Pendahuluan
Meskipun suatu restorasi seperti mahkota atau jembatan sebelum
diberi facing akrilik, sudah diperiksa dengan seksama mengenai bentuk,
keakuratan dan oklusinya, pemeriksaan perlu diulang sebelum restorasi
dipasang di mulut dengan semen. Sebelum dimasukkan di mulut restorasi
harus dibebaskan dari sisa-sisa gips terutama dari bagian dalam mahkota dan
dari sudut-sudut dan lekukan-lekukan karena gips disini dapat menghalangi
pemasukan restorasi ke dalam preparasi. Pencucian dapat diulang di ruang
praktek untuk meyakinkan penderita, bahwa benda yang akan di masukkan ke
mulut itu dalam keadaan bersih. Supaya penderita dapat merasakan kelainan-
kelainan seperti kontak premature, pendorongan dan penarikan gigi-gigi
penyangga, penekanan gusi dan sebagainya, pada checking ini penderita tidak
dianestesi. Jika perubahan perlu diadakan pada oklusi, kontak proksimal atau
permukaan pontik yang menekan gusi, maka permukaan logam atau akrilik
yang tergerinda harus dipoles kembali.
Jenis semen yang hampir memenuhi semua syarat tersebut adalah semen
oksida seng eugenol. Bahan ini dapat dicampur dengan Vaseline atau lemak
silicone untuk mendapatkan tingkat kekuatan yang diinginkan, tidak mengeras
sama sekali, lunak, dan keras. Pemilihan tingkat kekerasan semen disesuaikan
dari jenis jembatan yang berpedoman sebagai berikut: Untuk jembatan yang
meliputi seluruh busur rahang menggunakan banyak gigi penyangga,
digunakan semen yang tidak mengeras. Untuk jembatan pendek digunakan
semen lunak dan untuk jembatan panjang dan cantilever dipakai semen “hard-
setting”.
- Panjang jembatan
- Banyaknya retainer dan pontik.
Untuk menilai reaksi dari pasien terhadap suatu jembatan yang pendek
diperlukan 5 sampai 7 hari. Untuk jembatan panjang 7 sampai 10 hari dan
untuk jembatan seluruh rahang 10 sampai 14 hari. Angka-angka tersebut tidak
mutlak, pasien diberitahu untuk segera kembali jika mengalami gangguan.
9. Cara Pengadukan
Untuk semen fosfat-seng digunakan kaca pengaduk (mixing slab) yang
tebal, besih dan bebas gurat-gurat. Sejumlah bubuk yang diperkiraka cukup
untuk penyemenan dibagi dalam 5 atau 6 bagian yang sama banyaknya 2 atau
3 cm dari gundukan-gundukan tersebut diteteskan cairan semen dalam jumlah
yang diperkirakan cukup, kemudian dengan spatel gundukan bubuk pertama
diaduk seluruhnya dengan semua cairan yang ada sampai mendapat adukan
cair yang homogen. Pengadukan dengan gerakan lingkar ini memerlukan
waktu ± 20 detik. Kemudian ditambah bubuk dari gundukan kedua dan diaduk
dengan adukan pertama selama ± 20 detik dan seterusnya, sehingga
pengadukan seluruhnya diselesaikan dalam waktu 1 ½ sampai 2 menit.
Hasil penyampuran bubuk/cairan ini merupakan suatu adukan yang
dapat mengalir dan bebas dari bagian-bagian yang keras, kering. Kekentalan
(consistency) untuk suatu adukan semen ditentukan anatara lain oleh
kegunaannya. Untuk menyemen mahkota yang akurat dan Panjang, juga untuk
penyemenan pasak, diperlukan semen yang cair supaya kelebihan dapat
mengalir keluar dan restorasi masuk/duduk di tempat yang semestinya.
Tetapi semen yang terlampau cair tidak kuat dan mudah larut.
Kekuatan dan pelarutan ditentukan oleh perbanfingan bubuk dan cairan. Lebih
banyak bubuk yang dapat diaduk di cairan lebih kuat semennya dan lebih
tahan terhadap pelarutan. Untuk tuap kekentalan yang diperlukan harus
digunakan sebanyak mungkin bubuk. Cara untuk mendapatkan keadaan
adukan seperti tersebut di atas adalah dengan mendinginkan kaca pengaduk
sampai ke suhu yang masih di atas titik embun (dew-point) udara dari
ruangan. Suhu tinggi mempercepat reaksi kimia dan semen mungkin sudah
mulai mengental sebelum cukup bubuk dapat diaduk untuk mendapatkan
kekentalan yang dikehendaki dan kekuatan yang maksimum