Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PERSIAPAN DAN PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN

LABORATORIUM

“URINE”

DI SUSUN OLEH :

Nama : Neneng Liestyani

NIM : PO.62.24.2.19.177

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PAALANGKARAYA

D-III KEBIDANAN REGULER XXI-A

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga LAPORAN ini dapat

tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas kepada ibu dosen

yang telah membimbing hingga laporan ini selesai.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi

lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak

kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Palangkaraya, 16 April 2020

Penyusun

Neneng Liestyani
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian URINE

B. Tujuan persiapan URINE

C. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan URINE

D. Persiapan alat dan bahan pemeriksaan URINE

E. Persiapan Lingkungan untuk penatalaksanaan pemeriksaan URINE

F. Persiapan Pasien untuk pemeriksaan URINE

G. Langkah- langkah tindakan persiapan pemeriksaan URINE

H. Evaluasi pasien sesudah tindakan pemeriksaan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Urine, air seni, atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan

untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga

homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai

sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju

kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam

terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan

interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting

bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan

yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau

berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urine dapat

diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urine dapat menjadi sumber nitrogen yang

baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes

adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urine. Urine seorang penderita diabetes akan

mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang sehat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian URINE

2. Apa tujuan pemeriksaan URINE ?

3. Apa indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan URINE ?

4. Apa saja persiapan alat dan bahan pemeriksaan URINE ?


5. Bagaimana Persiapan Lingkungan untuk penatalaksanaan pemeriksaan URINE ?

6. Apa saja Persiapan Pasien untuk pemeriksaan URINE ?

7. Bagaimana Langkah- langkah tindakan persiapan pemeriksaan URINE ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa Pengertian URINE

2. Untuk mengetahui apa tujuan pemeriksaan URINE

3. Untuk mengetahui apa indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan URINE

4. Untuk mengetahui apa saja persiapan alat dan bahan pemeriksaan URINE

5. Untuk mengetahui bagaimana persiapan Lingkungan untuk pemeriksaan URINE

6. Untuk mengetahui bagaimana persiapan pasien untuk pemeriksaan URINE

7. Untuk mengetahui bagaimana langkah - langkah tindakan persiapan pemeriksaan URINE

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian URINE

Urine atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal

yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksiurin

diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan

untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi

olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya

dibuang keluar tubuh melalui uretra. Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan

warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya kita mengetahui hal

ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses

penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.

B. Tujuan pemeriksaan URINE


 Tes Kehamilan
 Mengetahui Zat Asing
 Perkembangan Penyakit
 Mendiagnosis Penyakit
 Mendeteksi Gejala Penyakit
 Pemeriksaan Kesehatan Rutin

C. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan URINE

1. Indikasi Pap Smear

Pap smear dianjurkan untuk dilakukan secara rutin pada wanita berusia 21 tahun ke atas

setiap 3 tahun sekali. Sedangkan, wanita yang sudah berusia di atas 30 tahun hingga 65 tahun,

dapat melakukan Pap smear setiap 5 tahun sekali, tetapi perlu dikombinasi dengan pemeriksaan

HPV DNA. Jika seseorang memiliki faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker

serviks, dapat menjalani Pap smear lebih sering dari anjuran umumnya. Faktor-faktor yang dapat

meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada seseorang adalah:


 Menderita infeksi HIV.

 Mengalami gangguan sistem imun, seperti akibat transplantasi organ, kemoterapi, atau

penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama.

 Hasil Pap smear sebelumnya menunjukkan adanya lesi prakanker, antara lain sel skuamosa

atipikal, lesi skuamosa intraepitel, atau sel glandular atipikal.

Wanita yang sudah menjalani histerektomi total, yaitu operasi pengangkatan rahim dan serviks secara

total, dapat berhenti untuk menjalani pemeriksaan Pap smear. Syaratnya, histerektomi total yang

dilakukan pada wanita tersebut bukan disebabkan karena kanker atau lesi prakanker. Jika

histerektomi total dilakukan karena kondisi kanker atau prakanker, maka wanita tersebut tetap harus

menjalani Pap smear secara rutin.

Wanita yang sudah berusia di atas 65 tahun dan hasil Pap smear sebelumnya normal, dapat berhenti

menjalani pemeriksaan Pap smear.

2. Kontraindikasi pemeriksaan Pap Smear

kontraindikasi untuk pemeriksaan ini adalah wanita dengan selaput dara yang masih utuh. Tes

pemeriksaan tidak dilakukan pada wanita yang telah menjalani histerektomi total.

D. Persiapan alat dan bahan pemeriksaan Pap Smear

 Kapas dan larutan antiseptik

 Spekulum cocor bebek (Grave’s speculum)

 Penjepit has

 Spatula Ayre

 Cytobrush

 Spray atau wadah dengan etil alkohol 95%

 Meja instrumen
 Ranjang ginekologi dengan penopang kaki

 Lampu sorot

 Label nama

 Sarung tangan DTT

 Apron dan baju periksa

 Sabun dan air bersih

 Handuk bersih dan kering

E. Persiapan Lingkungan untuk penatalaksanaan pemeriksaan PAP SMEAR

Pastikan lingkungan bersih dari sampah, sehingga pasien merasa nyaman dengan suasana

tempat yang akan di gunakan untuk melakukan tindakan pemeriksaan pap smear. Dan

juga sedia kanbak sampah untuk membuang bahan- bahan yang bekas di pakai untuk

melakukan tindakan pap smear.

F. Persiapan pasien untuk pemeriksaan PAP SMEAR

 Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.

 Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi.

 Atur pasien pada posisi litotomi.

 Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan dilakukan

Pemeriksaan pap smear.

G. Langkah - langkah tindakan persiapan pemeriksaan PAP SMEAR


1) Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus

genitalis.

2) Melakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.

3) Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada

introitus (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus

(yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen

vagina.

4) Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90º hingga tangkainya ke

arah bawah.

Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah

(hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).

5) Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas

(perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau forniks).

6) Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya

pengambilan epitel tidak terganggu).

7) Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio (ektoserviks). Sampel

diambil dengan menggunakan spatula ayre yang diputar 360° pada permukaan

porsio.

8) Oleskan sampel pada gelas objek.

9) Sampel endoserviks (kanalis servikalis) diambil dengan menggunakan cytobrush

dengan memutar 360° sebanyak satu atau dua putaran.

10) Oleskan sampel pada gelas objek yang sama pada tempat yang berbeda dengan

sampel yang pertama, hindari jangan sampai tertumpuk.


11) Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Bila mnggunakan spray usahakan

menyemprot dari jarak 20 – 25 cm atau merendam pada wadah yang mengandung

etilalkohol 95% selama 15 menit, kemudian biarkan mengering kemudian diberi

label.

12) Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah,

kemudian keluarkan spekulum.

13) Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan.

14) Pemeriksa berdiri untuk melakukan periksa bimanual untuk tentukan konsistensi

porsio, besar dan arah uterus serta keadaan parametrium.

15) Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada bekas

sekret/cairan di dinding perut dan sekitar vulva/perineum.

16) Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk

mengambil tempat duduk.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pap smear adalah tes yang dilakukan untuk mencari perubahan dalam sel-sel

serviks yang dapat menunjukkan adanya kanker serviks atau kanker leher rahim. Selama

tes Pap, sampel kecil dari sel-sel pada permukaan leher rahim dikumpulkan oleh dokter

Anda. Sampel tersebut kemudian disebar pada slide (Pap smear) atau dicampur dalam

fiksatif cair (sitologi berbasis cairan) dan dikirim ke laboratorium untuk diteliti di bawah

mikroskop. Sel diperiksa untuk kelainan yang mungkin menunjukkan perubahan sel

abnormal, seperti displasia atau kanker leher Rahim.

Pemeriksaan pap smear adalah pemeriksaan yang akan memperlihatkan

keberadaan sel-sel prakanker atau kanker pada leher rahim Anda. Tes pap smear juga

dapat membantu menunjukkan bila ada perubahan mencurigakan pada sel serviks, yang

berisiko mengarah pada perkembangan kanker di kemudian hari. Penting untuk

diketahui, kanker serviks adalah jenis kanker yang sangat umum terjadi pada wanita.

Melakukan deteksi dini (skrining) kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear dapat

memberikan Anda peluang kesembuhan yang lebih besar. Pasalnya, semakin dini sel

kanker ditemukan saat melakukan pemeriksaan pap smear, semakin cepat pula

pengobatan kanker serviks bisa diberikan. Dengan begitu, semakin besar pula peluang

kesembuhanMelakukan tes pap smear secara dini juga adalah salah satu langkah

pencegahan untuk sel kanker serviks bisa menyebar sampai ke berbagai organ tubuh

lainnya, seperti rahim, ovarium, paru-paru, dan hati.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Urine

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-urine/

Anda mungkin juga menyukai