oleh
FITRI WULAN SARI
BANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang pakan yang baik
dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pakan yang baik dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Banda Aceh, Agustus 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………………….1
Daftar isi……………………………………………………………………………………………2
Pendahuluan……………………………………………………………………………………..3
Tinjauan pustaka………………………………………………………………………………..4
Pembahasan dan isi…………………………………………………………………………..5
Penutup………………………………………………………………………………………………6
Daftar pustaka……………………………………………………………………………………7
Latar Belakang
Dalam usaha budidaya ternak kambing yang dikelola secara intensif maupun semi intensif,
pakan merupakan salah satu komponen input yang sangat menentukan keberhasilan usaha secara
finansial. Manajemen pemberian pakan membutuhkan strategi dan analisa lebih lanjut untuk
mencapai tujuan dari usaha ternak kambing. Kambing memiliki kelebihan dalam kemampuan
memanfaatkan bahan pakan berserat tinggi ini dimungkinkan oleh proses fermentasi secara
anaerobik yang diperankan oleh mikroba yang berkembang didalam lambung. Sehingga sangat
mungkin dilakukan manipulasi pakan dengan catatan produksi tetap baik.
Tanaman pakan ternak (hijauan pakan) dan hasil sisa tanaman maupun limbah pertanian dan
industri agro menjadi pilihan utama dalam mengembangkan sistem pakan pada usaha ternak
kambing (pakan dasar). Pakan dasar atau pakan pokok memiliki arti bahwa secara kuantitatif
bahan tersebut dialokasikan dan dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah paling banyak
dibandingkan bahan pakan lain. Namun demikian, untuk mendukung produktivitas yang tinggi
menurut kapasitas genetiknya, maka suplai nutrisi dari pakan dasar sering tidak mencukupi, baik
dalam jumlah asupannya maupun dalam keseimbangan antar berbagai zat gizinya
(Sosroamidjojo, 1985). Oleh karena itu, manajemen pemberian pakan hijauan perlu diperhatikan
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya
Pemberian pakan konsentrat ataupun suplemen yang menggunakan bahan baku dengan
kandungan nutrisi (protein, energi, mineral) yang tinggi sebaiknya digunakan untuk mengatasai
kekurangan nutrisi pada pakan dasar. Oleh karena konsentrasi nutrisinya relatif tinggi, maka
biaya penggunaan pakan konsentrat juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pakan dasar
per unit pakan. Dengan demikian penggunaan pakan konsentrat haruslah seefisien mungkin
(Hartadi et al., 1980).
Efisiensi penggunaan pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan pakan yang tepat,
antara lain pengelolaan alokasi jumlah pakan optimal, formulasi konsentrat yang efisien,
pemilihan bahan baku yang seimbang secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan
waktu dan frekuensi pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan secara
efisien sangat besar terhadap efisiensi ekonomi usaha produksi secara keseluruhan. Oleh karena
itu manajemen pemberian pakan meliputi waktu pemberian, frekuensi pemberian dan tahap
persiapan sebelum pembersihan pakan harus dilakukan dengan baik.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pakan ternak kambing ;
2. Untuk mengetahui pemberian pakan hijauan pada ternak kambing ;
3. Untuk mengetahui pemberian pakan konsentrat pada ternak kambing ;
4. Untuk mengetahui manajemen pemberian air minum pada ternak kambing ;
5. Untuk mengetahui dampak manajemen pemberian pakan terhadap efisiensi pakan
ternak kambing ;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN DAN ISI
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli dapat diketahui bahwa, pakan
kambing umumnya berupa hijauan dan konsentrat. Menurut Hartadi et al., (1997) pakan
ruminansia pada umumnya terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bagian material
dari tanaman terutama rumput dan legume (kacang-kacangan) yang mengandung SK 18% atau
lebih dalam bahan kering yang dapat digunakan sebagai makanan ternak. Pakan adalah suatu
bahan yang dikonsumsi hewan yang didalamnya mengandung energi dan zat-zat gizi (atau
keduanya) di dalam bahan tersebut. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor
hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh,
pertumbuhan, penggemukan, reproduksi dan produksi.
Murtidjo (1993) menambahkan bahwa konsentrat untuk kambing umumnya disebut sebagai
pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan
mudah dicerna. Pakan penguat adalah bahan pakan yang mengandung serat kasar kurang dari
18%, banyak mengandung bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan sangat mudah dicerna.
Termasuk dalam kelompok ini adalah golongan biji-bijian dan hasil sisa penggilingan (Kuswandi
et al. 2000). Berdasarkan kandungan proteinnya, pakan penguat dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu pakan penguat sumber energi dan pakan penguat sumber protein (Marjuki, 2008).
Ramadhan (2013) berpendapat pakan penguat dapat dibedakan menurut kandungan proteinnya
yaitu pakan penguat sumber protein dengan kandungan protein kasar 20% atau lebih, serat kasar
kurang dari 18%, dinding sel kurang dari 35% dan pakan penguat sumber energi yaitu pakan
dengan kandungan protein kasar kurang dari 20%, serat kurang dari 18% serta dinding sel
kurang dari 35%. Penambahan pakan penguat ke dalam pakan basal hijauan pada ruminansia
dapat meningkatkan konsumsi pakan sehingga secara kualitas maupun kuantitas akan mampu
memenuhi kebutuhan ternak akan nutrien yang diperlukan. Penambahan pakan penguat juga
menjamin ketersediaan energi maupun nutrien bagi kehidupan mikrobia rumen (Marjuki, 2008).
Sodiq (2010) melaporkan kematian cempe banyak ditemui pada induk kambing yang diberi
pakan dengan tingkat protein rendah (10%) dan tanpa suplementasi mineral mikro.
Pakan hijauan umumnya lebih murah dibandingkan bahan pakan lain, sehingga maksimalkan
pemberian dan konsumsi hijauan pakan. Pastikan alokasi hijauan telah mencukupi (harus
terdapat sisa).
Seekor kambing dewasa membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2 kali,
yaitu pagi dan sore. Tetapi kambing lebih suka mencari dan memilih pakannya sendiri di alam
terbuka (browser) (Sosroamidjojo, 1985).
Pemberian pakan hijauan diberikan sesuai kebutuhan ternak yaitu 3 – 4% bahan kering dari
bobot hidup (Sianipar, dkk, 2006). Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat
berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70 % dari total
pakan (Setiawan dan Arsa, 2005). Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan
(Sugeng, 1992).
Sosroamidjojo (1985) menyatakan cara memilih hijauan pakan adalah :
1. Pilih tanaman berumur relatif muda sekitar 35-42 hari
2. Imbangan daun/batang setinggi mungkin
3. Utamakan bagian daun dibandingkan batang
4. Gunakan lebih dari satu jenis; 2-3 jenis hijauan yang disukai ternak
5. Tanaman legum sangat baik sebagai sumber protein yang murah
Jenis hijauan pakan yang ideal untuk cara potong-angkut umumnya memiliki sifat tumbuh tegak
dan memiliki ukuran batang dan daun yang relative besar atau lebar. Rumput raja atau rumput
gajah termasuk kedalam kategori tersebut. Untuk jenis tanaman pakan seperti ini, maka
sebaiknya dilakukan upaya pengolahan sebelum diberikan kepada kambing agar pemanfaatnnya
menjadi optimal Namun demikian, terdapat pula jenis hijauan pakan yang sesuai untuk potong
angkut namun tidak membutuhkan proses pengolahan/pencacahan sebelum digunakan sebagai
pakan kambing, seperti Paspalum guenoarum, Paspalum ateratum,.Brachiaria ruziziensis dan
Brachiaria humidicola .
Kambing akan memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari hijauan bila pakan berupa
campuran daun-daunan dan rumput-rumputan dicampur dengan perbandingan 1 : 1. Dengan
komposisi demikian, zat gizi yang terdapat pada masing-masing jenis hijauan yang diberikan
tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik sehingga
pencernaan tidak terganggu (Mulyono dan Sarwono, 2008).
Dari kelompok leguminosa jenis Stylosanthes guianensis yang termasuk kedalam legum
merambat sangat disukai ternak kambing dan memiliki kualitas nutrisi yang baik, karena
kandungan proteinnya tinggi dan mudah dicerna. Tanaman pakan tersebut diatas dapat
dikembangkan diareal kebun rumput dan digunakan dengan cara potong-angkut (cut and carry
system), atau ditanam diareal pengembalaan (grazing system), atau kombinasi keduanya. Dari
jenis leguminosa pohon beberapa yang cocok untuk ternak kambing antara lain Gliricidia sepium
(sengon), Leucaeca leucochepala (lamtoro), Calliandra callothyrsus (Kaliandra) dan Indigofera
sp. Jenis legumoinosa pohon biasanya tidak digunakan sebagai pakan dasar, namun lebih sering
sebagai pakan suplemen untuk memnuhi kebutuhan protein. Jenis leguminosa pohon sangat baik
sebagai sumber pakan pada musim kering saat mana ketersediaan jenis rumput dapat menurun
dengan tajam (Mulyono dan Sarwono, 2008). Biasanya ternak kambing membutuhkan waktu
adaptasi selama 1-2 minggu untuk dapat mengkonsumsi leguminosa pohon dalam jumlah
normal, kecuali jenis lamtoro. Apabila produksi leguminosa pohon cukup besar, sehingga
mampu memenuhi kebutuhan pakan, maka hijauan ini dapat digunakan sebagai pakan dasar
(Sutama dan Budiarsana, 2009).
EFISIENSI PAKAN
Untuk menganalisa efisiensi usaha peternakan kambing, maka perlu dilakukan analisa efisiensi
pakan sehingga nilai ekonomis akan meningkat. Anggorodi (1984) Menyatakan bahwa efisiensi
pakan dapat dihitung berdasarkan perbandingan pertambahan bobot badan (kg) dengan total
konsumsi bahan kering (kg) dikalikan 100%. Efisiensi pakan sangat penting bagi para peternak
agar tidak mengalami kerugian akibat terlalu banyak pakan atau kekurangan pakan.
Siregar (1994), menyatakan bahwa semakin tinggi nilai konversi pakan berarti pakan yang
digunakan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin banyak atau efisiensi pakan
rendah.
Ginting (2003), menyatakan bahwa efisiensi penggunaan pakan dapat diukur dari rasio antara
jumlah pakan yang dikonsumsi ternak dengan output yang dihasilkan. Efisiensi penggunaan
pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan pakan yang tepat, antara lain pengelolaan
alokasi jumlah pakan optimal, formulasi konsentrat yang efisien, pemilihan bahan baku yang
seimbang secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan waktu dan frekuensi
pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan secara efisien sangat besar
terhadap efisiensi ekonomik usaha produksi secara keseluruhan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen pemberian pakan hijauan. Sebaiknya dilakukan dua kali sehari pada pagi
dan sore hari setengah jam setelah pemberian konsentrat untuk menstimulasi kerja rumen.
Jumlah hijauan yang diperlukan adalah 10% bobot badan atau 3-4% bahan kering dari bobot
badan.
2. Manajemen pemberian pakan konsentrat. Diberikan sebelum pakan hijauan agar tidak
tersisa sehingga meningkatkan nilai ekonomis. Pakan konsentrat adalah pakan kunci dalam
suksesnya penggemukan kambing. Pada kambing pemberian konsentrat biasanya berkisar
antara 200-300 g per ekor per hari atau sebanyak 0,5-1,5% dari bobot tubuh.
3. Air diberikan secara ad-libitum, jika tidak kebutuhan akan air terganggu dan
menimbulkan cekaman panas pada kambing. Kebutuhan air pada kambing adalah tergantung
pada periode produksi atau umur dan kondisi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartadi, H. 2005. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. GajahmadaUniversity Press:
Yogyakarta.
Khomsan, A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Gramedia:
Jakarta