BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana yang tidak habis-habisnya, baik oleh karena manusia maupun karena kejadian alam
merupakan sumber stressor yang berat yang data mengakibatkan terjadinya berbagai masalah
kesehatan jiwa masyarakat, baik yang ringan sampai yang berat. Masalah kesehatan jiwa yang
ringan berupa masalah psikososial seperti kecemasan, psikosomatis dapat terjadi pada orang
yang mengalami bencana. Bahkan keadaan yang lebih berat seperti depresi dan psikosis dapat
terjadi jika orang yang mengalami masalah psikososial tidak ditangani dengan baik (Keliat dkk,
2007).
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil
riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga
diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh
orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk
dan resiko terjadi harga diri rendah (Rusniati 2008).
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan
dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata). Konsep diri
sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat, baik fisik maupun
psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil. Konsep diri adalah
hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui
dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan
individu dalam membina hubungan interpersonal. Meskipun konsep diri tidak langsung ada,
begitu individu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. selain itu
konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang
lain termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut. Hal ini akan membentuk
persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian persepsinya terhadap pengalaman
akan situasi tertentu. Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di ketahui melalui
rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiri terdiri dari
beberapa bagian, yaitu: gambaran diri (body Image), ideal diri, harga diri, peran dan identitas
(Rusniati, 2008).
Penanganan kesehatan jiwa secara cepat dan tepat memungkinkan hasil yang baik.
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pemulihan normal (25 %) dan kemandirian (25%) akan
mencapai jka pasien gangguan jiwa ditangani dengan benar. Dengan fakta seperti ini, bahkan
produktivitas pasien gangguan jiwa masih dapat diharapkan. Direktorat Kesehatan Jiwa
Masyarakat ( 2005) dilanjutkan Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (2006) Departemen Kesehatan
Republik Indonesia menetapkan tatanan pelayanan kesehatan jiwa tersebut dalam bentuk
piramida. Piramida pelayanan kesehatan tersebut menjabarkan, pelayanan kesehatan bersifat
berkesinambungan darai komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya.Pelayanan kesehatan jiwa
dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan mandiri oleh pasien dan keluarganya. Pelayanan
lanjutan berikutnya adalah puskesmas, rumah sakit umum, dan yang paling tinggi adalah
pelayanan di rumah sakit jiwa sebagai pelayanan rujukan tertinggi untuk kesehatan jiwa (Keliat
dkk, 2007).
Upaya mewujudkan kesinambungan pelayanan kesehatan jiwa telah imulai di Indonesia
yaitu di NAD, dan Nias daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang
lalu. Benruk pelayanan yang diterapkan adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitas (Community
Mental Health Nursing/ CMHN). Pelayanan kesehatan jiwa komunitas diberikan oleh perawat
puskesmas yang mendapat pelatihan BC-CMHN (Basic Course of Community Mental Health
Nursing. Dengan keberhasilan program CMHN, pasien yang tidak tertangani di masyarakat
diharapkan akan irujik ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik an
spesialistik. Tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat telah dikembangkan dengan baik
(Keliat dkk, 2007).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di jabarkan di atas, maka terdapat banyak masalah yang muncul
terutama dalam perawatan pasien gangguan jiwa dengan harga diri rendah. Dalam hali ini
klien merasa harga dirinya hilang, merasa kecewa, adanya kegagalan dan ketidak berdayaan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa sebagai suatu milik
masyarakat yang berharga.
2. Membantu masyarakat agar mampu memprakarsai atau berupaya dalam kegiatan
kesehatan jiwa baik secara perorangan maupun berkelompok.
3. Meningkatkan penggunaan sarana pelayanan kesehatan jiwa yang tersedia.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan klien tentang berbagai gangguan dan penyakit jiwa dalam klien.
2. Mendorong partisipasi aktif klien dalam perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan
jiwa.
3. Menciptakan nilai dan norma sosial yang menunjang upaya untuk meningkatkan kondisi
dan kegiatan kesehatan jiwa.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu
keperawatan khususnya keperawatan komunitas terutama jiwa di masyarakat yang
berhubungan gangguan jiwa dengan harga diri rendah
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat dan pendidik mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi gangguan jiwa dengan harga diri rendah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan
fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka dapat dirumuskan diagnose keperawatan gangguan
konsep diri: harga diri rendah.
D. Tindakan Keperawatan
Setelah menegakan diagnosa keperawatan, beberapa tindakan keperawatan yang dapat di
lakukan baik pada pasien dan keluarganya antara lain sebagai berikut:
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien harga diri rendah
dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam merawat pasien harga diri rendah.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS JIWA MASYARAKAT
A. Pengkajian Keperawatan
1.Data Inti (Core)
a. Riwayat
1) Usia penderita:
a) Anak : 15 – 20 tahun
b) Orang tua : 32 tahun
2) Jenis ganguan jiwa yang pernah diderita: gangguan konsep diri: harga diri rendah, memandang
dirinya tidak sebaik teman-temannya di sekolah.
3) Riwayat trauma : takut yang berlebihan
4) Konflik : penganiayaan
b. Demografi
1) Vital statistik:
Kelurahan Patimuan terletak di Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap. Kelurahan Patimuan
berbatasan langsung dengan 4 Kelurahan. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan
purwodadi, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan cinyawang, sebelah timur berbatasan
dengan Kelurahan sidamukti, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Maos. Kelurahan
Patimuan terdapat 5 RW, dan setiap RW ada 5 RT, dan setiap RT terdapat 28 Kepala Keluarga.
2) Agama : Islam
3) Budaya : Jawa
f. Komunikasi
Komunikasi yang digunakan di wilayah kelurahan Patimuan adalah musyawarah yang
dilakukan antar warga dan pejabat kelurahan, serta setiap informasi yang ada sering dilakukan
melalui masjid yang ada. Media komunikasi yang ada di masyarakat Patimuan cukup di mengerti
oleh warga, namun terhadap kesehatan jiwa belum begitu berdampak karena masih sedikit media
yang menjelaskan mengenai kesehatan jiwa.
g. Ekonomi
Kondisi ekonomi yang sedang sulit di sebagian keluarga di kelurahan Patimuan, maka
kesejahteraan masyarakatnya masih rendah. Karena kesejahteraaan ekonomi yang rendah, maka
ada sebagian keluarga yang mengalami sedikit gangguan jiwa seperti seringnya marah-marah
pada anak sehingga anak mengalami gangguan konsep diri. Peluang penghasilan tambahan
masyarakat di kelurahan Patimuan ke banyakan warganya adalah petani, namun karena musim
yang sedang mendukung ada juga sebagian warga menggunakan kendaraan sepeda motornya
untuk mengojeg, dan ada ibu-ibu yang berdagang di depan rumahnya.
Kepadatan kerja masyarakat dan dampak terhadap kesehatan jiwa masyarakat. Karena
kebanyakan warga hanya petani, pada saat musim tidak mendukung untuk bertani maka sebagian
warga beralih ke pekerjaan yang sama seperti mengojeg, sehingga menyebabkan saingan dan
juga pendapatan yang kurang maka para orang tua sering marah pada anaknya sebagai
pelampiasan kekesalannya terhaap kondisi ekonomi.
h. Rekreasi
Sarana rekreasi yang sering digunakan oleh warga yang ada di kelurahan Patimuan adalah
bermain bersama di lapangan bola setiap sore, dan sering berkumpul mengobrol di lingkungan
rumah. Warga yang ada di kelurahan Patimuan biasanya melakukan rekreasi di lapangan pada
sore hari dan banyak yang berkumpul di lingkungan rumah pada saat malam sehabis magrib.
Dampak rekreasi terhdap kesehatan jiwa masyarakat rekreasi yang ada cukup memberikan
dampak positif pada warga, karena semakin terjalinnya kebersamaan dan rasa peduli antar warga
dan sering berdiskusi untuk mengatasi masalah ekonomi yang sulit sehinga kondisi emosional
sebagian warga yang sering marah dapat di kurangi dengan saling berdiskusi pada saat
berkumpul di lingkungan rumah.
B. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional pada remaja di kelurahan Patimuan berhubungan dengan Gangguan
gambaran diri yang dimanifestasikan dengan Akibat dimarahi dan diperlakukan kasar sama
orang tua.
C. Perencanan
1. Tujuan Jangka Panjang
Koping komunitas di kelurahan Patimuan menjadi efektif dalam menjalani masalah.
D. Tindakan
Tujuan Rencana
Dx Tujuan Umum Strategi Sumber Tempat Waktu Kriter
Khusus Kegiatan
Dx. Setelah dilakukan Setelah Proses 1. Pembentukan 1. Kader Aula Kelurahan Setiap hari Respon verb
I tindakan dilakukan kelompok kelompok kerja kesehatan Patimuan minggu,
keperawatan selama tindakan kesehatan jiwa di desa2. Tokoh dilakukan 2
3 keperawatan 2. Pembentukan masyarakat kali/ minggu.
minggu diharapkan selama 1 kelompok pendukung3. Mahasiswa
orangtua di minggu : seperti kelompok 4. Materi
Kelurahan Warga pengajian, kelompok tentang
Patimuan bisa Kelurahan diskusi kesehatan kesehatan
melakukan tindakan Patimuan dapat jiwa. jiwa
koping yang efektif. membentuk
kelompok kerja
kesehatan jiwa
di desa dan
kelompok
pendukung .
Setelah Pedidikan Latihan 1. kader Aula Kelurahan Setiap hari Respon verb
dilakukan kesehatan kepemimpinan kesehatan Patimuan minggu,
tindakan Jiwa melalui (mengadakan training2. tokoh dilakukan 2
keperawatan Formasi motivasi) masyarakat kali/ 1
selama 2 kepemimpinan Edukasi (penyuluhan3. Tokoh minggu
minggu warga tentang bagaimana Agama
kelurahan cara memecahkan 4. mahasiswa
patimuan dapat masalah) 5. materi
melakukan tentang
demonstrasi kesehatan
tentang jiwa
bagaimana cara
menyelesaikan
suatu masalah
yang baik.
Setelah Pemberdayaan1. Pembinaan keluarga1. kader Aula Kelurahan Setiap hari ResponPsiko
dilakukan dan kemitraan sehat dan anggota kesehatan Patimuan minggu, r
tindakan keluarga resiko 2. tokoh dilakukan 2
keperawatan gangguan jiwa masyarakat kali/ 1
selama 3 membahas kasus 3. mahasiswa minggu
minggu warga terkait manajemen 4. materi
kelurahan stress dan di tentang
patimuan dapat diskusikan. kesehatan
melakukan studi 2. Pembinaan kelompok jiwa Respon Afek
kasus tentang dan masyarakat
masalah yang melalui
sering dihadapi kunjungan Perawat
Puskesmas/Komunit
as
3. Kerjasama LP dengan
Dinas Kesehatan
Kabupaten berupa
pengadaan kegiatan
rutin Life Skill
Education dan LS
berupa pelatihan
kewirausaan dari
Dinas Perikanan.
Setelah Intervensi 1. Terapi modalitas 1. Perawat Aula Setiap 2 hari Respon verb
dilakukan profesional keperawatan berupa 2. Tokoh KelurahanPatimua sekali/minggu
tindakan pemberian teknik masyarakat n
keperawatan relaksasi nafas dalam.3. Tokoh
selama 4 2. Terapi komplementer agama
minggu warga berupa manajemen 4. Mahasiswa
kelurahan stress
patimuan dapat 3. Pemberian bimbingan
melakukan studi keagamaan (spiritual)
kasus tentang
masalah yang
sering dihadapi