UJI JOMINY
Disusun Oleh :
Kelompok 7
2020
LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
Jl. Raya Tlogomas No. 246, Telp (0341)464318, Pes 128,
Fax (0341)460782 Malang 55144
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKU PENGUJIAN LOGAM
UJI JOMINY
Disususn Oleh:
Nim : 201710120311059
Kelas : VI-B
Mengetahui,
Pengujian Logam
NIP.108.9603.0336 NIP.108.9208.0279
ii
LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
Jl. Raya Tlogomas No. 246, Telp (0341)464318, Pes 128,
Fax (0341)460782 Malang 55144
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM
UJI JOMINY
Disusun Oleh :
Nim : 201710120311059
Kelas : VI-B
Malang,.....................
Dosen Pembimbing
NIP. 108.9603.0336
iii
DAFTAR ISI
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia kepada kami, sehingga daapaat menyelesaiakan tugas
praktikum pengujian logam. Macam-macam percobaan ialah Uji Tarik, Uji Kekerasan, Uji
Jominy, Uji Microstruktur, Dan Uji Impact dengan waktu yang ditentukan.
Praktikum uji logam ini dilakukan untuk memenuhi tugas matakuliah yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa teknik mesin universitas muhammadiyah malang. Selain itu
juga untuk melaksanakan dan memperkenalkan serta mempelajari cara mengoperasikan alat-
alat praktikum.
Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi
penyusun, tetapi laporan ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami harap kritik dan
saran agar laporan ini lebih sempurna.
Penyusun
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 Rumusan Masalah
• Adakah pengaruh harga/Nilai kekerasan bahan yang telah di Heat Treatment dan
belum di Heat Treatment
• Adakah pengaruh hubungan grafik melalui kekerasan dengan jarak
• Adakah pengaruh persamaan regresi linier pada Jominy Test
1.3 Tujuan Precobaan
• Mengetahui persamaan regresi linier pada Jominy test
1.4 Batasan Masalah
Prilaku Heat Treatment ini memakai baja jenis (ST-42) yang sudah dibentuk menurut
standart penelitian kekerasan dengan metode Jominy Test (ST-42 adalah baja dengan tensitr
strenght sebesar 42 Mpa yaitu 42 kg/mm
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada operasi perlakuan panas laju pemanasan merupakan faktor yang penting.Panas
merambat dari luar kedalam dengan kecepatan tertentu.Bila pemanasan terlalu cepat
bagian luar akan jauh lebih panas dari bagian dalam,oleh karena itu kekerasan dibagian
dala. Rendah dari bagianluarnya namun sir akan menurunkan temperature didalam benda
tersebut sehingga dipereh lapisan keras dengan keterbatasan tertentu. (France Houtman.,
2001)
Suatu baja dikatakan mempunyai hardenability tinggi bila baja itu memperlihatkan
tebal pengerasan(deph of hardening)yang besar atau dapat mengeras pada seluruh
penampang dari suatu benda yang cukup besar.Hardenability pada dasarnya tergantung
pada diagram transformasi,oleh karena itu akan bergantung pada dua faktor utama yaitu
komposisi utama(kadar dan unsur paduan)ukuran butir (gramsize)austenite. (Ahmad
Suyono., 2010)
Komposisi kimia didalam baja sangat mempengaruhi dari kekerasan baja tersebut
,kekerasan maksimum yang didapat setelah proses pengerasan banyak tergantung pada
kadar karbon makin tinggi kekerasan maksimum yang dapat dicapai atau akan terjadi bila
diperoleh struktur yang seluruhnya struktur sebelum pengerasan dapat berupa perlit
8
dimana kekerasan baja masih rendah pada baja.Kadar karbon rendah kekerasan
maksimum yang dapat di capai setelah pengerasan tidak begitu banyak karena pengerasan
biasanya dilakukan terhadap baja dengan kadar karbon yang memadai,tidak kurang dari
0,30%(untuk baja karbon)
- Semakin banyak batas butir austenite semakin mudah perlit untuk terbentuk dibandingkan
martensite
- Lebih kecil ukuran butir austenite semakin rendah hardenability bahan
- Semakin besar ukuran butir austenite mak semakin besar hardenability
Martensite adalah pasa yang ditenukan oleh seorang motalografer yang bernama
A.Mariens,fasa tersebut merupakan larutan padat dan karbon yang jenuh pada besi alfa
sehingga lapis-lapis sel satunya terdistorsi,sifatnya sangat keras dan diperoleh dari baja
yang temperatur austenitenya didinginkan dengan laju pendingin yang lebih besar dari
laju pendinginan tentunya dalam paduan besi karbon dan baja.Austenite merupakan fasa
induk yang bertransformasi menjadi martensite pada saat pendinginan,transformasi ke
martensite berlangsung tanoa di fasi sehingga kompresi yang dimiliki martensite sama
dengan komposisi austenite.sesuai dengan komposisi paduanya sel satuan martensite adl
tertragonal pusat badan(body center tetragonal/BCT)atau karbon dianggap menggeser
latar kubur menjadi tetragonal kelarutan karbon kedalam BCC menjadi lebih besar jika
terbentuk martensite dan hal menyebabkan timbulnya tetragonal(BCI)makin tinggi
konsentrasi karbon,makin banyak komposisi yang terisi sehingga efek tetragorilitasnya
makin besar.(Suriadi Munandar., 2001)
9
air,udara,atau minyak akan mengalami perubahan struktur mikro yang berbeda.Setiap
struktur mikro misalnya fasa martensite,boenit,ferit dan perlit merupakan hasil
transformasi fasa dari fasa austenite.Masing-masing fasa terbentuk terjadi dengan kondisi
pendinginan yang berbeda-beda dimana untuk setiap paduan bahan dapat dilihat pada
diagram continous cooling transformation(CCT) dan time temperature transformation
(TTT) diagram.masing masing fasa diatas mempunyai nilai kekerasan yang
berbeda.Dengan pengujian Jominy maka dapat diketahui lahu pendinginan yang berbeda
akan menghasilkan kekerasan bahan yang berbeda pula
Pada baja,pendinginan yang cepat dari fasa austenite menghasilkan fasa martensite
yang tinggi kekerasanya.Untuk pendinginan lambat makan mendapatkan struktur:
1. Bainit Bawah
2. Bainit Atas
3. Perlit Halus
4. Perlut Kasar
Struktur sama dengan perlit halus namun lamel kasar dan kekerasan lebih rendah
Makin lambat laju pendinginan logam,maka banyak matriks perlit yang ditampilkan
dan kekerasan makin turun,penambahan kadar karbon atau paduan atau penambahan
besarnya ukuran butir besarnya ukuran butiran akan menyebabkan grafik bergetar
10
kebahan sehingga memudahkan pembentukan struktur martensit.Pergeseran grafik ke
karbon juga menggambarkan sifat kemampuan kekerasan batang tersebut.
Adalah diagram yang menyatakan temperature dan persen karbon dalam sebuah
hasil,sementara itu untuk cara membaca diagram fasa ini dapat diambil contoh misalnya
a(ferrit).Dilihat dari diagram karbon 0,008-0,025%.Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ferrite dapat diidentifikasi dengan fasa yang terjadi pada suhu 100°C dan presentase
karbon 0,008-0,015% demikian berlaku untuk fase yang lainnya .Selain fase yang terdapat
dalam diagram diatas,ada dua fase yang tidak tercantum dalam diagram tersebut ,yaitu
martensit dan baluit.Martensit,fasa yang teradi dengan pendinginan cepat (querching) tanpa
adanya difusi.Bainit,fasa yang terjadi dengan proses pendinginan cepat(quenching) dengan
difusi sebagian.
11
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Specimen
2. Rodwell hardeness tester
3. Dapur listrik (fumange)
4. Tower pendingin
5. Jangka sorong
6. Kertas gosok
Bahan:
1. Specimen Jominy
12
− Setelah perlakuan
a. Bersihkan specimen dengan kertas gosok sampai permukaan specimen bersih
b. Buat tanda pengukuran seperti sebelum perlakuan specimen
c. Ukur kekekrasan specimen menggunakan Rockwell Hardness Test seperti
sebelum perlakuan
d. Catat data hasil setiap pengukuran pada lembar kerja yang tersedia
− L = 100mm
− D1 = 31mm
− D2 = 25 mm
− t = 5mm
Keterngan
− Tester = Rockwell
− Load = 150kg
− Indenter = Intan
− Time = 15s
13
3.4 Instalasi praktikum
3.5 Variabel
➢ Jarak
Pada batang specimen titik-titik jarak ditandai dengan kertas isolasi/titik kecil diatas
kertas ukuran jarak (0,1,2,3,4,5,…….22) mm
➢ Kekerasan
Nilai kekerasannya akan muncul setelah titik-titik lelah dilalui oleh pengujian
Rockwell
➢ Heat treatmen
Pemanasan dilakukan hingga mencapai suhu 300C sampai memasuki fase austen
➢ Pendinginan (cooling)
Spesiemen didinginkan dengan media air melalui tower pendingin sampai benar-
benar dingin
14
3.6 Pengolaan data hasil pengujian
1. Pengolaan data sebelum dan sesudah heat treatment
Σ𝑥
− Nilai rata-rata 𝑥̅ = 𝑛
Σ(𝑋−𝑋̅ )2
− Standart deviasi 𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
Σ(𝑋−𝑋̅ )2
− Simpangan rata-rata 𝑆𝑅 = √ 𝑛(𝑛−1)
𝑆𝑅
− Kesalahan relative 𝐾𝑅 = 100%
𝑥
− Keseksamaan 𝐾 = 100% − 𝐾𝑅
− Hasil pengukuran 𝐻𝑃 = 𝑥̅ ± 𝑆𝑅
2. Pengolaan data sebelum dan sesudah heat treatmen dengan metode regresi variable
𝑛(Σ𝑥𝑦)−(Σ𝑥)(Σ𝑦)
tunggal 𝑎 = 𝑛(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2
Σ𝑦 Σ𝑥𝑦
𝑏= − persamaan regresi 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑛 𝑛
15
17 50 44 17 50 35
18 55 43,5 18 55 35
19 60 43 19 60 35,5
20 65 42 20 65 34
21 70 40 21 70 34
22 75 40,5 22 75 34
16
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
17
4.1.2 Sesudah Heat Treatment
4.2 Perhitungan
• Standar deviasi :
18
• Kesalahan relatif :
𝑆𝑅 0.5149
𝐾𝑅 = 100% = × 100% = 1.1836 %
𝑥 43.5
• Keseksamaan :
𝐾 = 100% − 𝐾𝑅 = 100% − 1.1836% = 98.8164 %
• Hasil pengukuran :
𝑘𝑔⁄
𝐻𝑃 = 𝑥̅ ± 𝑆𝑅 = 43.5 ± 0.5148 𝑚𝑚2
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 = (−0.696)𝑥 + 45.5025
• Rata-rata regresi :
∑ 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 956.9482
= = 43.49992
𝑛 22
• Standar deviasi :
• Kesalahan relatif :
𝑆𝑅 0.8586
𝐾𝑅 = 100% = × 100% = 2.1979 %
𝑥 39.0681
• Keseksamaan :
𝐾 = 100% − 𝐾𝑅 = 100% − 2.1979% = 97.802 %
19
• Hasil pengukuran :
𝑘𝑔⁄
𝐻𝑃 = 𝑥̅ ± 𝑆𝑅 = 39.0681 ± 4.0275 𝑚𝑚2
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 = (−0.1497)𝑥 + 43.3754
• Rata-rata regresi :
∑ 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 859.4987
= = 39.06812
𝑛 22
20
4.3 Grafik & Pembahasan
47.5
45.5
43.5
41.5
39.5
37.5
35.5
33.5
31.5
0 1 2 3 4 6 8 10 13 16 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai kekerasan spesimen sebelum di heat
treatment lebih besar dibandingkan yang telah di heat treatment. Hal ini berarti bahwa
spesimen sebelumnya di heat treatment atau spesimen normal memiliki tingkat kekerasan
yang lebih dari spesimen yang sudah dihias treatment.
Perlakuan panas yang diberikan pada spesimen standar uji jominy adalah heat
treatment di dalam hardening ada tiga pada proses hardening telah dilakukan maka kita
akan dapat membandingkan nilai kekerasan sebelum dan sesudah heat treatment pada
semua titik yang telah ditandai. Apabila terjadi peningkatan nilai kekerasan yang
signifikan maka disimpulkan spesimen memiliki hardenability yang bagus dan sebaliknya.
21
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan :
1. Perlakuan panas dan kecepatan pendinginan akan mempengaruhi sifat bahan yaitu
kekerasan
2. Persamaan regresi linier yang diperoleh adalah
• Sebelum Heat Treatment
𝑦 = 𝑎𝑥 +b
(−0.696)𝑥 + 45.5025
Menunjukkan bahwa nilai kekerasan specimen semakin rendah dengan bertambahnya jarak
dengan yang lain kekerasan berbanding specimen
5.2 Saran
1. Sebelum dan sesudah praktikum disarankan memriksa alat praktikum
2. Melakukan kalibasi alat sebelum digunakan
22
3. Berhati hati saat melakukan praktikum terutama pada saat memasang beban karena
bisa saja saat pemasangan beban tidak tepat dan beban bisa jatuh
23
DAFTAR PUSTAKA
France Houtman, 2001 "Ilmu dan Teknologi Bahan Edisi ke 5" (Djapre.siation) Jakarta,
Erlangga
24