Disusun oleh :
WIDDY PANGESTU
1804277075
Dosen Pembimbing :
A. Tujuan Praktikum
B. Teori
Karbohidrat merupakan senyawa organik dengan moleku besar terdiri dari atom
carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), dengan rumus umum Cm( H2O)n. Karbohidrat
merupakan nutrisi penting dalam makanan. Selama fotosintesis karbohidrat terbentuk dari
karbondioksida dan air dengan adanya klorofil dan sinar matahari. Dalam tubuh manusia
karbohidrat terbentuk melalui reaksi yang terjadi dari beberapa asam amino dan gliserol
. Karbohidrat yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami
perubahan atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang
terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan
digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung
dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari, yaitu glukosa yang
dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam
daun. Dan selanjutnya glukosa yang terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam
bagian lain, misalnya pada buah, dan umbi-umbian.
Karbohidrat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Monosakarida atau gula sederhana, yaitu karbohidrat paling sederhana sehingga
tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat jenis lain. Yang termasuk
monosakarida: Glukosa, fruktosa, galaktosa
2. Oligosakarida, yaitu karbohidrat yang terbentuk dari 2-10 monosakarida saling
berikatan. Contoh
Oligosakarida dengan 2 monosakarida: sukrosa, maltoa, laktosa
Oligosakarida dengan 3 monosakarida: rafinosa, maltotriosa
3. Polisakarida, yaitu karbohidrat yang terbentuk lebih dari 10 monosakarida.
Contoh polisakarida: amilum, amilosa, glikogen.
Berdasarkan strukturnya karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida
oligosakarida, atau polisakarida. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan
lainnya lewat hidrolisis. Monosakarida (kadang disebut gula sederhana) ialah karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi. Polisakarida
mengandung banyak unit monosakarida, ratusan bahkan ribuan. Oligosakarida mengandung
sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida yang
bertautan (Hart Harold et al, 2003)
Pemerian Sampel
1. Glukosa (FI IV hal. 300, Martindale 28 hal. 50, DI hal. 1427, Excipient hal. 154)
Pemerian : Hablur tidak berwarna serbuk hablur atau serbuk granul putih,
tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih,
larut dalam etanol mendidih, sedikit larut dalam alcohol
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis.
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar
larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P,
dan dalam eter P.
3. Sukrosa (Farmakope Indonesia IV hal 762, Handbook of Pharmaceutical Excipient
edisi 6 hal 704).
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; masa hablur atau berbentuk
kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil di
udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
medidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform
dan dalam eter.
4. Amilum
D. Prosedur kerja
Lakukan uji kelarutan glukosa, laktosa, sukrosa dan amilum, yaitu dengan
memasukkan 1 gram karbohidrat ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5 ml
aquades dingin dan panas kemudian kocok perlahan. Amati kelarutannya
Ambil sedikit zat uji karbohidrat ( glukosa, laktosa, sukrosa dan amilum) asing-
masing masukkan ke dalam tabung reaksi A,B,C dan D.
Tabung reaksi A dan B akan mereduksi ion tembaga dari pereaksi molish terjadi
perubahan warna menjadi cincin berwarna ungu.
Glukosa dan laktosa akan berwarna merah, sedangkan sukrosa dan amilum
berwarna biru
Ambil sedikit zat uji karbohidrat ( glukosa, laktosa, sukrosa dan amilum) asing-
masing masukkan ke dalam tabung reaksi A,B,C dan D.
Tabung reaksi A dan B akan mereduksi ion tembaga dari pereaksi benedict’s
terjadi perubahan warna menjadi merah bata .
Ambil sedikit zat uji karbohidrat ( glukosa, laktosa, sukrosa dan amilum) asing-
masing masukkan ke dalam tabung reaksi A,B,C dan D.
Tabung reaksi A dan B akan mereduksi ion perak dari pereaksi tollen’s dan
terjadi perubahan warna menjadi silver.
Masukkan masing-masing 5 tetes larutan iodin dalam tabung reaksi A,B,C dan
D
Sampel Hasil
Rasa : manis
Rasa: manis
Rasa : manis
Rasa : manis
Uji Kelarutan
Glukosa -
Sukrosa Ungu
Laktosa -
Amilum Ungu
Sampel Hasil
Sukrosa Biru
Amilum Biru
Sukrosa Merah
Amilum Merah
Sampel Hasil
Glukosa Kecoklatan
Sukrosa Orange
Amilum Silver
Glukosa Biru
Sukrosa -
Laktosa -
Amilum Biru
F. Pembahasan
Pada praktikum Uji Identifikasi Senyawa Karbohidrat kami menggunakan glukosa,
laktosa, sukrosa, amilum sebagai sampel dengan beberapa pereaksi yaitu : Molish, Fehling,
Benedict, Tollens, Iodin.
Uji Pendahluan Karbohidrat terdiri dari Uji Organoleptik dan Uji Kelarutan. Pada Uji
organoleptik menggunakan sampel karbohidrat A,B,C,D yang kemudian diamati dari bau,
warna dan rasanya.
Hasil pengamatan sesuai dengan literatur yakni glukosa berwarna putih, tidak berbau,
rasa manis, Sukrosa berwarna putih, tidak berbau, rasa manis, Laktosan berwarna putih
kekuningan, tidak berbau, rasa manis, Amilum berwarna putih, tidak berbau, rasa manis.
Selanjutnya untuk Uji kelarutan dengan melarutkan sampel A,B,C,D masing-masing
sebanyak 1 gram dengan 5ml aquadest, lalu amati kelarutannya.
Hasil Pengamatan sesuai dengan literatur yakni Glukosa, Laktosa, Sukrosa larut
dalam aquadest dingin dan panas sedangkan Amilum tidak larut dalam aquadest dingin.
Pada uji molish, pertama-tama ambil sedikit karbohidrat A,B,C,D ke dalam tabung
reaksi kemudian larutkan dengan 5 ml aquadest lalu 5 tetes peraksi molish, panaskan di
waterbath lalu amati.
Prinsip dari uji molisch ini adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan
alfa naftol yang akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dimana asam sulfat
berfungsi sebagai pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen kondensasi. Uji positif
dari uji ini adalah terbentuknya cincin berwarna ungu. Uji molisch ini sendiri adalah untuk
menguji kandungan karbohidrat pada suatu sampel, jadi semua sampel yang mengandung
karbohidrat hasil ujinya positif
Hasil pengamatan sukrosa dan amilum berwarna ungu ini menunjukan adanya
karbohidrat dalam sampel tersebut.
Pada Uji Fehling, pertama memasukan ambil sedikit karbohidrat A,B,C,D ke dalam
tabung reaksi, kemudian larutkan dengan air 5 ml dan 5 tetes pereaksi fehling A dan 5 tetes
pereaksi fehling B. Masukkan ke dalam air yang mendidih, amati hingga perubahan warna.
Hasil pengamatan glukosa berwarna merah bata, sukrosa berwarna merah coklat,
Laktosa dan amilum berwarna biru. Sehingga hasil percobaan tersebut dinyatakan sesuai
dengan literatur.
Pada uji benedict, pertama-tama ambil sedikit karbohidrat A,B,C,D ke dalam tabung
reaksi kemudian larutkan dengan 5 ml aquadest lalu 5 tetes peraksi benedict, panaskan di
waterbath lalu amati.
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Hasil pengamatan
glukosa berwarna hijau kekuningan, Sukrosa berwarna merah, Laktosa berwarna merah bata,
Amilum berwarna merah.
Hasil percobaan sesuai karena karena uji benedict positif ditandai dengan
terbentuknya warna hijau, kuning, atau merah bata, bergantung pada konsentrasi karbohidrat.
Pada Uji Tollens, pertama ambil sedikit karbohidrat A,B,C,D ke dalam tabung reaksi,
kemudian larutkan dengan air 5 ml dan 5 tetes pereaksi tollens. Masukkan ke dalam air yang
mendidih, amati hingga perubahan warna.
Hasil pengamatan didapat hanya Amilum yang berwarna Silver Hasil tidak sesuai
dengan Literatur. Seharusnya Tollens yang mengandung perak nitrat akan bereaksi positif
dengan karbohidrat yang diujikan (glukosa, laktosa, sukrosa dan amilum) dan setelah
dipanaskan karbohidrat yang diuji akan mereduksi Ag2+ menjadi Ag+ dan menghasilkan
endapan yang menempel pada dinding tabung, yaitu endapan cermin perak. Hal ini tidak
terjadi pada semua sampe; karena bisa saja kami melakukan kesalahan pada saat proses
pembuatan larutan ini sehingga tidak terbentuk cermin perak.
Pada Uji Iodin, pertama ambil sedikit karbohidrat A,B,C,D ke dalam tabung reaksi,
kemudian larutkan dengan air 5 ml dan 5 tetes pereaksi Iodin. Masukkan ke dalam air yang
mendidih, amati hingga perubahan warna.
Hasil Pengamatan Glukosa dan Amilum berwarna biru sedangkan Sukrosa dan
Laktosa tidak berubah warna. Bila suatu senyawa/larutan dipanaskan dan diberi iodium
menjadi biru, maka senyawa itu adalah polisakarida. Apabila senyawa itu dipanaskan
membentuk koloid, yang jika ditambah iodium, warna menjadi bening (tidak berwarna) hal
ini menandakan bahwa polisakarida itu telah terhidrolisis sempurna menghasilkan glukosa
(monosakarida).
G. Kesimpulan
1. Dalam uji molisch, sampel,sukrosa dan amilum terjadi reaksi positif warna ungu.
2. Dalam uji fehling Hasil pengamatan glukosa berwarna merah bata, sukrosa berwarna
merah coklat, Laktosa dan amilum berwarna biru. Sehingga hasil percobaan tersebut
dinyatakan sesuai dengan literatur.
3. Dalam uji benedict, Hasil percobaan sesuai karena karena uji benedict positif
ditandai dengan terbentuknya warna hijau, kuning, atau merah bata, bergantung
pada konsentrasi karbohidrat
4. Dalam uji Tollens, hanya Amilum yang menunjukan warna silver.
5. Dalam uji iodium, Glukosa dan Amilum berwarna biru sedangkan Sukrosa dan
Laktosa tidak berubah warna.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Uji Fehling.
http://monruw.wordpress.com/2010/03/12/uji_fehling/ . Diakses tanggal 1 juni
2014.
Anonim. 2012. Gula Reduksi dan Metode Deteksinya.
http://bisakimia.com/2012/11/24/gula-reduksi-dan-metode-deteksinya/ .
Diakses tanggal 1 juni 2014.
Rohmawati, Ria.2015.Laporan Uji Karbohidrat –
Biokimia.https://www.slideshare.net/RiaRohmawati/laporan-uji-
karbohidrat-biokimia (diakses pada tanggal 28 juli 2020)
Anonim.2008.Preformulasi
Infus.http://formulasisteril.blogspot.com/2008/05/preformulasi-
infus.html (diakses pada tanggal 28 juli 2020)
A. Puspita, “LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOKIMIA_IDENTIFIKASI.” .
“Uji identifikasi karbohidrat#edisi reaksi kimia percobaan,” pp. 3–6.
D. R. Febrianti and R. M. Sari, “Analisis Kualitatif Formalin Pada Ikan
Tongkol Yang Dijual Di Pasar Lama Banjarmasin,” vol. 03, no. 02, pp. 64–68,
2016.
B. A. B. Ii and T. Pustaka, “BAB II TINJAUAN PUSTAKA,” pp. 4–26, 2007.
S. dan D. N. Rahmah, “Buku_praktikum_kimia_farmasi_I.”
LAMPIRAN