Anda di halaman 1dari 27

PEN

DA
HU
LU
AN
Deskri
psi
DESKRIPSI SINGKAT Singka
t,
Tujuan
odul ini memberikan kemampuan kepadadanmahasiswa untuk mampu mengetahui
Petunjdalam Mata Kuliah Metode Khusus.
pengertian Bed-Side Teaching dan Case Presentation
uk
TUJUAN PEMBELAJARAN Belajar

1. Mengetahui pengertian Bed-Side Teaching dan Case Presentation


2. Memahami bagaimana membuat perencanaan dalam melakukan Bed-Side
Teaching dan Case Presentation
3. Dapat menguraikan Langkah Bed-Side Teaching dan Case Presentation
4. Mengetahui contoh-contoh Bed-Side Teaching dan Case Presentation
5. Dapat Menjelasakan serta memahami Bed-Side Teaching dan Case Presentation
dalam Pelayanan Kebidanan.

PETUJUK BELAJAR

 Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan ,keyakinanmu agar diberikan kemudahan
dalam mempelajari materi ini.
 Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini dapat dipahami dengan baik.
 Buat dan isilah rencana pembelajaran yang terdapat dalam modul agar dapat
mengkonsultasikannya apabila mendapat kesulitan.
 Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan dengan sungguh-sungguh.

0
KP
OE
NN
G
SA
EN
PT
A
R
P
E
R
U
Metode pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta
B memilih dan menerapkan cara mendidik
didik di klinik yang memungkinkan pendidik
A
yang sesuai dengan objectif (tujuan) dan karakteristik individual peserta didik
berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Maritalia,
H 2016).
Perkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan dapat dikatakan berjalan
A
sangat lambat. Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan hanya
N
mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk mengalihkan metode itu
menjadi metode alternatif yang lebih menantang dan berhasil guna. Hanya sebagian kecil
P
tenaga pendidik baru yang banyak menggunakan metode alternatif yang terbukti efektif,
E
salah satunya Bed side teaching dan Case Presentation.
INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian Bed side teaching


dan Case Presentation.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Bed side teaching dan Case
Presentation.
3. Mahasiswa mampu menguraikan contoh-contoh Bed side teaching dan Case
Presentation.
4. Mahasiswa mampu menguraikan bentuk-bentuk Bed side teaching dan Case
Presentation.
5. Mahasiswa Dapat Menjelasakan serta memahami manfaat Bed side teaching
dan Case Presentation.

1
L
A
T
A
R

B
E
L
A
K satu metode mendidik peserta
Metode pembelajaran klinik merupakan salah
A
didik di klinik yang memungkinkan pendidikNmemilih dan menerapkan cara
G dan karakteristik individual peserta
mendidik yang sesuai dengan objectif (tujuan)
didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Maritalia, 2016).
Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu proses transformasi mahasiswa menjadi
seorang bidan professional yang memberi kesempatan mahasiswa untuk beradaptasi
dengan perannya dengan perannya sebagai bidan professional di situasi nyata pada
pelayanan kesehalan klinik atau komunitas (Nursalam & Ferry, 2009) Tujuan dari
praktik klinik selain menerapkan konsep adalah diharapkan peserta didik lebih aktif
dalam setiap tindakan sehingga terampil dalam menggunakan teori dan tindakan. Hal
lain yang menjadi pencapaian di lahan klinik adalah kemampuan pengambilan keputusan
klinis yang mengintegrasikan teori, hukum, pengetahuan, prinsip dan pemakaian
keterampilan khusus. Di lahan klinik peserta didik juga dapat bereksperimen dengan
menggunakan konsep dan teori untuk praktik, menyelesaikan masalah dan
mengembangkan bentuk perawatan baru (Nursalam & Ferry, 2008)
Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi
pendidikan di bidang kesehatan. Pada dasarnya hasil dari suatu sistem pendidikan
bukanlah semata-mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada bagaimana suatu
metode diterapkan secara benar dan dilaksanakan oleh orang yang sangat kompeten atau
profesional dalam metode tersebut.
Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana
metode pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan cara
penggunaanya, maka hasilnya juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode
sebelumnya. Pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di
klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang
sesuai dengan objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan
kerangka konsep pembelajaran (Nursalam, 2008). Maka pemilihan dan penerapan
metode bimbingan klinik dalam kondisi tertentu dengan “Metode Bed side Teaching”
dan “Case Presentation” sangat dimungkinkan.

2
Untuk membantu meningkatkan kemampuan/perilaku profesional tersebut pada
mahasiswa, mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang menjadi pengaruh dalam
pembelajaran klinik dan memilih atau menerapkan metode pembelajaran klinik dengan
Bed side Teaching dan Case Presentation penting untuk dilakukan dengan harapan
peserta didik dapat menguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh sikap profesional
melalui pengamatan langsung.
Tujuan dari praktik klinik selain menerapkan konsep adalah diharapkan peserta didik
lebih aktif dalam setiap tindakan sehingga terampil dalam menggunakan teori dan
tindakan. Hal lain yang menjadi pencapaian di lahan klinik adalah kemampuan
pengambilan keputusan klinis yang mengintegrasikan teori, hukum, pengetahuan, prinsip
dan pemakaian keterampilan khusus. Di lahan klinik peserta didik juga dapat
bereksperimen dengan menggunakan konsep dan teori untuk praktik, menyelesaikan
masalah dan mengembangkan bentuk perawatan baru (Nursalam & Ferry, 2008)

3
4
URAIAN MATERI

A. Bed-Side Teaching

1. Pengertian Bed-Side Teaching


Bedside teaching merupakan suatu metode pembelajaran bidang kesehatan yang
dilakukan secara aktif dengan melibatkan peserta didik, klien dan langsung difasilitasi
oleh pembimbing klinik (preseptor). Manfaat yang diperoleh peserta didik melalui
metode bedside teaching adalah kesempatan menggunakan pancaindera (penglihatan,
pendengaran, penghidu dan peraba) untuk mempelajari klien dan masalah
kesehatan yang dialaminya. Metode pembelajaran ini juga memberi kesempatan kepada

5
peserta didik untuk terjadinya proses pendidikan serealistis mungkin serta dapat
mengembangkan empati peserta didik terhadap klien.
Bedside teaching memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
berhadapan langsung dengan klien. Oleh karena itu, peserta didik dapat berlatih dan
mengasah keterampilan klinik seperti anamnesa, pemeriksaan fisik dan bahkan
keterampilan melakukan tindakan medis sederhana kepada klien.
2. Tujuan Bed-Side Teaching
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan diharapkan Mahasiswa :
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi bedside teaching
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan bedside teaching
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip bedside teaching
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hal yang harus dimiliki
5. Mahasiswa mampumengetahui dan memahami kelebihan bedside teaching
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kekurangan bedside teaching
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami langkah-langkah bedside teaching

Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang mengamati tentang pengaruh
perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan maksud untuk
mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.

6
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana
seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja
(baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Pengertian prilaku organisasi menurut beberapa ahli,sebagai berikut :
 Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu.
 John (1983) yang menyebutkan bahwa perilaku organisasi merupakan suatu istilah
yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan perilaku individu dan
kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sistematis tentang sikap
dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi di dalam konteks
organisasi.
 James L. Gibson, John. M. Ivancevich, James. H. Donelly Jr. (1986) menyebutkan
bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang perilaku manusia,
sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan keorganisasian.
 Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan
organisasi.

3. Prinsip Pelaksanaan Bed Side Teaching


Prinsip pelaksanaan Bedside Teaching antara lain menurut Ramani, S (2003)
dalam Dunn (2013) :
1. Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik, peserta didik,
dan klien
2. Jumah peserta didik dibatasi, yakni 5-6 orang
3. Diskusi pada awal dan pasca demonstrasi didepan klien dilakukan
seminimal mungkin lanjutkan dengan demonstrasi ulang
4. Evaluasi pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang
5. didapatkan saat itu
6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah
diperoleh peserta didik sebelumnya organisasi

7
4. Hal-hal yang Harus Dimiliki oleh Perspektor Klinik
1. Role Modeling (Panutan)
Menunjukan kemampuan pelayanan dengan komunikasi yang efektif dan efisien.
2. Skill Building (Pembangun Kemampuan)
Mengembangkan sebuah pembelajaran sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi.
3. Critical Thinking (Pemikir yang Kritis)
Kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses
analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti
mengenali hubungan, manganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan
sebab dan akibat, membuat kesimpulan dan mem-perhitungkan data yang relevan.
Sedang keahlian berpikir deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah
yang bersifat spasial, logis silogisme dan membedakan fakta dan opini.
4. Socialization (Sosialisasi)
Kemampuan untuk beradaptasi dan memiliki pemahaman tentang berorientasi
terhadap lingkungan preceptor.
5. Kelebihan dan Keuntungan Bed Side Teaching
Beberapa kelebihan metode bed side teaching adalah sebagai berikut
(Nursalam, 2008) :
1. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk menerapkan keterampilan teknik prosedural dan
interpersonal.
2. Menumbuhkan sikap profesional
3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik dan melakukan komunikasi
melalui pengamatan langsung
Menurut McKimm (2010) keuntungan bedside teaching adalah:
1. Dapat melakukan pengamatan kepada role model secara langsung
2. Waktu yang tepat untuk melakukan anamnesis atau pemeriksaan fisik
pasien
3. Meningkatkan keterampilan komunikasi
4. Meningkatkan kerjasama tim

8
5. Meningkatkan pemahaman terhadap konteks yang dikaji.

6. Kelemahan Bed Side Teaching


Beberapa kelemahan bedside teaching adalah sebagai berikut (Nursalam,
2008) :
1. Dosen/pembimbing klinik dan mahasiswa yang kurang persiapan fisik,
psikologis akan menimbulkan rasa tidak percaya dalam diri klien.
2. Dosen/pembimbing klinik dan mahasiswa yang tidak memiliki menguasai
bahan akan mengurangi efektifitas pembelajaran.

7. Langkah-Langkah Bed Side Teaching


Strategi/langkah-langkah pengajaran klinik menggunakan pendekatan bedside
teaching menurut Cox (1993) dalam Harden (2009) dan Affandi (2008)
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pre-Round
Hal yang perlu dilakukan pada tahap ini, yaitu :
a. Perencanaan
Artinya preseptor terlebih dahulu menyiapkan pengetahuan dan
keterampilannya mengenai konsep pembelajaran yang akan diberikan serta
menentukan guide line, kemudian menyiapkan mahasiswa sebelum bertemu
dengan pasien, baik kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa (prior
knowledge) serta menetapkan tujuan pembelajaran.
b. Briefing/orientasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini antara lain :
1) Mendapatkan kasus penyakit yang spesifik dan pasien yang sesuai
dengan kriteria
2) Mahasiswa diberitahu hal-hal yang tidak boleh didiskususikan selama
berhadapan langsung dengan pasien.
3) Menghindari penggunaan alat komunikasi selama proses bedside teaching.
4) Melakukan koordinasi sesama tim sebelum melakukan bedside teaching,
menjelaskan tujuan tujuan kegiatan
5) Mengalokasikan peran selama bedside teaching berlangsung

9
2. Tahap Round
Hal-hal yang harus dilakukan pada tahapan ini, yaitu :
a. Perkenalan atau pengantar
Mahasiswa didampingi oleh preceptor dalam melakukan interaksi dengan pasien.
b. Interaksi
Mahasiswa didampingi preceptor melakukan interaksi dengan pasien, focus
pada pengalaman klinis (usahakan untuk tindak menggunakan kalimat-
kalimat yang mudah dipahami oleh pasien)
c. Observasi
Preseptor mengobservasi keterampilan yang dilakukan mahasiswa.
d. Instruksi
Preseptor memberikan instruksi pada mahasiwa tanpa membuat mahasiswa
malu dihadapan pasien.
e. Penyimpulan
Preseptor membantu mahasiswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil interaksi
dengan pasien.
3. Tahap Post Round
Hal – hal yang dapat dilakukan pada tahap ini, yaitu :
a. Debriefing
Proses debriefing dimulai dengan meminta masukan dari pasien dan
mahasiswa, beberapa pertanyaan dari pasien dan mahasiswa, preceptor dapat
membicarakan pasien dan mahasiswa, preceptor dapat membicarakan
dengan mahasiswa sendirian jika memerlukan feedback khusus.
b. Reflection dan feedback
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk menilai dirinya/self review, peer
review kemudian diberikan umpan balik oleh preceptor.
c. Working Knowledge and Education
Mahasiswa didampingi oleh preceptor untuk meningkatan pembelajaran
selanjutnya. Seperti melakukan analisis kasus yang telah dijumpai oleh
mahasiswa selama proses bedside teaching berlangsung.

10
8. Instrumen dan Skenario Bed Side Teaching
a. Instrumen

11
12
13
b. Skenario
SAP ( Satuan Acuan Pembelajaran )
Teknik Menyusui Yang Benar

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan teknik
menyusui yang benar untuk diterapkan langsung kepada pasien dengan metode bed
side teaching.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran di harapkan mahasiswa dapat :
 menjelaskan pengertian cara menyusui yang benar
 mempraktekkan teknik menyusui bayi dengan benar
 menjelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI
 mengetahui asupan makanan yang bisa memperbanyak produksi ASI

C. Tujuan Ketrampilan Dasar


Pada kegiatan metode pembelajaran ini di harapkan mampu menerapkan penjelasan
yang sudah di sampaikan preseptor.

D. Pokok - Pokok materi :


 Pengertian teknik menyusui
 Tujuan teknik menyusui
 Langkah-langkah teknik menyusui
 Hal- hal yang perlu di perhatikan dalam teknik menyusui
 Manfaat melakukan teknik memyusui dengan benar

14
E. Kegiatan Metode Bed Side Teaching
Tahap dan Kegiatan Preseptor Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Pasien
Waktu
(Menit)
1. Tahap
Pre-Round Memberikan arahan Memperhatikan -
a. Peren- pembelajaran yang akan
canaan dilakukan antara mahasiswa
(10 menit) dan pasien tentang teknik
menyusu yang benar, serta
b. Briefing/ menetapkan tujuan Memperhatikan -
Orientasi pembelajaran.
(10 - Memberitahukan mahasiswa
Menit) terkait hal-hal yang tidak
boleh didiskususikan selama Memperhatikan -
berhadapan langsung dengan
pasien dan perannya,
menghindari pemakaian alat Umpan balik -
komunikasi selama proses
bedside teaching
- Melakukan koordinasi
sesama tim sebelum
melakukan bedside teaching,
menjelaskan tujuan tujuan
kegiatan

2. Tahap
Round Preseptor mendampingi 1) Mengucapkan salam Menjawab salam
a. Perkenal- mahasiswa dalam melakukan 2) Memperkenalkan diri Memperkenalkan
an/ interaksi dengan pasien. 3) Menanyakan data pribadi diri
Pengantar 4) Menanyakan tujuan dan Menjelaskan data
(5 Menit) keluhan pasien pribadi
Menjelaskan tujuan
Preseptor mendampingi 1) Menyampaikan penjelasan kunjungan dan

Metode Khusus 15
b. Interaksi, mahasiswa melakukan : keluhan yang
Observas interaksi dengan pasien, a) pengertian, tujuan, dialami
i, dan mengobservasi keterampilan langkah – langkah, hal
Instruksi yang dilakukan mahasiswa, – hal yang perlu Memperhatikan
(25 serta membantu mahasiswa diperhatikan, serta
menit) menarik kesimpulan manfaat teknik
berdasarkan hasil interaksi menyusui dengan
dengan pasien benar
b) Menjelaskan tanda- Memperhatikan
tanda bayi cukup ASI
c) Menjelaskan asupan Memperhatikan
makanan yang bisa
memperbanyak
produksi ASI
2) Memberikan kesempatan Menanyakan hal hal
pasien untuk bertanya yang ingin
tentang penjelasan yang ditanyakan pasien
telah diberikan Mengungkapkan
3) Memberikan kesempatan pendapat dari apa
kepada pasien untuk yang telah dijelaskan
mengungapkan pendapat
tentang penjelasan yang
telah diberikan Memperhatikan
4) Menjawab dan
menjelaskan tentang
pertanyaan yang di Memperhatikan
sampaikan pasien
5) Mendemonstrasikan teknik
menyusui yang benar Mempraktikkan
sesuai dengan SPO
Preseptor membantu 6) Memberikan kesempatan
c. Penyimp mahasiswa menarik kepada pasien untuk
ul-an kesimpulan berdasarkan hasil mempraktekkan teknik Memperhatikan
(10 interaksi dengan pasien. menyusui yang benar

Metode Khusus 16
menit) Menyimpulkan jawaban -
jawaban tentang pertanyaan
yang di sampaikan pasien.

3. Tahap Post
Round
a. Debriefin Preseptor meminta masukan Mengungkapkan masukan Mengungkapkan
g dan beberapa pertanyaan dari dan pertanyaan masukan dan
mahasiswa dan pasien pertanyaan
Preseptor memberikan Mahasiswa menjelaskan
b. Reflectio mahasiswa kesempatan untuk penilaian diri/ self review, -
n dan menilai dirinya/self review, peer review
feedback peer review kemudian
diberikan umpan balik
c. Working Preseptor mendampingi Mahasiswa menjawab dan -
Knowled mahasiswa melakukan analisis memberikan umpan balik
ge and kasus yang telah dijumpai oleh
Educatio mahasiswa selama proses
n bedside teaching berlangsung.

F. Evaluasi
Setelah mengikuti penjelasan mahasiswa dapat :
 menjelaskan pengertian cara menyusui yang benar
 mempraktekkan teknik menyusui bayi dengan benar
 menjelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI

Metode Khusus 17
 mengetahui asupan makanan yang bisa memperbanyak produksi ASI

B. Case Presentation

1. Pengertian Case Presentation

Metode Khusus 18
Metode ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajari
suatu kasus. Pada metode ini peserta diberikan suatu kasus yang berkaitan dengan bidang
ilmu di program studi, kemudian peserta diminta untuk mempresentasikan hasil dari
sintesanya mengenai pemecahan kasus yang diberikan.
Presentasi kasus merupakan kegiatan pembelajaran di klinik yang sering dilakukan di
ruang diskusi. Pada kegiatan ini, mahasiswa mempresentasikan kasus pasien yang dijumpai
selama melakukan kegiatan di poli rawat jalan, UGD maupun rawat inap
Mahasiswa membuat catatan status pasien sesuai dengan format catatan medis pasien
untuk RS pendidikan
Presentasi kasus disebut suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta
didik dalam satu kelas besar dan setiap kelompok tutorial secara bergiliran mempresentasikan
hasil kerja kelompok tutornya dalam memecahkan masalah / kasus yang didapatkan oleh
kelompok tersebut.Presentasi dilakukan oleh seorang wakil kelompok yang ditunjuk sebagai
juru bicara dan waktu presentasi dialokasikan 15 – 20 menit untuk setiap kelompok.Jumlah
presentasi disesuaikan dengan jumlah / macam dari seluruh masalah / kasus yang diberikan
kepada setiap kelompok.Diskusi terbuka dilakukan setelah presentasi, dengan teknik
penyelenggaraan disesuaikan dengan waktu, kondisi, dan keragaman masalah yang
dipresentasikan.
Kegiatan ini dipimpin oleh satu orang / lebih Pimpinan dan Sekretaris Kegiatan
(mahasiswa) yang telah dipilih / ditentukan sebelumnya, disesuaikan dengan keragaman dan
jumlah masalah yang dipresentasikan (satu atau beberapa sesi). Setiap Tutor diharapkan hadir
mendampingi kelompok Tutorialnya, walaupun inti kegiatan presentasi kasus ini lebih berupa
kegiatan: dari – oleh – untuk mahasiswa . Pada akhir kegiatan dapat dimintakan pendapat dari
para Tutor. Penanggungjawab kegiatan adalah pembuat modul.Waktu kegiatan dialokasikan
pada hari Jumat dengan lama kegiatan disesuaikan (Hermas, 2015)

Metode Khusus 19
2.      Tahap-Tahap Case Presentation
1. Tahap Permulaan
Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tentang latrar belakang pasien, situasi
pelayanan perawatan, tujuan diskusi, beberapa informasi yang dibutuhkan tentang pasien.
2. Tahap Persiapan
a) Menentukan Topik
Topik yang akan saya sampaikan? Apakah topik ini dibutuhkan audiens? Mengapa
saya menyampaikan topik ini?
Itulah beberapa pertanyaan yang perlu Anda tanyakan pada diri Anda sebelum
menentukan topik presentasi. Dengan begitu Anda akan mudah menemukan topik dengan
tepat dan sesuai dengan kebutuhan audiens. Usahakan topik Anda menarik dan menggugah
audiens untuk mendengarkan.
b) Menetapkan Tujuan
Apa yang Anda harapkan dari presentasi Anda? Jawaban dari pertanyaan ini yang
akan menjadi arah dari presentasi Anda. Setiap presentasi harus punya tujuan. Dengan
memiliki tujuan, Anda akan lebih baik dalam melakukan persiapan, lebih berhati-hati dalam
tindakan, tampil lebih cerdas dan tepat sasaran, tentunya dengan hasil akhir yang berkesan
bagi audiens. Buat tujuan Anda dengan jelas, bisa dicapai dan Anda tahu betul bagaimana
mencapainya.
c) Mengenali Situasi dan Audiens Anda
Mengenali situasi dan mengenali audiens akan membuat Anda jauh lebih tenang.
Dalam hal ini Anda perlu melakukan koordinasi dengan audiens, atau panitia penyelanggara

Metode Khusus 20
untuk menanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui. Seperti, dalam acara apa Anda
melakukan presentasi, berapa lama waktu untuk presentasi, presentasi dilakukan di luar
ruangan atau di dalam, adakah sarana pendukung yang digunakan, siapa saja yang akan hadir,
berapa usia mereka, bagaimana tingkat pendidikannya, apa jabatannya, berapa rasio jumlah
laki-laki dan perempuan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan Anda.
d) Menyusun Materi
Langkah selanjutnya adalah menyusun materi. Dalam menyusun materi dibutuhkan
kejelian dan ketepatan. Kenapa harus jeli dan tepat? Kejelian berhubungan erat dengan
kemampuan presenter dalam memilih sumber yang bisa dipercaya sedangkan ketepatan
berhubungan dengan kesesuaian materi dengan apa yang dibutuhkan oleh audiens. Jadi
sebagai presenter yang baik, Anda tidak bisa asal-asalan dalam menyiapkan materi yang akan
Anda sampaikan.
Ada syarat yang harus dipenuhi dalam menyusun materi, antara lain materi harus
sesuai dengan topik, update dan terpercaya. Anda bisa mendapatkan materi dari pengalaman
pribadi, buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, internet atau koran. Satu lagi yang harus Anda
pahami, jangan membuat materi yang terlampau banyak dan jangan gunakan kata atau
kalimat yang Anda sendiri tidak memahaminya.
e) Menentukan Pendekatan Yang Anda Gunakan
Setiap presentasi membutuhkan metode yaitu sebuah pendekatan yang Anda gunakan
dalam menyampaikan materi. Metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan topik
yang Anda sampaikan. Ada beberapa metode yang bisa Anda terapkan diantaranya ceramah,
eksperimen, simulasi, demonstrasi, ceramah plus dan lain-lain. Silahkan Anda eksplorasi
metode yang paling cocok dengan topik Anda. Keberhasilan Anda memilih metode yang
tepat akan membawa Anda menjadi presenter yang lebih efektif.
f) Menyusun Slide Presentasi
Jika presentasi Anda menggunakan slide, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
slide presentasi Anda semenarik mungkin. Dalam membuat slide ada beberapa prinsip yang
harus Anda pahami.
· Sederhana
· Konten yang kuat
· Font yang indah
· Gambar yang menarik dan sesuai
· Penggunaan warna yang tepat

Metode Khusus 21
· Mematuhi prinsip CRAP, yaitu contrast atau kontras, repetition atau
pengulangan , Alignment atau perataan dan proximity atau kedekatan.
3. Tahap Diskusi
Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang pasien pada peserta didik,
kemudian menunjukan gejala-gejala khusus yang berhubungan dengan masalah pasien yang
mengungkapkan perasaannya.
4. Tahap Evaluasi
Dilakukan dengan diskusi dan penilaian terhadap pasien, perilaku dan kemampuan
untuk mengatasi msalah, penilaian terhdap peserta didik serta evaluasi proses dan hasil dari
nursing clinic apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau belum.

Metode Khusus 22
R
A
N
G
K
U
M
A. PENUTUP A
Metode pembelajaran klinik merupakan
N
salah satu metode mendidik peserta didik
di klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik
yang sesuai dengan objectif (tujuan) dan karakteristik individual peserta didik
berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Maritalia, 2016).

Bed-side teaching memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat


berhadapan langsung dengan klien. Oleh karena itu, peserta didik dapat berlatih dan
mengasah keterampilan klinik seperti anamnesa, pemeriksaan fisik dan bahkan
keterampilan melakukan tindakan medis sederhana kepada klien.
Case Presentation disebut suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh
peserta didik dalam satu kelas besar dan setiap kelompok tutorial secara bergiliran
mempresentasikan hasil kerja kelompok tutornya dalam memecahkan masalah / kasus
yang didapatkan oleh kelompok tersebut.Presentasi dilakukan oleh seorang wakil
kelompok yang ditunjuk sebagai juru bicara dan waktu presentasi dialokasikan 15 – 20
menit untuk setiap kelompok.Jumlah presentasi disesuaikan dengan jumlah / macam dari
seluruh masalah / kasus yang diberikan kepada setiap kelompok.Diskusi terbuka
dilakukan setelah presentasi, dengan teknik penyelenggaraan disesuaikan dengan waktu,
kondisi, dan keragaman masalah yang dipresentasikan.
motivasi
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Tingkatkan kreatifitas dan keterampilan di bidang presentasi dengan membekali diri dengan
ilmu agar siap dilapangan.
2. Bagi Institusi
Tingkatkan evaluasi di system pendidikan dan kurikulumnya dalam melakukan pendidikan
kesehatan di bidang presentasi, agar menjadi bidan yang professional dan kompeten.

Metode Khusus 23
LATIHAN

1. Seorang Bidan sedang melakukan pemasangan infus langsung pada pasiennya,


mahasiswa memperhatikan bidan tersebut dengan seksama karena mahasiswa belum
pernah mendapatkan pembelajaran tentang pemasangan infus.
Diatas termasuk dalam metode pembelajaran :
a.      Metode Bedside Teaching
b.      Case Presentation
c.       Coaching
d.      Clinic Tour

2.   Case presentation adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran


seorang pasien yang dipilih sebagai focus diskusi kelompok dengan tujuan
memberikan pengalaman langsung dalam prosedur perawatan pasien, adapun prinsip-
prinsip yang dilakukan antara lain:
a.      Adanya evaluasi tentang pelaksanaan dan hasil nursing clinic
b.      Tanpa memberi kesempatan untuk mengekspresikan kebutuhannya
c.       Tanpa harus ada perencanaan
d.      Tidak adanya privasi
e.       Tanpa adanya perkenalan diri

3. Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam case presentation adalah…………
a. Tujuan
b. Spontan
c. Video
d. Evaluasi

4. Pembimbing mempraktikkan terlebih dahulu cara memasang implant sebelum


dipraktikkan oleh mahasiswa.
Apa teknik yang dilakukan pembimbing tersebut………………..
a. Role Play
b. Demonstrasi
c. Simulasi
d. Diskusi

Metode Khusus 24
5. Berikut ini merupakan Hal-hal yang Harus Dimiliki oleh Perspektor Klinik,
kecuali……
a. Role Modeling (Panutan)
b. Critical Thinking (Pemikir yang Kritis)
c. Evidence Based
d. Skill Building (Pembangun Kemampuan)

KUNCI JAWABAN
1. A
2. A
3. D
4. B
5. C

MEDIA :

Presentasi dan Tanya Jawab kepada audience atau pendengar.

Metode Khusus 25
DAFTAR PUSTAKA

Affandi M. (2008) Bedside Teaching and Clinical Tutoril. repository.umy.ac.id. diakses


pada tanggal 7 Agustus 2018 pukul 15.00 WIB
Dunn, Andrew. Navneet Caturia. Paul Klotman. 2013. Essentials Of Hospital Medicine.
World Scientific.
Harden, R.M., & Dent, J.A. 2009. A Practical Guide for Medical Teachers. Edisi 3 Elsevier
Limited.
McKimm, J., & Swanwick, T. 2010. Web‐based faculty development: e‐learning for
clinical teachers in the London Deanery. The clinical teacher, 7(1), 58-62.
Nursalam & Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurachmah, E( 2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan
bimbingan klinik. Jakarta: EGC
Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan keperawatan,
alih bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai