Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn. Ms Dengan Salah Satu Anggota Mengalami Tbc
Paru”ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan yang membangun demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.
Padang, Mei2020
Penyusun
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
a. Demam
b. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk
membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada
setiap penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu
atau berulan-bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk
kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi
4
produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa
batuk darah (hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat
juga terjadi ulkus dinding bronchus.
c. Sesak
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Mailase
4. Patofisiologis
TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional)
h. Komplek primer
TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil
5
5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan
yang diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan
sputum terutama pada penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi
non produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum,
penderita dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan
melakukan batuk efektif. Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan
mukolitik ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik
slama 20-30 menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan
bronchoscopy. Sputum yang sudah didapat harus mengandung kuman
BTA. Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya
ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain
diperlukan 50000 kuman dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan
biakan, setelah 4-6 minggu penanaman sputum dalam medium biakan,
koloni kuman tuberculosis mulai tampak. Bila setelah 8 minggu
pananaman, kolini tidak tampak, biakan dinyatakan negatif. Medium
biakan yang sering digunakan adalah Lowenstien Jensen dan ATS.
c. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan
0,1 cc Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5
TU(intermediate strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan
akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat
limfosit yakni persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.
6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
6
Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi
kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam
keadaan metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis
hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali
seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.
Rifamphisin (R)
Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan
intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
Streptomicin (S)
Ethambutol (E)
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. MS
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA MENGALAMI TBC PARU
A. Pengkajian
c. Genogram
8
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal serumah
d. Jenis/type Keluarga
Jenis : Extendet
2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi
9
tiga kali dalam sehari dengan porsi yang cukup. Pemberian makan sama rata
untuk seluruh anggota keluarga. Cara menghidangkannya terbuka di atas meja.
Alat makan digunakan bersama atau tidak ada pemisahan dalam pemakaiannya.
Pantangan makan tidak ada.
b. Eliminasi
Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari. Pada
anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan dalam eliminasi.
Tempat BAB adalah di sungai atau menumpang di WC tetangga.
c. Olah Raga
Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk melakukan
olah raga, tapi dia telah rutin pergi ke sawah setiap pagi dan sore. Kegiatan di
sawah mislnya mencangkul, mencari rumput untuk ternak, atau mencabuti
rumput yang mengganggu tanaman padi. Istri juga tidak meluangkan waktu
untuk kegiatan olah raga secara khusus, dia hanya ikut membantu suami kerja di
sawah. Anak-anak tidak ada kegiatan olah raga di rumah, sedangkan di sekolah
sesuai jadwal olah raga di sekolah masing-masing.
d. Kebersihan Diri
Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah dan
pada sore hari. Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat sekolah dan
pada sore hari. Kebersihan mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun
mandi, menggosok gigi sekali sehari dengan pasta gigi serta mencuci rambut
tiga hari sekali dengan menggunakan sampho, kebiasaan mandi keluarga di
rumah dengan air sumber yang berasal dari mata air Sumberawan. Berkaitan
dengan TBC, keluarga mengatakan tidak mengerti mengenai sanitasi yang sehat
yang dapat mencegah penularan TB paru. Tn.MS mengatakan tidak mempunyai
tempat khusus untuk pembuangan dahak, biasanya meludah di halaman atau
dimana saja saat ia berada.
e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi
Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau
digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga dalam
menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk
mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan radio.
f. Istirahat
Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang biasanya
selama 1 – 2 jam mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur pada malan hari
jam 22.00 – 05.00. Pada Tn. MS tidurnya sering terganggu oleh karena sering
batuk pada malam hari, dan sering berkeringat dingin pada malam hari.
g. Kebiasaan Sosial
Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti
kegiatan tahlilan, diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS dahulu
10
merupakan perokok berat dengan frekuensi 1 pak perhari. Sejak sakit frekwensi
merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.
6. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik Perumahan
Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri.
Luas pekarangan 5 x 9 meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter. Lantai
rumah sebagian dari plester semen dan sebagian masih tanah, atap dari genting.
Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, disekitar kamar dan
ruang tengah serta dapur, disetiap kamar dan ruang tengah serta dapur ada
lubang angin, Penerangan menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah
lampu neon 15 watt, ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masing–masing
kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan (kursi), ruang tidur,
dapur berdinding bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga mempunyai kamar
mandi tapi tidak ada WC, bila buang air besar di sungai atau numpang di WC
tetangga. Halaman rumah tampak kurang bersih oleh rerumputan disekitar
rumahnya.
Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk
minum dan memasak, keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan tidak
11
berasa. Keluarga menyimpan air dari sumur dalam gentong yang kebersihannya
cukup dan tertutup.
Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung di
belakang rumah dan dibiarkan terbuka.
Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang
dapur. Pembuangan kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3 meter dari
kandang.
b. Denah rumah
keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
LKT
= Pintu
= Jalan kampung/gang
= Batas pekarangan
Kandang LD
sapi
L
K Kamar
Dapur
M mandi
R. Tidur R.Tidur
An.AS Ny.M
R. Tidur Tn.MS Ruang keluarga/
dan Ny.F R. Makan
R. Tamu
R. Tidur Nn.S
12
Keterangan denah rumah :
Rumah keluarga Tn. MS terdiri dari 1 ruang tamu; 1 ruang keluarga yang
sekaligus sebagai tempat makan; 4 kamar tidur masing-masing untuk Nn.S,
Tn.MS bersama Ny.F, Ny.M dan An.As; 1 dapur; 1 kamar mandi tanpa WC;
dan kandang ternak.
Masing-masing kamar mempunyai ventilasi sekaligus sebagai
pencahayaan sinar matahari tapi masih terlalu sempit, kurang dari 10% luas
lantai kamar. Pencahayaan dan ventilasi ruang tamu cukup. Pencahayaan ruang
keluarga kurang, sinar matahari kurang dapat menyinari lantai ruang tamu.
Sumber air bersih yang digunakan untuk mandi dan memasak berasal dari mata
air Sumberawan. Tempat pembuangan air limbah dari kamar mandi berupa
selokan terbuka, pembuangan air limbah dari dapur tidak ada tempat khusus,
langsung dibuang atau dialirkan ke belakang dapur dan dibiarkan meresap
sendiri.
c. Macam Tempat Tinggal
Keluarga bertempat tinggal di pedesaan jarak antara rumah satu dengan yang
lainnya berdekatan tapi tidak berhimpitan/menempel. Lingkungan tempat
tinggal adalah persawahan dengan udara yang sejuk
d. Karakteristik Tetangga Dan Komunikasi RW
Tetangga di sekitar keluarga Tn. MS adalah bersuku Jawa, bahasa komunikasi
sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa, sebagian besar tetangga Tn.
MS bermata pencaharian sebagai petani. Keluarga mempunyai alat komunikasi
seperti televisi dan radio. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya
diumumkan melalui pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.
e. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. MS Keluarga jarang pergi ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan
rutin harian adalah bertani / pergi ke sawah yang tidak jauh dari rumahnya
(sekitar 1 km). Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah. Sanak
famili dari Tn.MS maupun Ny.F juga berada di sekitar tempat tinggalnya
(masih satu desa).
f. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Komunikasi antar keluarga/warga biasanya dilakukan saat mereka melakukan
kegiatan keagamaan seperti tahlilan, yasiinan, diba’ dan kegiatan-kegiatan
keagamaan lainnya.
g. Sistem Pendukung Keluarga
Jarak rumah ke Polindes sekitar ½ km, jarak ke puskesmas pembantu sekitar
1,5 km, jarak ke Puskesmas sekitar 5 km. Keluarga juga mempunyai jaminan
pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (Askes Maskin).
13
6. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Dalam
keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan waktu santai.
Komunikasi saat makan sering dilakukan, dan terbiasa makan bersama.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi tetangga. Kekuatan
dalam keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
adalah Tn. MS dan Ny.F cukup bijaksana, tampak sabar dalam menghadapi
penyakit atau masalah yang dialami oleh anggota keluarga, sehingga dapat
mendorong Tn.MS untuk berobat secara teratur sampai sembuh. Ny.F sering
mengingatkan Tn.MS jika lupa minum obat.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
Keluarga dalam struktur peran formal tidak ada atau tidak mempunyai peran.
Begitu juga dalam perannya secara informal.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian
diwarnai dengan kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut
kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan
keluarga Tn. MS tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun dan
tentram. Semua keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang
sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan
akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa musibah.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam
berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga
sangat membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah
kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS dengan
TB paru. Hal ini dibuktikan dengan bahwa keluarga belum mampu untuk
menyebutkan tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab dari TB paru.
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak,
karena keluarga tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn.
MS dianggap sebagai batuk biasa dan keluarga sudah memeriksakannya ke
14
Puskesmas Singosari dan sudah mendapat terapi sejak bulan Oktober 2007.
Sejak awal pengobatan, Tn.MS mengatakan sudah berobat secara teratur. Kalau
obat habis, keluarga langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat.
Tn.MS mengatakan sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat,
ia merasa mual dan kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga
walaupun malas ia tetap meminum obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk
memanfaatkannya, karena Tn. MS selama sakit berobat ke Puskesmas
Singosari.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F menggunakan KB
Suntik.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat
dari penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan. Dalam
pemenuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. MS sangat sederhana.
Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.MS menanam sayur di tepi
sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika ingin makan lauk-pauk, Tn.MS
biasa mencari ikan di sungai dekat rumahnya.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn. MS
Riwayat kesehatan sekarang : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS sering
batuk yang disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan kadang
15
disertai darah dalam dahaknya, demam di malam hari, nafsu makan menurun,
berat badan agak menurun.
Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit yang
berat, kronis atau penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah minum –
minuman keras, tapi merupakan perokok berat dengan frekwensi 1 – 1,5 pak
perhari.
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi 22/menit,
tinggi badan 162 cm, berat badan 48 kg.
Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada luka,
ketombe dan bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak
rontok. Wajah agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan
sembab.
Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva
agak anemis, tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak kabur.
Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau
benjolan yang abnormal.
Mulut dan faring : bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi
normal, adanya sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan tidak
ditemukan perdarahan. Lidah berwarnah merah merata. Bau nafas tidak ada,
uvula simetris, tonsil tidak meradang dan tidak ada perubahan suara.
Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak terjadi
deviasi septum nasi, tidak terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak ada.
Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan
perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.
Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi
intercosta dan batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama.
Fokal fremitus lebih bergetar paru kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness.
Suara nafas bronchial dan bronkho-vesikuler terdapat ronkhi basah. Jantung
suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Kelainan
tulang belakang tidak ditemukan.
Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi
tympani, hepar , lien tidak ada kelainan
Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot
empat.
16
Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit, respirasi 14/menit,
tinggi badan 152 cm, berat badan 52 kg.
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman
TBC dari Tn.MS ke Ny.F. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk
yang menetap. Juga tidak mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.
17
B. Analisa Data
DO :
- Lantai rumah sebagian
terbuat dari tanah,
tampak lembab dan
18
kotor.
- Tidak ada tempat khusus
untuk membuang dahak
- Tidak ada tempat
khusus untuk
pembuangan limbah
rumah.
- Alat makan keluarga
tidak ada pemisahan atau
digunakan bersama
- Pencahayaan rumah
(kamar tidur) kurang.
- Tn.MS tidur sekamar
dengan Ny.F
DS : Kurang Kurang
- Keluarga mengatakan pengetahuan informasi dan
sejak lima bulan yang keterbatasan
lalu sering batuk yang kemampuan
disertai dahak. mencerap
- Keluarga mengatakan informasi
bahwa Tn.MS sakit paru-
paru, tapi tidak tahu jenis
penyakit, penyebab,
pencegahan, perawatan
dan pengobatannya.
- Tn. MS mengatakan, “
saya belum tahu akibat
yang terjadi, bila
penyakit saya tidak
diobati “.
- Ny. F mengatakan ,” Tn.
MS sudah diperiksakan
di RS Soepraoen“. Tetapi
batuknya masih sering
dan agak sesak.
DO :
19
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan
tentang pengertian
penyakit, pencegahan,
perawatan dan
pengobatannya
- Pendidikan Tn.MS dan
Ny.F SD
- Setelah dijelaskan
tentang pengertian
penyakit, cara
pencegahan dan
pengobatannya, Tn.MS
dan Ny.F belum bisa
menjawab pertanyaan
sederhana perawat
DS :
- Keluarga mengatakan Resiko kerusakan
Tn.MS sudah menjalani penatalaksanaan
pengobatan sejak bulan program terapi di
Oktober 2007 rumah
- Tn.MS mengatakan (pengobatan tidak
sering lupa minum obat, tuntas)
tapi selalu diingatkan
oleh istrinya
- Tn.MS mengatakan
sering mual dan kembung
setelah minum obat
- Tn.MS mengatakan
sebenarnya malas minum
obat, tapi ia ingin
penyakitnya cepat
sembuh
DO :
- Pemeriksaan fisik :
bentuk dada normal,
terdapat retraksi
intercosta, batuk
produktif. Nafas agak
20
sesak.
- lantai ruang tamu dari
porselin, sisanya terbuat
dari tanah keadaannya
kotor dan lembab.
- Ventilasi kurang karena
jendela / lubang angin
terlalu sempit (kurang
dari 10% luas lantai).
D. Prioritas Masalah
21
masalah : keluarga Keluarga tahu bahwa
tahu ada masalah penyakit Paru yang
tapi merasa bukan dialami Tn.MS bisa
sebagai bahaya menular tapi merasa
bukan sebagai bahaya.
Jumlah 4 1/6
Membantu keluarga
memaha-mi masalah
4 Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 kesehatan bisa
keluarga menyadari dilakukan melalui
bahwa mereka kurang bahasa keluarga
paham dan mereka dengan mediasi
ingin diberi penjelasan anaknya pertamanya
yang lebih rinci yang sekolah SMA.
Keluarga tidak
merasakan adanya
22
masalah yang harus
segera ditangani
Jumlah 3 2/3
Jumlah 3 1/6
23
1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan,
perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan
mencerap informasi
3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah
(pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka
panjang
24
menjaga kondisi tubuh
sebaik mungkin karena
dalam kondisi tubuh yang
buruk mudah tertular.
- Motivasi keluarga untuk
melakukan usaha
pencegahan
- Jelaskan dan
demontrasikan cara hidup
sehat seperti : pada saat
batuk, bersin dan menguap
sebaiknya mulut dan
hidung ditutup ; cara
membuang dahak atau
ludah yaitu di kloset
kemudian di siram,
apabila dahak dibuang
dihalaman maka harus
diuruk dengan tanah ; alat
makan sebaiknya
tersendiri, setelah dipakai
sebaiknya disiram dengan
air mendidih kemudian
dicuci bersih.
- Jelaskan dan
demontrasikan tentang
rumah yang mendukung
tidak terjadinya penularan
TB paru, seperti menjaga
kebersihan lingkungan
dari polusi udara,
ventilasi rumah harus
cukup sehingga udara
dapat tertukar dengan
leluasa, pencahayaan
dalam rumah harus cukup,
sinar matahari bisa masuk
secukupnya karena kuman
TB dan beberapa kuman
lain akan mati bila terkena
25
sinar matahari.
- Jelaskan bahwa klien TB
perlu dukungan semangat
untuk hidup panjang umur
dan jangan putus asa .
- Jelaskan bahwa klien
butuh udara segar.
- Demontrasikan cara
menciptakan linkungan
rumah yang sehat.
- Motivasi keluarga untuk
mewujudkan lingkungan
rumah yang sehat dengan
syarat yaitu fisik
(kontruksi harus baik dan
kuatserta tidak
lembab.).psikologis
(pembagian ruangan yang
baik, penataan perabot
yang rapi, kelengkapan
fasilitas sanitasi) dan
fisiologis (fentilasi harus
baik, pencahayaan harus
cukup dan terhindar dari
kebisingan)
- Kaji pengetahuan keluarga
dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang
ada di masyarakat
- Jelaskan kepada keluarga
tentang manfaat fasilitas
keluarga
- jelaskan bahwa
pengobatan TB paru perlu
kesabaran karena harus
rajin berobat dan paling
sedikit 6 bulan.
- Jelaskan tentang jadwal
pemeriksaan spetum
yaitu , kantrol sputum
26
BTA dilakukan sebulan
sekali, bila sudah negatif
sputum BTA tetap
diperiksa sedikitnya
sampai tiga kali berturut-
turut
- Jelaskan bahwa
pemeriksaan radiologis
dilakukan tiap tiga bulan
sekali.
- Jelaskan bila klien di
runah mengalami sesuatu
misal batuk darah, maka
anjurkan untuk
mengunjungi fasilitas
kesehatan meskipun
belum waktunya kontrol.
- Jelaskan fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat selain
puskesmas juga dokter-
dokter swasta, rumah sakit
swasta dan lain-lain.
27
- kaji pengetahuan
keluarga tentang cara –
cara pemecahan masalah
yang tepat.
- Jelaskan cara prinsip
pemecahan masalah pada
TB paru yaitu dengan
pengobatan dan
perawatan yang tepat dan
teratur.
- Jelaskan akibat bila
Tb paru tidak diobati
dalam jangka waktu yang
lama dapat menimbulkan
komplikasi seperti batuk
darah.
- kaji pengetahuan
keluarga tentang tata cara
perawatan klien TB paru.
- Jelaskan dengan
bahasa yang mudah
dimengerti tentang
perawatan klien TB
paru : makan yang banyak
dan bergizi tinggi, istirahat
yang cukup , pikiran
diusahakan santai hindari
stres yang berlarut – larut,
berhenti merokok dan
hindari polusi udara.
Gerak badan dianjurkan
bila penyakit tampak
sembuh.
- Jelaskan pengobatan
TB paru dan cara minum
obat serta berapa lama
harus minum obat.
28
Resiko Tujuan : Keluarga Intervensi :
3. kerusakan memahami tentang - Ajarkan mengenai
manajemen kondisi, tindakan diagnosis dan
terapeutik pencegahan infeksi, penatalaksanaan penyakit
penatalaksanaan jangka panjang untuk
stress, faktor menentukan tingkat
pemberat, tanda dan pembelajaran klien-
gejala komplikasi, keluarga.
dan sumber-sumber - Ajarkan inkompatibilitas
di komunitas yang obat - obatan :
dapat digunakan. - Ajarkan pemberian obat-
obatan :
Kriteria hasil : - Ajarkan strategi
- Menunjukkan niat penatalaksanaan stess :
untuk berbagi gunakan tehnik relaksasi,
masalah dengan bimbingan imajinasi, rujuk
anggota keluarga ke sumber komunitas
yang lain atau untuk program
teman yang dapat penatalaksanaan stress.
dipercaya. - Ajarkan konservasi
- Menyebutkan efek energi.
samping obat. - Informasikan klien
- Mengidentifikasi tentang faktor yang
strategi untuk diketahui mencetuskan
mengurangi stress. eksaserbasi :
- Mengidentifikasi - Jelaskan tanda dan gejala
tanda-tanda dan yang harus dilaporkan
gejala yang harus pada profesional
dilaporkan pada pelayanan kesehatan :
tenaga kesehatan. - Ajarkan tehnik
- Menggambarkan mengunyah dan menelan
penatalaksanaan
jangka panjang
penyakit.
- Menyebutkan
manfaat
penggunaan gelang
Kewaspadaan-
Medis.
29
F. Impelementasi Dan Evaluasi
30
tentang cara
penularan TB
paru yaitu
melalui
percikan ludah.
A : masalah
teratasi
P : hentikan
intervensi.
31
tubuh. anggota
-Memotivasi dan keluarga agar
mendemontrasikn tidak tertular,
cara hidup sehat tapi belum
seperti : menutup mampu
mulut pada saat melakukan
batuk atau khusus
bersin , cara memisahkan
membuang dahak alat makan
atau ludah bila dengan klien.
dibuang di O : keluarga
halaman maka mampu
harus diuruk menjelaskan
dengan tanah. dan belum
Alat makan harus mampu
terpisah mendemontrasi
kan cara
perawatan pada
anggota
keluarga agar
tidak tertular
TB paru.
A : masalah
teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34