Tekanan Udara
Udara bertekanan, sama seperti sistem penunjang lain, seperti Sistem Tata
Udara, Air Murni ataupun Air untuk lnjeksi berdampak langsung pada
kualitas produk. Oleh sebab itu, termasuk kriteria kritis dalam industri
farmasi. Sangat penting mengendalikan kualitas dari Sistem Udara
Bertekanan yang digunakan dalam pembuatan produk farmasi, terutama udara
bertekanan yang berkontak langsung dengan produk, agar mutu obat yang
diterima oleh pasien terjaga. Udara bertekanan dan gas lain seperti nitrogen
yang digunakan dalam proses pembuatan bahan aktif dan pembuatan obat,
jika tidak ditangani dengan tepat, akan mengkontaminasi produk
(Priyambodo, 2014).
Persyaratan Udara Tekan
Spesifikasi kualitas udara ditentukan oleh 3 (tiga) komponen yang demi
kepraktisan dikenal sebagai PWO, yaitu (Priyambodo, 2014) :
P (Particle)
W (Water)/moisture content
O (Oil)/oil vapor
C. Kelembaban
Dalam dunia industri pengaturan kelembaban udara memiliki peranan
yang sangat besar untuk menghasilkan kualitas bahan sesuai yang diharapkan.
Sebagai contoh adalah pengaturan kelembaban udara pada industri
percetakan. Untuk beberapa proses percetakan, kertas dilewatkan melalui
beberapa pencetak yang berbeda sehingga diperlukan kondisi udara tertentu
agar keteraturannya dapat terjaga. Gangguan lain yang disebabkan oleh
kelembaban yang tidak cocok adalah timbulnya medan listrik statis,
pengeritingan atau penggulungan kertas atau tinta yang tidak cepat kering
(Muchammad, 2006). Penerapan pengaturan kelembaban ruangan lainnya
adalah dalam industri pemrosesan dan pengawetan makanan/minuman,
berbagai macam proses pembuatan roti dan kue membutuhkan kelembaban
antara 40-80%, produk listrik 15-70%, Farmasi 15-50%. Industri tembakau
55-88% dan sebagainya (Muchammad, 2006).
Persyaratan kelembaban tergantung dari pemakaiannya (desain proses
produksi), persyaratan produk dan kenyamanan operator. Bila pemakaian
Sistem Tata Udara hanya untuk kenyamanan operator, batas 23-28°C bisa
diterima dan biasanya ditentukan berdasarkan antara lain pada jenis kegiatan
yang dilakukan dalam ruang tersebut, jenis seragam kerja operator (BPOM
RI, 2013).
Kandungan uap air yang tinggi didalam udara dapat
menimbulkan berbagai macam masalah baik bagi manusia maupun bagi
material disekelilingnya. Bagi manusia kelembaban yang tinggi dapat
membuat tekanan fisiologis, ketidaknyamanan dan tentunya dapat
menggangu kesehatan. (edang akibat bagi lingkungan adalah dapat
mempercepat korosi logam, mempercepat pertumbuhan jamur dan spora dan
lain sebagainya. Sehingga dibutuhkan suatu alat atau sistem untuk
menurunkan kelembaban udara atau yang sering disebut dengan
dehumidifier (Muchammad, 2006).
C.1 Dehumidifikasi
Proses dehumidifikasi adalah proses untuk mengurangi kandungan uap air
dari udara. kandungan uap air yang tinggi didalam udara dapat menimbulkan
berbagai macam masalah baik bagi manusia maupun bagi material di
sekelilingnya antara lain sebagai berikut :
1) Membuat tekanan fisiologis dan ketidaknyamanan
2) Menimbulkan penyakit
3) Mempercepat pertumbuhan jamur dan meningkatkan populasi serangga
4) Mempercepat korosi logam
5) Mengurangi hambatan listrik pada insulator
6) Merusak proses finishing permukaan
7) Menyebabkan kegagalan struktur bangunan
8) Menyebabkan kegagalan cat dan pengotoran dinding pada bangunan
(Muchammad, 2006).
Penurunan kelembaban relatif dapat dilakukan menggunakan adsorbent
dehumidifer yaitu dengan melewatkan udara pada suatu adsorbent
(desiccant), maka desiccant tersebut akan menyerap uap air