Film Solar Cell (TFSC)
1) Monocrystalline
Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris tipis-tipis.
Kira-kira hampir sama seperti pembuatan keripik singkong , dengan kristal silikon
murni yang membutuhkan teknologi khusus untuk mengirisnya menjadi kepingan-
kepingan kristal silikon yang tipis.
Dengan teknologi seperti ini, akan dihasilkan kepingan sel surya yang identik
satu sama lain dan berkinerja tinggi. Sehingga menjadi sel surya yang paling efisien
dibandingkan jenis sel surya lainnya, sekitar 15% - 20%.
Kelemahannya, sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar modul (panel
surya) akan menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel surya seperti ini
umumnya berbentuk segi enam atau bulat, tergantung dari bentuk batangan kristal
silikonnya, seperti terlihat pada gambar berikut.
Keterangan gambar:
2. Polycrystalline
Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur / dicairkan
kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi. Kemurnian kristal
silikonnya tidak semurni pada sel surya monocrystalline, karenanya sel surya yang
dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya lebih rendah, sekitar 13% -
16% .
Tampilannya nampak seperti ada motif pecahan kaca di dalamnya. Bentuknya
yang persegi, jika disusun membentuk panel surya, akan rapat dan tidak akan ada
ruangan kosong yang sia-sia seperti susunan pada panel surya monocrystalline di
atas. Proses pembuatannya lebih mudah dibanding monocrystalline, karenanya
harganya lebih murah. Jenis ini paling banyak dipakai saat ini.
Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa
lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis ini sangat
tipis karenanya sangat ringan dan fleksibel.
Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic).
Berdasarkan materialnya, sel surya thin film ini digolongkan menjadi:
Sel surya dengan bahan Amorphous Silicon ini, awalnya banyak diterapkan
pada kalkulator dan jam tangan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi
pembuatannya penerapannya menjadi semakin luas. Dengan teknik produksi yang
disebut "stacking" (susun lapis), dimana beberapa lapis Amorphous Silicon ditumpuk
membentuk sel surya, akan memberikan efisiensi yang lebih baik antara 6% - 8%.
Sel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Telluride yang memiliki
efisiensi lebih tinggi dari sel surya Amorphous Silicon, yaitu sekitar: 9% - 11%.
Dibandingkan kedua jenis sel surya thin film di atas, CIGS sel surya memiliki
efisiensi paling tinggi yaitu sekitar 10% - 12%. Selalin itu jenis ini tidak mengandung
bahan berbahaya Cadmium seperti pada sel surya CdTe.
Teknologi produksi sel surya thin film ini masih baru, masih banyak
kemungkinan di masa mendatang. Ongkos produksi yang murah serta bentuknya
yang tipis, ringan dan fleksibel sehingga dapat dilekatkan pada berbagai bentuk
permukaan, seperti kaca, dinding gedung dan genteng rumah dan bahkan tidak
menutup kemungkinan kelak dapat dilekatkan pada bahan seperti baju kaos.
E. PLTN
12) PENGERTIAN PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik
thermal dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir.
Pembangkit listrik PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat
bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan). Daya yang dibangkitkan per
unit pembangkit berkisar dari 40MWe hingga 1000 MWe. Hingga tahun 2005
terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia, dengan 441diantaranya beroperasi di 31
negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai17% daya listrik dunia.
Dalam PLTN, terdapat satu atau lebih reaktor nuklir di dalamnya. Dalam
reaktor nuklir tersebut, berlangsung reaksi nuklir. Reaksi nuklir tersebut
menghasilkan panas yang tinggi. Panas ini yang kemudian digunakan untuk
menghasilkan listrik. Berdasarkan reaksi nuklir yang terjadi, PLTN dapat dibagi
menjadi 2 jenis:
a. Reaktor Fisi
Dalam PLTN Reaktor fisi, terjadi reaksi fisi di dalam reaktornya. Reaksi fisi
adalah reaksi pemecahan inti atom. Dengan memecah atom, akan diperoleh
tenaga yang cukup besar. Biasanya digunakan bahan uranium dan plutonium
untuk reaksi fisi ini.
Gb.Reaksi Fisi
Reaktor termal
Reaktor termal ini menggunakan moderator neutron untuk
melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat
menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari
reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat,
dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh
moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai.
Reaktor cepat
Digunakan untuk menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa
memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan
jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang
dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin
reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal
menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron
cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.
Reaktor subkritis
Menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi
berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya
berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau
dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium
mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.
b. Reaktor Fusi
Dalam PLTN reaktor fusi, terjadi reaksi fusi di dalam reaktornya. Reaksi fusi
adalah reaksi penggabungan inti. Reaksi fusi dapat menghasilkan energi yang
lebih besar dengan bahan bakar yang mudah di dapat dan tingkat polusi yang
rendah. Bahan yang digunakan bisa didapat dari air. Namun reaktor ini tidak
dapat dibuat karena diperlukan suhu sangat tinggi untuk keberlangsungan
reaksi fusi. Kondisi suhu ini yang tidak dapat dipenuhi.
Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk
menghasilkan energi panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan reaktor
nuklir.
PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi
reaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di
dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi.
Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor
nuklir antara lain sebagai berikut.
1. Mual muntah
2. Diare
3. Sakit kepala
4. Demam.
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir
selama beberapa hari di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pusing, mata berkunang-kunang
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu
oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga
bertahun-tahun. Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka
panjang antara lain sebagai berikut.
1. Kanker
2. Penuaan dini
4. Mutasi genetik.
F. PLTA
16) PENGERTIAN PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator)
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari
dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower
reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama
tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin
air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6
milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan
oleh lebih 1 milyar orang.
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau
salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari
topografi daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban
atau jaringan transmisi.
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis
dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah
menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik
yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak
tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa
tahapan perubahan energi, yaitu:
a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu
akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.
Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis.
Besarnya energi mekanis.
dirumuskan: Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi
listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan
kumparan, sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah
sifat kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar
arus yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus
yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi
empat, yaitu:
c. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik
tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah –
rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan
travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru
yang dikenal dengan pumped-storage plant.
d. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki
bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara
bertahap atau berkelanjutan
20) JENIS PLTA
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai
dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang
agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya,
jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
F. PLTG
Pusat listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik
yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.
Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi
panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi
mekanis dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai
dengan kebutuhannya.
Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang
digunakan untuk komponen-komponen turbinnya karena harus bekerja pada
temperature tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar minyak yang korosif (sulfur,
vanadium dll), tetapi dalam perkembangannya pengetahuan material yang terus
berkembang hal tersebut mulai dapat dikurangi meskipun tidak dapat secara
keseluruhan dihilangkan. Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan
salah satu dari kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada perkembangannya untuk
menaikkan efisiensi dapat diatur/diperbaiki temperature kerja siklus dengan
menggunakan material turbin yang mampu bekerja pada temperature tinggi dan dapat
juga untuk menaikkan efisiensinya dengan menggabungkan antara pembangkit turbin
gas dengan pembangkit turbin uap dan hal ini biasa disebut dengan combined cycle.
Pusat listrik tenaga gas (PLTG) mempunyai beberapa peralatan utama seperti:
Prinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton seperti pada
diagram (p, v dan t, s) dibawah ini :
Mula-mula udara dari atmosfir ditekan didalam kompresor hingga
temperature dan tekanannya naik dan proses ini biasa disebut dengan proses kompresi
dimana sebagian udara yang dihasilkan ini digunakan sebagai udara pembakaran dan
sebagiannya digunakan untuk mendinginkan bagian-bagian turbin gas. Didalam ruang
bakar sebagian udara pembakaran tersebut akan bercampur dengan bahan bakar yang
diinjeksikan kedalamnya dan dipicu dengan spark plug akan menghasilkan proses
pembakaran hingga menghasilkan gas panas (energi panas) dengan temperature dan
tekanan yang tinggi, dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan
dimanfaatkan untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu
diam turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan
proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi.
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang
masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas
bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara luar, yang ditunjukkan seperti pada gambar
dibawah.
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang
masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas
bekas ini dialirkan ke kedalam penukar panas (heat rejected) untuk didinginkan
dengan menggunakan media pendingin air atau udara hingga temperaturnya turun dan
dialirkan lagi kedalam sisi masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi, yang
ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan regenerator.
Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir,
selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan kedalam heat exchanger yang dikenal
dengan istilah regenerator dimana didalamnya gas bekas ini digunakan untuk
memanaskan udara keluar kompresor sebelum digunakan sebagai udara pembakaran
didalam ruang bakar (combustion chamber), seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah.
Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan beberapa
alat bantu (auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin gas berjalan
dengan baik, seperti :
A. SIMPULAN
Baterai adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat
Elektronik. Komponen utama sebuah baterai terdiri dari dua bahan konduktor tak
sejenis (elektroda). Salah satu elektroda akan bermuatan listrik positif dan yang lain
negatif. Jenis baterai ada 2 , baterai primer ( sekali pakai ) , dan baterai sekunder
( dapat diisi ulang ). Baterai primer diantaranya Baterai Zinc-Carbon , Alkaline ,
Lithium , Silver Oxide. Sedangkan baterai sekunder meliputi Baterai Ni-Cd , Ni-Mh ,
Li-ion , Li-po.
Sel surya merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaic, karenanya dinamakan juga sel
fotovoltaic (Photovoltaic cell - disingkat PV)). Panel surya yang sering dilihat disebut
panel fotovoltaik. Setiap panel terdiri dari beberapa sel fotovoltaik, yang terbuat dari
suatu jenis silikon. Setiap sel mampu menghasilkan muatan listrik kecil bila terkena
sinar matahari. Jenis sel surya antara lain : Monocrystalline , Polycrystalline , Thin
Film Solar Cell (TFSC).
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang
memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja
dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun)
menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi
energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan
melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut
sampai ke konsumen.
Pusat listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik
yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.
Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi
panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi
mekanis dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai
dengan kebutuhannya.
B. SARAN
Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi
ekonomi. Cet 1. Edisi Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-
Press).
Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press). Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit Listrik
Tenaga Air.