Anda di halaman 1dari 9

RS Sardjito Yogya: Nenek Usai Umrah Gejala

MERS, Bukan Corona

Yogyakarta, CNN Indonesia -- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta menyatakan
seorang pasien berusia 75 tahun yang diisolasi usai ibadah umrah tak terindikasi terjangkit virus
corona (Covid-19).

Ketua Tim Penyakit Virus Menular RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Ika Trisnawati menyebut gejala nenek
berinisial R itu lebih mengarah pada penyakit Middle East respiratory syndrome-related coronavirus (MERS-
CoV).
"Jadi yang haji dan umrah adalah MERS," kata Ika kepada wartawan, Selasa (3/3).

Ika menyatakan nenek yang mengalami batuk usai umrah itu saat ini kondisinya mulai membaik. Menurutnya,
pasien juga mengalami kelelahan sepulang umrah dari Tanah Suci.

"Kondisi pasien pada umumnya keletihan sepulang umrah, karena faktor usia, dan tidak mau makan dan
minum selama di rumah sebelum datang ke rumah sakit," ujarnya.

Ika menambahkan selama perawatan di Sardjito, muncul tanda-tanda infeksi paru terhadap pasien, tetapi lebih
mengarah pada infeksi bakteri karena ada peningkatan angka lekosit atau sel darah putih.

Sebelumnya, Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Banu
Hermawan mengatakan pihaknya mengisolasi satu pasien yang mengalami batuk usai beribadah umrah. Pasien
tersebut rujukan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jogja.

Secara klinis atau pemeriksaan awal pasien tersebut tak menunjukkan tanda-tanda Covid-19. Namun, RSUP
Dr. Sardjito harus tetap menjalani prosedur sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya, terdapat dua pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona. Kedua pasien yang
merupakan ibu dan anak itu diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta. Kondisi
mereka pun terus membaik setelah mendapat perawatan. (tri/fra)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200304071008-20-480309/rs-sardjito-yogya-nenek-usai-
umrah-gejala-mers-bukan-corona
Corona Mewabah, Pengendara Jangan Meludah
Sembarangan Ya!

Jakarta - Meludah sembarangan memang kebiasaan yang tidak baik. Namun kebiasaan ini kerap
dijumpai di jalan untuk pengendara motor atau mobil.

Dokter Wibisono, salah satu bagian dari komunitas moge yang anggotanya berprofesi sebagai
dokter, MedDocs & Friends Indonesia mengatakan, meludah sembarangan bukan hanya tidak
mengenal etika, tapi juga dapat menimbulkan potensi bahaya bagi lingkungan melalui kontak
langsung.

"Bahaya sekali, itu memang tidak dianjurkan, bukan hanya untuk virus Corona ya," kata dr
Wibisono salah satu anggota komunitas moge Meddocs saat dihubungi detikcom, Selasa
(3/3/2020).

"Tidak hanya air liur ya, kadang-kadang dahak juga keluar di situ kan. Bisa infeksi dari kuman
pneumonia, kuman TBC, itu bisa keluar lewat dahak itu semua," kata pria yang menjadi Ketua
MedDocs & Friends Solo Raya ini.

Pria yang berdinas di RS DR. Moewardi Solo, PKU, dan RS Indiarti Solo tersebut menyebut,
virus dan bakteri dapat berpindah melalui droplet (partikel air kecil) yang bertugas untuk
membawa mikroorganisme.

Wibisono menjelaskan droplet saat batuk atau bersin tidak terlihat. Akan tetapi, partikel itu bisa
menjadi media penularan sebuah virus. Kebiasaan meludah dan membuang dahak sembarangan
bisa menyebarkan kuman tersebut ke sekitar.

"Meludah di sembarang tempat bisa menular (penyakit-Red) ke orang sekitar, makanya sangat
tidak dianjurkan," jelas dia.

https://oto.detik.com/tips-and-tricks/d-4924436/corona-mewabah-pengendara-jangan-meludah-
sembarangan-ya?_ga=2.199186408.691823681.1583286654-703543734.1583286654
Sungguh Tak Perlu Masker Berbelalai di Tengah Antisipasi Corona
Jakarta - Ramai-ramai warga di sejumlah wilayah Indonesia memburu masker setelah dua
warga Depok, Jawa Barat, terkonfirmasi positif virus corona. Sangat disayangkan ada beberapa
orang yang bertindak berlebihan. Memakai masker berbelalai contohnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3/2020), mengumumkan ibu berusia 64 tahun
beserta si anak (31) terjangkit virus corona. Ibu dan anak itu dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

"Dicek dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya
positif corona," ujar Jokowi di Istana Merdeka.

Pengumuman ini membuat sebagian masyarakat, khususnya yang di Jakarta dan Depok, berburu
masker. Di Pasar Pramuka, salah satunya, masker ludes terjual meski harganya selangit.

"Masker N-95 harganya sekarang Rp 1,5 juta isi 20 lembar. Harga sebelumnya per boks Rp 200
ribu. Kalau Masker Sensi 3 layer Rp 350 ribu isi 50 pcs. Harga sebelumnya cuma sekitar Rp 20
ribu. Masker mulai naiknya sejak Januari pas berita Corona awal-awal sampai sekarang belum
turun," ujar Irvan, salah satu pemilik toko.

Di tempat umum, banyak ditemui warga yang memakai masker. Kementerian Kesehatan melalui
sang menteri, Terawan Agus

Alasan Terawan soal orang sehat tak perlu bermasker merujuk kepada rekomendasi dari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Tetap keputusannya dari WHO yang sakit yang pakai masker. Yang sehat nggak usah," ujar
Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020).

Meski sudah diimbau sedemikian rupa, tetap saja banyak warga yang waspada dan memakai
masker. Namun, ada pula yang memakai masker tak sewajarnya.

Beberapa orang memilih mengenakan masker gas atau gas mask di tengah heboh kasus virus
Corona di Indonesia.

Seperti dilihat di salah satu unggahan di media sosial, tampak seseorang menggunakan gas mask
dengan selang menjuntai bak belalai. Masker tersebut juga menutupi seluruh wajah orang itu.

Menyikapi fenomena ini, Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto menyebut
penggunaan gas mask itu berlebihan. Achmad, yang ditunjuk sebagai jubir terkait virus Corona,
menyebut bukan masalah bagi yang sehat untuk tidak memakai masker.

"Terlalu berlebihan. Di sini nggak pakai masker nggak apa-apa, kecuali kalau mau karnaval,"
kata Yuri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3). Yuri juga melihat
gambar penggunaan gas mask tersebut saat ditanya.

https://news.detik.com/berita/d-4924462/sungguh-tak-perlu-masker-berbelalai-di-tengah-antisipasi-
corona/2
Cegah Corona, Ada Pemeriksaan Suhu Tubuh di Balai Kota DKI Jakarta

Jakarta - Hari ini, pengunjung dan pegawai di Balai Kota DKI Jakarta diperiksa suhu tubuh.
Tindakan itu untuk mencegah penularan virus Corona (COVID-19).

Pantauan detikcom di lokasi, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (4/3/2020), pemeriksaan suhu
tubuh menggunakan termal gun. Lokasi pengecekan berada di pintu-pintu masuk gedung di Balai
Kota.

Petugas keamanan dalam (Pamdal) didampingi petugas kesehatan mengecek setiap orang yang
akan masuk baik pengunjung atau pegawai balai kota. Petugas menggunakan masker dan sarung
tangan saat mengecek suhu tubuh.

Orang yang dicek, dengan senang hati diperiksa suhu tubuhnya. Mereka tidak keberatan dicek
suhu tubuh dan melihat hasil pengecekan.

Diletakkan juga papan pengumuman di area pengecekan suhu tubuh. Bagi suhu tubuh di atas 38
derajat celsius dilarang masuk ke dalam gedung di Balai Kota.

"Mohon maaf ada pemeriksaan virus Corona/COVID-19. Suhu badan > 38° C dilarang masuk,"
tulis papan tersebut.

Diketahui, dua orang positif Corona di Depok, Jawa Barat. Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan pun menyebut Jakarta berada dalam kondisi genting.

"Kemudian kita menyadari ini situasi urgent atau situasi genting, karena itu segalanya harus
dikerjakan dengan cepat dan harus responsif," ucap Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI
Jakarta, Senin (2/3).

https://news.detik.com/berita/d-4924473/cegah-corona-ada-pemeriksaan-suhu-tubuh-di-balai-kota-dki-
jakarta?_ga=2.137797367.691823681.1583286654-703543734.1583286654
Ada 6 RS Rujukan Corona di Sulsel, Gubernur Bentuk Posko Siaga-Call
Center

Makassar - Pemerintah menyiagakan 6 rumah sakit di Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk menjadi


rujukan penanganan virus corona. Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, langsung membentuk
Posko Siaga Corona dan call center untuk warga melapor.

"Sejumlah rumah sakit rujukan juga telah kita siagakan untuk memeriksa pasien yang diduga
terinfeksi virus corona," kata Nurdin melalui akun Instagram miliknya, seperti dilihat detikcom
Rabu (4/3/2020).

Rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan Corona di Sulsel yakni Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSU Andi Makkasau Kota Parepare, RSU
Lakipadada Tana Toraja, RSU Akademis Jaury Makassar, RS Islam Faisal Makassar, dan RSUD
Sinjai di Kabupaten Sinjai.

Selain itu, Nurdin memastikan Dinkes Sulsel telah menyiagakan Posko Siaga Covid-19 untuk
menerima dan memberikan informasi seputar Corona. Posko siaga juga akan langsung
menjemput warga jika ada yang terindikasi suspect corona.

"Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan juga telah menyiapkan Posko Siaga Covid-19,
masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait corona dengan menghubungi call center 0852-
9935-4451," ujar Nurdin.

Nurdin juga meminta warga Sulsel untuk tidak panik dengan adanya kasus Corona di Indonesia.
Mengantisipasinya, Nurdin kembali mengingatkan warga untuk tetap tenang dan selalu menjaga
kesehatan.

"Hindari untuk bepergian ke luar negeri jika tidak begitu penting, membiasakan cuci tangan,
tidak sering menyentuh wajah, menutup hidung dan mulut jika bersin atau batuk, jika kurang
sehat sebaiknya memakai masker dan segera periksakan kesehatan," tuturnya

https://news.detik.com/berita/d-4924423/ada-6-rs-rujukan-corona-di-sulsel-gubernur-bentuk-posko-siaga-
call-center/2
Siapa Kepala Daerah Pencari Muka Tunggangi Kasus Corona?
Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md meminta kepala daerah untuk tak mendramatisasi kasus
virus corona di Indonesia. Kepala daerah juga diingatkannya agar tak menjadikan isu virus
corona sebagai panggung politik.

Pesan itu disampaikan Mahfud kala menyampaikan informasi terkini soal kasus corona di
Indonesia, menyusul 2 WNI terkonfirmasi positif virus mematikan itu. Mahfud meminta
masyarakat tak panik merespons kasus tersebut.

"Yang lebih buruk bagi kehidupan kebangsaan kita Ini kalau terlalu panik masyarakat tidak baik
bagi negara. Masyarakat sudah siap dan mampu untuk mengatasi corona itu secara terbuka," kata
Mahfud di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/2).

Mahfud lalu menyampaikan bahwa informasi penanganan virus corona saat ini dipusatkan di
Kementerian Kesehatan. Dia turut menyelipkan harapannya kepada pemerintah daerah agar tak
mendramatisasi kasus terkait virus corona di daerahnya.

"Informasi penanganan corona itu sendiri terpusat di Kemenkes (Kementerian Kesehatan).


Diharapkan juga pemerintah jangan terlalu mendramatisir persoalan terutama pemerintah-
pemerintah Daerah itu ada sesuatu yang belum jelas sudah konpers corona," ujarnya.

Mahfud pun mencontohkan seperti salah satunya kasus suspect Corona yang terjadi di Cianjur.
Dia mengimbau agar pemerintah daerah untuk dapat menenangkan masyarakatnya.

"Seperti di Cianjur itu tadi. Katanya corona mengkhawatirkan ini baru diumumkan itu ternyata
nggak ada terinfeksi corona baru disiarkan di TV. Setiap daerah itu supaya membuat tenang
tidak membuat apa situasi seperti menakutkan, ya biasa-biasa saja ya," imbaunya.

"Yang lebih banyak membunuh itu justru flu biasa daripada corona itu. Itu menurut penjelasan
Menteri Kesehatan. Oleh sebab itu masalah tehnis penangan sekarang jangan bicara sendiri-
sendiri termasuk saya, saya hanya menyampaikan itu sudah terpusat," lanjut Mahfud.

Mahfud kemudian mengingatkan para kepala daerah untuk menyampaikan informasi secara hati-
hati. Dia meminta informasi yang disampaikan tak bersifat politis sehingga terkesan mencari
panggung.

"Yang kedua pesannya yang sifatnya politis, bukan teknis penanganannya supaya berhati-hati
memberi keterangan itu. Jangan berkesan ingin mendramatisir mencari panggung dan
sebagainya. Masyarakat supaya ditenangkan. Pemerintah siap dan mampu menangani corona itu
dengan standar WHO," katanya.

https://news.detik.com/berita/d-4924356/siapa-kepala-daerah-pencari-muka-tunggangi-kasus-corona/2
Seekor Anjing di Hong Kong Positif Virus Corona
Jakarta, CNN Indonesia -- Seekor anjing di Hong Kong dinyatakan positif virus corona. Departemen Pertanian,
Perikanan, dan Konservasi (AFCD) pekan lalu mengatakan telah mengambil sampel cairan dari rongga hidung,
mulut, dan dubur anjing.

Hasil pengujian menyatakan anjing tersebut 'lemah positif' terhadap virus corona. Anjing tersebut diyakini
sebagai hewan pertama di dunia yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

AFCD mengatakan menerima rujukan dari Departemen Kesehatan pada 26 Februari lalu yang mengatakan
bahwa seekor anjing dari pasien yang terinfeksi virus corona. Anjing tersebut diketahui tidak memiliki gejala
terinfeksi corona.

Staf AFCD kemudian menjemput anjing dari sebuah rumah susun di Tai Hang dan mengirimnya ke fasilitas
pemeliharaan hewan di Pelabuhan Hong Kong.

Pada Jumat (28/2) lalu, anjing tersebut dimasukkan ke dalam karantina untuk dilakukan pengujian secara
berkala hingga dinyatakan negatif. AFCD menyarankan proses karantina dilakukan selama 14 hari. Anjing ini
menjadi satu-satunya hewan yang dikarantina di fasilitas pemeliharaan hewan.

Kendati demikian, AFCD dan Organisasi Kesehatan dunia (WHO) sepakat bahwa tidak ada bukti kuat bahwa
hewan peliharaan seperti anjing dan kucing bisa terinfeksi virus corona.

Dalam keterangan resmi seperti dilansir CNN, ACFD akan melakukan pengujian lebih lanjut untuk
memastikan apakah anjing tersebut benar-benar terinfeksi virus corona atau akibat hidung dan mulutnya
terkontaminasi lingkungan.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, salah satu penyebaran virus corona yakni antar
manusia, baik dari orang yang berada di dekat, atau melalui cairan pernapasan saat orang yang terinfeksi batuk
dan bersin.

Sebelumnya, peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan virus corona
bisa bertahan selama lima sampai sembilan hari ketika menempel di benda mati. Hal itu berdasarkan penelitian
yang dilakukan terhadap virus corona SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East
Respiratory Syndrome).

CDC mengungkapkan kemungkinan orang tertular virus corona ketika menyentuh permukaan yang sudah
terkontaminasi, lalu menyentuh mulut, hidung, atau kemungkinan mata. Namun belum diketahui secara pasti
apakah pola serupa juga bisa menular ke hewan peliharaan.

Hingga Selasa (3/3) Hong Kong melaporkan 100 pasien positif corona dengan dua diantaranya meninggal
dunia. Sementara itu, di total kematian akibat corona per hari ini mencapai 3.085 orang. Pasien yang
dinyatakan sembuh dari virus corona tercatat sebanyak 45.581 orang.
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200303140606-113-480072/seekor-anjing-di-hong-kong-
positif-virus-corona

23 Anggota DPR Iran Positif Virus Corona

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 23 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Iran (Majlis) dilaporkan positif
tertular virus corona.

Menurut Wakil Ketua DPR Iran, Abdul Reza Misri, jumlah mereka yang tertular itu sekitar 8 persen dari 290
anggota parlemen.

Misri mengatakan Ketua DPR Iran, Ali Larijani, sudah memberitahukan hal itu kepada Pemimpin Tertinggi
Ali Khamanei melalui surat, seperti dilansir CNN, Rabu (4/3).

Di dalam surat tersebut, Larijani meminta seluruh anggota DPR Iran untuk sementara menghindari bertemu
dengan konstituen guna mencegah penularan dan penyebaran virus corona.

Selain itu, Larijani meminta masa reses di parlemen diperpanjang untuk mencegah wabah virus corona.

Pada 25 Februari lalu, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi, dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Dia terlihat pucat dan berkeringat, serta kerap batuk ketika menggelar jumpa pers soal penyebaran virus corona
pada sehari sebelumnya. Saat itu, Larijani berada persis di samping Harirchi.

Wakil Presiden Iran Urusan Perempuan dan Keluarga, Massoumeh Ebtekar, juga dinyatakan positif mengidap
virus corona. Ebtekar kini dirawat di rumah dan sejumlah anggota timnya juga ikut diperiksa kesehatannya.

Pejabat tinggi Iran lainnya yang terkonfirmasi virus corona adalah Mojtaba Zolnour. Ia merupakan Kepala
Komite Keamanan Nasional Parlemen dan Hubungan Luar Negeri.

Seorang anggota Dewan Kebijaksanaan Iran, Mohammad Mirmohammadi, meninggal dunia setelah terinfeksi
virus corona pada Senin lalu.

Mirmohammadi merupakan pejabat tinggi Iran pertama yang meninggal akibat wabah serupa SARS tersebut.
Dia wafat pada usia sekitar 70-an tahun di rumah sakit Teheran.

Dewan Kebijaksanaan Iran merupakan dewan penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Selain memberi masukan, dewan tersebut juga memiliki kewenangan untuk menyelesaikan setiap sengketa
yang terjadi antara parlemen Iran dan Khamenei.

Laporan kasus infeksi virus corona di Iran sampai saat ini mencapai 2.336 orang. Dari jumlah tersebut, 77 di
antaranya meninggal, kemudian 291 orang sembuh. 

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200304074156-120-480311/23-anggota-dpr-iran-positif-
virus-corona

Anda mungkin juga menyukai