Anda di halaman 1dari 90

i

Perencanaan Pembelajaran Mata Pelajaran


Instalasi Motor Listrik Kelas XI Semester Ganjil
Di SMK Binakarya Mandiri Kota Bekasi

KOMPREHENSIF
Disajikan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro

Disusun Oleh:
REVI RISMAWAN DIANA
5115144141

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN
iii

LEMBAR PENYATAAN
iv

INTISARI
v

ABSTRACK
vi

KATA PENGANTAR
vii

DAFTAR ISI
viii

DAFTAR GAMBAR
ix

DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi merupakan suatu tantangan serta peluang yang harus
dimanfaatkan untuk belajar menjadi lebih maju dari negara lain. Globalisasi juga
memiliki dampak pada masyarakat terutama dalam pendidikan, padahal
pendidikan merupakan elemen yang paling penting dan menjadi pondasi bagi
bangsa Indonesia sendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan: proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan mendidik itu sendiri
adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntutan, pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran.
Seiring dengan tuntutan persaingan global pendidikan tidak hanya sebagai
sarana untuk menimba ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk mempersiapkan diri
agar seseorang yang telah menempuh pendidikan formal siap bersaing baik dalam
mencari pekerjaan ataupun membuka lapangan pekerjaan yang baru. Semua
kesiapan itu harus dimiliki dan diasah sejak menempuh pendidikan formal.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mencetak generasi muda
penerus dituntut untuk dapat menyesuaikan perkembangan yang terjadi saat ini.
Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal selalu bertambah setiap
tahunnya.
Pendidikan dituntut untuk selalu mengalami kemajuan dari berbagai aspek,
salah satunya adalah proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran adalah
proses interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru serta siswa
dengan sumber belajar pada suatu lingkungan yang telah dikondisikan. Dalam
dunia pendidikan guru mengajarkan materi kepada peserta didik didik agar dapat
belajar dan menguasai materi yang diberikan sehingga mencapai kompetensi
tertentu yang telah ditetapkan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan
datang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa sehingga

1
2

yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan


kehidupan yang di hadapi. Pendidikan harus mampu menemukan potensi
kompetensi setiap siswa. Konsep pendidikan terasa sangatlah penting ketika
seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja yang
bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk
mengatasi permasalahan yang di alami dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, telah
ditegaskan mengenai pengertian pendidikan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berdasarkan kutipan UU tersebut dapat dikatakan bahwa siswa diharapkan
berperan aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya. Akan tetapi pada
kenyataannya masih terdapat kegiatan belajar mengajar di sekolah yang masih
menggunakan metode pembelajaran konvensional atau ceramah dengan kata lain
guru belum menyusun perencanaan pemebelajaran efektif yang mengakibatkan
siswa hanya mendengarkan materi yang diberikan oleh guru dan siswa tidak
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam paradigma pembelajaran tradisional, proses belajar mengajar
biasanya berlangsung di dalam kelas dengan kehadiran guru di dalam kelas dan
pengaturan jadwal yang kaku di mana proses belajar mengajar hanya bisa berlaku
pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan. Peran guru sangat dominan dan
bertanggung jawab atas efektivitas proses belajar mengajar dan guru juga menjadi
sumber belajar yang dominan.
Namun, Pasca pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia yang kemudian
pertengahan Maret 2020 untuk menekan angka penderita Covid 19, pemerintah
provinsi dan pemerintah daerah menghasilkan kebijakan dalam dunia pendidikan
yaitu meniadakan sementara pembelajaran tatap muka diganti dengan
pembelajaran online baik tingkat sekolah maupun tingkat perguruan tinggi. Pada
tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
3

Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID mengenai


Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).
Ada tiga poin kebijakan terkait pembelajaran daring, pertama, pembelajaran
daring/jarak jauh untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas
maupun kelulusan. Kedua, dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup,
antara lain mengenai pandemi Covid-19. Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran
dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.
Pembelajaran yang dilasanakan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
juga menggunakan pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan
orang tua. Menurut Kuntarto (2017: 101) Pembelajaran daring yaitu program
penyelenggaraan kelas belajar untuk menjangkau kelompok yang masif dan luas
melalui jaringan internet. Pembelajaran dapat dilakukan secara masif dengan
jumlah peserta yang tidak terbatas, bisa dilakukan secara gratis maupun berbayar.
Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan
akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model
ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya.
Sebagai mana yang diungkapkan oleh Nakayama bahwa dari semua literatur
dalam e-learning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses
dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan
karakteristik peserta didik. (Nakayama M, Yamamoto H, 2007)
Namun demikian, secara empirik realisasi kebijakan tersebut sangat
bergantung pada berbagai faktor salah satunya adalah kreatitivitas guru dalam
mendesain pembelajaran daring bagi siswa juga memegang peranan penting.
Untuk memastikan pembelajaran menjadi menyenangkan, penuh makna,
membangkitkan kreativitas, daya kritis, dan mampu membuat siswa mandiri tentu
bukan perkara mudah. Apalagi guru tidak dapat secara langsung berhadap-
hadapan dengan siswa. Kejelian guru dalam membuat desain dan metode yang
mampu memikat siswa untuk terus bersemangat belajar menjadi hal yang patut
diperhatikan. Jika hanya memberi beban tugas kepada siswa tentu membuat siswa
menjadi jenuh.
4

Dalam kegiatan belajar guru harus membuat rencana pelaksanaan


pembelajaran agar proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kompetensi
inti, kompetensi dasar, serta indikator pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau disingkat RPP adalah
pegangan seorang guru dalam mengajar dalam kelas. RPP dibuat guru untuk
membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Menurut Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai kompetensi
dasar. Setiap guru pada suatu pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menggambarkan bahwa
siswa sudah terlatih dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi sehari-
hari. Hal ini diwujudkan dalam hal pelaksanaan pembelajaraan praktik yang
bersifat individu dengan pelaksanaan praktik individu maka siswa secara tidak
langsung belajar untuk mengatasi permasalahan. Hal ini terjadi karena praktik
baik dinilai maupun hasilnya sangat bergantung pada kreativitas siswa.
Untuk itulah maka pembelajaran di SMK khusunya program produktif
sangat menuntut tugas sebagai motivator dan inspirator bagi siswa. Dengan posisi
ini, maka guru dituntut pula untuk melaksanaan proses pembelajaran secara
variatif. Guru yang melaksanaan proses pembelajaran secara monoton akan
ditinggalkan oleh siswa, karena proses pembelajaran seperti ini hanya akan
membuat siswa mudah bosan dalam proses pembelajaran, sehingga pelaksanaan
pembelajaran harus mengacu pada pendekatan pembelajaran yang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya terdapat prinsip pembelajaran
untuk menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan (knowledge) maupun
keterampilan (skills) agar dapat sesuai dengan profesi yang dituntut.
5

Berdasarkan uraian di atas, maka terlihat adanya permasalahan yang


menunjukkan bahwa perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran.
Perubahan proses pembelajaran yang menarik perhatian siswa tentunya menjadi
hal yang penting terutama untuk Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) yang
output/lulusannya sudah diarahkan untuk masuk dunia kerja. Agar adanya
perubahan yang spesifik pada siswa dalam proses pembelajaran maka perlu
dilakukan sebuah pengembangan dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang efektif agar guru tidak mengalami kesulitan dalam
menciptakan suasana belajar yang positif di kelas. Siswa diajak berperan aktif
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih menarik karena
guru tidak menjadi satu-satunya sumber belajar.
Sehubungan dengan itu maka penulis tertarik melakukan penulisan makalah
komprehensif yang berjudul “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran
Instalasi Motor Listrik Kelas XI Semester Ganjil di SMK Binakarya Mandiri Kota
Bekasi”.

1.2 Informasi Mata Pelajaran


Instalasi motor listrik merupakan bagian dari mata pelajaran produktif yang
ada pada Sekolah Menengah Kejuruan. Pada pembelajaran Instalasi Motor Listrik,
terdapat teori dan praktek yang memungkinkan siswa untuk memahami Instalasi
Motor Listrik. Teori yang ada pada mata pelajaran ini meliputi jenis dan
karakteristik motor listrik, pengendali motor listrik beserta komponennya dan
lain-lain. Teori yang ada pada instalasi motor listrik bukan hanya sekedar pada
teori, namun juga terdapat praktek. Praktek yang dilaksanakan seputar motor
listrik yang dijalankan secara semi-otomatis, maupun otomatis.

1.3 Status, Sifat dan Jumlah Jam Pelajaran


Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik merupakan kompetensi paket dasar
keahlian untuk jurusan teknik instalasi tenaga listrik di Sekolah Menengah
Kejuruan Binakarya Mandiri 1 Kota Bekasi yang wajib dipelajari di kelas XI
dengan rincian 9 kompetensi dasar pengetahuan dan 9 kompetensi keterampilan
dalam satu tahun. Alokasi waktu mata pelajaran instalasi tenaga listrik kelas XI
6

yaitu 272 jam pelajaran (JP) yang terbagi menjadi 144 jam pelajaran (JP) pada
semester ganjil dan 128 jam pelajaran (JP) pada semester genap.

1.4 Waktu Pelaksanaan Pembelajaran


Sebagai kelompok Mata Pelajaran yang wajib dipelajari di kelas XI, mata
pelajaran ini memiliki alokasi waktu 144 jam pelajaran dalam semester ganjil,
mata pelajaran ini menekankan kepada ketiga aspek yaitu afektif, kognitif dan
psikomotorik.
Dalam proses pembelajaran, guru memberikan materi yang akan dipelajari
dan dipahami oleh siswa, selanjutnya siswa akan mengimplementasikan apa yang
sudah dijelaskan oleh guru dalam bentuk latihan berbentuk tugas, tugas tersebut
merupakan salah satu faktor dalam menunjang pemahaman, pengetahuan dan
sikap serta keterampilan yang di titik beratkan kepada psikomotorik peserta didik

1.5 Persyaratan Peserta Pembelajaran


Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik merupakan mata pelajaran yang
dipelajari di kelas XI pada tingkatan Sekolah Menengah Kejurusan (SMK),
Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Program Keahlian Teknik Teknik
Instalasi Tenaga Listrik. Sebelum siswa mempelajari mata pelajaran instalasi
motor listrik siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
mata pelajaran dasar di kelas X seperti Gambar Teknik Listrik, Dasar Listrik dan
Elektronika, dan Pekerjaan Dasar Elektromekanik.

1.6 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diberikan dengan adanya hasil penulisan komprehensif ini
diharapkan berguna untuk:
1. Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran sehingga kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih efektif.
2. Guru
7

Penulisan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini dapat memberikan


wawasan baru dan menjadi acuan guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Instalasi Motor Listrik kelas XI
yang efektif, sehingga indikator pencapaian kompetensi serta tujuan
pembelajaran dapat tercapai dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi dan
kesiapan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Perencanaan Pembelajaran


2.1.1Perencanaan
Nana Sudjana (2000: 61) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses
yang sistematis dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang.
Perencanaan merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus dilaksanakan
guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan (Kaufman, 1972).
Sebagai suatu proyeksi, perencanaan memiliki unsur kegiatan mengidentifikasi,
menginventarisasi dan menyeleksi kebutuhan berdasarkan skala prioritas,
mengadakan spesifikasi yang lebih rinci mengenai hasil yang akan dicapai,
mengidentifikasi persyaratan atau kriteria untuk memenuhi setiap kebutuhan, serta
mengidentifikasi kemungkinan alternatif, strategi, dan sasaran bagi
pelaksanaannya.

2.1.2Pembelajaran
Wina Sanjaya (2011;26-27) Pembelajaran adalah terjemah dari
“instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat.
Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitifholistik, yang
menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu istilah ini juga
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah
siswa mempelajari sesuatu lewat berbagai macam media seperti
media cetak, televisi dan lain sebagainya sehingga semua itu mendorong
terjadinya perubahan.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

8
9

Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62) pembelajaran


adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk mengelola lingkungan belajar sehingga membuat peserta didik
mau belajar secara aktif dengan penyediaan sumber belajar yang efektif.

2.1.3Perencanaan Pembelajaran
Menurut Peraturan Menteri nomor 22 Tahun 2016 perencanaan
pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan scenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.
Pembelajaran sebagai interaksi antara pengajar dengan satu atau lebih
individu untuk belajar, direncanakan sebelumnya dalam rangka untuk
menumbuhkembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar
kepada peserta didik. Makna pembelajaran secara lebih luas sebagai suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru
dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh
guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.
10

Pembelajaran memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa,


dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada
bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak
bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah bagaimana cara menata interaksi
antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
Posedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Menurut
kunandar (2007: 263) Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu
kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk
satu kali pertemuan atau lebih.
Berdasarkan uraian di atas, maksud perencanaan pembelajaran dalam
penelitian ini adalah proses merancang suatu pembelajaran yang meliputi
merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan alokasi waktu, penyusunan materi
pembelajaran, merancang metode dan media yang akan digunakan, menyusun
langkah-langkah pembelajaran dan menyusun rencana penilaian.

2.1.4Silabus
Silabus pada dasarnya merupakan rencana pembelajaran jangka panjang
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus sebagai suatu rencana pembelajaran diperlukan sebab proses pembelajaran
di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Selain itu,
proses pembelajaran sendiri pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata
dan diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam
pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi dasar
dapat tercapai secara efektif.
Silabus yang dikembangkan dengan tepat dan efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Komponen-
komponen dalam silabus tersebut harus disusun dan dikembangkan secara
sistematis dan sistemik, dan dalam pengembangannya harus berorientasi pada
11

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dikembangkan oleh BSNP
(Maria, 2009:6).
Menurut Maria Dominika (2009) Silabus merupakan produk utama dari
pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan
pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan
kurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai
kurikulum ideal (ideal/potential curriculum), sedangkan proses pembelajaran
merupakan kurikulum aktual (actual/real curriculum).
Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus
dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Maria, 2009:7). Silabus merupakan
program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu
semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program
untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana pembelajaran
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.

2.1.4.1 Manfaat Silabus


Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya silabus
merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat
dari silabus ini, di antaranya:
a. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut,
yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
penyediaan sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian.
Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan
dicapai dalam suatu mata pelajaran.
b. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program
pembelajaran.
12

c. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu


program pembelajaran.

2.1.4.2 Prinsip Pengembangan Silabus


Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip.
Menurut Maria (2009: 8) Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai
pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang
harus dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan,
sistematis, konsisten, memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan
menyeluruh. Ilmiah, yaitu keseluruhan dan kegiatan yang menjadi muatan silabus
harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Penjelasan dari
prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan se
cara keilmuan. Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi/materi
pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka materi/isi pembelajaran
tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan
silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang ting
gi.
b. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik.
c. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus
saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
Silabus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam
penyusunannya harus dilakukan secara sistematis.
13

d. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang


konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai
untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar yang pada akhirnya
mencapai standar kompetensi.
f. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan
ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

2.1.4.3 Pengembangan Silabus


Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat kegiatan guru (PKG),
dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya
2. Apabila guru mata pelajaran karena suatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tesebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas 1 sampai dengan kelas VI,
menyusun secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA serta IPS
terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
14

4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,


sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melaui forum
MGM/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman
dibidangnya masing-masing

2.1.4.4 Komponen Silabus


Menurut Kemendikbud (2016: 7) terdapat beberapa komponen dalam
pengembangan silabus yaitu 1) Identifikasi, 2) Standar Kompetensi, 3)
Kompetensi Dasar, 4) Materi Pokok, 5) Kegiatan Belajar, 6) Indikator, 7)
Penilaian, 8) Alokasi Waktu, dan 9) Sumber/Bahan/Alat. Komponen silabus
dijelaskan sebagai berikut:
1. Identifikasi.
Identitas mencakup; nama satuan/lembaga, nama mata pelajaran,
ingkat/derajat/klas.
2. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi: Patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mengerjakan suatu
tugas yang sesuai dengan apa yang dipersyaratkan.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar: kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang bersumber dari kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik.
4. Materi Pokok
Materi inti yang gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan dalam aspek afektif, kognitif dan psikomotorik untuk
mencapai hard skill dan soft skill
5. Kegiatan Belajar
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
15

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar


yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
6. Indikator
Indikator adalah Sebuah petunjuk atau keterangan yang dijadikan sebagai
tolak ukur untuk perkembangan dan penguasaan peserta didik.
7. Penilaian (Teknik, Jenis, bentuk, Instrumen)
Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik
8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam
9. Sumber/Bahan/Alat
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponen-
komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut
sebaiknya disusun dalam format dan sistematika yang jelas. Format berkaitan
dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan sistematika berkaitan dengan
urutan penyajian komponen silabus. Format silabus ini sebaiknya disusun dalam
bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah dalam melihat
keterhubungan antar komponen.
16

SILABUS
Nama Sekolah :
Bidang Keahlian :
Kompetensi Keahlian :
Mata Pelajaran :
Alokasi Waktu :
KI-3 (Pengetahuan) :
KI-4 (Keterampilan) :

Indikator Pencapaian Alokasi Sumber/Bahan


Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu /Alat
1 2 3 4 5 6 7

3.1
4.1

3.2
4.2

Gambar 2.1 Format Silabus


(Sumber: Olahan Data Komponen Silabus, Kemendikbud)

2.1.4.5 Prosedur Pengembangan Silabus


Menurut Kemendikbud (2016: 8) dalam pengembangan silabus terdapat
tujuh tahapan yaitu 1) Mengkaji SK dan KD, 2) Mengidentifikasi Materi
Pokok/Pembelajaran, 3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran, 4)
Merumuskan Indikator Pencapaian Pembelajaran, 5) Penentuan Jenis Penilaian, 6)
Menentukan Alokasi Waktu, dan 7) Menentukan Sumber Belajar. Tahapan
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar dapat diambil dari standar isi
yang biasanya sudah baku, kecuali yang belum ada dapat disusun sendiri
oleh penyusun/pengembang silabus
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik,
relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik, kebermanfaatan
bagi peserta didik, struktur keilmuan, aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan
17

3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya pendidik, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional. Kegiatan pembelajaran memuat
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Sistem penilaian harus
disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6. Menentukan Alokasi Waktu
18

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada


jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

2.1.5Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Menurut Kunandar (2007: 262) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah
rencana yang menggambarkan Prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk
1 (satu) kali pertemuan atau lebih (Kunandar, 2007: 262).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 20, Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) merupakan persiapan yang harus dilakukan
guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tetulis maupun
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang
produktif, termasuk meyakinkan pembelajaran untuk mau terlibat secara penuh.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuh pembelajaran, materi ajar,
metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
19

Menurut Oemar Hamalik (2005) ada beberapa perangkat yang harus


dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Memahami kurikulum
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
Berdasarkan uraian di atas, Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) atau
perencanaan pembelajaran yang dimaksud dalam tulisan ini adalah proses
merancang suatu pembelajaran yang meliputi merumuskan tujuan pembelajaran,
menentukan alokasi waktu, penyusunan materi pembelajaran, merancang metode
dan media yang akan digunakan, menyusun langkah-langkah pembelajaran dan
menyusun rencana penilaian.

2.1.4.1 Tujuan dan Fungsi RPP


Tujuan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) adalah untuk
mempermudah, memperlancar, mengefektifkan, dan meningkatkan proses belajar
mengajar dengan menyusun rencana pembelajaran secara professional, sistematis
dan berdaya guna maka guru akan mampu melihat, mangamati, menganalisis, dan
memprediksi, program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana.
Sementara itu, menurut Kunandar fungsi Rencana Pelakasanaan
Pembelajaran (RPP) adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar agar lebih terarah serta berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai skenario
proses pembelajaran (Kunandar, 2008: 263).

2.1.4.2 Komponen Penyusunan RPP


Komponen RPP kurikulum 2013 (Kunandar, 2015: 5) yaitu sebagai
berikut:
20

A. Identitas Sekolah Identitas sekolah adalah identitas lengkap nama sekolah


dimana rancangan pelaksanaan pembelajaran ini akan gunakan
B. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran dalam RPP kurikulum 2013 terdiri dari:
1. Satuan Pendidikan
2. Kelas
3. Semester
4. Program Studi
5. Mata Pelajaran atau Tema Pelajaran
6. Jumlah Pertemuan
C. Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan atau semester pada suatu
mata pelajaran.
D. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
E. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
F. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Penguasaan pengetahuan umumnya fokus pada hal esensial yang harus
dikuasai siswa agar dapat melanjutkan level pembelajaran selanjutnya.
Sementara pengembangan terfokus pada hasil pembelajaran yang lebih
21

kompleks dimana siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang


mereka miliki pada berbagai tingkat yang berbeda yang memenuhi 4 unsur
yaitu: Peserta didik (Audience), Tingkah Laku (Behavior), Kondisi
(Condition) dan Tingkat (Degree).
G. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
H. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
kompetensi dasar dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah
jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan kompetensi dasar yang
harus dicapai.
I. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai
dalam setiap mata pelajaran.
J. Kegiatan PembelajaranUntuk mencapai kompetensi dasar harus
dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya
langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan, dalam kegiatan
pendahuluan, guru:
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditunjukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran adalah
sebagai berikut:
22

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk


mengikuti proses pembelajaran (nilai karakter yang dapat
dikembangkan adalah religious, disiplin)
b. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan di pelajari
(nilai karakter : menghargai presetasi, bersahabat/komunikatif)
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai (nilai karakter rasa ingin tahu). Menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai siabus.
2. Kegiatan inti terdiri atas eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara iteraktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti
dilakuan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi dalam kegiatan
eksplorasi hal yang dilakukan guru meliputi, guru:
a. Melibatkan perserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam dengan tugas yang diberikan guru dari aneka
sumber. (contoh nilai yang ditanamkan mandiri, berfikir logis,
kreatif, kerjasama).
b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang
ditanamkan, kreatif, kerjasama)
c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik serta
antara perserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber
belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan, kerjasama, saling
menghargai, peduli lingkungan)
23

d. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan


pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan, rasa percaya diri,
mandiri). Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboraturium, studio, atau lapangan (nilai yang ditanamkan,
mandiri, kerjasama, kerja keras)
Kegiatan elaborasi dalam kegiatan elaborasi hal yang dilakukan guru
meliputi, guru:
a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas – tugas tertentu yang bermakna (nilai
yang ditanamkan, cinta ilmu, kreatif, logis )
b. Memfasilitasi perserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain – lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis (nilai yang ditanamkan, kreatif, percaya
diri, kritis, saling menghargai, santun).
c. Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. (nilai
yang ditanamkanm kreatif, percaya diri, kritis).
d. Memfasilitasi perserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif (nilai yang ditanamkan, kerjasama, saling
menghargai, tanggung jawab)
e. Memfasilitasi perserta didk berkompetensi secara sehat
meningkatkan untuk meningkatkan prestasi belajar (nilai yang
ditanamkan jujur, disiplin, bekerja keras, menghargai
f. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (nilai yang
ditanamkan percaya diri, saling menghargai, mandiri,
kerjasama)
g. Memfasilitasi perserta didik untuk menyajika hasil kerja
individual maupun kelompok (nilai yang ditanamkan, percaya
diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
Kegiatan konfirmasi dalam kegiatan konfirmasi hal yang dilakukan
guru meliputi, guru:
24

a. Memberikan umpan balik posisitif dan penguatan dalam bentuk


tulisan, lisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik. (nilai yang ditanamkan, saling menghargai
percaya diri, santun, kritis, logis)
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui bebbagai sumber. (nilai yang ditanamkan,
percaya diri, logis, kritis)
c. Mefasilitasi perserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. (nilai
yang ditanamkan, memahami kelebihan dan kekurangan)
d. Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap (nilai yang
ditanamkan, Kreatif, kritis).
3. Kegiatan penutup.
Penutup merukapan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tinda lanjut. Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama – sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/ simpulan pelajar (nilai yang ditanamkan kreatif,
mandiri)
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil beajar
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
b. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
K. Sumber Pembelajaran
25

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan


kompetensi dasar serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi yang dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
L. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk istrumen, dan istrumen
yang dipakai untuk mengumpulkan data. Apabila penilaian menggunakan
teknik tertulis, uraian, tes unjuk rasa, dan tugas rumah yang berupa proyek
harus disertai rubrik penilaian. Prosedur, instrumen penilaian proses, dan
hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan
mengacu kepada Standar Penilaian.
M. Teknik Penilaian Hasil Belajar
Menilai adalah proses mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian sendiri bersifat kualitatif (Suharsimi,
2009:3). PERMENDIKBUD Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar
penilaian hasil belajar, mendefinisikan bahwa penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil
belajar adalah pemberian keputusan untuk kepentingan melihat hasil
belajar yang diambil dari pengumpulan serta pengolahan informasi dari
peserta didik. Ujian merupakan alat penilaian seorang individu yang
dilakukan secara komprehensif terhadap evaluasi suatu program.
Alat penilaian atau instrument, meliputi substansi (kompetensi atau bahan
yang diujikan), konstruksi (tata penulisan pada lembar soal ujian), dan
bahasa (tata bahasa yang komunikatif dan baku). Penilaian hasil belajar
dilaksanakan oleh pendidik, pemerintah, dan satuan pemerintah
1. Prinsip Penilaian
Prinsip penilaian menurut PERMENDIKBUD Nomor 23 Tahun
2016 tentang standar penilaian hasil belajar, antara lain:
a. Sahih, penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
26

b. Objektif, penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang


jelas, tidak dipengaruhi subjektifitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik Penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
g. Sistematis, penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i. Akuntabel, penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi mekanisme, prosedur, maupun hasilnya
2. Teknik Penilaian
Teknik penilaian dibagi 2 yaitu teknik non-tes dan teknik tes, dimana
yang tergolong teknik non-tes adalah:
a. Skala Bertingkat
Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berbentuk
angka terhadap suatu hasil pertimbangan, maka suatu skala
selalu disajikan dalam bentuk angka. Angka yang digunakan
dalam hal ini diterapkan dengan jarak yang sama. Peletakannya
disusun secara bertingkat dari rendah menuju tinggi.
b. Kuisioner
27

Kuisioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang digunakan


untuk mengetahui tentang keadaan/data diri, pangalaman,
pengetahuan, sikap, pendapat, tanggapan, dan lain-lain, yang di
isi oleh responden.
c. Daftar Checklist
Daftar checklist adalah deretan pertanyaan (yang biasanya
singkat-singkat) dimana responden yang dievaluasi tinggal
membubukan tanda checklist.
d. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab
sepihak, maksudnya sepihak adalah responden tidak diberi
kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan balik.
e. Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta malakukan
pencatatan secara sistematis.
f. Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang
dalam masa-masa kehidupannya, jadi dalam hal ini pengevaluasi
tinggal melihat daftar riwayat hidup dan menarik suatu
kesimpulan. Teknik penilaian satu lagi adalah teknik tes, yang
menggunakan tes sebagai suatu alat pengumpul informasi tetapi
jika dibandingkan alat pengumpul informasi lain, tes ini lebih
bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Tes
mempunyai fungsi yaitu untuk mengukur siswa dan mngukur
keberhasilan program pengajaran. Menurut Suharsimi Arikunto
dalam bukunya, Tes ini dibedakan menjadi 3 macam ditinjau
dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, yaitu:
a Tes Diagnostik
28

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui


kelemahan kelemahan siswa sehingga dapat dilakukan
pemberian perlakuan tepat.
b Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu
program tertentu. Dalam kedudukannya tes formatif dapat
juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran.
Dalam pengalaman di sekolah, tes formatif dapat disamakan
dengan ulangan harian.
c Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah
berakhirnya sebuah program yang lebih besar. Dalam
pengalaman di sekolah, tes sumatif ini dapat disamakan
dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada
tiap akhir.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bagian dalam proses
pembelajaran terdiri dari komponen- komponen yang saling berkaitan satu sama
lain. Komponen-komponen tersebut sebaiknya disusun dalam format dan
sistematika yang jelas. Format berkaitan dengan bentuk penyajian isi RPP,
sedangkan sistematika berkaitan dengan urutan penyajian komponen silabus.
29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :

A. KOMPETENSI INTI
KI-1
KI-2
KI-3
KI-4
B. KOMPETENSI DASAR
3.1
4.1
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.1.1
4.1.1
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
E. MATA PELAJARAN
F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan

Inti

Penutup
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Gambar 2.2 Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(Sumber: Buku Panduan Penyusunan Skripsi dan Non Skripsi, 2015)

2.1.6Model Pembelajaran
Istilah model pembelajran amat dekat dengan strategi pembelajaran. Sofan
Amri (2013) (dalam Nurdiyansyah, 2016:19) dalam bukunya mendefinisikan
strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang
telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut,
yaitu: a) pemilihan materi pelajaran (guru dan siswa); b) penyaji materi
pelajaran (perorangan atau kelompok); c) cara menyajikan materi pelajaran
(induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal); dan d)
sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen atau
homogen)
30

2. Pendekatan pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru
atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi
itu disajikan.
3. Metode pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan metode
ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya. 4.
Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus atau metode pembelajaran
yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru,
ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik
mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang dan atau dengan
teknik yang lainnya
Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51) (dalam Gunarto,
2013: 15) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas.
Menurut Gunarto (2013:16) model pembelajaran adalah prosedur atau pola
sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran
didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran.

2.1.6.1 Model Pembelajaran E-Learning


Menurut Nurdyansyah (2016: 119) E-learning adalah sebuah pembelajaran
jarak jauh yang memanfaatkan media elektronik dalam menyampaikan
pembelajaran, baik berupa internet, CD atau dengan menggunakan HP. E-learning
memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan melakukan
evaluasi, karena dengan e-learning semua informasi dapat secara cepat diunduh
dari situs e- learning dan bisa dengan cepat melakukan evaluasi hasil belajar siswa
tanpa harus melakukan ujian di dalam kelas.
31

Surya (2008) (dalam Nurdyansyah, 2016: 120) menyebutkan e-learning


yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi
dan informasi khususnya internet. Mengutip pendapat Rosenberg (2001), Surya
(2008) (dalam Nurdyansyah, 2016: 120) menyatakan e-learning merupakan satu
penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dengan
jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan
jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi
dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna
terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
(3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional.
Menurut Yaghoubi (2008) yang dikutip dalam Nurdyansyah (2016: 120)
Dua kelebihan yang dinilai paling tinggi dari e-learning ini adalah (a) fleksibilitas
pada waktu dan tempat dan (b) kemudahan dalam bahan ajar. Persoalan e-learning
bukan sekedar penyampaian materi ajar secara online, sebagaimana dikemukakan
Leitch (2008) (dalam Nurdyansyah, 2016: 120) bahwa pengajaran secara online
tidak hanya ditandai dengan bagaimana pengajaran itu diselenggarakan, tetapi
lebih mendasar tentang bagaimana falsafah dalam mendesain pendidikan yang
interaktif, responsif dan peluang mendistribusikan informasi valid kepada
pebelajar dalam waktu, tempat dan bentuk tampilan yang sesuai (menyenangkan).

2.1.6.2 Karakteristik E-Learning


Menurut Abdul Haris (2016: 5) Pemanfaatan e-learning yang baik akan
mendorong terciptanya lingkungan belajar yang berpusat pada pebelajar (student-
centered learning), karena e-learning menuntut pebelajar untuk belajar secara
mandiri dan mengkonstruk ilmu pengetahuannya sendiri. Hal tersebut sesuai
dengan karakteristik e-learning yang dikemukakan oleh Rudidan Riyana (2007)
sebagai berikut:
a. Daya tangkap pebelajar terhadap materi pembelajaran tidaktergantung
kepada instruktur/pembelajar, karena pebelajarmengkonstruk sendiri ilmu
pengetahuannya melalui bahan-bahan ajaryang disampaikan melalui
interface situs web.
32

b. Sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses


dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat media Internet
yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi ke
dalamnya.
c. Pembelajar/ lembaga pendidikan berfungsi sebagai mediator/pembimbing.
d. Diperlukan sebuah restrukturisasi terhadap kebijakan sistem pendidikan,
kurikulum dan manajemen yang dapat mendukung pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan secara optimal.
Empat karakteristik di atas merupakan hal yang membedakan e- learning
dari kegiatan pembelajaran secara konvensional. Dalam e- learning, daya tangkap
pebelajar terhadap materi pembelajaran tidak lagi tergantung kepada instruktur/
pembelajar, karena pebelajar mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya melalui
bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface aplikasi e-learning.
Dalam e-learning pula, sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana
serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat
media internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi
ke dalamnya. Terakhir, dalam e-learning pembelajar/ lembaga pendidikan
berfungsi sebagai mediator/ pembimbing. Hal ini berkebalikan dengan kegiatan
pembelajaran konvensional di mana pembelajar/lembaga pendidikan berfungsi
sebagai sumber utama ilmu pengetahuan.

2.1.6.3 Model-Model E-Learning


Menurut Abdul Haris (2016: 9) Implementasi e-learning sangat bervariasi,
namun semua itudidasarkan atas suatu prinsip bahwa e-learning dimakusdkan
sebagai upaya peenyebaran informasi berupa materi pembelajaran melalui
mediaelektronik atau internet sehingga pebelajar dapat mengaksesnya kapansaja
dan dibelahan bumi manapun. Karakteristik pembelajaran e-learning adalah
terciptanya lingkungan belajar yang flexible dan distributed. Berdasarkan dari
definisi, e-learning bisa dibagi ke dalam empat model, yaitu 1) Web-Based
Learning, 2) Computer-Based Learning, 3) Virtual Education, dan 4) Digital
Collaboration. Dari ke empat model tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
33

Pembelajaran berbasis web merupakan “sistem pembelajaran jarak jauh


berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan antarmuka web”
(Munir, 2009: 231). Dalam pembelajaran berbasis web, pebelajar
melakukan kegiatan pembelajaran secara online melalui sebuah situs web.
Merekapun bisa saling berkomunikasi dengan rekan-rekan atau
pembelajarmelalui fasilitas yang disediakan oleh situs web tersebut.
2. Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer)
Secara sederhana, pembelajaran berbasis komputer bisa didefinisikan
sebagai kegiatan pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan oleh pebelajar
dengan menggunakan sebuah sistem komputer. Rusman (2009: 49)
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis computer
merupakan,“program pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan software computer yang berisi tentang
judul, tujuan, materi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.”
3. Virtual Education (Pendidikan Virtual)
Berdasarkan definisi dari Kurbel (2001), istilah pendidikan virtual merujuk
kepada suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi di sebuah lingkungan
belajar di mana pembelajar dan pebelajar terpisah oleh jarak dan waktu.
Pihak pembelajar menyediakan materi-materi pembelajaran melalui
penggunaan beberapa metode seperti aplikasi LMS, bahan-bahan
multimedia, pemanfaatan internet, atau konferensi video. Pebelajar
menerima mater-materi pembelajaran tersebut dan berkomunikasi dengan
pembelajar dengan memanfaatkan teknologi yang sama.
4. Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)
Kolaborasi digital adalah suatu kegiatan dimana para pebelajar yang
berasal dari kelompok yang berbeda (kelas, sekolah atau bahkan negara
bekerja) bersama-sama dalam sebuah proyek/ tugas, sambil berbagi idedan
informasi dengan seoptimal mungkin memanfaatkan teknologi internet
Meningkatnya pemanfaatan e-learning baik di lembaga pendidikan
maupun industri antara lain adalah tersedianya bermacam-macam perangkat lunak
LMS (Learning Management System). Melalui LMS ini, pembelajar dapat
mengelola materi pembelajaran, menyusun silabus, mengupload materi, membuat
34

quiz, memberikan nilai, memonitor keaktifan, mengolah nilai, berinteraksi dengan


pebelajar dan sesama pembelajar dalam forum chat dan lain-lain. Pebelajar dapat
mengakses infromasi dan materi pembelajaran, berinteraksi dengan sesama
mereka dan pembelajar, melakukan transasksi tugas-tugas, mengerjakan tes/ quiz,
melihat pencapain hasil belajar dan lain-lain.
Mengingat dampak Covid-19 dalam bidang pendidikan, maka untuk
sementara waktu kegiatan belajar mengajar secara tata muka ditiadakan dan
beralih kepada pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu, dalam perencanaan
pembelajaran Instalasi Motor Listrik ini akan menggunakan model pembelajaran
e-learning virtual education yang dimana model pembelajaran ini merujuk kepada
suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi di sebuah lingkungan belajar di mana
pembelajar dan pebelajar terpisah oleh jarak dan waktu.

2.1.6.4 Manfaat Model Pembelajaran E-Learning


E-learning memper mudah interaksi antara pebelajar dengan bahan/ materi
pelajaran. Pebelajar dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri
pebelajar. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan- bahan belajar dan tugas-
tugas yang harus dikerjakan oleh pebelajar di tempat tertentu di dalam web untuk
di akses oleh pebelajar. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan
kesempatan kepada pebelajar untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun
soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh pebelajar sekali saja dan dalam
rentangan waktu tertentu pula (Siahaan, 2002) (dalam Abdul Haris, 2016: 6).
Manfaat e-learning dengan menurut Pranoto, dkk (2009: 309) (dalam
Abdul Haris, 2016: 6) antara lain:
a. Meningkatkan suatu partisipasi aktif dari pebelajar.
b. Meningkatkan suatu kemampuan belajar mandiri pebelajar.
c. Meningkatkan suatu kualitas materi pembelajar serta juga pelatihan.
d. Meningkatkan suatu kemampuan untuk dapat menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, yang mana dengan perangkat biasa
akan sulit dilakukan.
35

Menurut Abdul Haris (2016: 6) manfaat dari pengembangan e-learning,


yaitu a) Efisiensi Biaya, b) Fleksibel, dan c) Belajar Mandiri. Dari manfaat
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Efisiensi Biaya.
E-learning tersebut memberi efisiensi biaya bagi administrasi
penyelenggarannya, efisiensi penyediaan sarana serta juga fasilitas fisik
untuk dapat belajar serta juga efisiensi biaya bagi pembelajar yaitu biaya
transportasi serta akomodasi.
b. Fleksibel.
E-learning tersebut memberi fleksibilitas didalam memilih waktu serta
juga tempat untuk dapat mengakses perjalanan.
c. Belajar Mandiri.
E-learning tersebut memberi kesempatan bagi pebelajar dengan secara
mandiri memegang seluruh kendali atas keberhasilan dalam proses belajar

2.1.6.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran E-Learning


Kelebihan e-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas,
kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media
(Sudjana, 2005: 253) (dalam Abdul Haris, 2016: 7). Menurut L. Tjokro (2009:
187) yang dikutip dalam Abdul Haris (2016: 7), e-learning memiliki banyak
kelebihan yaitu:
a. Lebih mudah untuk diserap, artinya ialah menggunakan fasilitas
multimedia yang berupa suatu gambar, teks, animasi, suara, dan juga
video.
b. Jauh lebih efektif didalam biaya, artinya ialah tidak perlu instruktur, tidak
perlu juga minimum audiensi, dapat dimana saja, dan lain sebagainya.
c. Jauh lebih ringkas, artinya ialah tidak banyak mengandung formalitas
kelas, langsung kedalam suatu pokok bahasan, mata pelajaran yang sesuai
kebutuhan.
d. Tersedia dalam 24 jam per hari, artinya ialah penguasaan dalam materi
tergantung pada semangat dan juga daya serap pebelajar, bisa dimonitor,
bisa diuji dengan e-test.
36

Menurut L. Gavrilova (2006: 354) dikutip dalam Abdul Haris (2016: 7)


Kekurangan e-learning adalah suatu pembelajaran dengan menggunakan model e-
learning tersebut membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti contohnya
komputer, monitor, keyboard, dan lain sebagainya).
Kekurangan e-learning tersebut yang diuraikan oleh Nursalam (2008: 140)
(dalam Abdul Haris, 2016: 7-8) antara lain sebagai berikut:
a. Kurangnya suatu interaksi antara pembelajar serta juga pebelajar atau juga
bahkan antar pebelajar itu sendiri.
b. Kecenderungan tersebut dapat mengabaikan aspek akademik atau juga
aspek sosial dan juga sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis atau
juga komersial.
c. Proses belajar mengajar tersebut cenderung kearah suatu pelatihan dari
pada pendidikan itu sendiri.
d. Berubahnya suatu peran pembelajar dari yang semula menguasai mengenai
teknik pembelajaran yang konvensional, sekarang juga dituntut untuk
dapat mengetahui teknik pembelajaran menggunakan ICT (information,
communication, technology).
e. Tidak pada semua tempat tersedia fasilitas internet.
f. Kurangnya suatu sumber daya manusia yang mengerti internet.
g. Kurangnya penguasaan dalam bahasa komputer.
h. Akses di komputer yang memadai tersebut dapat menjadi masalah sendiri
bagi pebelajar.
i. Pebelajar tersebut mungkin dapat bisa frustasi apabila tidak dapat
mengakses grafik, gambar, serta video dikarenakan peralatan (software
dan hardware) yang tidak memadai.
j. Tersedianya suatu infrastruktur yang dapat dipenuhi.
k. Informasi tersebut bervariasi didalam kualitas dan juga akurasi sehingga
panduan dan juga fitur pertanyaan diperlukan.
l. Pebelajar tersebut dapat merasa terisolasi

2.2 Instalasi Motor Listrik


37

Materi pokok bahasan diambil sesuai dengan silabus mata instalasi motor
listrik semester ganjil, makalah membahas tentang gambar instalasi motor listrik
dengan kendali elektromagnetik.

2.1.1. Diagram Kontrol Instalasi Motor Listrik


A. Diagram Blok
Diagram blok tersusun atas beberapa persegi panjang yang masing-masing
memiliki sebuah bagian alat kontrol beserta penjelasan rinci mengenai
fungsinya. Persegi panjang-persegi panjang tersebut dihubungkan dengan
tanda panah yang menunjukkan arah dari aliran dayanya. Diagram blok
dapat dilihat seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.3 Diagram Blok Sistem Pengontrolan


B. Diagram Satu Garis
Diagram satu garis hampir sama dengan diagram blok, hanya saja
komponen-komponen-nya ditunjukkan dengan simbol-simbol dari masing-
masing komponen, bukan dengan persegi panjang. Simbol-simbol tersebut
memberikan pengertian sifat-sifat dasar komponen, sehingga diagram satu
garis menunjukkan lebih banyak informasi mengenai pengontrolan sistem
tenaga listrik yang akan dikontrol. Garis-garis yang menghubungkan
berbagai jenis komponen digambarkan dengan dua atau lebih penghantar.
Gambar diagram satu garis dapat dilihat pada gambar berikut:
38

Gambar 2.4 Diagram Satu Garis Sistem Pengontrolan

C. Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan tidak umum digunakan dilapangan karena
penggambarannya dibuat secara lengkap dan merupakan gabungan antara
rangkaian utama dan pengendali. Jika kemungkinan terdapat kesalahan akan
menyulitkan korektor, sebab tidak ada yang baku dan bersifat lebih bebas.
Perlu kita ketahui bahwa untuk kebutuhan yang mendesak memahami
diagram kerja ini membutuhkan waktu relatif lama. Diagram pengawatan
dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
39

Gambar 2.5 Diagram Pengawatan Sistem Pengontrolan


D. Diagram Lintas/Aliran
Diagram lintasan / aliran ini paling banyak digunakan untuk menggambar
rangkaian instalasi yang didalamnya merupakan gambar detail dari diagram
satu garis karena didalam diagram lintasan / aliran dapat dibuat rangkaian
utama dan rangkaian pengendali secara terpisah. Masingmasing rangkaian
yang berbeda digambarkan dari kiri rangkaian utama dan disebelah
kanannya rangkaian pengendali serta semua elemennya diberi kode huruf
pengenal atau penomoran yang sudah dibakukan.Gambar diagram lintasan
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
40

Gambar 2.6 Diagram Skematik Sistem Pengontrolan

2.1.2. Gambar Instalasi Motor Listrik dengan Kendali Elektromagnetik


1. Diagram kerja kendali elektromagnetik motor bekerja dari satu tempat
(direct on line)
Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasarkan alira arus yaitu:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui TOR
(Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button) Off, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan (push
button) On. Pada posisi ini, arus akan mengalir menuju kontak NC 21-
22 menuju lampu indikator stand by dan menghidupkannya.

b. Ketika push button On ditekan, maka arus akan mengalir menuju coil
kontaktor, kontaktor bekerja maka kontak NO 13-14 mengunci push
41

button On dan lampu indikator kerja hidup. Bersamaan saat kontaktor


bekerja kontak NO Utama (1-2; 3-4; 5-6) aktif menghu-bungkan
sumber tegangan 3 phase dengan motor dan motor berputar. Sedangkan
untuk kontak NC 21-22 menjadi terbuka sehingga lampu stand by mati.
c. Push button On dilepas rangkaian tetap bekerja
d. Jika push button Off ditekan, maka aliran arus pada rangkaian
pengendali akan terputus dan menon-aktifkan kontaktor.
e. ika terjadi error pada saat mengoperasikan motor 3 phase, maka TOR
bekerja (kontak 95-96 terbuka; kontak 97-98 terhubung) dan lampu
indikator gangguan menyala.

Gambar 2.7 Rangkaian pengendali direct on line


42

Gambar 2.8 Dagram utama direct on line


2. Diagram kerja kendali elektromagnetik motor bekerja dari dua tempat
Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasar aliran arus:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui TOR
(Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button) Off1/ Off2, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan
(push button) On1/ On2. Pada posisi ini, arus akan mengalir menuju
kontak NC 21-22 menuju lampu indikator stand by dan
menghidupkannya.
b. Ketika push button On1/ On2 ditekan, maka arus akan mengalir menuju
coil kontaktor, kontaktor bekerja maka kontak NO 13-14 mengunci
push button On1/ On2 dan lampu indikator kerja hidup
c. Bersamaan saat kontaktor bekerja kontak NO Utama (1-2; 3-4; 5-6)
aktif menghubungkan sumber tegangan 3 phase dengan motor dan
motor berputar. Sedangkan untuk kontak NC 21-22 menjadi terbuka
sehingga lampu stand by mati.
d. Push button On1/ On2 dilepas rangkaian tetap bekerja
43

e. Jika push button Off1/ Off2 ditekan, maka aliran arus pada rangkaian
pengendali akan terputus dan menon-aktifkan kontaktor.
f. Jika terjadi error pada saat mengoperasikan motor 3 phase, maka TOR
bekerja (kontak 95-96 terbuka; kontak 97-98 terhubung) dan lampu
indikator gangguan menyala.

Gambar 2.9 Rangkaian pengendali motor bekerja dari dua tempat


44

Gambar 2.10 Diagram utama motor bekerja dari dua tempat


3. Diagram kerja kendali elektromagnetik motor bekerja berurutan manual
Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasar aliran arus:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui TOR
(Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button) Off1, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan (push
button) On1.
b. Ketika push button On1 ditekan, maka arus akan mengalir menuju coil
kontaktor, kontaktor bekerja maka kontak NO 13-14 mengunci push
button On1 dan lampu indikator kerja hidup. Bersamaan saat kontaktor
bekerja kontak NO Utama (1-2; 3-4; 5-6) aktif menghu- bungkan
sumber tegangan 3 phase dengan motor 1 dan motor 1 berputar.
c. Saat kontaktor 1 bekerja Push button ON di tekan, maka arus akan
mengalir menuju coil kontaktor 2 melalui tombol off2-on2 dan
kontaktor 2 bekerja, kontak NO 13-14 mengunci Push button ON dan
kontak NO utama (1-2; 3-4; 5-6) aktif menghubungkan sumber
tegangan 3 phase dengan motor 2 dan motor 2 berputar.
d. Push button On1 dan On2 dilepas rangkaian tetap bekerja
45

e. Jika push button Off1 ditekan, maka aliran arus pada rangkaian
pengendali akan terputus dan menon-aktifkan kontaktor 1 dan kontaktor
2. Tetapi jika off2 ditekan saat motor 1 dan 2 bekerja, maka yang akan
off (tidak bekerja) adalah motor 2.

Gambar 2.11 Rangkaian pengendali motor bekerja merurutan manual

Gambar 2.12 Diagram utama motor bekerja berurutan manual


46

4. Diagram kerja kendali elektromagnetik motor bekerja berurutan otomatis


Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasar aliran arus:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui TOR
(Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button) Off1, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan (push
button) On1.
b. Ketika push button On1 ditekan, maka arus akan mengalir menuju coil
kontaktor, kontaktor bekerja maka kontak NO 13-14 mengunci push
button On1 dan lampu indikator kerja hidup. Bersamaan saat kontaktor
bekerja kontak NO Utama (1-2; 3-4; 5-6) aktif menghu- bungkan
sumber tegangan 3 phase dengan motor 1 dan motor 1 berputar.
c. Saat kontaktor 1 bekerja, TDR teraliri arus melalui NC K2 dari
kontaktor 2 dan TDR bekerja, sesuai dengan pengaturan waktu pada
TDR. Setelah TDR bekerja kontak NO TDR menghubungkan sumber
tegangan dengan kontaktor 2 dan kontaktor 2 bekerja, pada saat itu
kontak NC K2 membuka dan TDR terlepas dari sumber tegangan, TDR
tidak bekerja kontaktor 2 tetap bekerja karena kontak NO K2 telah
mengunci hubungan ke sumber tegangan. Kontaktor 2 bekerja dan
motor 2 pun ikut bekerja karena kontak NO utama dari motor 2
menghubungkan sumber tegangan 3 phase dengan beban (motor).
d. Push button On1 dilepas rangkaian tetap bekerja
47

Gambar 2.13 Rangkaian pengendali motor bekerja berurutan otomatis

Gambar 2.14 Dagram utama motor bekerja berurutan otomatis


5. Diagram kerja kendali elektromagnetik motor bekerja forward reverse
Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasar aliran arus:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui TOR
(Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button)
48

b. Off, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan (push button) On


F dan On R.
c. Ketika push button On F ditekan maka arus mengalir melalui NC K2
menuju coil kontaktor 1, kontak NO 13-14 mengunci push button On F,
motor kerja putaran kekanan.
d. Ketika push button Off ditekan, maka arus yang mengalir ke kontaktor
1 terputus, kontaktor 1 tidak bekerja dan motor tidak berputar.
e. Ketika push button On R ditekan maka arus mengalir melalui NC K1
menuju coil kontaktor 2, kontak NO 13-14 mengunci push button On R,
motor kerja putaran kekiri.
f. Ketika push button Off ditekan, maka arus yang mengalir ke kontaktor
2 terputus, kontaktor 2 tidak bekerja dan motor tidak berputar.
g. Jika terjadi error pada saat mengoperasikan motor 3 phase, maka TOR
bekerja (kontak 95-96 terbuka; kontak 97-98 terhubung) dan lampu
indikator gangguan menyala.

Gambar 2.15 Rangkaian pengendali motor bekerja forward reverse


49

Gambar 2.16 Diagram utama motor bekerja forward reverse


6. Diagram kendali elektromagnetik motor bekerja forward reverse otomatis
Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasar aliran arus:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui TOR
(Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button) Off1, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan (push
button) On F.
b. (push button) On F ditekan maka arus mengalir melalui NC K2 dan coil
kontaktor 1 bekerja begitu juga dengan kontak NO 13-14 mengunci
push button On F, motor kerja putaran kekanan
c. Ketika T1 teraliri arus dari output NC K2, maka T1 aktif dan akan
bekerja sesuai setingan waktu (misal T1= 10 detik, maka setelah 10
detik kontak NC T1 akan terputus sehingga coil kontaktor 1 tidak
bekerja dan motor tidak berputar dan kontak NO T1 akan terhubung
sehingga mengaktifkan T2)
d. Ketika T2 aktif dan waktu di- set 10 detik maka T2 akan bekerja setelah
10 detik dengan memutuskan kontak NC T2 dan menghubungkan
kontak NO T2 sehingga mengalirkan arus melalui NC K1 menuju coil
kontaktor 2 dan mengaktifkannya, kontak NO K2 mengunci NO T2 dan
motor kerja putaran kekiri.
e. Ketika push button Off ditekan, maka arus yang mengalir ke
50
51

Gambar 2.17 Rangkaian pengendali motor bekerja forward reverse otomatis

Gambar 2.18 Diagram utama motor bekerja forward reverse otomatis

7. Diagram kerja kendali elektromagnetik motor bekerja hubungan star delta


Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasar aliran arus:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui
TOR (Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button) Off1, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan (push
button) On 1.
b. Ketika ON1 ditekan maka arus akan mengalir menuju coil kontaktor 1,
kontaktor 1 bekerja dan kontak NO K1 (13-14) mengunci push button
ON1, kontak NO K1 (23-24) terhubung mengalirkan arus melalui NC
52

K2 (21-22) menuju coil kontaktor 3, kontaktor 3 bekerja maka motor


berputar hubungan bintang/ star. Pada posisi ini K1 dan K3 aktif.
c. Ketika ON2 ditekan maka arus akan mengalir menuju coil kontaktor 2,
kontaktor 2 bekerja dan kontak NO K2 (13-14) mengunci push button
ON2, kontak NC K2 (21-22) terbuka memutuskan aliran arus menuju
coil kontaktor 3, kontaktor 3 tidak bekerja. Pada kondisi ini kontaktor
yang aktif adalah kontaktor 1 dan 2 maka motor berputar hubungan
segitiga/ delta.
d. Ketika push button Off ditekan, maka arus yang mengalir ke kontaktor
1 terputus, motor tidak berputar.
e. Jika terjadi error pada saat mengoperasikan motor 3 phase, maka

Gambar 2.19 Rangkaian Pengendali Motor Bekerja Hubungan Star Delta


53

Gambar 2.20 Diagram Utama Motor Bekerja Hubungan Star Delta


8. Diagram kerja kendali elektromagnetik motor bekerja hubungan star delta
otomatis
Penjelasan prinsip kerja rangkaian berdasar aliran arus:
a. Ketika MCB dihidupkan, maka arus akan mengalir melalui
TOR (Thermal Overload Relay; kontak 95-96) dan tombol tekan (push
button) Off1, kemudian arus berhenti di-masukan tombol tekan (push
button) On.
b. Ketika push button ON ditekan maka arus mengalir menuju coil
kontaktor 1, kontaktor 1 bekerja dan kontak NO K1 (13-14) mengunci
push button ON. NC K2 (31-32) teraliri arus dari NO K1 menuju TDR
dan mengaktifkannya, NC TDR teraliri arus melewati NC K2 (21-22)
menuju coil kontaktor 3, kontaktor 3 bekerja. Pada kondisi K1 dan K3
aktif/ bekerja maka motor akan berputar pada hubungan bintang/ star.
c. Setelah beberapa waktu sesuai setingan pada TDR, maka kontak NC
TDR akan terbuka menon-aktif-kan Kontaktor 3 dan kontak NO TDR
akan terhubung sehingga arus akan melewati NC K3 menuju coil
kontaktor 2, kontaktor 2 bekerja dan kontak NO K2 mengunci kontak
NO TDR. Pada kondisi ini K1 dan K2 aktif sehingga motor berputar
pada hubungan segitiga/ delta.
54

d. Ketika push button Off ditekan, maka arus yang mengalir ke kontaktor
1 terputus, motor tidak berputar.

Gambar 2.21 Rangkaian Pengendali Motor Hubungan Star Delta Otomatis

Gambar 2.22 Diagram Utama Motor Hubungan Star Delta Otomatis


BAB III
PERENCANAAN PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Perencanaan makalah komprehensif ini disusun di Universitas Negeri
Jakarta dibantu oleh dosen pembimbing dalam hal menyusun rancangan
pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan dilakukan di SMK Binakarya Mandiri
yang beralamat di Jalan Akasia No. 1 RT002/RW003 Pengasinan, Kecamatan
Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawabarat 12112 pada bulan Juli 2020.

3.2 Silabus

68
69

SILABUS

Nama Sekolah : SMK Binakarya Mandiri


Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Mata Pelajaran : Instalasi Motor Listrik
Kelas/Semester : XI / 3
KOMPETENSI INTI:
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup pada
Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan Rekayasa tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup Simulasi dan
Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan Rekayasa. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber Belajar
Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi
3.1 Memahami jenis dan 3.1.1 Menjelaskan pengertian Jenis dan Mengamati : Sikap: 8x2  Putra, Abdian.
karakteristik motor motor listrik Karakteristik  Mengamati jenis dan karakteristik motor  Observasi 2019. “Instalasi
listrik 3.1.2 Menjelaskan prinsip kerja Motor Listrik listrik Motor Listrik
4.1 Memilih motor listrik motor listrik/cara kerja Pengetahuan: SMK/MAK
berdasarkan jenis dan motor listrik Menanya : Tes Kelas
karakteristik 3.1.3 Mengkategorikan jenis  Mengkondisikan situasi belajar untuk Tes tertulis XI”.Malang: PT.
motor listrik membiasakan mengajukan pertanyaan bentuk uraian Kuantum Buku
3.1.4 Menganalisis prinsip kerja secara aktif dan mandiri tentang jenis dan dan atau Sejahtera
motor arus bolak-balik karakteristik motor listrik pilihan ganda.  Modul
(AC)  Internet
3.1.5 Menganalisis jenis motor Pengumpulan Data : Penugasan
arus bolak balik (AC)  Mengumpulkan data yang dipertanyakan Berbentuk
3.1.6 Menjelaskan prinsip kerja dan menentukan sumber (melalui benda portofolio /
motor arus searah (DC) konkrit, dokumen, buku, eksperimen) Makalah
3.1.7 Menjelaskan karakteristik untuk menjawab pertanyaan yang
motor listrik diajukan tentang jenis dan karakteristik
Keterampilan
motor listrik
4.1.1 Menentukan motor listrik  Presentasi
berdasarkan jenis dan  Praktek
Mengasosiasi :
karakteristik  Mengkatagorikan data dan menentukan
70

Indikator Pencapaian Alokasi Sumber Belajar


Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi
hubungannya, selanjutnyanya
disimpulkan dengan urutan dari yang
sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait dengan jenis dan
karakteristik motor listrik

Mengkomunikasikan :
 Menyampaikan hasil konseptualisasi
tentang jenis dan karakteristik motor
listrik dalam bentuk lisan, tulisan, dan
gambar.
3.2 Memahami macam- 3.2.1 Menjelaskan pengertian Macam-Macam Mengamati : Sikap: 8x2  Kemendikbud.
macam pengendali pengendali motor listrik Pengendali Motor  Mengamati macam-macam pengendali  Observasi 2013. “Instalasi
motor listrik secara manual, semi Listrik motor listrik Motor Listrik
otomatis dan otomatis Pengetahuan: Semester 3.
3.2.2 Menjelaskan penggunaan Menanya : Tes Jakarta:
pengendali motor listrik  Mengkondisikan situasi belajar untuk Tes tertulis Kemendikbud
4.2 Membedakan macam- secara manual, semi membiasakan mengajukan pertanyaan bentuk uraian  Modul
macam pengendali otomatis, dan otomatis secara aktif dan mandiri tentang macam- dan atau  Internet
motor listrik macam pengendali motor listrik pilihan ganda.
4.2.1 Menguraikan macam-
macam pengendali motor Pengumpulan Data : Penugasan
listrik  Mengumpulkan data yang dipertanyakan Berbentuk
dan menentukan sumber (melalui benda portofolio /
konkrit, dokumen, buku, eksperimen) Makalah
untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan tentang macam-macam
Keterampilan
pengendali motor listrik
 Presentasi
 Praktek
Mengasosiasi :
 Mengkatagorikan data dan menentukan
hubungannya, selanjutnyanya
disimpulkan dengan urutan dari yang
sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait dengan macam-macam
pengendali motor listrik

Mengkomunikasikan :
71

Indikator Pencapaian Alokasi Sumber Belajar


Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi
 Menyampaikan hasil konseptualisasi
tentang macam-macam pengendali motor
listrik dalam bentuk lisan,
tulisan, dan gambar.
Mengamati : 8x4  Kemendikbud.
 Mengamati prinsip kerja komponen 2013. “Instalasi
pengendali motor listrik Motor Listrik
Semester 3.
Menanya : Jakarta:
 Mengkondisikan situasi belajar untuk Kemendikbud
membiasakan mengajukan pertanyaan Sikap:  Modul
secara aktif dan mandiri tentang prinsip  Observasi  Internet
kerja komponen pengendali motor listrik
Pengetahuan:
Pengumpulan Data : Tes
3.3 Memahami prinsip
 Mengumpulkan data yang dipertanyakan Tes tertulis
kerja komponen 3.3.1 Menyebutkan komponen
dan menentukan sumber (melalui benda bentuk uraian
pengendali motor pengendali motor listrik
konkrit, dokumen, buku, eksperimen) dan atau
listrik 3.3.2 Menjelaskan prinsip kerja
Komponen untuk menjawab pertanyaan yang pilihan ganda.
dari komponen pengendali
Pengendali diajukan tentang prinsip kerja komponen
motor listrik
Elektromekanik pengendali motor listrik
Penugasan
4.3 Memahami komponen 4.3.1 Menentukan komponen Berbentuk
Mengasosiasi :
pengendali motor pengendali motor listrik portofolio /
listrik  Mengkatagorikan data dan menentukan Makalah
hubungannya, selanjutnyanya
disimpulkan dengan urutan dari yang
sederhana sampai pada yang lebih Keterampilan
kompleks terkait dengan prinsip kerja  Presentasi
komponen pengendali motor listrik  Praktek

Mengkomunikasikan :
 Menyampaikan hasil konseptualisasi
tentang prinsip kerja komponen
pengendali motor listrik dalam bentuk
lisan, tulisan, dan gambar.
3.4 Memahami gambar 3.4.1 Mengemukakan macam- Gambar Instalasi Mengamati : Sikap: 8x5  Kemendikbud.
instalasi motor listrik macam diagram kerja Motor Listrik  Mengamati gambar instalasi motor listrik  Observasi 2013. “Instalasi
dengan kendali pengendali elektromagnetik dengan Kendali dengan kendali elektromagnetik Motor Listrik
72

Indikator Pencapaian Alokasi Sumber Belajar


Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi
Semester 3.
Menanya : Jakarta:
 Mengkondisikan situasi belajar untuk Kemendikbud
membiasakan mengajukan pertanyaan  Modul
secara aktif dan mandiri tentang gambar  Internet
instalasi motor listrik dengan kendali
elektromagnetik
Pengetahuan:
3.4.2 Menjelaskan fungsi dari Pengumpulan Data : Tes
elektromagnetik diagram kerja pengendali  Mengumpulkan data yang dipertanyakan Tes tertulis
elektromagnetik dan menentukan sumber (melalui benda bentuk uraian
3.4.3 Menafsirkan prinsip kerja konkrit, dokumen, buku, eksperimen) dan atau
melalui diagram kerja untuk menjawab pertanyaan yang pilihan ganda.
pengendali elektromagnetik diajukan tentang gambar instalasi motor
listrik dengan kendali elektromagnetik
Elektromagnetik Penugasan
4.4.1 Menggambarkan gambar
Berbentuk
4.4 Mencontoh gambar instalasi motor listrik Mengasosiasi :
portofolio /
instalasi motor listrik dengan kendali  Mengkatagorikan data dan menentukan Makalah
dengan kendali elektromagnetik hubungannya, selanjutnyanya
elektromagnetik 4.4.2 Menggambar macam- disimpulkan dengan urutan dari yang
macam diagram kerja sederhana sampai pada yang lebih Keterampilan
pengendali elektromagnetik kompleks terkait dengan gambar instalasi  Presentasi
motor listrik dengan kendali  Praktek
elektromagnetik

Mengkomunikasikan :
 Menyampaikan hasil konseptualisasi
tentang gambar instalasi motor listrik
dengan kendali elektromagnetik dalam
bentuk lisan, tulisan, dan gambar.
3.5 Memahami sistem 3.5.1 Menguraikan persyaratan Sistem Proteksi Mengamati : Sikap: 8x5  Kemendikbud.
proteksi instalasi perlengkapan kendali dan Instalasi Motor  Mengamati sistem proteksi instalasi motor  Observasi 2013. “Instalasi
motor listrik proteksi Listrik listrik Motor Listrik
3.5.2 Menjelaskan peralatan Pengetahuan: Semester 3.
4.5 Memilih sistem proteksi Menanya : Tes Jakarta:
proteksi motor listrik 3.5.3 Menjelaskan pembumian  Mengkondisikan situasi belajar untuk Tes tertulis Kemendikbud
motor membiasakan mengajukan pertanyaan bentuk uraian  Modul
3.5.4 Menjelaskan pentanahan secara aktif dan mandiri tentang sistem dan atau  Internet
73

Indikator Pencapaian Alokasi Sumber Belajar


Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi
proteksi instalasi motor listrik

Pengumpulan Data :
 Mengumpulkan data yang dipertanyakan
dan menentukan sumber (melalui benda
konkrit, dokumen, buku, eksperimen)
untuk menjawab pertanyaan yang pilihan ganda.
diajukan tentang sistem proteksi instalasi
motor listrik
Penugasan
netral sistem Berbentuk
Mengasosiasi :
portofolio /
 Mengkatagorikan data dan menentukan
4.5.1 Menentukan sistem Makalah
hubungannya, selanjutnyanya
proteksi motor listrik
disimpulkan dengan urutan dari yang
sederhana sampai pada yang lebih Keterampilan
kompleks terkait dengan sistem proteksi  Presentasi
instalasi motor listrik  Praktek

Mengkomunikasikan :
 Menyampaikan hasil konseptualisasi
tentang sistem proteksi instalasi motor
listrik dalam bentuk lisan, tulisan,
dan gambar.
74

3.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMK Binakarya Mandiri


Mata Pelajaran : Instalasi Motor Listrik
Kelas/Semester : XI / 3
Materi Pokok : Gambar Instalasi Motor Listrik dengan Kendali
Elektromagnetik
Alokasi Waktu : 8 x 5 (@45 Menit)
Pertemuan ke : 9 – 13

A. Kompetensi Inti
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup pada Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan
Rekayasa tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup Simulasi dan
Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan Rekayasa. Menampilkan
kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.4 Memahami gambar instalasi motor listrik dengan kendali elektromagnetik
4.4 Mencontoh gambar instalasi motor listrik dengan kendali elektromagnetik

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1 Mengemukakan macam-macam diagram kerja pengendali
elektromagnetik
3.4.2 Menjelaskan fungsi dari diagram kerja pengendali elektromagnetik
3.4.3 Menafsirkan prinsip kerja melalui diagram kerja pengendali
elektromagnetik

4.4.1 Menggambarkan gambar instalasi motor listrik dengan kendali


elektromagnetik
75

4.4.2 Menggambar macam-macam diagram kerja pengendali elektromagnetik

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran peserta didik diharapkan:
1. Siswa mampu mengemukakan macam-macam diagram kerja pengendali
elektromagnetik dengan KKM 75% benar.
2. Siswa mampu menjelaskan fungsi dari diagram kerja pengendali
elektromagnetik dengan KKM 75% benar.
3. Siswa mampu menafsirkan prinsip kerja melalui diagram kerja
pengendali elektromagnetik dengan KKM 75% benar.
4. Siswa mampu menggambarkan gambar instalasi motor listrik dengan
kendali elektromagnetik dengan KKM 75% benar
5. Siswa mampu menggambar macam-macam diagram kerja pengendali
elektromagnetik dengan KKM 75% benar.

E. Materi Pembelajaran
Gambar Instalasi Motor Listrik dengan Kendali Elektromagnetik

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


a. Pendekatan : Pendekatan Saintifik (scientific).
b. Model Pembelajaran : E-Learning Virtual Education
c. Metode Pembelajaran:
 Ceramah
 Demonstrasi dan eksperimen
 Diskusi kelompok
 Tanya Jawab
 Pemberian tugas

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media/Alat Pembelajaran:
 Laptop/PC/Handphone
 Aplikasi Zoom Meeting dan Classroom
 Aplikasi (software) CADe Simu
b. Sumber Pembelajaran
 Slide tentang “Gambar Instalasi Motor Listrik dengan Kendali
Elektromagnetik”
 Putra, Abdian. 2019. “Instalasi Motor Listrik SMK/MAK Kelas
XI”.Malang: PT. Kuantum Buku Sejahtera

H. Langkah – Langkah Pembelajaran


Pertemuan Ke-9
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokas
i
76

Waktu
Pendahulua  Guru menginstrusikan kepada peserta didik 30
n untuk bersiap melakukan pembelajaran Menit
melalui grup Whatsapp
 Guru memeriksa kehadiran siswa melalui
google classroom
 Guru membagikan materi berupa PPT pada
aplikasi google classroom
 Guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok yang masing-masing
kelompok memiliki 3-4 anggota
Inti Mengamati 300
 Peserta didik membaca materi tentang jenis- Menit
jenis diagram pada aplikasi google classroom

Menanya
 Peserta didik membuat pertanyaan berkaitan
dengan jenis-jenis diagram berdasarkan
materi yang telah dijelaskan dalam slide
power point.
 Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang jenis-jenis
diagram yang belum diketahui

Mengeksplorasi
 Guru memberikan penugasan kepada peserta
didik untuk menggali informasi tentang jenis-
jenis diagram
 Setiap kelompok membuat grup whatsapp
untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi dan saling bertukar infromasi
mengenai tugas yang diberikan

Mengasosiasi
 Siswa secara berkelompok melakukan kerja
sama untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang ditemukan di
dalam kelompoknya
 Guru mengarahkan siswa yang masih
kesulitan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang ditemukan di dalam
kelompoknya.
77

Mengkomunikasikan
 Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
kelompok secara klasikal melalui aplikasi
zoom meeting, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian
ditanggapi kembali.
 Guru melakukan penilaian untuk mengetahui
penyerapan pengetahuan dalam proses
pembelajaran
Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 30
merefleksikan pengalaman belajar Menit
 Guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari dan menyampaikan
rencana pembelajaran selanjutnya dan
diakhiri dengan salam penutup

Pertemuan Ke-10
Alokas
Kegiatan Deskripsi Kegiatan i
Waktu
Pendahulua  Guru menginstrusikan kepada peserta didik 30
n untuk bersiap melakukan pembelajaran Menit
melalui grup Whatsapp
 Guru memeriksa kehadiran siswa melalui
google classroom
 Guru membagikan materi berupa PPT pada
aplikasi google classroom
 Guru membagikan materi berupa video yang
dapat diakses pada
https://www.youtube.com/watch?v=iR-z8_MPlak,
https://www.youtube.com/watch?v=XYtGh-qm3Vk
 Guru memberikan pengarahan untuk
membuat kelompok yang terdiri dari 2
anggota
Inti Mengamati 300
 Peserta didik membaca materi tentang Menit
rangkaian kendali elektromagnetik motor
bekerja dari satu tempat (direct on line) dan
dua tempat pada aplikasi google classroom
 Peserta didik membuat rangkuman dari video
yang telah diberikan
78

Menanya
 Peserta didik membuat pertanyaan berkaitan
dengan kendali kontrok magnetic dari satu
tempat dan dua tempat berdasarkan materi
yang telah dijelaskan dalam slide power
point.
 Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang yang belum
diketahui

Mengeksplorasi
 Guru memberikan penugasan kepada peserta
didik untuk membuat rangkaian kendali
elektromagnetik motor bekerja dari satu
tempat (direct on line) dan dua tempat.
 Setiap kelompok membuat grup whatsapp
untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi dan saling bertukar infromasi
mengenai tugas yang diberikan

Mengasosiasi
 Siswa secara berkelompok melakukan kerja
sama untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang ditemukan di
dalam kelompoknya
 Guru mengarahkan siswa yang masih
kesulitan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang ditemukan di dalam
kelompoknya.

Mengkomunikasikan
 Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
kelompok secara klasikal melalui aplikasi
zoom meeting, mengemukakan pendapat atas
tugas yang telah dikerjakan
 Guru melakukan penilaian untuk mengetahui
penyerapan pengetahuan dalam proses
pembelajaran
Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 30
merefleksikan pengalaman belajar Menit
 Guru memberikan penguatan terhadap materi
79

yang telah dipelajari dan menyampaikan


rencana pembelajaran selanjutnya dan
diakhiri dengan salam penutup

Pertemuan Ke-11
Alokas
Kegiatan Deskripsi Kegiatan i
Waktu
Pendahulua  Guru menginstrusikan kepada peserta didik 30
n untuk bersiap melakukan pembelajaran Menit
melalui grup Whatsapp
 Guru memeriksa kehadiran siswa melalui
google classroom
 Guru membagikan materi berupa PPT pada
aplikasi google classroom
 Guru membagikan materi berupa video yang
dapat diakses pada
https://www.youtube.com/watch?v=ntswfWNNYcs,
https://www.youtube.com/watch?v=B25qS5IkZyo
 Guru memberikan pengarahan untuk
membuat kelompok yang terdiri dari 2
anggota
Inti Mengamati 300
 Peserta didik membaca materi tentang Menit
kendali elektromagnetik motor bekerja
berurutan dan forward reverse pada google
classroom
 Peserta didik membuat rangkuman dari video
yang telah diberikan

Menanya
 Peserta didik membuat pertanyaan berkaitan
dengan kendali elektromagnetik motor
bekerja berurutan dan forward reverse
berdasarkan materi yang telah dijelaskan
dalam slide power point.
 Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang yang belum
diketahui

Mengeksplorasi
 Guru memberikan penugasan kepada peserta
didik untuk membuat rangkaian kendali
80

elektromagnetik motor bekerja berurutan dan


forward reverse.
 Setiap kelompok membuat grup whatsapp
untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi dan saling bertukar infromasi
mengenai tugas yang diberikan

Mengasosiasi
 Siswa secara berkelompok melakukan kerja
sama untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang ditemukan di
dalam kelompoknya
 Guru mengarahkan siswa yang masih
kesulitan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang ditemukan di dalam
kelompoknya.

Mengkomunikasikan
 Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
kelompok secara klasikal melalui aplikasi
zoom meeting, mengemukakan pendapat atas
tugas yang telah dikerjakan
 Guru melakukan penilaian untuk mengetahui
penyerapan pengetahuan dalam proses
pembelajaran
Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 30
merefleksikan pengalaman belajar Menit
 Guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari dan menyampaikan
rencana pembelajaran selanjutnya dan
diakhiri dengan salam penutup

Pertemuan Ke-12
Alokas
Kegiatan Deskripsi Kegiatan i
Waktu
Pendahulua  Guru menginstrusikan kepada peserta didik 30
n untuk bersiap melakukan pembelajaran Menit
melalui grup Whatsapp
 Guru memeriksa kehadiran siswa melalui
google classroom
 Guru membagikan materi berupa PPT pada
81

aplikasi google classroom


 Guru membagikan materi berupa video yang
dapat diakses pada
https://www.youtube.com/watch?v=sChxU0npdJk
Inti Mengamati 300
 Peserta didik membaca materi tentang Menit
kendali elektromagnetik motor bekerja
hubungan star delta pada google classroom
 Peserta didik membuat rangkuman dari video
yang telah diberikan

Menanya
 Peserta didik membuat pertanyaan berkaitan
dengan kendali elektromagnetik motor
bekerja hubungan star delta berdasarkan
materi yang telah dijelaskan dalam slide
power point.
 Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang yang belum
diketahui

Mengeksplorasi
 Guru memberikan penugasan kepada peserta
didik untuk membuat kendali
elektromagnetik motor bekerja hubungan star
delta.
 Setiap kelompok membuat grup whatsapp
untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi dan saling bertukar infromasi
mengenai tugas yang diberikan

Mengasosiasi
 Siswa secara berkelompok melakukan kerja
sama untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang ditemukan di
dalam kelompoknya
 Guru mengarahkan siswa yang masih
kesulitan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang ditemukan di dalam
kelompoknya.

Mengkomunikasikan
82

 Peserta didik mengumpulkan tugas membuat


rangkaian kendali elektromagnetik motor
bekerja hubungan star delta pada google
classroom
 Guru melakukan penilaian untuk mengetahui
penyerapan pengetahuan dalam proses
pembelajaran
Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 30
merefleksikan pengalaman belajar Menit
 Guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari dan menyampaikan
rencana pembelajaran selanjutnya dan
diakhiri dengan salam penutup

Pertemuan Ke-13
Alokas
Kegiatan Deskripsi Kegiatan i
Waktu
Pendahulua  Guru menginstrusikan kepada peserta didik 30
n untuk bersiap melakukan pembelajaran Menit
melalui grup Whatsapp
 Guru memeriksa kehadiran siswa melalui
google classroom
 Guru menginstruksikan kepada peserta didik
untuk mengulas kembali materi yang telah
diberikan dan dicatat sebelum melakukan
quiz
 Guru memberikan kode quiziz untuk
melakukan quiz
Inti Mengamati 300
 Peserta didik mengulas kembali materi yang Menit
telah diberikan dan dicatat/dirangkum

Menanya
 Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang yang belum
diketahui sebelum memulai quiz

Mengeksplorasi
 Guru memberikan quiz melalui aplikasi
Quiziz
83

Mengasosiasi
 Guru mengarahkan siswa yang masih
kesulitan untuk masuk kedalam quiziz

Mengkomunikasikan
 Peserta didik mengumpulkan quiz sesuai
dengan waktu yang ditentukan
 Guru melakukan penilaian untuk mengetahui
penyerapan pengetahuan dalam proses
pembelajaran
Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 30
merefleksikan pengalaman belajar Menit
 Guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari dan menyampaikan
rencana pembelajaran selanjutnya dan
diakhiri dengan salam penutup

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
Tota
Nama Tanggung
No Jujur Disiplin Santun l
Siswa/Kelomp Jawab
Skor
ok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3

.
Keterangan Indokator Penilaian Sikap:
Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Mengikuti kaidah berbahasa tertulis dengan baik dan benar

Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
c. Tidak mencontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
d. Mencantumkan sumber belajar dari dikutip/dipelajari

Tanggung Jawab
a. Melaksanakan tugas individu dengan baik
84

b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok


c. Mengajukan usul pemecahan masalah
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan

Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan

Pedoman Penilaian:
JumlahYa
Nilai= x4
16
84

2. Penilaian Pengetahuan
Rubrik Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Kisi-Kisi :
Level Kognitif
No Kompetensi No.
Indikator Soal Materi Soal

C1

C2

C3

C4

C5

C6
. Dasar Soal

3.4 Memahami 3.4.1  Jenis-Jenis 1. Gambar dibawah merupakan salah satu


gambar Mengemukakan diagram contoh diagram instalasi…
instalasi motor macam-macam Instalasi Motor
listrik dengan diagram kerja Listrik
kendali pengendali  Kendali
elektromagnetik elektromagnetik Elektromagnetik
Motor Bekerja
Dari Satu
Tempat (Direct
On Line) A. Diagram Blok
 Kendali B. Diagram Satu Garis
Elektromagnetik C. Diagram Pengawatan
Motor Bekerja D. Diagram lintasan/ aliran
Dari Dua E. Diagram pemipaan
3.4.2Menjelaskan Tempat 2. Pada diagram ini ditunjukkan dengan
fungsi dari  Kendali symbol-simbol dari masing-masing
diagram kerja Elektromagnetik komponen dan mempunyai garis-garis yang
pengendali menghubungkan berbagai jenis komponen
elektromagnetik
85

3.4.2Menafsirkan Motor Bekerja digambarkan dengan dua atau lebih


prinsip kerja Berurutan penghantar. Merupakan diagram….
melalui diagram  Kendali A. Diagram blok
kerja pengendali Elektromagnetik B. Diagram sat ugaris
elektromagnetik Motor Bekerja C. Diagram pengawatan
Forward D. Diagram lintasan/aliran
Reverse E. Diagram pemipaan
 Kendali 3. Diagram yang penggambarannya dibuat
Elektromagnetik secara lengkap dan merupakan gabungan
Motor Bekerja antara rangkaian utama dan pengendali
Hubungan Star merupakan diagram...
Delta. A. Diagram Blok
B. Diagram Satu Garis
C. Diagram Pengawatan
D. Diagram lintasan/ aliran
E. Diagram pemipaan
4. Pada diagram ini masing-masing rangkaian
yang berbeda digambarkan dari kiri
rangkaian utama dan disebelah kanannya
rangkaian pengendali serta semua
elemennya diberi kode huruf pengenal atau
penomoran yang sudah dibakukan yaitu
diagram...
A. Diagram Blok
B. Diagram Satu Garis
C. Diagram Pengawatan
D. Diagram lintasan/ aliran
E. Diagram pemipaan
86

5. Perhatikan gambar dibawah ini. Yang


ditandai dengan nomor 2 adalah…

A. Sekering/fuse
B. Coil
C. Kontak K1 (NC)
D. Tombol Stop
E. Kontak Overload (NC)
87

6. Perhatikan gambar dibawah ini! Supaya


motor dapat berputar dengan hubungan
delta, maka kontraktor diatas yang harus
aktif adalah…

A. Kontraktor 1
B. Kontraktor 2
C. Kontraktor 3
D. Kontraktor 1 dan 2
E. Kontraktor 1 dan 3
88

7. Perhatikan gambar dibawah ini!

Kontak NC TDR berfungsi untuk


mengaktifkan rangkaian control yang
terhubung kontraktor KY, saat kontak ini
lepas maka motor listrik terhubung…
A. Bintang
B. Segitiga
C. Putar kanan
D. Putar kiri
E. Putar kanan kemudian kiri
89

8. Gambar berikut ini merupakan diagram…

A. Diagram blok
B. Diagram sat ugaris
C. Diagram pengawatan
D. Diagram lintasan/aliran
E. Diagram pemipaan
90

9. Berikut merupakan ciri-cir dari diagram


garis tunggal...
A. kabel fasa, nol dan ground digambar
semua
B. kabel yang digambar adalah kabel fasa
dan ground
C. hanya digambar satu kawat/kabel dan
ditambahkan simbol fasa, nol, ground
D. kabel yang digambar adalah kabel fasa
dan nol
E. kabel yang digambar hanya fasa saja
91

10. Gambar berikut merupakan gambar instalasi


daya untuk…

A. Kendali Elektromagnetik Motor


Bekerja Forward Reverse
B. Kendali Elektromagnetik
Motor Bekerja Hubungan Star Delta
C. Kendali Elektromagnetik
Motor Bekerja Dari Satu Tempat
(Direct On Line)
D. Kendali Elektromagnetik
Motor Bekerja Dari Dua Tempat
E. Kendali Elektromagnetik
Motor Bekerja Berurutan
Kunci Jawaban Soal
1. A. Diagram blok 6. D. Kontaktor 1 dan 2
2. B. Diagram satu garis 7. B. Segitiga
3. C. Diagram pengawatan 8. D. Diagram lintasan/aliran
92

4. D. Diagram lintasan/aliran 9. C. hanya digambar satu kawat/kabel dan ditambalkan symbol fasa, nol,
ground
5. E. Kontak overload (NC) 10 A. Kabel fasa, nol, ground digambar semua
Pengolahan Nilai
Jumlah Jawaban Benar
Nilai Akhir = x 100 %
10

Apabila peserta didik mendapatkan tingkat penguasaan dibawah 80%, maka peserta didik harus remedial
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai