Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERHUTANAN SOSIAL

BULAN NOVEMBER 2018

BAB I

 LATAR BELAKANG :

Perambahan hutan pada umumnya disebabkan oleh semakin renggangnya


hubungan antara manusia terhadap hutan. Perambahan hutan dengan segala
kompleksitas dan implikasinya merupakan masalah yang bukan saja dihadapi oleh
suatu daerah tertentu, tetapi menjadi masalah di berbagai kawasan hitan di tanah air,
sehingga perambahan hutan merupakan masalah yang berskala nasional dan perlu
mendapat perhatian serius terutama dalam hal penanganannya.
Perambahan hutan ini juga dapat menimbulakan dampak negative tarhadap
kelestarian lingkungan. ada pun dampak yang di timbulakan yaitu ;Berkurangnya
sebagian hutan yang ada di Indonesia; Terjadinya banjir; Kebakaran hutan; dan
Terjadinya longsor. Untuk mengatasi masalah akan perambahan,dibutuhkan sebuah
skema pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat atau pelaku perambahan.
Salah satu skema kerjasama adalah melalui perhutanan sosial. Perhutanan sosial
adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan
negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau
masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya,
keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa,
Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat, dan
Kemitraan Kehutanan.
Tujuan dari program ini sendiri adalah untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui mekanisme pemberdayaan dan tetap berpedoman pada aspek
kelestarian hutan. Berdasarkan hal tersebut maka hal ini menjadi kesempatan yang
sangat besar bagi masyarakat sekitar hutan untuk dapat mengelola dan
memberadayakan lahan hutan.
Beradasarkan Permen LHK Nomor 83 tahun 2016 tujuan dari program ini
adalah memberikan pedoman pemberian hak pengelolaan, perizinan, kemitraan dan
Hutan Adat di bidang perhutanan sosial. Program ini juga bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan tenurial dan keadilan bagi masyarakat setempat dan
masyarakat hukum adat yang berada di dalam atau sekitar kawasan hutan dalam
rangka kesejahteraan masyarakat dan pelestarian fungsi hutan.

 SASARAN DAN TUJUAN


a. SASARAN
Masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan maupun yang telah merambah
dan mengelola lahan yang berada didalam kawasan hutan

b. TUJUAN
1. Melibatkan peran serta aktif masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui skema
Perhutanan Sosial;
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan melalui
mekanisme pemberdayaan dan tetap berpedoman pada aspek kelestarian hutan
BAB II

 MATERI KEGIATAN
Pada tanggal 27 Februari 2018, UPT KPH Wilayah Kabupaten Nagekeo telah mengikuti
Lokakarya Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (POKJA PPS) Provinsi Nusa
Tenggara Timur di Kupang. Pada kesempatan lokakarya tersebut, , UPT KPH Wilayah
Kabupaten Nagekeo mengajukan kegiatan Perhutanan Sosial melalui skema Hutan
Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Kemitraan dengan total luas
usulan Perhutanan Sosial seluas 2.625 Ha

 PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan Perhutanan Sosial yang akan dibuat antara lain
pra kondisi lapangan; pengajuan usulan; dan penetapan pendamping. Pada tahapan
pra kondisi lapangan, pihak UPT KPH Wilayah Kabupaten Nagekeo melaksanakan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar kawasan hutan tentang Perhutanan Sosial.
Tahap penagajuan usulan, pihak UPT KPH Wilayah Kabupaten Nagekeo melaksanakan
fasilitasi dan pendampingan terhadap kelompok masyarakat dalam pengajuan usulan
Perhutanan Sosial sesuai dengan skema yang telah disepakati. Selanjutnya pihak UPT
KPH Wilayah Kabupaten Nagekeo menetapkan pendamping teknis untuk masing-
masing kelompok sesuai usulan.

 INFORMASI KEGIATAN
Adapun usulan kegiatan Perhutanan Sosial melalui 3 (tiga) skema yaitu skema Hutan
Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Kemitraan. dengan masing-
masing lokasi dan luasan sebagai berikut :

NO KEC DESA SKEMA LUAS (Ha)


1 AESESA OLAIA HKM 100
    NGEGEDHAWE HKM 100
    LABOLEWA HKM 100
  BOAWAE WOLOPOGO HKM 100
    LEGUDERU HKM 50
    KELEWAE HKM 25
    NAGEOGA HKM 50
KEMITRAA
    MULAKOLI 100
N
    RAJA HTR 300
    WOLOWEA HTR 750
    WOLOWEA TIMUR HTR 200
    GERO HTR 150
    RENDUOLA HTR 200
NANGAROR KEMITRAA
  ULUPULU 200
O N
    PAGOMOGO HKM 200
TOTAL LUAS USULAN 2625
BAB III

 HASIL
Berdasarkan hasil usulan tersebut diatas, pihak UPT KPH Wilayah Kabupaten Nagekeo
telah melaksanakan beerapa langkah kegiatan antara lain penyampaian informasi awal
melalui surat kepada pemerintah desa tentang usulan kegiatan Perhutanan Sosial. Serta
telah dilakukan survei dan identifikasi calon lokasi dan pengukuran luas areal kegiatan
perhutanan sosial di Kawasan Hutan Kelibegu.

 PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan Perhutanan Sosial oleh pihak UPT KPH Wilayah Kabupaten
Nagekeo baru pada tahap penyampaian informasi awal kepada masayarakat melalui
pemerintah desa. Keterbatasan dukungan anggaran menyebabkan pihak UPT KPH
Wilayah Kabupaten Nagekeo mengalami kesulitan dalam pelaksanaan tahap tahap
pengusulan kegiatan Perhutanan Sosial.
BAB IV

 KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan Perhutanan Sosial pada UPT KPH Wilayah Kabupaten
Nagekeo baru pada tahap penyampaian informasi awal kepada masyarakat
melalui pemerintah desa. Hal ini disebabkan karena UPT KPH Wilayah Kabupaten
Nagekeo mengalami kesulitan anggaran untuk membiayai seluruh proses atau
tahapan pekasanakan kegiatan Perhutanan Sosial.

 SARAN
UPT KPH Wilayah Kabupaten Nagekeo membutuhkan dukungan anggaran untuk
membiayai seluruh proses kegiatan Perhutanan Sosial.

Mbay, 30 NOVEMBER 2018

Yang membuat laporan


Pendamping teknis,

SEVERINUS CEME, S.Hut


NIP. 19751001 200501 1 016

Anda mungkin juga menyukai