Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PEMBAHASAN

A. Perawat Advokasi Perawat di Unit Gawat Darurat Menurut ANA (1985).

ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan keselamatan
praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa
pun”Melindungi pasien dari pelayanan yang tidak bermutu, perawat disini harus menjaga
keselamatan pasien baik dari kompentensi petugas yang tidak profesional (petugas tidak ahli
dibidang gawat darurat sebaiknya tidak bertugas di Unit Gawat Darurat/Instalasi Gawat Darurat).

Menjaga pasien dari alat dan dan sarana parasana yang tidak yang tidak standar , sebaik alat
harus standar dan mempunyai kelayakan standar dan dikalibrasi seuai ketentuan yang
berlaku.Melindungi pasien dari sistem yang buruk dan bertele tele (sistem yang merugikan
pasien).

B. Peran Advokasi Dalam Praktik Etik Keperawatan.

Dalam Pedoman Etik keperawatan hasil Munas PPNI tahun 2010, secara garis besar
merumuskan etik perawat, antara lain, Hubungan Perawat dan Klien (pasien) :

 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat


manusia, keunikan, klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut, serta
kedudukan sosial.

 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana


lingkungan yang menghormati nilai nilai budaya, adat istiadat dan kelagsungan hidup
beragama dan klien.

 Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku etentuan hukum yang berlaku.

C. Peran advokasi perawat menurut Undang Undang No 38/2014 Tentang Keperawatan,


Pasal 38, tertulis :

Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban :

a) Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar


pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan


keperawatan, standar operasional prosedur, kode etik, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

c) Menghormati hak Klien.

d) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani, yang meliputi:

 Dalam aspek pelayanan/asuhan keperawatan merujuk ke anggota perawat lain yang lebih
tinggi kemampuan atau pendidikannya; atau

 Dalam aspek masalah kesehatan lainnya merujuk ke tenaga kesehatan lain.

e) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang Klien.

f) Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan berdasarkan standar pelayanan keperawatan.

g) Memberikan informasi yang lengkap, jujur, jelas dan mudah dimengerti mengenai
tindakan keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya.

h) Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai
dengan kompetensi Perawat; dan

i) Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.


D. .Peran Advokasi Perawat Menurut Undang Undang No 44 Tentang Rumah Sakit.

Peran perawat dan tenaga kesehatan di dalam penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) terdapat, “Undang undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 Pasal 32 Ayat (1) “Dalam
keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan
terlebih dahulu”. Ayat (2) “Dalam keadaan darurat Fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah dan swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka”. Perawat yang
bertugas di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit wajib memberikan pertolongan terlebih dahulu,
tidak boleh menolak atau minta uang muka., dalam pasal ini perawat dan tenaga ksehatan lainnya
dilarang menolak pasien dan meminta uang muka dan perawat yang bertugas di bagian
pelayanan gawat darurat wajib memberikan pertolongan awal.

Peran advokasi dari keterangan tersebut diatas adalah jangan sampai ada penolakan atau
permintaan uang muka sebelum dilakukan tindakan untuk keselamatan pasien, karena perawat
adalah profesi yang profesional bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.

E. Peran advokasi perawat dalam Undang undang no 36/2009 tentang kesehatan.

Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pembukaan poin (b)
bahwa “setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip prinsip non diskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia serta
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional”. Disini perawat
sebagai tenaga keshatan yang profesional juga bertindak sebagai advokasi pasien di
Unit/Instalasi Gawat Dauratagar tidak ada pelayanan yang bersifat diskriminatif yang dapat
merugikan pasien.
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Peran Advokasi perawat gawat darurat sangat penting, agar pasien terlindungi dari pelayanan
yang tidak bermutu, perawat harus memahami peran advokasi adalah peran yang sangat penting
karena asuhan keperawatan yang bersifat bio, psiko, sosial dan spritual.

1. Perawat harus menjadi advokasi melindungi pasien dari perbuatan tindak kekerasan,
pelecehan seksual.

2. Perawat harus menjadi advokasi pasien dari lingkungan yang memperburuk kedaan
pasien.

3. Perawat harus melindungi pasien dari tindakan perawatan dan pengobatan yang tidak
rasional

B. Saran

1. Perawat harus memahami konsep pelayanan gawat darurat terkait keselamatan pasien,
agar keselamatan pasien terjamin.

2. Perawat harus tahu standar sarana dan pra sarana, aturan dan sistem pelayanan gawat
darurat yang ditetapkan peraturan dan undang undang.

3. Perawat harus memahami kompetensi semua petugas yang bertugas di Unit/Instalasi


Gawat darurat
DAFAR PUSTAKA

Prof. Hadi Pratomo,“Advokasi Konsep Tekhnik dan Apliksi Bidang Kesehatan di Indonesia
”,PT Rajagrafindo Persada, 2015

Ns.Musliha, S Kep,”Keperawatan Gawat Darurat ,”Nuha Medika, “ 2010

Munas VIII PPNI,”Standar Profesi dan Kode Etik Perawat Indonesia”,2010

Deden Darmawan “Pengantar Keperawatan Profesional”, 2013

Sri Pratianingsih “Kedudukan Hukum Perawat dalam upaya pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit”, PT Rajagrafindo, 2006)

Undang undang No 38/2014 tentang Keperawatan

Undang undang No 44/2009 tentang Rumah Sakit

Undang undang No 36/2009 tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai