Anda di halaman 1dari 2

1.

Papilla foliate, filiformis, fungiformis dan circumvalata


2. Fungsi:
a. Filiformis : papilla terkecil yang sensitive terhadap rangsangan motorik atau
sentuhan (Papila filiform, papila terkecil dengan penampang 0,1 - 0,25 mm dan tidak
memiliki taste buds di papila fungiform pada setiap lidah)
b. Fungiformis : papilla yang lebih sensitive terhadap rasa manis dan asin (terletak di
2/3 anterior lidah ; 200 papilla, 1120 taste buds)
c. Foliata : papilla yang lebih sensitive terhadap rasa asam (, terletak pada lipatan dan
celah bagian lateral lidah ; Rata-rata terdapat 5-6 papila foliata di setiap sisi lidah
yang terdiri dari 117 taste buds per papila sehingga total terdapat 1280 taste buds di
papila foliata pada setiap lidah)
d. Circumvalata : papilla yang lebih sensitive terhadap rasa pahit dan asam (pangkal
dorsum lidah di depan sulcus terminalis linguae yang tersusun seperti huruf V;
Jumlahnya berkisar 3-13 papila di setiap lidah dengan jumlah taste buds 252 di setiap
papila sehingga total 2200 taste buds yang terdapat di papila circumvalata pada
setiap lidah)

Papilla Circumvalata Prominent

• Etiologi : idiopatik
• Faktor predisposisi: makanan panas dan pedas
• Klinis:
 Papula
 Bulat
 Berjumlah 6-12
 Berukuran 2-4 mm
 Berbatas jelas
 Tepi regular
 Warna seperti jaringan sekitar
 Permukaan kasar
 Daerah sekitar normal
 Tidak nyeri

 Torus & Eksostosis


Torus dan eksostosis merupakan penonjolan abnormal tulang pada rongga mulut
yang berkembang secara lambat dan pada umumnya asimtomatik. Torus merupakan
istilah yang secara spesifik digunakan untuk menyebutkan penonjolon tulang pada
daerah palatum durum dan pada bagian anterolateral lingual rahang bawah.
Sedangkan penonjolon tulang yang berkembang pada daerah bukal baik rahang atas
ataupun rahang bawah biasanya disebut dengan eksostosis

Etiologi terjadinya eksostosis ataupun torus secara pasti belum diketahui atau
idiopatik, namun beberapa peneliti mengaitkan mengenai adanya peran besar dari
faktor genetic dalam terjadinya torus dan eksostosis. Selain itu, beberapa pendapat
lain menyebutkan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam timbulnya
torus dan eksostosis, walaupun belum diketahui secara jelas namun hiperaktivitas
mastikasi dan kebiasaan parafungsional dipercaya menjadi salah satu faktor. Faktor
diet juga menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan, dimana pada suatu
penelitian didapatkan bahwa mengonsumsi makanan yang keras dapat men-trigger
tekanan pada bagian palatal sehingga memicu penebalan tulang di daerah tersebut.
Sehingga etiologi dari torus dan eksostosis sangat memungkinkan terjadi karena
muktifaktor (gabungan faktor genetic dan lingkungan).

 Torus palatinus
Torus yang timbul pada bagian midline dari palatum durum dan dapat berupa
pembengkakan halus berbentuk kubah yang nyaris tidak terlihat hingga massa
multilobulasi yang besar dan dapat diamati langsung secara visual.

 Torus mandibula
Torus yang timbul pada aspek lingual dari mandibula, yang umumnya terletak pada
daerah sekitar premolar secara bilateral. Torus mandibular menunjukkan berbagai
macam tampakan klinis, namun secara umum lesinya berupa 2-3 lobulus halus,
berbentuk nodular dan berbatas tegas

 Eksostosis
Secara klinis identic dengan torus mandibular namun letaknya ialah pada permukaan
bukal mandibular dan maksila. Torus dapat tumbuh menjadi sangat besar namun
pada umumnya jarang menimbulkan efek penampilan wajah secara eksternal.

Perawatan?
Secara umum, torus dan eksostosis tidak membutuhkan perawatan apapun namun
biasanya dilakukan perawatan bedah (perawatan preprostesis) untuk
memaksimalkan retensi protesa dan meminimalisir trauma tekanan saat
penggunaan protesa nantinya. Selain itu, eksisi bedah juga biasanya dilakukan dalam
konteks traumatic misalnya : erosi atau ulserasi mukosa, masalah hygiene (akumulasi
debris makanan), gangguan fungsional (mengunyah, menelan, dll)

Anda mungkin juga menyukai