Anda di halaman 1dari 4

Standar Akuntansi SP Untuk Organisasi Non Laba Bukan Pemerintah 

ORGANISASI NIRLABA

Organisasi nirlaba atau organisasi yang tidak berujuan memupuk keuntungan memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:

1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan
pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

DASAR PEMIKIRAN AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA

Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun
standar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang
saham, kreditor, dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas
bersangkutan namun memiliki kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar
akuntansi bagi entitas nirlaba non pemerintah, sementara US Government Accounting Stan-
dard Board (GASB) menyusun standar akuntasi dan pelaporan keuangan untuk pernerintah
pusat dan federal AS.

Di Indonesia, Pemerintah membentuk Komite Standar Akuntasi Pemerintah. Organisasi


penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari FASB di AS atau Dewan
Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia karena karakteristik
entitasnya berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau semacamnya,
memberi pelayanan masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu memaksa pembayar
pajak untuk mendukung keuangan pernerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar
pajak tersebut memadai atau tidak memadai.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA


1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon
pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber
daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber
daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang
diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi
pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber
daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer
organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggungjawab pengelolaan serta aspek kinerja
lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, datt kekayaan
bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dar. kejadian ekonomi yang
mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran
secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumher kekayaan bersih
organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi
secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai
kinerja.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali
utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas
organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami
informasi keuangan yang diberikan.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) Nomor 45

PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia untuk memfasilitasi seluruh organisasi nirlaba nonpemerintah. Dalam
PSAK karakteristik entitas nirlaba ditandai dengan perolehan sumbangan untuk sumber daya
utama(aset), penyumbang bukan pemilik entitas dan tak berharap akan hasil, imbalan, atau
keuntungan komersial.
Entitas nirlaba juga dapat berutang dan memungkinkan pendapatan dari jasa yang diberikan
kepada publik, walaupun pendapatannya tidak dimaksud untuk memperoleh laba. Dengan
demikian, entitas nirlaba tidak pernah membagi laba dalam bentuk apapun kepada pendiri
/pemilik entitas Laporan keuangan entitas nirlaba bertugas mengukur jasa atau manfaat
entitas dan menjadi sarana pertanggungjawaban pengelola entitas dalam bentuk
pertanggungjawaban harta-utang (neraca), pertanggungjawaban kas (Arus Kas), dan Laporan
Aktivitas.

ORGANISASI PENDIDIKAN TINGGI (UNIVERSITAS)

Pada umumnya suatu universitas berdiri dalam naungan suatu yayasan. Dalam hal keuangan,
seluruh keuangan yang dikelola universitas pada hakikatnya adalah milik yayasan.
Pengelolaan dana universitas tersebut dilakukan oleh Rektor, yang selanjutnya diaudit oleh
kantor akuntan publik yang ditunjuk yayasan. Pada akhirnya, pertanggungjawahan rektor
kepada yayasan khususnya dalam hal pengelolaan keuangan harus dilakukan setiap tahun.

Penyusunan Laporan Keuangan Universitas

Laporan keuangan Universitas mengacu kepada laporan keuangan organisasi nirlaba seperti
yang telah distandarkan dalam PSAK 45. Laporan Keuangan terdiri dari:

a. Laporan Posisi Keuangan.

Sisi sebelah kiri menyajikan kekayaan (aktiva) universitas. Penyajian diurutkan berdasarkan
tingkat likuiditas dari yang paling likuid yaitu Kas dan Setara Kas sampai dengan yang paling
tidak likuid yaitu Aktiva Tetap.

Sisi sebelah kanan menyajikan kewajiban (utang) dan aktiva bersih universitas. Kewajiban
disajikan sesuai dengan urutan jatuh temponya. Sedangkan aktiva bersih disajikan sesuai
dengan urutan tidak terikat, terikat sementara dan terikat permanen.

b. Laporan Aktivitas.

Sisi pendapatan menyajikan seluruh penerimaan universitas dari sumber akadcmik dan
nonakademik. Sisi pengeluaran menyajikan seluruh pengeluaran universitas dalam satu
periode akuntansi yang terdiri dari pengeluaran akademik dan nonakademik. Perbedaan
pendapatan dan pengeluaran merupakan perubahan aktivita bersih pada periode tersebut.

c. Laporan Arus Kas.


Arus Kas operasional universitas menyajikan Kas masuk dan Kas keluar untuk operasional
universitas. Diklasifikasikan sebagai Arus Kas akademik dan nonakademik. Arus Kas
investasi menyajikan Arus Kas keluar untuk investasi (pembelian dan pembangunan aktiva
tetap). Arus Kas pendanaan menyajikan Arus Kas aktivitas pendanaan (sumbangan dsb.).

Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan disusun dengan dasar akrual dan dinilai dengan harga perolehan. Periode
laporan dari tanggal 1 September 20x0 hingga 31 Agustus 20x1 yang juga merupakan tahun
Anggaran Universitas. Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Aktivitas dan Laporan Arus Kas bersama dengan Catatan Atas Laporan Keuangan yang tidak
terpisahkan dari Laporan Keuangan.

Laporan aktivitas disusun berdasarkan klasifikasi tidak terikat, terikat sementara dan terikat
permanen.

Laporan arus kas disusun dalam klasifikasi aktivitas akademik, nonakademik, investasi, dan
pendanaan dengan menggunakan metodelangsung.

Daftar Pustaka

Mahsun, Mohamad. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai