Anda di halaman 1dari 14

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Lidah

Lidah merupakan suatu organ muskular yang terletak pada dasar mulut

dan memiliki banyak fungsi penting. Permukaan lidah dilapisi oleh membran

mukosa khusus dengan berbagai tipe papilla yang terbentuk (Ghom, 2010). Lidah

berperan penting dalam fungsi pengecapan, mendorong makanan ke dalam faring

sewaktu menelan, pembersihan mulut, dan artikulasi bicara (Moore, et al., 2010).

Gambar 3.1 Anatomi permukaan lidah (Moore, et al., 2010)

Dorsum lidah dapat dibagi menjadi dua pertiga anterior (bagian palatal)

dan sepertiga posterior (bagian faringeal). Pertemuan dari kedua bagian tersebut

ditandai dengan adanya groove dangkal berbentuk V, yaitu sulkus terminalis.

12
13

Pada midline dekat sudut sulkus terminalis dapat terlihat pit kecil yang disebut

dengan foramen caecum. Mukosa dari dua pertiga anterior sebagian dilapisi

keratin dan dikarakterisasikan dengan adanya papilla, sebagian besarnya adalah

papilla filiformis (Berkovitz, et al., 2002).

Terdapat 4 jenis papilla lidah yaitu papilla foliata, sirkumvalata,

fungiformis dan filiformis. Papilla foliata merupakan lipatan vertikal pada mukosa

yang terletak pada margin lidah, terletak di depan dan parallel dengan sulkus

terminalis, berukuran 1-2 mm. Setiap papilla dikelilingi oleh groove di bagian

luarnya terdapat peninggian pada membran mukosa.

Papilla sirkumvalata biasanya terdiri dari 8-12 papilla dan merupakan

papilla terbesar dan dekat dengan sulkus terminalis. Papilla ini berdiameter 1-3

mm dan dilapisi oleh epitel non-keratin. Taste buds terletak di dinding internal

dari parit di dalam ephitelium (Ghom, 2010).

Papilla fungiformis berukuran lebih kecil dari papilla sirkumvalata dan

tersebar pada permukaan dorsum lidah, dan terbanyak pada bagian anterior.

Papilla ini berbentuk bulat dan seperti jamur. Dibedakan dengan papilla filiformis

melalui ukurannya yang besar dan warnanya yang merah terang. Terdapat taste

buds pada papilla fungiformis (Ghom, 2010).

Papilla filiformis merupakan papilla terkecil, namun paling banyak dan

tersebar secara merata pada bagian dorsal. Pada papilla ini tidak terdapat taste

buds. Beberapa kelainan yang terjadi pada lidah berhubungan langsung dengan

epitel khusus yang terdapat pada lidah, terutama papilla filiformis (Ghom, 2010).

Struktur dari papilla filiformis rentan terhadap perubahan akibat dari manifestasi
14

penyakit sistemik. Sebagai contoh pada penderita anemia, keadaan mukosa rongga

mulutnya secara keseluruhan mengalami beberapa perubahan, terutama pada

lidahnya. (Langlais and Miller, 2000; Field and Longman, 2003).

3.2 Coated tongue

3.2.1 Definisi

Coated tongue merupakan lapisan berwarna putih hingga kecoklatan pada

dorsum lidah yang mengandung bakteri, deskuamasi sel epitel yang berasal dari

mukosa oral dalam jumlah banyak, leukosit yang berasal dari poket periodontal,

metabolit darah dan nutrisi yang berbeda-beda. Selaput pada lidah ini bervariasi

warna dan ketebalannya (Omor,et.al., 2015).

Kondisi ini terjadi akibat keratin yang gagal terdeskuamasi sehingga akan

mengakibatkan papilla filiformis mengalami hipertrofi dan elongasi. Bakteri, sisa

makanan, pigmentasi rokok, ataupun permen dapat terakumulasi pada papilla

filiformis ini. Lidah akan tampak berselaput atau berambut. Coated tongue atau

furred tongue biasanya terjadi pada daerah posterior dorsum lidah. Pada kondisi

ini, pasien biasanya merasa gatal dan terdapat perubahan rasa (Greenberg and

Glick, 2008).

3.2.2 Epidemiologi

Coated tongue dapat terjadi pada semua usia, tetapi di usia dewasa lebih

sering terjadi dibandingkan usia muda. Prevalensi pria dan wanita biasanya sama
15

dalam mengeluhkan adanya ketidaknyamanan dikarenakan coated tongue ini

(Panov and Krasteva, 2012).

3.2.3 Etiologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya coated tongue antara lain

seperti adanya penggunaan obat-obatan, kebersihan mulut yang buruk, gangguan

kesehatan, dan merokok.

1. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan baik lokal ataupun sistemik dapat menyebabkan

perubahan pada organisme komensal rongga mulut. Penggunaan obat

tertentu seperti natrium perborat dan peroksida, penggunaan antibiotik

seperti penicillin dan tetrasiklin serta obat-obatan steroid sistemik dapat

menyebabkan coated tongue. Penggunaan obat kumur seperti klorheksidin

dapat juga menyebabkan terjadinya coated tongue (Ghom,2010).

2. Kebersihan mulut yang buruk

Pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya dapat menyebabkan

akumulasi keratin pada lidah (Ghom, 2010).

3. Gangguan kesehatan

Individu dengan penyakit tertentu yang menyebabkan penurunan sistem

imun, kanker, demam, serta sakit parah yang mengharuskan bed rest dapat

menjadi salah satu faktor predisposisi terjadinya coated tongue.

Keterbatasan pergerakan lidah dapat mengurangi aliran saliva. Aliran

saliva merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi


16

pembentukan coated tongue, apabila aliran saliva rendah (<0.1ml/min)

akan terjadi akumulasi lapisan pada lidah (Ghom, 2010; Lawande, 2013).

4. Merokok

Merokok dapat menjadi salah satu faktor penyebab coated tongue.

Merokok dapat meningkatkan terjadinya penebalan lapisan pada lidah oleh

karena adanya kandungan tar yang mengendap pada permukaan lidah dan

menurunkan laju alir saliva (Omor, et.al., 2015).

5. Diet

Kurangnya makanan yang berserat seperti sayur dan buah-buahan juga

dapatmenyebabkan timbulnya coated tongue akibat berkurangnya

pembersihan mekanis pada lidah oleh makanan berserat (Omor, et.al.,

2015).

3.2.4 Patofisiologi

Dalam keadaan normal lidah memiliki lapisan yang terdiri dari mukus,

deskuamasi sel epitel, organisme, dan debris. Lidah bergerak aktif sehingga terjadi

aliran saliva yang dapat berfungsi sebagai self cleansing pada individu yang sehat.

Lidah dilapisi oleh lapisan pelindung yang disebut keratin. Keratin yang terbentuk

pada dorsum lidah secara normal terdeskuamasi dan ikut ditelan bersama dengan

makanan. Bila jumlah keratin yang terbentuk dan yang terdeskuamasi seimbang,

maka lidah akan tetap normal. Namun bila keseimbangan ini terganggu, maka

kondisi coated tongue dapat terjadi. Bila keratin tidak terdeskuamasi, seperti pada

orang yang memakan makanan yang lunak dan makanan yang kurang abrasif,
17

maka lidah akan terlihat berselaput. Akumulasi keratin pada papila filiformis

dapat memberikan gambaran lidah berselaput (coated tongue) (AAOMP, 2005).

3.2.5 Gambaran Klinis

Secara klinis gambaran umum coated tongue berupa lidah yang dilapisi

oleh lapisan putih terang pada permukaan lidah. Gambaran ini dapat berupa

pewarnaan putih kekuningan maupun kecoklatan dan akumulasi bakteri juga

menyertai retensi keratin pada permukaan lidah tersebut. Bakteri memiliki pigmen

berwarna kuning atau coklat yang ikut mewarnai keratin lidah. Namun, bakteri ini

tidak menimbulkan manifestasi ke arah yang berbahaya pada penderitanya.

Coated tongue juga tidak menimbulkan keluhan yang serius dari pasien, bahkan

bisa timbul dan menghilang sendiri dalam waktu singkat. (Field and Longman,

2003).

Beberapa metode diperkenalkan untuk mengukur perluasan selaput pada

lidah (tongue coating). Berikut ini adalah cara pengukuran perluasan selaput lidah

dari beberapa peneliti (Sterer and Rosernberg, 2011).

Tabel 3.1 Pengukuran Coated Tongue (Sterer and Rosenberg, 2011)


Sumber Skor Deskripsi
Gross et al. (1975) 0 Tidak ada selaput
1 Selaput tipis
2 Selaput sedang
3 Selaput tebal
Miyazaki et al. (1995) 0 Tidak terdapat selaput
1 <1/3 dorsum lidah tertutupi selaput
2 <2/3 dorsum lidah tertutupi selaput
3 >2/3 dorsum lidah tertutupi selaput
Mantilla Gomez Diskolorasi
(2001) 0 Merah muda
1 Putih
18

2 Kuning/Coklat terang
3 Coklat
4 Hitam
Ketebalan
0 Tidak ada selaput
1 Selaput tipis
2 Selaput tebal
Oho et al. Area
0 Tidak terdapat selaput
1 <1/3 dorsum lidah tertutupi selaput
2 1/3 – 2/3 dorsum lidah tertutupi selaput
3 >2/3 dorsum lidah tertutupi selaput
Ketebalan
0 Tidak ada selaput
1 Selaput tipis (papila dapat terlihat)
2 Selaput tebal (papila tidak terlihat)
Winkel et al. (2003) Selaput
0 Tidak ada selaput
1 Selaput tipis
2 Selaput tebal
Diskolorasi
0 Tidak ada diskolorasi
1 Diskolorasi tipis
2 Diskolorasi tebal
Kim et al. (2009) Wilayah lidah Penghitungan dengan menggunakan
berselaput digital tongue imaging system (DTIS)

Gambar 3.2 Pewarnaan pada lidah (1) merah muda, (2) kuning/cokelat muda, (3)
cokelat, (4) hitam (Danser et al, 2003).
19

3.2.6 Diagnosa Banding

Diagnosis banding dari coated tongue yaitu kandidiasis dan oral hairy

leukoplakia (Laskaris, 2006).

1. Kandidiasis

Kandidiasis merupakan infeksi jamur Candida albicans pada lapisan

terluar epithelium yang memberikan gambaran plak berwarna putih, difus,

bergumpal-gumpal. Plak ini dapat dikerok dan meninggalkan permukaan merah,

kasar, dan terkadang berdarah. (Laskaris, 2006).

Gambaran klinis dari oral kandidiasis bervariasi. Klasifikasi oleh Lehner,

membagi kandidiasis menjadi akut (pseudomembran dan atrofik) serta kronik

(atrofik dan hiperplastik) (Field dan Longmann, 2003). Greenberg dan Glick,

2003, membagi kandidiasis secara umum menjadi kandidiasis pseudomembran,

kandidiasis atrofik atau eritematosa, kandidiasis hiperplastik kronis, kandidiasis

atrofik kronis atau denture stomatitis, dan angular cheilitis.

Gambar 3.3 Oral Candidiasis (Krishnan, 2012)

2. Oral Hairy Leukoplakia

Oral hairy leukoplakia (OHL) yaitu lesi putih yang berlekuk-lekuk dan

bisanya terdapat pada tepi lateral lidah pasien yang mengalami immunodefisiensi
20

seperti tampak pada gambar 3.4. Penyakit yang paling sering berhubungan dengan

adanya OHL yaitu infeksi HIV, namun tidak pada anak-anak. Virus Epstein-Barr

terlibat sebagai agen penyebab terjadinya OHL. Hairy leukoplakia juga

berhubungan dengan kondisi penurunan sistem imun, misalnya pada pasien yang

mengalami transplantasi organ serta yang diberikan terapi steroid jangka panjang

(Greenberg dan Glick, 2003).

Gambar 3.4 Hairy leukoplakia pada pasien dengan infeksi HIV (Cawson dan

Odell, 2002)

3.2.7 Perawatan

Terapi pada pasien dengan coated tongue termasuk menghilangkan faktor

yang melatar belakangi terjadinya, menghilangkan penyebab utama, dan menjaga

kebersihan mulut (Laskaris, 2006). Coated tongue dapat dicegah ataupun

dihilangkan dengan memakai obat kumur dan tindakan pembersihan lidah dengan

baik (Setiani dan Sufiawati, 2005).


21

Cara membersihkan lidah dapat menggunakan instrumen tongue scraping

yang tersedia dan terdiri dari pegangan yang dapat dipegang dengan kedua tangan

dan berikatan erat sehingga ujungnya dapat ditarik ke bawah melalui permukaan

dorsum lidah melepaskan selaput yang ada. Menyikat gigi juga merupakan

metode yang mudah untuk membersihkan lidah, karena refleks muntah dapat

terkontrol (Danser et al, 2003).

Terapi untuk coated tongue dapat berupa aplikasi agen keratolitik (asam

salisilat dalam alkohol, podophyllin dalam alkohol, asam trikloroasetat) secara

topikal yang tersedia dalam bentuk azelaic acid dan glycolic acid serta dalam

formulasi asam salisilat, sulfur, dan benzoyl peroxide. Selain itu, konsumsi

yoghurt atau minuman yang mengandung lactobacillus acidophilus juga menjadi

pilihan terapi lainnya. Yoghurt mengandung bakteri menguntungkan, yaitu

acidophilus yang membantu memperbaiki ketidakseimbangan mikroba dalam

tubuh tetapi bisa menjadi penyebab coated tongue (Greenberg and Glick, 2008).

3.3 Fissure Tongue

3.3. 1 Definisi

Fissure tongue merupakan anatomi normal yang terdiri dari fissure tunggal

di midline, double fissure atau multiple fissure pada permukaan dorsal pada dua

pertiga anterior lidah. Kondisi dari fissure tongue adalah jinak (Langlais and

Miller, 2003). Fissure tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau

lekukan-lekukan pada permukaan dorsal lidah (Yarom, et al., 2004; Vörös-Balog,


22

et al., 2003). Bagian lidah yang berfisur tidak memperlihatkan adanya papila-

papila yang normal (Setiani dan Sufiawati, 2005).

3.3.2 Nama Lain

Nama lain dari fissure tongue adalah scrotal tongue, lingua fissurata, lingua

plicata, dan grooved tongue (Langlais and Miller, 2003; Daneshpazhooh, et al.,

2004; Anonymous, 2005).

3.3.3 Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan

yang diturunkan. Fissure dapat berkembang dengan bertambahnya usia (Setiani

dan Sufiawati, 2005; Daneshpazhooh, et al., 2004; Anonymous, 2005). Bersamaan

dengan bertambahnya usia terjadi pula penurunan fungsi organ tubuh dan

berbagai perubahan fisik. Penurunan ini terjadi pada semua tingkat seluler, organ,

dan sistem. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kejadian penyakit pada

lansia (Wangasarahardja, dkk., 2007).

Pertahanan tubuh pada lansia terhadap organisme asing akan mengalami

penurunan, seiring dengan bertambahnya usia baik dari fungsi organ tubuh

maupun dari perubahan fisik. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan

kejadian penyakit yang dapat menyertai lansia. Penyakit sistemik ini dapat

menjadi salah satu faktor predisposisi timbulnya kelainan mukosa rongga mulut

(Mozafri, et. al., 2011; Stanley, et. al., 2006).


23

Menurut Langlais, 2009 Lidah yang berfisur sering berhubungan dengan

kelainan yang diturunkan (herediter). Menurut scully, 1988 fissure tongue sering

dikaitkan dengan psoriasis, Melkersson-Rosenthal syndrome dan Down's

syndrome.

3.3.4 Insiden

Kekerapan terjadinya fissure tongue adalah sama untuk laki-laki dan

perempuan. Fissure tongue bertambah parah seiring pertambahan usia, begitu juga

jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.Selain itu, fissure tongue merupakan salah satu

ciri dari sindrom Melkersson-Rosenthal, diantaranya fissure tongue, cheilitis

granulomatosa, dan unilateral facial nerve paralysis (Langlais and Miller, 2003).

Fissure tongue mengenai sekitar satu hingga lima persen populasi (Langlais and

Miller, 2003).

3.3.5 Tanda Klinis

Fissure tongue seringkali berhubungan dengan geographic tongue (Langlais

and Miller, 2003). Penampakan fissure bervariasi mulai dari pola, panjang, dan

kedalaman (Langlais and Miller, 2003).Kondisi ini biasanya asimtomatis, kecuali

bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur, dapat menyebabkan iritasi lokal,

sensitif terhadap makanan pedas, dan menimbulkan halitosis yang terkadang

diikuti dengan rasa agak perih atau tidak nyaman seperti agak nyeri (Yarom, et

al., 2004; Setiani dan Sufiawati, 2005)


24

Gambar 3.5 Fissured Tongue (Scully, 1988)

3.2.6 Perawatan

Direkomendasikan untuk dilakukan penyikatan lidah menggunakan sikat

gigi jenis soft yang berbulu halus dengan cara menyikat lidah ke arah depan pada

bagian tengah, kiri dan kanan lidah, masing-masing sejumlah dua kali agar fissure

terjaga kebersihannya (Langlais and Miller, 2003; Wihelm, et al., 2012).


13

Anda mungkin juga menyukai