OLEH
VITIA CAHYONO
NIM:16.03.01.033
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
memberikan penghargaan, rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang
1. Ibu Ir. Cut Mulyani, MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Samudra.
2. Ir. Adnan, MP. sebagai Dosen Pembimbing Utama yang dengan tulus
3. Ibu Maria Heviyanti, SP., M.Sc sebagai Dosen Pembimbing Anggota yang
dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk
proposal ini.
i
5. penulis dalam mengikuti pendidikan Strata 1 (S1) pada Program Studi
6. Kedua orang tua tercinta (Ayahanda Agus Cahyono dan Ibunda Rita),
penulisan skripsi.
yang lebih baik. Semoga kedepannya penulis dapat mewujudkan penelitian yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................v
PENDAHULUAN..............................................................................................1
Latar Belakang..............................................................................................1
Tujuan Penelitian..........................................................................................3
Hipotesis Penelitian.......................................................................................3
Kegunaan Penelitian......................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
Klasifikasi Buah Naga...................................................................................4
Morfologi Buah Naga...................................................................................5
Syarat Tumbuh..............................................................................................8
Penyakit Busuk Lunak..................................................................................8
Karakteristik Serangan Penyakit Busuk Batang Lunak................................9
Intensitas Serangan Penyakit Busuk Batang Lunak......................................9
METODE PENELITIAN.................................................................................11
Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................11
Bahan dan Alat...............................................................................................12
Rancangan Penelitian.....................................................................................12
Metode Analisis..............................................................................................13
Prosedur Penelitian di Laboratorium..............................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
LAMPIRAN.......................................................................................................18
iii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
jenis tanaman kaktus yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika
tanaman hias karena bentuknya unik, eksotik, serta tampilan bunga dan buahnya
yang cantik. Buah naga masuk ke Indonesia pada dekade 90 an, dan mulai
dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik
hijau (Khairunnas & Tety, 2011). Buah ini memiliki bentuk yang sangat unik dan
cukup memikat untuk dilihat. Bentuk fisiknya mirip dengan buah nanas hanya
saja buah ini memiliki sulur pada kulitnya. Buah naga berwarna merah jambu
dengan daging buah berbagai jenis antara lain berwarna putih, kuning dan merah
dengan biji kecil berwarna hitam yang sangat lembut dan lunak (Mahmudi, 2011).
sejenis kaktus yang popular karena rasanya yang manis dan memiliki berbagai
antioksidan. Terdapat empat jenis buah naga yang sering dikembangkan oleh
masyarakat, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga
daging merah (H. polyrhizus), buah naga daging super merah (H. costaricensis),
dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicereus megalanthus). Tanaman
1
2
buah naga merah (H. polyrhizus) merupakan salah satu jenis buah naga yang
Indonesia dan dapat menjadi peluang bisnis bagi masyarakat Indonesia dan buah
Desa Sungai Kurok III dengan luas lahan kebun buah naga21,60 Hektar di 4
Dusun, dengan luas 7,20 ha pada Dusun Bakti, Dusun Tengah 6,30 ha, Dusun
Keluarga 4,50 ha, dan Dusun Depan 3,60 ha dengan produktivitas setiap tahunnya
2,35 ton/ha. Di Desa Sungai Kuruk III para petani melalukan sistem penanaman
dengan cara model baris dengan jarak tanaman 3 meter dan ada juga dengan jarak
dan berkembangnya masalah hama dan penyakit. Penyakit busuk batang lunak
pada tanaman buah naga juga dapat menurunkan produktivitas sampai ±50%
buah naga di Desa Sungai Kuruk III (BPK Seruway, 2018), dengan menurunnya
produktivitas buah naga,banyak lahan tanaman buah naga yang tidak dirawat lagi.
Awal mula terjadinya serangan penyakit ini dikarenakan para petani sering
menggunakan pupuk organik yang belum jadi atau pupuk organik yang tidak
dipermentasi.
Serangan penyakit busuk batang lunak bisa dilihat secara visual, dimana
intensitas serangan yang terjadi juga sangat beragam dari serangan yang ringan
pembibitan juga menyerang tanaman yang sudah dewasa. Menurut Wiboyo, dkk
3
(2011) hasil uji fisiologi menunjukkan bahwa bakteri penyebab busuk batang
lunak tersebut adalah Erwinia sp. Penyakit ini berpotensi menyebabkan kerusakan
penyakit busuk batang lunak pada tanaman buah naga merah yang berjudul;
Intensitas Penyakit Busuk Batang Lunak Pada Tanaman Buah Naga Merah
Tujuan Penlitian
busuk batang lunak pada tanaman buah naga merah di Desa Sungai Kurok III
Hipotesis Penelitian
Adanya pengaruh intesitas penyakit busuk batang pada tanaman buah naga
Kegunaan Penelitian
salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Strata 1 (S1) pada Program Studi
Buah naga berasal dari hutan Amerika Utara, Amerika Tengah, dan
Devisi : Spermatopyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Family : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Secara umum buah naga terdiri dari buah naga merah dan buah naga putih.
Namun secara klasifikasi buah naga terdiri dari empat, yaitu buah naga daging
buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis), dan buah naga kulit
4
5
aslinya tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akarnyayang
Tanaman
merambat, dan tidak berdaun. Batang buah naga berwarna hijau tua dan
namun terkadang ditemukan bersudut empat atau lima. Batang buah tidak berkayu
dan tidak berduri. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai 6 meter bahkan
lebih jika dibiarkan. Namun pada umumnya, tanaman buah naga mencapai 2-3
meter saja karena batang pokok dipangkas untuk pembentukan cabang produksi.
6
Pada batang dapat tumbuh akar yang disebut akar udara (aerial root) (Kres dan
Warisno, 2010).
Akar
Tanaman buah naga memiliki akar yang berbeda dengan tanaman pada
umumnya. Perakaran bersifat epifit, merambat dan menempel pada tanaman lain.
tanaman buah naga ini. Perakaran buah naga tahan terhadap kekeringan tetapi
tidak tahan dalam genangan air yang terlalu lama. Meskipun akar dicabut dari
tanah, masih bias hidup dengan menyerap makanan dan air dari akar udara yang
tumbuh dari batangnya (Syukur dan Widyaiswara, 2015). Akar ini tahan terhadap
kekeringan, namun tidak tahan terhadap genangan air terlalu lama. Adanya akar
udara membuat tanaman ini efisien dalam penggunaan air. Walaupun akar dicabut
dari tanah, tanaman masih dapat hidup dengan menyerap nutrisi dan air
Batang
Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan
berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan atau ungu.
Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku atau segitiga. Batang dan
cabangnya ini juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi. Itulah
sebabnya batang dan cabang nya berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung
Bunga
buah naga berbentuk corong memanjang berukuran sekitar 30 cm dan akan mulai
mekar di sore hari dan akan mekar sempurna pada malam hari. Setelah mekar
warna mahkota bunga bagian dalam putih bersih dan didalamnya terdapat benang
sari berwarna kuning dan akan mengeluarkan bau yang harum (Syukur dan
Widyaiswara, 2015).
Buah
mendekatiujung cabang atau batang.Pada batang atau batang dapat tumbuh buah
memiliki buah lebih kecil daripada buah naga putihbuah naga jenis ini mampu
Biji
Biji buah naga berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam
seperti biji serasi. Setiap buah biasanya mengandung lebih dari 1000 biji dan biji
karena memerlukan waktu lama sampai berproduksi. Biasanya biji digunakan para
Syarat Tumbuh
(super red) tumbuh baik pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Sementara buah naga
di atas 800 mdpl. Tanaman buah naga lebih menyukasi kondisi kering
dibandingkan basah (lembap) dengan curah hujan yang rendah berkisar 720
mm/tahun. Buah naga masih dapat tumbuh pada curah hujan yang tinggi (sekitar
lokasi buah naga sebaiknya di lahan yang terbuka dengan suhu udara yang ideal
26-36oC. Kondisi tanah yang disukai adalah tanah yang gembur, porous serta
banayak mengandung bahan organik dan hara. Kemasaan tanah (pH) berkisar
pada pH 6-7 dan tanaman buah naga bisa hidup dikemirangan sampai tingkat
Busuk lunak batang adalah penyakit yang menyerang pada batang buah
naga yang menimbulkan gejala buuk berair berwarna coklat. Gejala akan
menyebar luas pada seluruh batang buah naga jika tidak segera ditangani akan
khususnya jaringan batang yang disebabkan oleh gigitan serangga atau infeksi
sebelumnya dari antraknosa. Gejala awal yang terjadi adalah jaringan menjadi
9
menguning diikuti dengan pelunakan dan pembusukan yang berbau dari jaringan
Menurut Jaya (2010), selama musim hujan penyakit lebih menjadi masalah
dibandingkan hama. Sebagian besar patogen yang menyerang buah naga berasal
dari golongan bakteri dan cendawan. Bakteri patogen yang menyerang sulur yaitu
bergelombang, berwarna putih dan permukaan yang timbul datar, jika dengan
penyebab busuk lunak berbentuk batang berantai dan Gram negatif (Yuliasari,
2015).
Gejala awal dari serangan penyakit busuk batang lunak yaitu bahwa sulur
buah naga berwarna kecoklatan, tekstur sulur yang terserang sangat lunak, berair,
mudah sobek dan tercium bau yang tidak sedap (Octaviani, 2012). Gejala busuk
lunak ini dapat menyerang bagian pangkat sulur, tengah sulur, maupun ujung
selur. Daging sulur yang telah bergejala lanjut biasanya akan terlepasatau
Proses tersebut akan terhambat pada lingkungan yang kering dan tingkat kejadian
penyakit akan berkurang tanpa adanya kelembapan. Bakteri ini dapat bertahan
dengan baik pada tanaman yang telah terserang penyakit, sisa-sisa tanaman, dan
bahan organik (Uchida, 2010). Penyakit ini dapat di temukan di setiap pertanaman
yang resisten, serta pengendalian secara kimia. Batang yang terinfeksi pada
Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli
lokasi yang dipilih secara langsung atau sengaja dengan alasan bahwa pada lokasi
tersebut merupakan sentra perkebunan buah naga di Desa Sungai Kuruk III
Samudra.
11
12
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi Desa Sungai
Kuruk III Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang dan beberapa sample
gejala penyakit. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
(PDA) mikroskop, GPS dan laptop yang telah dilengkapi Software Microsoft
2007.
Rancangan Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data
dilakukan kepada petani buah naga di lokasi penelitian. Hasil observasi lapangan
dan wawancara tersebut berupa data intensitas serangan penyakit busuk batang
Data sekunder dikumpulkan dari studi literatur dan informasi lain yang
berasal dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, Badan Pusat
batang lunak buah naga dengan cara penarikan sampel dengan pola huruf “Z”
Metode Analisis
penelitian dilakukan pada empat lokasi kebun yang memilii kriteria spesifik yang
pengambilan sampel batang buah naga dilakukan di desa Sungai Kuruk III
masing dusun. Total keseluruhan sampel yang diambil dalam penelitian ini
berjumlah 8 sampel. Apabila pada dusun tersebut ada yang tidak memiliki salah
satu dari keduakriteria pengambilan sampel yang berbeda, maka sampel yang
diambil hanya dari kriteria pengambilan sampel kebun yang ada. Pada masing-
masing kriteria kebun pengambilan batang buah naga pada setiap dusun yang
terserang penyakit busuk lunak tanaman buah naga diambil 10% dari jumlah
pohon buah naga yang ditanam, cara pengambilan sampel batang buah naga
Pada lahan yang sudah ditentukan koleksi dengan pola huruf “Z” diamati
yang terserang pathogen (n) dari total tanaman yang diamati (N) : Seperti
T1
P= x 100%
T2
I=
∑ (n x υ) (100%)
ZxN
Z = skala tertinggi,
2018)
Sampel sulur buah naga yang terserang penyakit dipotong kotak kecil,
secara aseptis pada cawan petri dengan media Potato Dextrose Agar (PDA),
kemudian diinkubasi pada suhu ruang 37oC selama 3-7 hari (Hidayat dkk, 2018).
secara makroskopis yang memperhatikan bentuk koloni, warna koloni dan secara
morfologi koloni, morfologi sel dan pengujian Gram (Alexopoulos dan Mims,
1979; Barnett dan Hunter, 1972; Booth, 1971: Schaad, 1988 dalam Helvetia dkk,
2013).
16
DAFTAR PUSTAKA
[SFNS] The Sarasota Fruit & Nut Society. 2010. Pitaya Diseases.
Andoko, A. dan H. Nurrasyid. 2012.5 Jurus Sukses Hasilkan Buah Naga Kualitas
Prima.Cetakan pertama. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.
Ayu Leana Dewi, 2017. Insidensi Penyakit Yang Disebabkan Cendawan Pada
Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Di Kecamatan
Cijeruk Dan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Departemen Proteksi Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hardjadianta, Sinatra. 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik.
Bogor: Penebar Swadaya.
Helvetia, R., Nasir, N., Jumjunidang. 2013. Gejala dan Tingkat Serangan Penyakit
Busuk Hitam Pada Batang Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus, L)
di Padang Pariaman, Sumatera Utara. Jurnal Biologi Universitas Andalas,
2(3) : 214-221.
Jaya, I.K.D. 2010. Morphology and physiology of Pitahaya and it future prospects
in Indonesia. Crop Agro. 3:44-50.
Khairunnas, dan E. Tety. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Tani Buah Naga di
Pekanbaru. Jurnal. Vol.3, No.8, November 2011: 579-585. Fakultas
Pertanian. Riau: Universitas Riau.
17
18
Octaviani, R. D. 2012. Hama dan Penyakit Tanaman Buah Naga (Hylocereus sp)
Serta Budidaya di Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB.Bogor.
Paull, R..E., O. Duarte. 2012. American Fruit. In A. Jeff (Eds.). Tropical Fruits
2nd Edition Volume 2. CAB Internasional, United Kingdom.
Rahayu, Sri. 2014. Budidaya Buah Naga Cepat Panen. Jakarta : Infra Hijau.
Renasari,N. 2010. Budidaya tanaman buah naga super red di Wana Bekti
Handayani. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret.
Syukur dan Widyaiswara Muda. 2015. Mengenal Buah Naga. Balai Pelatihan
Pertanian. Jambi.Wallingford. 445 hal.
Warisno dan Dahana, Kres. 2010. Bertanam Buah Naga . Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Lampiran 1. Kuesioner
I. Identitas Responden
1. Nama : ...........................
2. Alamat : ...........................
V. Pengetahuan PHT
1. Aapakah bapak/ibu pernah mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian
Hama Terpadu (SLPHT)?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
2. Siapa pelakasana SLPHT tersebut?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
3. Apakah bapak/ibu sudah menerapkan SLPHT tersebut dalam pengelolaan
budidaya tanaman pai?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
4. Apakah anda mengenal OPT / hama penyakit tanaman?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
23
5. Jika ada hama atau penyakit apa yang akan bapak/ibu lakukan, jika
dikendalikan dengan apa?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
6. Insektisida biasanya digunakan untuk membasmi apa?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
7. Gangguan OPT yang sering di hadapi atau dialami apa saja?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... …
8. Bagaimana tingkat serangannya?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... …
9. Tindakan yang pernah dilakukan untuk mengendalikannya?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
10. Faktor apa yang menyebabkan hama dan penyakit itu muncul?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
11. Apakah anda melakuka pengendalian kimia secara rutin, berapa kali anda
melakukan pengendaliannya?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
12. Berapa jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan
penyakit?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
13. Apakah anda melakukan pencampuran pestisida, berapa jenis pestisida
yang di campur?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
12. Apa alas an anda melakukan pencampuran pestisida?
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...