Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TEORI

2.1 Pengertian Masyarakat Majemuk

Konsep masyarakat majemuk pertama kali diperkenalkan oleh J.S.


Furnivall (1948). Furnivall merumuskan konsep masyarakat majemuk yang
berasal dari temuan hasil penelitiannya di Indonesia. Menurutnya masyarakat
Indonesia terbagi atas tiga lapisan:
1. Bangsa-bangsa Eropa menempati urutan teratas dalam stratifikasi
masyarakat.
2. Bangsa-bangsa Asia (Cina, Arab, dan India) berada diurutan berikutnya;
dan lapisan terbawah diduduki oleh
3. Kaum pribumi
Konsep masyarakat majemuk yang dirumuskan oleh Furnivall tersebut
merujuk pada pengertian sebuah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa adanya pembauran satu sama lain
dalam kesatuan politik.
Perlu dipahami bahwa penelusuran konsep masyarakat majemuk
Furnivall berlangsung saat masa penjajahan di Indonesia.
Wajar apabila elemen-elemen di atas tidak menunjukkan adanya persatuan satu
sama lain dan pula wajar bila pribumi berada di lapisan paling bawah karena
kaum pribumi adalah kaum terjajah. Kaum terjajah dapat dikatakan tidak memiliki
hak-hak lebih ketimbang sebagai pelayan kaum penjajah. Dugaan bahwa
penempatan kaum pribumi sebagai lapisan terbawah bisa jadi sebagai justifikasi
pihak kolonial untuk melanjutkan penjajahan. Dugaan ini juga boleh jadi
dikarenakan Furnivall adalah seorang berkewarganegaraan Belanda yang
ditugaskan untuk menyusun data mengenai masyarakat Indonesia. Masyarakat
majemuk menurut Furnivall yaitu suatu masyarakat dimana sistem nilai yang
dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah
sedemikian rupa, sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas

3
terhadap masyarakat sebagai keseluruhan, kurang memiliki homogenitas
kebudayaan atau

Anda mungkin juga menyukai