Anda di halaman 1dari 4

 Tgl Kegiatan : 13-MEI-2020

Topik Kegiatan     : KEGAWAT-DARURATAN
Judul Laporan      : HIPERTIROIDISME PADA WANITA 40 TAHUN DENGAN TUMOR INTRAABDOMEN
Jenis Laporan      : Kegiatan sebatas dipaparkan ke pendamping

 NARA SUMBER  Staf Medik Spesialis

PESERTA HADIR  Peserta PIDI

SUBJECTIVE (S)

Pasien datang dengan keluhan lemas yang dirasakan memberat sejak 3 hari terakhir. Keluhan disertai
dengan nyeri pada perut sebelah kanan disertai ukurannya yang bertambah besar. Menurut pasien
perutnya dirasakan membesar dan keras sebelum puasa tahun ini. Sebelumnya pasien tidak merasa
perutnya keras atau ada benjolan. Keluhan disertai dengan penurunan nafsu makan dan mual namun
tidak sampai muntah. Pasien mengatakan bahwa berat badannya berangsur-angsur turun dari awalnya
70 kg hingga sekarang sekitar 55-60 kg. Pasien sudah memeriksakan benjolan di perutnya di dokter
spesialis kandungan pada tanggal 6 Mei 2020 dikatakan di rahim tidak ada masalah dan disarankan
untuk USG lebih lanjut, namun pasien merasa lemas sehingga belum melakukan USG lanjutan. Akhir-
akhir ini pasien mengatakan mudah lelah jika beraktivitas ringan dan dada terasa berdebar. Pasien
menyangkal ada perubahan bentuk pada kedua bola matanya. Sesak saat beraktivitas (-) Keluar darah
abnormal dari jalan lahir (-) Tangan gemetar (-) Demam (-) Penurunan nafsu makan (+)

 OBJECTIVE (O)

Status Generalis

Kesan Umum : Tampak lemah, banyak bicara (+)

Kesadaran : Compos mentis

Status gizi : Baik

Vital sign :

- Tekanan darah : 106/62 mmHg

- Nadi : 163x / menit, ireguler kuat angkat

- Laju nafas : 23x / menit

- SpO2 : 98 % ruang biasa

- Suhu : 36.7

Kepala :

- Konjungtiva anemis : (-)

- Sclera icterus : (-)

- Cyanosis : (-)

- Dyspneu : (-)
- Mata Cowong : -/-

- Exoftalmus : (+/+)

Leher:

- Pembesaran thyroid : (-)

- Pembesaran KGB : (-)

- Deviasi Trakea : (-)

Thorax:

Pulmo

I : Bentuk simetris, gerak nafas simetris

P : Pergerakan simetris, fremitus raba simetris

P : Sonor disemua lapang paru

A : Vesikuler/Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

I : Ictus cordis tidak tampak

P : Ictus cordis tidak teraba

P : Teraba di ICS V 2 cm lateral MCL sinistra

A : S1S2 tunggal, ireguler, murmur (-), gallop (-)

e) Abdomen :

I : cembung, asimetris

A : Bising usus (+) normal

P : teraba massa keras batas tegas ukuran 20x20 cm di region lumbal-hipogaster dextra disertai dengan
nyeri tekan

P : hepar dan lien tidak teraba Shifting dullnes -

f) Ekstrimitas : Akral hangat + + Edema - - CRT <2 detik

3. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap

Hb : 11,0 g/dl

Leukosit : 20.000/ml

Hematrokit : 32,1 %

Trombosit : 347.000/ml

Eritrosit : 4,3 x 106/ml

MCV : 74.7 fl

MCH : 25.6 pg

MCHC : 34.3 g/dl

b) Kimia klinik

SGOT : 31.1 U/L

SGPT : 21.4 U/L

Ureum : 46 mg/dL

Creatinin : 0.38 mg/dL

Albumin : 1.7 g/dL

TSH : 0.13 uIU/mL

fT4 : 79.98 pmol/L

c) Elektrolit

K : 4.1 mmol/L

Na : 131 mmol/L

 ASSESSMENT (A)

General weakness + Hyperthyroidism + Tumor intraabdomen ec suspect tumor ovarium dextra +


Hipoalbuminemia

 PLAN (P)

Bedrest

IVFD RL 1500cc/24 jam

Injeksi Antrain 3x1 gram IV

Injeksi ondansetron 3x4 mg IV


Injeksi deksamethasone 3x5 mg IV

Injeksi ranitidine 2x50 mg IV

Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV

Per oral :

Propanolol 2x10 mg

Propiltiourasil 3x100 mg

Pro USG Abdomen Total

ABSTRAKSI

Hampir 10% wanita akan menjalani operasi pembedahan selama hidupnya karena massa pada ovarium. Pada
wanita premenopause hampir semua massa dan kista ovarium bersifat jinak. Insidens kista ovarium
simtomatik pada wanita premenopause berkembang menjadi bentuk maligna adalah sebesar 1:1000 dan
meningkat hingga 3:1000 pada usia 50 tahun. Beberapa contoh massa ovarium jinak adalah: kista fungsional,
endometriomas, kistadenoma serosa, kistadenoma musinosa dan teratoma. Sementara untuk massa ovarium
ganas adalah tumor sel-punca, karsinoma epithelial dan tumor sex-cord serta massa ovarium yang timbul
sekunder akibat karsinoma pada payudara atau sistem gastrointestinal (Kaloo, 2011)

Sebagian besar tumor ovarium berasal dari lapisan OSE (ovarian surface epithelial) yang di dalamnya
terdapat reseptor untuk hormone estrogen (ER) dan tiroid (TR). Pada penelitian yang dilakukan oleh Rae et al.
pada tahun 2007 menunjukkan bahwa OSE merupakan jaringan yang responsive terhadap hormone tiroid.
Selain itu, hormone tiroid juga secara selektif meningkatkan ekspresi gen ERα membentuk isoforom ER yang
berimplikasi kuat pada progresi kanker ovarium epithelial yang dimediasi oleh esterogen sehingga kondisi
hipertirodisime kronis bisa menimbulkan kondisi peradangan yang mengakibatkan OSE mengalami
transformasi neoplastik dan perkembangan tumor akibat estrogen. Salah satu jenis tumor ovarium yakni
struma ovarii merupakan tumor ovarium yang ditandai dengan adanya jaringan tiroid hingga melebihi 50%
total massa tumor. Secara histology struma ovarri dapat berupa jinak atau ganas, meski struma ovarii maligna
jarang ditemui (<5% kasus). Banyak ditemukan pada wanita usia 40-60 tahun dengan rata-rata pada usia 43
tahun. Kondisi hipertiroidisme pada struma ovarii jarang ditemui (<5-8% kasus)

Anda mungkin juga menyukai