Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FARMAKOLOGI

ARTIKEL
(OBAT-OBAT UNTUK PENGOBATAN PENYAKIT PARKINSON)

OLEH :

NAMA : DARSIA
NIM : O1A1 17 012
KELAS :A
DOSEN : WAHYUNI, S.Si., M.Sc., Apt.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
ARTIKEL OBAT-OBAT UNTUK PENGOBATAN
PENYAKIT PARKINSON
Oleh
DARSIA
(O1A117012)

A. Pendahuluan
Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif yang dicirikan
dengan gejala motorik klasik yaitu bradikinesia, rigiditas, dan tremor. Penyakit ini
merupakan penyakit neurodegeneratif tersering kedua setelah demensia Alzheimer.
Sindroma ini pertama kali dikemukakan oleh James Parkinson tahun 1817 sebagai
shaking palsy dan dinamakan paralysis agitans oleh Marshal Hall tahun 1841.
Insiden penyakit parkinson di Amerika Serikat sekitar 1 juta orang pada tahun
2010 sedangkan diseluruh dunia penderita mencapai 5 juta orang. Kebanyakan
individu yang mengalami penyakit parkinson berusia lebih dari 60 tahun. Penyakit
Parkinson terjadi pada sekitar 1% individu berusia 60 tahun dan sekitar 4% pada
orang yang berusia 80tahun. Karena harapan hidup secara keseluruhan meningkat,
jumlah orang dengan penyakit parkinson akan meningkat di masa depan.
Pengobatan pada penyakit ini bertujuan untuk memperbaiki gejala motorik
meliputi penggunaan obat-obatan oral seperti L-3,4- dihydroxyphenylalanine (L-
DOPA) dan agonis reseptor dopamine dan, pada kasus lanjut, juga digunakan
apomorphine, serta stimulasi otak (deep brain stimulation) pada nukleus
subtalamikdan globus pallidus melalui elektrode yang diimplantasikan melalui
pembedahan. Pengobatan ini terbukti efektif secara klinis dengan parameter
berkurangnya gejala motorik. Parkinson
Pada umumnya, penyebab penyakit parkinson tidak diketahui. Penyakit ini
ada hubungannya dengan penurunan aktivitas inhibitor neuron dopaminergik dalam
substansi nigra dan korpus striatum-bagian dari sistem ganglia basalis otak yang
berfungsi mengatur gerakan. Faktor genetik tidak memainkan peran dominan dalam
etiologi penyakit Parkinson, meskipun dapat mempengaruhi kenapa neuron
dopaminergik tersebut berkurang.

B. Patofisiologi Parkinson
Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar dopamin yang masif
akibat kematian neuron di substansia nigra pars kompakta. Respon motorik yang
abnormal disebabkan oleh karena penurunan yang sifatnya progesif dari
neuritransmiter dopamin. Kerusakan progresif lebih dari 60% pada neuron
dopaminergik substansia nigra merupakan faktor dasar munculnya penyakit
parkinson. Sebagaimana sel tersebut mengalami kerusakan, maka kadar dopamin
menjadi berkurang hingga di bawah batas fisiologis. Jika jumlah neuron
dopaminergik hilang lebih dari 70 % maka gejala penyakit parkinson akan mulai
muncul. Untuk mengkompensasi berkurangnya kadar dopamin maka nukleus
subtalamikus akan over-stimulasi terhadap globus palidus internus (GPi). Kemudian
GPi akan menyebabkan inhibisi yang berlebihan terhadap thalamus. Kedua hal
tersebut diatas menyebabkan under-stimulation korteks motorik.1
Substantia nigra mengandung sel yang berpigmen (neuromelamin) yang
memberikan gambaran “black appearance” (makroskopis). Sel ini hilang pada
penyakit parkinson dan substantia nigra menjadi berwarna pucat. Sel yang tersisa
mengandung inklusi atipikal eosinofilik pada sitoplasma “Lewy bodies”.
Berkurangnya neuron dopaminergik terutama di substansia nigra menjadi
penyebab dari penyakit parkInson. Dopamin merupakan salah satu neurotransmitter
utama diotak yang memainkan banyak fungsi berbeda di susunan saraf. Terdapat 3
kelompok neuron utama yang mensintesis dopamin yaitu substansia nigra (SN), area
tegmentum ventral (VTA) dan nukleus hipotalamus, sedang kelompok neuron yang
lebih kecil lagi adalah bulbusolfaktorius dan retina.
C. Obat Untuk Penyakit Parkinson (Golongan Agonis-DA)
Golongan Agonis-DA(dopaminergika), obat-obat golongan ini meningkatkan
kadar DA di otak atau meningkatkan transmisinya dan dengan demikian berdaya
meringankan hipokinesia dan kekakuan, tetapi jarang sekali mengurangi tremor.
dopaminergika digunakan sebagi monoterapi atau juga terkombinasi dengan anti
kolinergika. cara kerja obat –obat golongan ini berdasarkan mekanisme yakni :
a) meningkatkan sintesa/kadar DA di SSP, misalnya Levodopa dan Apomorfin.
b) stimulasi reseptor GA secara langsung dan selektif propirinol, pramipexol dan
kaloidal-ergot semisintesis bromakriptin, kabergolin, lisurida, pergolida dan juga
apomorfin.
c) menghentikan penguraian DA oleh enzim monoaminoksidase B (MAO-B)
:selegelin
d) stimulasi pelepasan DA diujungn saraf dan menghambat penarikan kembalinya
(reuptake inhibition) diujung saraf: Amantadine (Tjay dan Kiran,2008).

Salah satu obat dari golonngan agonis- DA yang digunakan untuk penyakit
Parkinson adalah Levodopa(L-dopa). Levodopa adalah prekursor metabolik
dopamin. Obat ini mengembalikan kadar dopamin dalam pusat ekstrapiramidal
(substansia nigra) yang atrofik pada penyakit parkinson. Kesembuhan dengan
Levodopa hanya bersifat simtomatik (mengurangi gejalanya saja) dan berlangsung
selama obat berada dalam tubuh. Dosis obat ini yaitu : untuk dewasa; dosis awal:
250samapi 500 mg seacar oral dua kali sehari dengan makanan, dosis pemeliharaan:
3000-6000 mg/hari dalam 3 dosis yang terbagi atau lebih. dosis dewasa biasa untuk
resties legs syndrome 50 mg secara oral 1-2 jam sebelum tidur (diberikan dengan
inhibitor dopa-dekarboksilase). Sedangkan untuk anak-anak ;dosis untuk anak harus
sesuai dengan konsultasi dokter.

Mekanisme kerja obat ini yaitu : karena parkinsonisme yang diakibatkan


oleh dopamin yang tidak mencukupi pada daerah-daerah tertentu dalam otak, sebagai
usaha telah dibuat untuk memenuhi kekurangannya. Dopamin tidak dapat melewati
sawar otak darah tetapi prekursor levodopa mudah masuk SSP dan diubah menjadi
dopamin dalam otak. Dosis besar levodopa yang diperlukan di perifer menimbulkan
efek samping perifer (mual, muntah, aritmia jantung, hipotensi).

Absorbsi dan Metabolisme obat ini yaitu : Obat dalam usus halus harus cepat
diabsorbsi (jika tidak berisi makanan). Levodopa mempunyai waktu paruh sangat
pendek (1-2 jam) sehingga konsentrasi plasma berubah-ubah. Dengan demikian,
terjadi pula turun naiknya respons motorik (fenomena “on-off”), yang menyebabkan
pasien tiba-tiba kehilangan mobilitas normal dan mengalami tremor, kram dan tidak
dapat bergerak. Asam amino bermolekul tinggi dan netral bersaing denga levodopa
baik dalam absorbsi di usus atau melewati sawar otak darah. Karena itu, levodopa
harus diminum dalam lambung kosong, 45 menitt sebelum makan.
Indikasi dari obat ini yaitu: Levodopa mengurangi kekakuan, tremor, dan
gejala-gejala lain Parkinson : Efek perifer, Anoreksia, nausea dan muntah karena
stimulasi pusat muntah. Efek SSP, halusinasi visual dan pendengaran dan gerakan
dibawah pengaruh kehendak yang abnomal dapat terjadi (diskinesia).
Interaksi obat ini yaitu : vitamin piridoksin (B6) meningkatkan penguraian
Levodopa diperifer dan menurunkan efektivitasnya. Pemberian bersama levodopa
dan inhibitor MAO, seperti fenelzin, dapat menimbulkan krisis hipertensi karena
produksi katekolamin meningkat. Pada pasien dengan glaukoma, obat dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Pasien penyakit jantung harus
diperhatikan karena kemungkinan terjadinya aritmia jantung, dan Antipsikotik.
DAFTAR PUSTAKA

Mycek, m.j., Richard, A.H., Pamela, C.C., Bruce, D.F., 2001, Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi 2, Jakarta : Widya Medika.

Gunawan, G., Mochamad, D., Shahdevi, N. K., 2017, Parkinson Dan Terapi Stem
Sel, MNJ, Vol.3 (1).

Anda mungkin juga menyukai