1
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon
2
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon
*
Penulis Korespondensi; Jeikeadondis17@gmail.com
Diterima: 15 Juli 2019; Disetujui : 19 Juli 2019
ABSTRAK
Penyakit gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang saat ini merupakan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Pasien yang menderita penyakit gagal jantung biasanya
mendapat kombinasi lebih dari dua obat dan menderita lebih dari satu jenis penyakit, sehingga
potensi kejadian interaksi obat semakin besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
potensi interaksi obat pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Advent Manado tahun 2017. Penelitian
ini merupakan penelitian non eksperimental dengan mengumpulkan data secara retrospektif,
kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Pengambilan sampel adalah semua pasien rawat inap
dewasa yang menderita gagal jantung yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh sebanyak 46 pasien.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai potensi interaksi obat, disimpulkan bahwa dari 46 pasien yang
potensial mengalami interaksi obat sebanyak 42 pasien (91,30%) dengan total 252 kasus dengan
mekanisme farmakokinetik (14,29%), farmakodinamik (76,98%), dan tidak diketahui mekanisme
interaksinya (8,73%). Interaksi obat yang memiliki insidensi kejadian paling tinggi adalah aspirin
dan clopidogrel (31 kasus) dengan peningkatan resiko efek bleeding dalam kategori tingkat
keparahan moderate. Interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan yaitu minor 21,82%, moderate
60,32%, dan mayor 17,86%. efek interaksi obat yang berbahaya yakni hiperkalemia yang disebabkan
oleh golongan (ACE-Inhibitor, ARB) dengan spironolakton. Obat terbanyak yang diberikan adalah
diuretik, golongan nitrat, dan beta blocker.
Kata kunci: Interaksi obat, Gagal Jantung, Rawat Inap
ABSTRACT
Heart failure is one of the cardiovascular diseases which is currently the main cause of morbidity
and mortality. Patients suffering from heart failure usually get a combination of more than two drugs
and suffer from more than one type of disease, so the potential for drug interactions increases. This
study was conducted to identify potential drug interactions in hospitalized patients at Manado
Adventist Hospital in 2017. This study was a non-experimental study by collecting data
retrospectively, then analyzed by descriptive method. Sampling was all adult inpatients suffering
from heart failure who met the inclusion criteria obtained as many as 46 patients. Based on the
results of research on potential drug interactions, it was concluded that of the 46 patients who had
the potential to experience drug interactions as many as 42 patients (91.30%) with a total of 252
cases with a pharmacokinetic mechanism (14.29%), pharmacodynamics (76.98%), and the
interaction mechanism is unknown (8.73%). Drug interactions with the highest incidence were
aspirin and clopidogrel (31 cases) with an increased risk of the effects of bleeding in moderate
severity categories. Drug interactions based on severity were minor 21.82%, moderate 60.32%, and
major 17,86%. the harmful effects of drug interactions are group-induced hyperkalemia (ACE-
Inhibitor, ARB) with spironolactone. Most drugs given are diuretics, nitrate groups, and beta
blockers.
Keywords: Drug Interaction, Heart Failure, Hospitalization
124
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
tinggi. Kolesterol memiliki fungsi terhadap adanya edema perifer (Carter, 2016) (Burns dan
perlindungan jantung (Wells, 2015). Wholey, 1991) (Harjal et al., 1999) (Sharma et al.,
2014).
Tabel 2. Distribusi Pasien Gagal Jantung Rawat
Komorbiditas atau adanya penyakit penyerta
Inap Di Rumah Sakit Advent Manado
turut berpengaruh terhadap lama rawat inap pasien.
Berdasarkan Umur
Selain itu, lama rawat inap pasien gagal jantung
Jumlah Persentase juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pengobatan
Umur (tahun)
pasien (%) seperti: durasi pemberian diuretik intravena,
(1) (2) (3) penggunaan obat-obat dengan pengawasan khusus,
Dewasa (18-44) 18 39,13%
dan komplikasi iatrogenic (Sharma et al., 2014;
Pra lansia (45-59) 28 60,87%
Rosenthal et al., 1997; Alvarez et al., 2015).
Total 46 100%
Komplikasi iatrogenik yakni komplikasi uang
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013, muncul akibat perawatan selama di rumah sakit.
penderita gagal jantung ≥15 tahun berdasarkan Faktor demografi sosial dan adanya permasalahan
kelompok umur paling banyak berada pada rentang sosial juga memberi pengaruh terhadap lama rawat
umur 45-54 tahun (21,20%), 55-64 tahun (24,03%), inap (Sharma et al., 2014; Jencks et al., 1988;
dan 65-74 tahun (16,87%). Hasil yang sama Nauman dan Hershberger, 1999).
ditunjukkan pada penelitian pasien gagal jantung di
Tabel 4. Distribusi Pasien Gagal Jantung Rawat
RSUP Universitas Hasanuddin selama Juli-Agustus
Inap Di Rumah Sakit Advent Manado
2015 adalah pasien di atas umur 45 tahun sebanyak
Berdasarkan Jumlah Obat
92%. Secara teoritis, fungsional organ-organ tubuh
akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Jumlah obat Jumlah pasien Persentase (%)
Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang (1) (2) (3)
mempengaruhi terjadinya gagal jantung pada pasien 1-4 3 6,52%
lanjut usia. Selain itu, gagal jantung biasanya ≥5 43 93,68%
Total 46 100%
berkembang dari penyakit kardiovaskular yang
memburuk. Gagal jantung dapat terjadi akibat Jumlah obat yang diberikan kepada pasien
kardiovaskular yang diderita lama diikuti dengan gagal jantung rawat inap Rumah sakit Advent
kerja organ yang menurun (Fajriansyah et al., Manado paling sedikit 3 jenis obat dan paling
2016). banyak mencapai 20 jenis obat. Sebanyak 43 pasien
Tabel 3. Distribusi Pasien Gagal Jantung Rawat menerima ≥ 5 jenis obat dan jumlah tersebut
Inap Di Rumah Sakit Advent Manado memiliki persentase pasien pengguna terbesar untuk
Berdasarkan Lama Rawat Inap jumlah obat yang diberikan pada pasien, baik untuk
obat gagal jantung maupun obat untuk penyakit atau
Lama rawat indikasi lain.
Jumlah pasien Persentase (%)
inap (hari)
Pemberian obat pada pasien memiliki
(1) (2) (3)
beberapa faktor, diantaranya: pertimbangan
1-7 43 93,48%
manfaat dan resiko, penggunaan obat yang paling
8-14 3 6,52%
Total 46 100% dikenal dan teruji secara klinis, penyesuaian obat
dengan kebutuhan individu, penyesuaian dosis obat
Sebagaimana terlihat pada tabel 3, lama secara individual, dan pemilihan cara pemberian
perawatan paling banyak adalah 1-7 hari. obat yang paling aman (Junaidi, 2012). Dengan
Berdasarkan studi literatur pada penelitian bahwa begitu, meskipun pasien memiliki kesamaan jumlah
hal-hal yang mempengaruhi lama rawat inap pasien dan jenis penyakit penyerta dapat menerima terapi
mengenai pengaruh komorbiditas terhadap lama yang berbeda. Karena dalam sebuah terapi, kondisi
rawat inap pasien gagal jantung seperti etiologi atau individu pasien menjadi pertimbangan dalam
penyebab penyakit, tingkat keparahan penyakit, pemilihan obat.
kondisi klinis pasien, fraksi ejeksi pasien, dan
126
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
Tabel 5. Persentase Kejadian Interaksi Obat Pada Tabel 7. Distribusi Persentase Interaksi Obat
Pasien Gagal Jantung Rawat Inap Di Menurut Jenis Interaksinya Berdasarkan
Rumah Sakit Advent Manado Berdasarkan Jumlah Kasus
Jumlah Pasien
Jumlah Persentase
Jenis interaksi
Kejadian Jumlah kasus (%)
Persentase (%)
interaksi pasien (1) (2) (3)
(1) (2) (3) Farmakokinetik 36 14,29%
Berinteraksi 42 91,30% Farmakodinamik 194 76,98%
Tidak berinteraksi 4 8,70% Unknown 22 8,73%
Total 46 100% Total 252 100%
Dari 46 pasien gagal jantung yang Obat yang berinterkasi dengan mekanisme
berpotensi terjadi interaksi sebanyak 42 pasien yang tidak diketahui memiliki persentase terendah
(91,30%) dan 4 pasien (8,70%) yang tidak yaitu 8,73%. Interaksi ini sulit dijelaskan
berinteraksi dengan klasifikasi 2 pasien mendapat mekanismenya, maka pencegahan atau
(4 macam obat, 1 penyakit penyerta dan berusia pengatasannya adalah dengan penggunaan obat
diatas 45 tahun keatas, 2 pasien mendapat (6 dan 8 yang tidak bersamaan seperti selang waktu
macam obat, berusia dibawah 45 tahun) tapi tidak pemberian obat diatur minimal 2 jam perlu
memiliki penyakit penyerta. dilakukan guna meminimalisir potensial interaksi.
Tabel 6. Persentase Kejadian Interaksi Obat Pada Tabel 8. Distribusi Persentase Interaksi Obat
Pasien Gagal Jantung Rawat Inap Di Berdasarkan Tingkat Keparahan
Rumah Sakit Advent Manado Menurut Tingkat Jumlah Persentase
Jenis Interaksinya Berdasarkan Jumlah Keparahan kasus/kejadian (%)
Pasien (1) (2) (3)
Jenis interaksi Jumlah Persentase (%) Minor 55 21,82%
pasien Moderate 152 60,32%
(1) (2) (3) Mayor 45 17,86%
Farmakokinetik 31 34,83% Total 252 100%
Farmakodinamik 41 46,07%
Dari tabel 8 dapat dilihat tingkat keparahan
Unknown 17 19,10%
Total 100% mayor berada paling rendah dengan persentase
17,86% sebanyak 45 kasus, walaupun begitu
Dilihat dari tabel 6 pasien yang potensial keparahan mayor harus mendapat perhatian yang
mengalami interaksi obat dengan mekanisme lebih karena dapat membahayakan keselamatan
farmakodinamik memiliki persentase tertinggi yaitu pasien. Dan obat-obat yang paling banyak
46,07%, farmakokinetik 34,83% dan tidak berinteraksi pada keparahan mayor yaitu
diketahui interaksinya 19,10%. Oleh karena itu, clopidogrel dan lovenox sebanyak 21 kasus, aspirin
interaksi farmakodinamik dapat diramalkan dan lovenox sebanyak 20 kasus dengan resiko
kejadiannya, sehingga dapat dihindarkan jika dokter terjadinya pendarahan karena mempunyai efek pada
mengetahui mekanisme kerja obat tersebut. fungsi platelet.
Tabel 9. Jenis Penyakit Penyerta Pasien Gagal Jantung
Jenis penyakit Jumlah pasien Persentase (%)
(1) (2) (3)
HPT (Hypertensi) 12 23,08%
Gastritis 10 19,23%
Angina Pectoris 9 17,31%
PJK (Penyakit Jantung Koroner) 6 11,54%
CKD (Cronic Kidney Disease) 5 9,62%
127
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
Pada algoritma terapi pasien gagal jantung tersebut akan memicu sintesis angiotensin II dan
di Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, lini terapi aldosterone sehingga terjadi retensi natrium dan air.
pertama untuk gagal jantung adalah diuretik Retensi natrium dan air akan menyebakan
(Siswanto et al., 2015). Sebanyak 37 pasien gagal pembengkakan akibat cairan atau kongetif. Diuretik
jantung rawat inap di Rumah Sakit Advent Manado digunakan untuk mengatasi kondisi klinis tersebu
menerima obat diuretik. Diuretik meningkatkan laju (Mycek et al., 2001). Obat diuretik yang diberikan
aliran urin serta ekskresi natrium untuk mengatur pada pasien gagal jantung rawat inap di Rumah
komposisi cairan tubuh pada berbagai kondisi Sakit Advent Manado adalah furosemid,
klinis, salah satunya adalah gagal jantung (Harman hydrochlortiazid dan spironolakton. Sebanyak 15
et al., 2008). Peningkatan volume pada gagal pasien menerima furosemid, 12 pasien menerima
jantung diakibatkan penurunan curah jantung spironolakton dan 10 pasien menerima
sehingga aliran darah ke ginjal terhambat. Hal hydrochlortiazid.
128
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
Tabel 11. Interaksi Obat Yang Terjadi Pada Terapi Pasien Gagal Jantung
Obat Jumlah Persentase
Jenis Obat Efek
Tambahan Kasus (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Aspirin Clopidogrel 31 12,30% Peningkatan resiko efek bleeding
Lansoprazole Clopidogrel 27 10,71% Penurunan efek clopidogrel
Bisoprolol Aspirin 23 9,13% Meningkatkan serum kalium
Clopidogrel Lovenox 21 8,33% Peningkatan resiko efek bleeding
Aspirin Lovenox 20 7,94% Pendarahan dan hematoma
Aspirin Ramipril 19 7,54% Penurunan fungsi ginjal
ISDN Ramipril 16 6,35% Penurunan tekanan darah
Furosemid Bisoprolol 14 5,56% Meningkatkan efek hipotensi
Spironolakton Aspirin 11 4,37% penurunan ekskresi natrium
Aspirin Micardis 10 3,97% Penurunan efek hipotensi dan vasodilator
Mengurangi efek dilatasi vena(penurunan
Furosemid Aspirin 9 3,57%
efek vasodilator)
Aspirin Candesartan 6 2,38% Penurunan efek hipotensi dan vasodilator
Paracetamol Ranitidin 5 1,98% Peningkatan bioavaibilitas parasetamol
Ramipril Furosemid 5 1,98% Hipokalemia
Amlodipin Nitrocaf 4 1,59% Meningkatkan efek hipotensi
Furosemid Valsartan 4 1,59% Peningkatan efek hipotensi, hiperkalemia
Aspirin Lisinopril 3 1,19% Penurunan fungsi ginjal
Meningkatkan resiko blokade AV dan
Digoxin β-bloker 3 1,19%
bradikardi
Furosemid Metformin 3 1,19% Efek antagonis terhadap efek hipoglikemik
Furosemid PCT 3 1,19%
Meningkatkan konsentrasi
Digoxin Spironolakton 2 0,79%
digoxin,toksisitas digoxin)
Furosemid Digoxin 2 0,79% Toksisitas digoxin dan hipokalemia
Spironolactone KSR(KCL) 2 0,79% Hiperkalemia
Aspirin Ketorolac 1 0,40% Meningkatkan efek samping
Aspirin Antasida 1 0,40% Penurunan absorpsi aspirin
Digoxin Sucralfat 1 0,40% Penurunan absorpsi digoxin
Furosemid Cefixim 1 0,40% Gangguan fungsi ginjal
ISDN Alprazolam 1 0,40% Hipotensi
Lisinopril Spironolakton 1 0,40% Hiperkalemia
Lisinopril Furosemid 1 0,40% Gangguan fungsi ginjal
Total 252 100,00%
129
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
pengawasan sebab efek bleeding akan meningkat. perdarahan. Pabrikan mengatakan bahwa jika efek
Pemakaian antiplatelet bersamaan meskipun antiplatelet tidak diperlukan, clopidogrel harus
diperbolehkan dengan indikasi tertentu tetap di dihentikan 5 hingga 7 hari sebelum pembedahan,
bawah pengawasan sebab dapat menghasilkan walaupun perlu dicatat bahwa ini perlu
efek antiplatelet yang berlebih. Pemakaian dual diseimbangkan dengan kemungkinan efek yang
antiplatelet dibandingkan dengan single merugikan dari penghentian pengobatan tersebut
antiplatelet beresiko lebih menghasilkan kematian (Stockley, 2008).
jantung, infark miokard, atau stroke. Apabila
pasien diketahui mengalami pendarahan atau b. Lansoprazole + Clopidogrel
nyeri dapat dilakukan penyesuaian dosis
Lansoprazole menurunkan efek
(Lemesle, 2014).
clopidogrel dengan mempengaruhi metabolisme
Karena kurangnya studi interaksi dengan
enzim CYP2C19 hati. Gunakan Perhatian /
NSAID lain, tidak jelas apakah ada peningkatan
Monitor. Mean AUC dari metabolit aktif
risiko perdarahan gastrointestinal dengan semua
clopidogrel berkurang sebesar ~ 14% ketika
NSAID. Produsen menyarankan peringatan jika
lansoprazole diberikan bersamaan dibandingkan
NSAID dan clopidogrel diberikan bersama ().
dengan pemberian clopidogrel sendiri pada subjek
Sebuah penelitian pada 7 subyek sehat
sehat yang merupakan metabolisis ekstensif
menemukan bahwa clopidogrel 75 mg dan aspirin
CYP2C19. Keampuhan Clopidogrel dapat
150 mg setiap hari selama 2 hari menyebabkan
dikurangi dengan obat yang menghambat
peningkatan 3,4 kali lipat yang signifikan dalam
CYP2C19. Penghambatan agregasi trombosit oleh
waktu perdarahan relatif terhadap baseline, dan
clopidogrel sepenuhnya karena metabolit
ketika dosis clopidogrel meningkat menjadi 300
clopidogrel aktif. Clopidogrel dimetabolisme
mg, ada peningkatan 5 kali lipat. dalam waktu
sebagian oleh CYP2C19. Kombinasi kedua obat
perdarahan. Hemarthrosis spontan pada lutut telah
ini dapat mengurangi efek clopidogrel dalam
dikaitkan dengan penggunaan bersamaan aspirin
mencegah serangan jantung atau stroke. Interaksi
dan clopidogrel pada satu pasien. Sebuah laporan
yang terjadi termasuk interaksi farmakokinetik.
menjelaskan dua kasus bedah, yang dipersulit oleh
Lansoprazole akan menghambat metabolisme
perdarahan yang terkait dengan kombinasi aspirin
clopidogrel dengan cara menghambat enzim
dan clopidogrel. Dalam kedua kasus pendarahan
CYP450 2C19 sehingga mengurangi
itu tertunda, karena itu tidak jelas sampai akhir
pembentukan metabolit aktif clopidogrel (Tatro,
operasi, menyebabkan eksplorasi ulang bedah tak
2010).
terduga. Laporan lebih lanjut menggambarkan
perdarahan perioperatif yang meningkat pada
c. Bisoprolol + Aspirin
pasien yang mengkonsumsi aspirin dan
clopidogrel. Produsen clopidogrel Bisoprolol dan aspirin keduanya
memperingatkan bahwa penggunaan bersamaan meningkatkan serum kalium. Gunakan Perhatian /
clopidogrel dan aspirin harus dilakukan dengan Monitor. Bisoprolol dengan AINS Interaksi obat
hati-hati karena meningkatnya risiko perdarahan, terjadi secara farmakodinamika, dimana Anti
meskipun kedua obat telah diberikan bersama Inflamasi Non Steroid (AINS) bekerja
hingga satu tahun. Mereka merekomendasikan menghambat enzim cyclooksigenase sehingga
bahwa, pada pasien yang memakai clopidogrel, pembentukan prostaglandin. Efek dari
dosis aspirin tidak boleh melebihi 100 mg setiap penghambatan prostaglandin yaitu menghambat
hari karena dosis yang lebih tinggi dikaitkan vasodilatasi (terjadi vasokontriksi) dan
dengan risiko pendarahan yang lebih tinggi. Untuk menghambat sekresi natrium di ginjal sehingga
pasien yang menjalani operasi, telah disarankan terjadi retensi urine, kedua efek ini menyebabkan
bahwa, jika mungkin, penggunaan gabungan tekanan darah meningkat. Efek dari bisoprolol
clopidogrel dan aspirin harus dihentikan sekitar 5 untuk menurunkan tekanan darah tinggi berkurang
hari sebelum operasi untuk meminimalkan risiko dengan AINS. Aspirin dosis ganda, baik dalam
130
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
dosis tinggi dan rendah, tidak mengurangi bersamaan dengan enoxaparin menyebabkan
efektivitas antihipertensi termasuk beta blocker spinal epidural hematoma atau penumpukan darah
dalam tiga penelitian, tetapi satu studi di otak (Bailie, et al., 2004). Penggunaan kedua
menggunakan tunggal, dosis tinggi menunjukkan pasangan obat, baik aspirin dan enoxaparin secara
antagonisme efek beta bloker intravena. Studi lain bersamaan harus benar-benar dihindari,
menyarankan aspirin dapat mengurangi manfaat khususnya jika aspirin digunakan dalam jangka
carvedilol pada gagal jantung (Stockley, 2008). waktu panjang dan dosis besar. Penggunaan
gabungan mungkin merupakan faktor yang
d. Aspirin + Ramipril berkontribusi terhadap komplikasi langka dari
epidural atau hematoma tulang belakang
aspirin dan ramipril. antagonisme
(Stockley, 2008).
farmakodinamik. Hindari atau Gunakan Obat
Alternatif. Pemberian bersama dapat
g. ISDN + Ramipril
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
signifikan. NSAID dapat mengurangi efek Kombinasi obat antara isosorbide dinitrate
antihipertensi dari ACE-Inhibitor. Mekanisme dan ramipril dapat menurunkan tekanan darah dan
interaksi ini kemungkinan terkait dengan memperlambat detak jantung. Interaksi yang
kemampuan NSAID untuk mengurangi sintesis terjadi termasuk interaksi farmakodinamik.
prostaglandin ginjal vasodilatasi dan Ramipril akan menghambat Angiotensin
hiperkalemia (Stockley, 2008). Converting Enzyme (ACE) dan meningkatkan
efek vasodilatasi dan hipotensi dari ISDN (Tatro,
e. Enoxaparin + Clopidogrel 2010).
131
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
pada terapinya sebaiknya diberikan pengawasan disimpulkan bahwa dari 46 pasien gagal jantung
khusus pada kadar kalium. Uji kadar elektrolit yang potensial mengalami interaksi obat sebanyak
perlu dilakukan secara berkala selama perawatan 42 pasien (91,30%) dengan total 252 kasus yang
di rumah sakit. Lain halnya dengan pasangan obat
terbagi menjadi 32 pasangan obat, dengan
yang berefek hipokalemia, seperti furosemid dan
ramipril. Efek hipokalemia pada pasien dapat mekanisme interaksi farmakokinetik 36 kasus
diatasi dengan suplemen KCl maupun pemberian (14,29%), interaksi farmakodinamik 194 kasus
nutrisi parenteral (infus). (76,98%), dan tidak diketahui mekanisme
Pada kasus pasangan obat yang interaksinya 22 kasus (8,73%).
meningkatkan resiko bleeding yakni pasangan Jenis interaksi obat yang memiliki
hemodinamik. Meskipun penggunaan aspirin dan insidensi kejadian paling tinggi adalah aspirin dan
clopidogrel diperbolehkan pada pasien Coronary
clopidogrel (31 kasus) dengan peningkatan resiko
Artery Disease (CAD), kombinasi ini tetap harus
dilakukan pengawasan dan jika digunakan dalam efek bleeding, lansoprazol dan clopidogrel (27
jangka panjang harus dihindari. Pasien gagal kasus), diikuti bisoprolol dan aspirin (23 kasus)
jantung yang dioperasi jika mengkonsumsi obat- yang masing-masing dalam kategori tingkat
obat hemodinamik agar dihentikan pemakaian keparahan moderate. Selain itu, tingkat keparahan
obat supaya tidak terjadi pendarahan hebat. yang didapat yaitu minor 55 kasus (21,82%),
Untuk obat yang memiliki indeks terapi moderate 152 kasus (60,32%), dan mayor 45
seperti digoxin jika dikombinasikan dengan obat-
kasus (17,86%). efek-efek interaksi obat yang
obatan yang meningkatkan toksisitas seperti
furosemid harus melalui titrasi awal dengan dosis berbahaya bagi pasien gagal jantung yakni
minimal. Potensi-potensi interaksi obat yang tidak hiperkalemia yang disebabkan oleh golongan
berefek terhadap kadar kalium, toksisitas digoxin, ACE-Inhibitor (ramipril, lisinopril) dan
dan efek hemodinamik bukan berarti tidak berefek spironolakton, golongan ARB (candesartan,
signifikan pada pasien. Karena pengaruh obat telmisartan) dan spironolakton. Obat terbanyak
terhadap pasien dapat berbeda-beda sesuai kondisi
yang diberikan pada pasien adalah diuretik,
pasien tersebut. Kombinasi obat yang berpotensi
mengalami interaksi tetap harus menjadi perhatian golongan nitrat, dan beta blocker.
dan dilakukan pengawasan.
Studi potensi interaksi obat merupakan DAFTAR PUSTAKA
langkah untuk mencegah morbiditas dan Quinn D. I. and Day R. O. 1997. Clinically
mortalitas serta meningkatkan keamanan dari Important Drug Interactions, in Avery’s
pasien. Kejadian interaksi obat bukan berarti Drug Treatment, 4 th edition, Adis
terapi yang dilakukan salah, melainkan International Limited, Aucland New
membutuhkan perlakuan sebagaimana efek yang Zealand, p. 301.
dihasilkan. Efek dari interaksi obat dipantau Tatro, D. S. 2007. Drug Interaction FactsTM,
melalui kondisi klinis pasien, uji laboratorium Wolters Kluwer Health. USA.
maupun uji kadar serum obat pada darah secara Tatro. D. S. 2010. Drug Interaction FactsTM,
berkala untuk memastikan terapi yang diberikan Wolters Kluwer Health. USA.
aman dan efektif. Oleh karena penelitian ini hanya Fajriansyah, T. Hadijah, dan K. Almi, “Kajian
terbatas pada penggunaan obat sehingga studi Drug Relation Problem (DRPs) Kategori
potensi ini dapat menjadi gambaran awal Interaksi Obat, Over Dosis dan Dosis
mengenai terapi gagal jantung di Rumah sakit Subterapi pada Pasien Gagal Jantung
advent manado untuk dikembangkan pada Kongestif di RSUP Universitas
penelitian-penelitian lebih lanjut. Hasanuddin. Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi. 2016. 5: 1-2.
KESIMPULAN Rosenthal, G. E., Harper, D. L., Quinn, L. M., and
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Cooper, G. S. Severity-adjusted mortality
potensi interaksi obat pada pasien gagal jantung and length of stay in teaching and
rawat inap di rumah sakit advent Manado, dapat
133
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 124-135 e-ISSN 2685-3167
failure and chronic obstructive pulmonary Wells, Jonathan. (10 Juni 2015). Why do men
disease,” Jurnal Farmamedika, 2016. Vol 1, suffer more heart problems than women.
No 1. Tersedia:http://www.telegraph.co.uk/men/
Siswanto, B.B., Hersunarti, N., Erwinanto, R., active/mens-health/11723374/Why-do-
Barack, R.S., Pratikto, S.E., Nauli, and men-suffer-more-heart-problems-than-
Lubis, A.C. Pedoman Tatalaksana Gagal women.html.
Jantung,” Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, Jakarta, 2015.
135