Anda di halaman 1dari 23

1

PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21

http://rozathohiri.wordpress.com
PENGERTIAN
2

PPh 21 adalah Pajak atas penghasilan yang


dikenakan atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan bentuk
apapun yang diterima oleh wajib pajak
orang pribadi dalam negeri sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan jasa dan
kegiatan.
http://rozathohiri.wordpress.com
UNSUR – UNSUR PPH PASAL 21
3

Wajib Pajak
Pemotong Pajak
Obyek Pajak
Tarif Pajak

http://rozathohiri.wordpress.com
SUBJEK PAJAK PPH PASAL 21
4

 Pejabat Negara
 Pegawai Negeri Sipil
 Pegawai Tetap
 Pegawai dengan status WP Luar Negeri
 Pegawai Lepas
 Penerima Pensiun
 Penerima Honorarium
 Penerima Upah
http://rozathohiri.wordpress.com
BUKAN SUBJEK PAJAK PPH PASAL 21
5

 Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat


atau pejabat lain dari negara asing
 Pejabat perwakilan organisasi internasional
sebagaimana dimaksud dalam keputusan
Menteri Keuangan No. 611/KMK.04/1994
sepanjang bukan warga negara Indonesia dan
tidak menjalankan usaha atau pekerjaan lain

http://rozathohiri.wordpress.com
PEMOTONG PPH PASAL 21
6

 Pemberi kerja baik orang pribadi, badan, BUT


baik induk maupun cabang
 Bendaharawan pemerintah pusat /daerah,
Instansi, Departemen, KBRI, dll
 Dana Pensiun, PT. TASPEN, ASTEK,
JAMSOSTEK, THT
 BUMN/ BUMD
 Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi,
organisasi
http://rozathohiri.wordpress.com
BUKAN PEMOTONG PPH PASAL 21
7

Perwakilan Diplomatik seperti


kedutaan besar negara sahabat
Badan / Organisasi
Internasional seperti organisasi
PBB

http://rozathohiri.wordpress.com
OBJEK PPH PASAL 21
8

 Penghasilan Teratur
 Penghasilan Tidak Teratur
 Upah harian, mingguan, satuan & borongan
 Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja
 Uang tebusan pensiun, Pesangon THT, dll
 Honorarium dengan nama dan bentuk apapun
 Imbalan dengan nama dan bentuk apapun
 Penghasilan natura yang diberikan oleh bukan wajib
pajak
http://rozathohiri.wordpress.com
BUKAN OBJEK PPH PASAL 21
9

 Pembayaran oleh perusahaan asuransi


 Penerimaan dalam bentuk Natura
 Iuran pensiun & THT yang dibayar pemberi kerja
 Natura yang diberikan oleh pemerintah
 Kenikmatan Pajak yang ditanggung pemberi kerja
 Zakat/Sumbangan yang diterima oleh orang pribadi
yang berhak dari badan atau lembaga yg disahkan
pemerintah

http://rozathohiri.wordpress.com
PENGURANG PENGHASILAN
10

1. Biaya Jabatan , khusus untuk Peg. Tetap:


-Tanpa melihat memiliki jabatan atau
tidak
-Besarnya 5% dari Penghasilan Bruto
maksimum Rp.6.000.000 setahun atau
Rp 500.000 sebulan.

http://rozathohiri.wordpress.com
PENGURANG PENGHASILAN
11

2.Iuran Pensiun dan THT


- Yang dibayar pegawai
- Yayasan dana pensiun yang di
setujui menteri keuangan
Jumlahnya tidak dibatasi

http://rozathohiri.wordpress.com
BIAYA PENSIUN
12

Khusus untuk penerima pensiun


berkala atau bulanan:
Besarnya 5% dari uang pensiun
maksimum Rp.2.400.000 setahun
atau Rp 200.000 sebulan.

http://rozathohiri.wordpress.com
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
13

Menurut keadaan wajib pajak


tanggal 1 Januari /awal tahun,
khususnya WPDN
Keadaan pada saat datang ke
Indonesia khusus WNA

http://rozathohiri.wordpress.com
NILAI PTKP TAHUN 2009 KE ATAS
14
 WP sendiri  Rp 15.840.000/tahun
 Status Kawin  Rp 1.320.000/tahun
 Istri berpenghasilan  Rp 15.840.000/tahun
 Tanggunan Mak 3 orang  @ Rp 1.320.000/tahun
 PTKP untuk istri
berpenghasilan tidak
digunakan untuk menghitung
PPh 21 . PTKP ini khusus
untuk menghitung bagi wajib
pajak orang pribadi yang
istrinya berpenghasilan yang
wajib menyampaikan SPT
Tahunan

http://rozathohiri.wordpress.com
TARIF PPH PASAL 21
15

Perhitungan pph pasal 21 berdasarkan Pasal


17 UU No.36 Tahun 2008 sebagai berikut:
 5% penghasilan 0 s/d Rp 50 juta
 15% penghasilan Rp 50 juta s/d Rp 250 juta
 25% penghasilan Rp 250 juta s/d 500 juta
 30% penghasilan diatas Rp 500 juta

http://rozathohiri.wordpress.com
TARIF PASAL 17 DIKENAKAN ATAS
16

Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari :


 1. Pegawai tetap
 2. Penerima pensiun berkala
 3. Pegawai tidak tetap
 4. Pemagang, calon pegawai
 5. Kegiatan Multilevel marketing

http://rozathohiri.wordpress.com
TARIF PASAL 17 DIKENAKAN ATAS
17

Penghasilan Bruto dari :


 1. Honorarium, uang saku, hadiah penghargaan,
komisi, dll.
 2. Honorarium anggota dewan komisaris/ pengawas
tidak merangkap peg. Tetap
 3. Jasa produksi, tantiem, bonus yang diterima mantan
pegawai
 4. Penarikan dana pensiun iuran pasti
 5. Pembayaran lain : pemain musik, olahragawan dll

http://rozathohiri.wordpress.com
PPH PASAL 21 FINAL
18

1. Atas uang pesangon,uang tebusan pensiun


yang dibayar oleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh MenKeu,
dan Tunjangan hari Tua atau jaminan Hari
Tua yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara.

http://rozathohiri.wordpress.com
PPH PASAL 21 FINAL
19

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa


Uang Pesangon ditentukan sebagai berikut:
 sebesar 0% (nol persen)atas penghasilan bruto sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
 sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
 sebesar 15% (lima belas persen) atas penghasilan bruto di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
 sebesar 25% (dua puluh lima persen) atas penghasiian bruto
di atas Rp500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).

http://rozathohiri.wordpress.com
PPH PASAL 21 FINAL
20

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan


berupa Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari
Tua, atau Jaminan Hari Tua ditentukan sebagai
berikut:
 sebesar 0% (nol persen) atas penghasilan bruto
sampai dengan Rp 50.000.000.00 (lima puluh juta
rupiah:
 sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di
atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

http://rozathohiri.wordpress.com
PPH PASAL 21 FINAL
21

2. Tarif sebesar 15% dan bersifat final diterapkan


atas penghasilan bruto berupa honorarium yang
diterima oleh Pejabat Negara,PNS,TNI,POLRI
yang sumbernya berasal dari keuangan negara
atau keuangan daerah,kecuali yang dibayarkan
kepada PNS golongan IID kebawah dan anggota
TNI/POLRI berpangkat Pembantu Letnan Satu
ke bawah atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke
bawah
http://rozathohiri.wordpress.com
PPH PASAL 21 FINAL
22

3.Tenaga ahli dikenakan tarif sebesar 15% x


Perkiraan Penghasilan Netto (50%),
sehingga didapatkan tarif efektif adalah
sebesar 7,5%.
Tenaga ahli terdiri dari: Pengacara,
Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Penilai,
Aktuaris, Konsultan Hukum dan Konsultan
Pajak.
http://rozathohiri.wordpress.com
JAMSOSTEK
23

 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


 Kelompok I : 0.24% x Upah sebulan
 Kelompok II : 0.54% x Upah sebulan
 Kelompok III : 0.89% x Upah sebulan
 Kelompok IV : 1.27% x Upah sebulan
 Kelompok V : 1.74% x Upah sebulan
 Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK)
 Kawin :6% x Upah sebulan (maks. Rp.1.000.000)
 Bujang :3% x Upah sebulan (maks. Rp.1.000.000)
 Jaminan Kematian (JK)
 0.3% x upah sebulan
 JKK,JPK dan JK menambah penghasilan
 Jaminan Hari Tua (JHT)
 Dibayar Perusahaan :3.7% x Upah sebulan
 Dibayar Karyawan :2% x Upah sebulan
 Jaminan Hari Tua yang dibayar karyawan mengurangi penghasilan Bruto

http://rozathohiri.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai