Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan L
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan L
OLEH :
1. SUMIATI ( 011411223050 )
2. NI PUTU MEGAYUNITA ( 011211233019 )
3. NELI SURYANDARI ( 011411223051 )
4. KHOIRIATI ROHMA ( 011211233020 )
5. MIA DESSY NATALIA ( 011411223052 )
Laporan Asuhan Kebidanan ini telah diperiksa dan mendapat persetujuan serta pengesahan
sebagai Laporan Praktik Klinik Kelompok pada tanggal: oleh
pembimbing selama praktik di Puskesmas Sedati - Sidoarjo.
Laporan ini disusun oleh
Nama : 1. Sumiati ( 011411223050 )
2. Ni PutuMegayunita ( 011211233019 )
3. Neli Suryandari ( 011411223051 )
4. KhoiriatiRohma ( 011211233020 )
5. Mia Dessy Natalia ( 011411223052 )
Judul : Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” G1P0000 Usia Kehamilan 32 Minggu dengan
Kehamilan Letak Lintang di Puskesmas Sedati – Sidoarjo.
Mengetahui,
2.1.5 DiagnosaKehamilan
Manifestasi kehamilan dapat dibagi menjadi :
1. Tanda Mungkin Hamil
Umumnnya didasarkan pada gejala-gejala subyektif, perubahan-perubahan yang
dirasakan ibu sekama kehamilan, antara lain :
a. Amenorea
b. Mual dan muntah
c. Mengidam
d. Pingsan
e. Anoreksia
f. Miksi yang sering
g. Konstipasi
h. Pigmentasi kulit
i. Varises
j. Hipersalivasi
2. Tanda Tidak Pasti Hamil
Perubahan-perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa, bersifat obyektif, namun
berupa dugaan kehamilan saja, antara lain :
a. Perut membesar
b. Uterus membesar
c. Tanda Chadwicks
d. Tanda Goodel
e. Tanda Hegar
f. Tanda Piscaseck
g. Teraba Ballotement
h. Braxton Hicks
i. Reaksi kehamilan (β- hCG)
3. Diagnosa pasti kehamilan (positif)
Tanda pasti kehamilan merupakan tanda-tanda obyektif yang didapatkan
pemeriksa dan dapat digunakan untuk menegakkan diagnose pada kehamilan. Yang
termasuk tanda pasti kehamilan yaitu :
a. Quickening (gerakan janin pertama kali)
b. Denyut jantung janin
c. Teraba bagian-bagian janin
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis (Manajemen Asuhan
Kebidanan)
2.4.1 Pengkajian
a. Data subjektif
Pada langkah ini dilakukan pengumpulan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, serta
keadaan terkini pasien. Pengkajian data ini meliputi data subjektif dan data
objektif. Dimana data subjektif dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pertanyaan-
pertanyaan (wawancara). Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1) Wawancara yang dilakukan langsung pada pasien yang bersangkutan.
2) Wawancara yang dilakukan kepada keluarga pasien. Hal ini dilakukan
apabila dalam keadaan darurat dan pasien tidak memungkinkan untuk
memberikan data akurat yang diperlukan.
Sedangkan data objektif dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
fisik pada pasien melalui cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
a) Identitas pasien
Ini hal pertama yang perlu ditanyakan bidan kepada pasien untuk
mengetahui latar belakang pasien. Ini juga bertujuan agar tidak ada
kekeliruan data antar pasien.
Nama : untuk mengenal dan mengetahui pasien agar tidak ada
kekeliruan dalam memberikan pelayanan.
Umur : untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,
alat reproduksi belum matang, mental psikis belum siap, dll.
Agama: untuk memberikan motivasi dorongan moral sesuai dengan
agama yang dianutnya.
Suku bangsa : untuk mengetahui adanya faktor bawaan atau ras serta
pengaruh adat-istiadat atau kebiasaan sehari-hari pasien.
Pendidikan : pendidikan berhubungan dengan tingkat pengetahuan. Hal
ini perlu dikaji agar bidan dapat memberikan konseling sesuai tingkat
pengetahuan pasien.
Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga. Hal ini
berpengaruh pada pemenuhan gizi pasien.
Alamat : untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal serta
mempermudah pemantauan apabila diperlukan.
b) Alasan kunjungan
Apakah pasien datang untuk pemeriksaan kehamilan atau ada keluhan-
keluhan yang dirasakannya.
1. Pada trimester 1
Ibu hamil pada trimester pertama sering mengeluh seperti sering kencing,
hiperpigmentasi pada kulit, mual muntah, hipersalivasi, keputihan, gusi
berdarah, mudah lelah, pusing, pika (suka ngidam), dll.
2. Pada trimester 2
Ibu hamil pada trimester kedua sering mengeluh seperti konstipasi, perut
kembung, varises pada kaki dan daerah genetalia, gatal-gatal pada daerah
perut dan payudara, dan sakit kepala, dll.
3. Pada trimester akhir kehamilannya biasanya ibu hamil datang dengan
keluhan-keluhan seperti konstipasi, oedema pada kaki, sering kencing,
sakit punggung, hemorhoid, kram kaki, insomnia, dll.
c) Riwayat menstruasi
Ini perlu ditanyakan agar bidan memperoleh gambaran dasar dari organ
reproduksinya. Yang perlu dikaji adalah :
HPHT : bila hari pertama haid terakhir diketahui maka dapat
memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinan. Ditanyakan
untuk mengetahui umur kehamilan dan menentukan hari taksiran
persalinan (HTP) dengan rumus Neagle (hari +7, bulan –3, tahun +1).
Siklus haid : panjang siklus haid yang biasa pada wanita ialah 28-32
hari. Hal ini diperlukan apabila ibu tidak benar-benar mengingat HPHT.
Lama haid : lama haid biasanya berlangsung selama 5-7 hari. Hal ini
perlu dikaji untuk membedakan antara menstruasi ataukah gejala tanda
hartman yang dialami ibu.
Teratur/tidak
Banyak atau tidak : ini juga bisa menjadi pembeda antara menstruasi dan
tanda hartman.
Fluor albus : sedikit/sedang/banyak, tidak gatal, tidak bau, warna (putih,
keruh, bening), kekentalan (kental, encer).
d) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kehamilan
Untuk mengetahui apakah ada gangguan/penyulit pada kehamilan yang
lalu.
Persalinan
Untuk mengetahui apakah ada gangguan/penyulit pada persalinan yang
lalu.
Nifas
Untuk mengetahui apakah ada gangguan/penyulit pada nifas yang lalu.
Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (apakah abortus, lahir hidup,
apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau
intervensi pada nifas dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya
(Sujiyatini, 2009).
e) Riwayat kehamilan sekarang
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu beresiko tinggi atau tidak, meliputi
:
Klien mengatakan bahwa kehamilan ini adalah kehamilan yang ke ...
dan UK ... minggu.
HPL : untuk mengetahui perkiraan persalinan. Dihitung dari HPHT.
Keluhan-keluhan : untuk mengetahui apakah ibu memiliki keluhan yang
dapat berlanjut menjadi penyulit selama kehamilannya.
Terapi apa saja yang sudah didapat untuk mengatasi keluhan ibu.
ANC : untuk mengetahui riwayat ANC, teratur atau tidak, tempat ANC
dan saat kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009). Serta bagaimana hasil
yang didapat.
Gerakan janin: pertama kali gerakan janin dirasakan dan bagaimana
keadaannya sekarang aktif/gerakan, berkurang/tidak bergerak.
Pada primigravida gerakan anak mulai dirasakan pada minggu ke-18,
sedangkan pada multigravida gerakan anak mulai dirasakan pada
minggu ke-16.
Gerakan anak normalnya rata-rata 34 kali perhari, apabila kurang dari 15
kali per hari maka dikatakan gerakan rendah.
Imunisasi TT : kapan disuntik TT dan sudah berapa kali.
Imunisasi yang dianjurkan adalah imunisasi TT, imunisasi ini diberikan
untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dan pada ibu bersalin.
Penyuluhan yang sudah didapat:
Apabila dicek kembali, seharusnya ibu telah mendapatkan penyuluhan
dari tempat ANC seperti:
- Persiapan persalinan
- Enam tanda bahaya/ kegawatdaruratan obstetri yaitu sakit kepala
hebat, pandangan mata kabur, sakit perut hebat, keluar cairan
pervaginam, oedema pada wajah dan tangan, gerakan janin
melemah, beserta cara mengatasinya.
- Persiapan komplikasi.
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
- Istirahat
- Personal hygine, termasuk kebersihan payudara dan vulva hygine.
- Senam hamil.
- Aktivitas.
- Kebutuhan seksual.
- Gerakan Janin.
- Obat dalam kehamilan.
- Pentingnya Imunisasi TT.
- Pemberian tablet Fe beserta cara meminum dan efek sampingnya.
f) Riwayat KB
Untuk mengetahui ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila
pernah disebutkan kontrasepsi apa yang digunakan dan lamanya
penggunaan, sehingga dapat diketahui jarak kehamilannya. Penting juga
untuk dikaji kapan terakhir pemakaian dan apakah ada keluhan yang dialami.
g) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan ibu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit
menular, menurun, menahun yang dapat mempengaruhi kehamilannya
seperti DM, hipertensi, asma, TBC, HIV/AIDS jantung, hepatitis.
Riwayat Kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah di dalam keluarga pernah ada atau sedang ada
yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun yang dapat
mempengaruhi kehamilan ibu seperti DM, hipertensi, asma, TBC,
HIV/AIDS, jantung, hepatitis, serta apakah ada riwayat keturunan
kembar dalam keluarga.
h) Pola fungsional kesehatan
Nutrisi : untuk mengetahui bagaimana status gizi ibu. Apakah nutrisinya
cukup bagi ibu dan bayi atau tidak. Karena pada umumnya dalam masa
kehamilan, ibu membutuhkan tambahan kalori sebesar 300 kalori per
hari. Begitu juga kebutuhan zat besi, protein, dll. Semua kebutuhan
nutrisi ibu bertambah.
Eliminasi : hal ini perlu dikaji untuk mengetahui pola BAB dan BAK
ibu sehari-hari yang meliputi frekuensi dan konsistensi. Karena biasanya
dalam masa kehamilan, cenderung berubah dari semasa sebelum hamil.
Pada masa kehamilan biasanya ibu akan mengalami lebih sering kencing
dan konstipasi.
Aktivitas :ini penting ditanyakan karena data ini memberikan gambaran
tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan ibu di rumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan
penyulit masa hamil.
Istirahat : bidan perlu menggali kebiasaan istirahat pasien supaya
diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang
senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Hal ini meliputi lama
dan bagaimana kualitas istirahatnya, apakah nyenyak atau tidak.
Normalnya tidur siang 1-2 jam, dan tidur malam 6-8 jam.
Personal hygiene :ini penting ditanyakan karena bagaimanapun juga hal
ini akan memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.
Pola seksualitas :walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi
pasien, namun penting bidan untuk menanyakan kebiasaan ini, karena
terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup
mengganggu pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi.
Dapat dijelaskan pada ibu bahwa selama tidak ada keluhan yang dapat
membahayakan kehamilannya maka boleh dilakukan.
i) Faktor psikososial dan budaya
Untuk mengetahui bagaimana penerimaan pasien beserta keluarganya
terhadap kehamilan ini. Karena hal ini akan sangat berpengaruh pada
psikologis ibu. Serta apakah ada adat budaya dalam keluarga atau kebiasaan
ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan. Seperti kebiasaan merokok,
minum jamu, narkoba, pantangan makanan, memelihara binatang.
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat di observasi dan
dilihat oleh tenaga kesehatannya.
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang,
atau jelek.
Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien yaitu
composmentis, apatis, atau somnolens.
Tekanan Darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau
hipotensi). Batas normalnya adalah 120/80 mmhg.
Suhu : untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris atau
infeksi dengan menggunakan skala derajat celsius. Suhu badan normal
wanita hamil 35,6-37,6ºC.
Nadi : untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit,
denyut normal 70x-88x/menit.
Pernapasan : untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit. Batas normalnya 18-24x/menit.
Tinggi badan : untuk mengetahui tinggi badan ibu.Normalnya, tinggi
badan >145 cm. Jika diketahui bumil dengan TB < 145cm maka
tergolong low high yang kemungkinan resiko panggul sempitnya lebih
tinggi.
Berat badan : untuk mengetahui berat badan ibu, malnutrisi atau
tidak.Normalnya kenaikan BB pada TM 1 adalah 1-2 kg, pada TM II
adalah 5 kg, sedangkan pada TM III tidak boleh naik 0.5 kg tiap minggu.
Normalnya BB selama kehamilan meningkat 10-12 kg. Karena apabila
ibu kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus
prematurus, insersia uteri. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan
resiko preeklampsi dan bayi yang terlalu besar.
2) Pemeriksaan Fisik
Muka : apakah ada oedema, pucat.
R/: Apabila oedema maka ibu resiko preeklampsia, dan apabila pucat
ibu resiko anemia.
Mata : identifikasi warna konjungtiva dan sklera.
R/: karena apabila konjungtiva pucat ibu resiko anemia, dan apabila
sklera berwarna kuning ibu resiko terkena gangguan hati.
Mulut : identifikasi adanya sianosis atau kepucatan dan pecah-pecah
pada bibir dan lidah.
R/: perlu dicurigai ibu mengalami dehidrasi apabila bibirnya pucat dan
pecah-pecah.
Leher : identifikasi adakah pembengkakan kelenjar thyroid, dan lymfe
dan adakah pembengkakan vena jugularis.
R/: untuk mengetahui apakah ibu memiliki gangguan pada kelenjar
thyroid, kelenjar lymfe, dan gangguan pada jantung
Payudara :adakah hyperpigmentasi areola mammae, puting susu datar,
tenggelam/menonjol, kolostrum sudah keluar/ belum.
R/: untuk persiapan laktasi.
Abdomen : identifikasi apakah ada bekas SC atau bekas operasi lain,
apakah ada striae gravidarum, mengukur TFU.
R/: untuk memastikan pembesaran perut sesuai usia kehamilan. Ibu
hamil pembesarannya membujur sebagai tanda letak bayi, striae alba
sebagai tanda pernah hamil yang lalu, striae lividae tanda hamil
sekarang, linea alba dan nigrae, garis antara simfisis- pusat yang tampak
putih.
2.3.5 Penatalaksanaan
Pelaksanaan merupakan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu yang mengacu pada Perencanaan.
2.3.6 Evaluasi
Tahap ini menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan. Bila tindakan yang
dilakukan mencapai tujuan, perlu dipertimbangkan kemungkinan masalah baru
yang timbul akibat keberhasilan. Dan sebaliknya bila tindakan tidak mencapai
tujuan, maka langkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Juni 2015
Tempat : Ruang KIA/ KB Puskesmas Sedati Sidoarjo
Jam : 11.00 WIB
No. Register : 33xxx
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Identitas Ibu Identitas Suami
Nama ibu : Ny. “S” Nama suami : Tn. “J”
Umur : 20 tahun Umur : 30 tahun
Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tambak Cemandi, Sidoarjo
2. Alasan kunjungan
Memeriksakan kehamilan pertama pada petugas kesehatan.
3. Riwayat Menstruasi
- HPHT : 25 Oktober 2014
- Siklus : 30 hari
- Lamanya : 6-7 hari
- Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/ hari
- Nyeri haid : tidak ada
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
K
Kehamilan Persalinan Anak Nifas E
T
S
A
u H
n M
a i
a U J BB a Lama
m Penyulit Penolong Jenis Tempat Penyulit d Penyulit
k K K /PB t menyusui
i u
k i
k p
e
e
1 1 H A M I L I N I
5. Kehamilan sekarang :
2. Ini adalah kehamilan pertama Ny S dengan usia kehamilan 32 minggu.
3. Ini merupakan kunjungan ke-6 ke tenaga kesehatan.
4. Hasil PP Test (+), diperiksa pada kunjungan awal ke tenaga kesehatan.
5. Keluhan pada
Trimester 1 : Mual-mual dan pusing.
Tidak ada penyulit, hanya berupa ketidaknyamanan yang fisiologis.
Trimester 2 : Tidak ada keluhan.
6. Gerakan janin aktif.
7. Penyuluhan dan obat-obatan yang sudah didapatkan: tanda bahaya kehamilan
muda, nutrisi, personal hygiene, istirahat, kebutuhan seksual, serta pemberian
tablet Fe, vitamin B6, vitamin B complex, asam folat, kalk.
8. Status TT : TT 1 dan 2 sudah diberikan pada kehamilan ini.
9. HPL : 2 Agustus 2015.
6. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB apapun sebelumnya, karena ini adalah kehamilan
pertamanya.
7. Pola Fungsional Kesehatan
1) Nutrisi
Frekuensi makan 3x sehari, porsi sedang. Menu sayur, nasi, lauk dan buah.
Minum tetap seperti biasa sebelum hamil ±8 gelas perhari. Ibu minum susu hamil
sehari 1-2 kali/ hari. Tidak ada pantangan makanan.
2) Eliminasi
BAK lebih sering daripada sebelum hamil, 6-7 kali/ hari. BAB tetap frekuensi 1x
sehari seperti sebelum hamil, dengan konsistensi feses lunak.
3) Istirahat
Tidur seperti biasa sebelum hamil ±8 jam sehari.
4) Aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga biasa seperti sebelum hamil.
8. Riwayat kesehatan ibu
Pernah menderita penyakit asma, tapi selama kehamilan tidak pernah kambuh.
Tidak sedang/ tidak pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/Aids),
menurun (DM, hipertensi), dan menahun (TBC, jantung, hipertensi) serta tidak ada
riwayat kembar.
9. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sedang / pernah menderita penyakit menular
(hepatitis, TBC, HIV/Aids), menurun (DM, asma, hipertensi), dan menahun (TBC,
jantung, hipertensi) serta tidak ada riwayat kembar.
10. Riwayat Psikososial dan budaya
Kehamilan ini sangat diharapkan oleh ibu dan keluarga. Suami dan keluarga
menerima kehamilan ibu. Tidak ada kepercayaan dan budaya/ adat istiadat yang ibu
yakini yang merugikan selama kehamilan. Ibu tidak merokok, tidak mengkonsumsi
alkohol, jamu, obat penenang dan narkoba.
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70
Suhu : 36,5ºC
Nadi : 82x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Berat Badan
- Sebelum hamil : 55 kg
- Setelah hamil : 61 kg
TB : 155 cm
LILA : 25,5 cm
KSPR : 10
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Wajah : Tidak ada oedem, tidak pucat.
2) Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera putih.
3) Mulut : bibir tidak pucat, tidak kering, dan tidak pecah-pecah.
4) Payudara : Puting bersih dan menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada aerola
mammae.
5) Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi.
6) Ekstremitas
Atas : tidak oedem.
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises.
b. Palpasi
1) Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar tiroid, dan
kelenjar limfe.
2) Abdomen :
a) Tidak ada nyeri tekan
b) Leopold 1 : TFU 1 jari di atas pusat, bagian fundus ibu tidak teraba
bagian janin (kosong)
c) Leopold 2 : teraba bagian keras, kecil tunggal di kanan perut ibu dan
bagian besar lunak di bagian kiri perut ibu.
d) Leopold 3 : teraba bagian janin keras memanjang di bagian bawah
perut ibu.
e) Leopold 4 : tidak masuk PAP (konvergen)
c. Auskultasi
DJJ : 144x/menit
Terdengar di punctum maksimum kiri pusat perut ibu.
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan USG :
Tanggal 15 Juni 2015, hasil USG:
Letak melintang, kepala janin tampak di sebelah kiri.
Placenta di fundus
c. Pemeriksaan Laboratorium :
Golongan darah :A Albumin urine : Negatif
Hb : 12,7 gr% Reduksi urine : Negatif
HIV : Non reaktif
d. Pemeriksaan Panggul luar :
Distantia Spinarum : 22 cm (Normal : 23-26 cm)
Distantia Cristarum : 26 cm (Normal : 26-29 cm)
Conjugata Externa : 18 cm (Normal : 18-20 cm)
Pinggir atas sympisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior : 90 cm
Kesimpulan : Panggul Sempit.
4. Skor Poedji Rochjati :
Skor awal :2
Kelainan letak lintang :8
Total : 10 (Kehamilan Resiko Tinggi)
C. ANALISIS
G1P0000 UK 32 minggu janin tunggal, hidup, intrauterine dengan kelainan letak lintang dan
suspect CPD.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. Ibu mengerti keadaannya dari penjelasan
bidan.
2. Menjelaskan mengenai keadaan kehamilan ibu bahwa terdapat kelainan letak, yaitu
letak lintang, sehingga diperlukan persiapan persalinan ke Rumah Sakit untuk tindakan
awal, untuk itu ibu harus rutin melakukan pemeriksaan ulang setiap minimal 2 minggu
sekali ke petugas kesehatan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.
3. Menanyakan masalah-masalah yang dirasakan ibu dengan hasil pemeriksaan ini, agar
bidan mampu membantu pasien dalam mengatasi kecemasan pasien tersebut. Ibu
menanyakan tentang masalah yang dicemaskan seperti proses rujukan ke Rumah Sakit
dan tanda-tanda persalinan.
4. Memberikan HE :
a. Aktivitas, menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas berat terlebih dahulu,
ibu bersedia melakukannya di rumah.
b. Nutrisi, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi selama kehamilannya
ini dan istirahat yang cukup, ibu bersedia melakukannya di rumah.
c. Tentang tanda bahaya kehamilan agar terdeteksi secara dini bila terjadi dalam
kehamilan, yaitu seperti :
- Sakit kepala hebat
- Pandangan mata kabur
- Nyeri perut hebat bagian bawah
- Perdarahan pervaginam
- Bengkak pada ektremitas dan wajah
- Gerakan janin berkurang atau tidak ada
Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali.
d. Tanda persalinan, seperti:
- keluar cairan lendir bercampur darah
- air ketuban pecah
- adanya kontraksi yang teratur
Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali..
e. Persiapan persalinan, ibu mengatakan akan mendiskusikannya dengan suami.
f. Memberikan konseling KB kepada ibu sebagai upaya pencegahan kehamilan
berikutnya karena proses persalinan ibu dengan bantuan dokter yaitu operasi SC
maka diperlukan penyembuhan luka yang optimal sebelum adanya kehamilan
selanjutnya. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan akan mendiskusikan
dengan suami
5. Memberikan terapi obat oral :
a. Fe 1x60 mg, dianjurkan diminum malam hari sebelum tidur untuk menghindari
rasa mual yang muncul sebagai efek samping tablet Fe. Efek samping lainnya yaitu
terjadi perubahan warna feses menjadi kehitaman, sulit BAB. Dapat diberitahukan
pada ibu bahwa hal ini normal dan tidak berbahaya dan akan hilang setelah
beberapa hari.
b. B complex 1x1.
c. Kalk 1x 500 mg.
Ibu mengatakan akan meminum obatnya dan mengerti efek serta cara meminum
obatnya.
6. Memberitahu ibu tanggal kunjungan ulang selanjutnya tanggal 29 Juni 2015 atau
sewaktu-waktu apabila ibu memiliki keluhan dengan kehamilannya, ibu mengatakan
akan periksa kembali pada tanggal tersebut atau jika ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus Ny. S G1 P0000 UK 32 minggu, dari hasil pemeriksaan data subjektif, ibu
tidak merasakan adanya keluhan pada kehamilannya. Dalam pemeriksaan data objektif hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan normal. Detak Jantung Janin juga dalam
keadaan normal, yaitu 144x/ menit, hal ini sesuai dengan tinjauan teori yang telah dibahas pada
BAB 2 yaitu menurut Saifuddin, 2002 kisaran DJJ normal adalah 120-140x/menit.
Namun, pada pemeriksaan palpasi leopold 1 ditemukan bahwa fundus uteri ibu teraba
kosong, leopold 2 teraba bagian keras, kecil tunggal di kanan perut ibu dan bagian besar lunak di
bagian kiri perut ibu, leopold 3 teraba bagian janin keras memanjang di bagian bawah perut ibu,
serta leopold 4 teraba kosong. Hal ini sesuai teori Sastrawinata, 2005 tentang palpasi pada
kehamilan letak lintang. Oleh karena itu, pada keadaan ini, kehamilan Ny. S merupakan
kehamilan dengan kelainan letak lintang. Menurut hasil pemeriksaan USG dilakukan oleh ibu
pada tanggal 15 Juni 2015, tampak hasil adanya kelainan letak lintang, dengan kepala janin di
bagian kiri ibu. Dengan begitu, tidak ada kesenjangan antara hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh bidan dengan hasil USG ibu. Oleh sebab itu, dalam kasus ini, bidan menganjurkan pada ibu
agar diperlukan adanya persiapan persalinan ke rumah sakit sejak dini serta melakukan
pemeriksaan rutin minimal 2 minggu sekali pada petugas kesehatan untuk memantau
kehamilannya.
Dengan hasil palpasi yang demikian, hasil Tinggi Fundus Uteri ibu hanya 1 jari diatas
pusat. Dimana seharusnya pada kehamilan normal usia 32 minggu TFU normal sesuai teori Hani,
dkk (2010) pada kehamilan fisiologis menurut adalah setengah pusat-processus xipoideus .
Karena kelainan letak lintang ini menyebabkan perut ibu melebar ke samping dan pada fundus
tidak teraba bagian janin sehingga tinggi fundus lebih rendah. Hal ini sudah sesuai dengan teori
letak lintang seperti yang dikemukakan oleh Datta (2009).
Pada kasus Ny. S ini, kelainan letak lintang yang terjadi dicurigai karena suspect CPD.
Dikarenakan pada hasil pemeriksaan panggul ibu terlihat bahwa ukuran panggulnya mendekati
panggul sempit. Ukuran panggul ibu mendekati batas minimal panggul normal. Yaitu : Distantia
Spinarum : 22 cm dimana normal : 23-26 cm, Distantia Cristarum : 26 cm Normal : 26-29 cm,
Conjugata Externa : 18 cm Normal : 18-20 cm. Oleh karena itu bidan mencurigai kelainan letak
lintang pada Ny. S ini disebabkan karena suspect CPD.
Skor Poedji Rochjati pada kasus Ny. S adalah 10 yang bearti Ny. S termasuk ke dalam
kehamilan resiko tinggi (KRT). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan Kehamilan Risiko
Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10. Pemberian skor adalah pada umur dan paritas diberi
skor 2 sebagai skor awal dan tiap faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada letak sungsang, luka
bekas sesar, letak lintang, perdarahan antepartum, dan preeklamsia berat/eklamsia diberi skor 8.
Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), harus diberi penyuluhan untuk bersalin di puskesmas, polindes,
atau langsung di rumah sakit saja. Terutama pada letak lintang primigravida, dengan tinggi
badan rendah (Rochjati, 2003). Maka persalinan Ny. S harus dilakukan pada tenaga kesehatan
minimal pada Puskesmas. Ny. S sudah mengetahui hal tersebut dan telah mempersiapkan untuk
persalinannya di tenaga kesehatan.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada kehamilan letak lintang Ny. S ini tidak dilakukan
versi luar karena beresiko tinggi. Serta juga tidak dilakukan lutut dada (knee-chest) karena usia
kehamilan ibu sudah 32 minggu. Sedangkan lutut dada menurut Manuaba (2010) dilakukan pada
usia kehamilan masih muda. Karena itulah bidan tidak melakukan tindakan tersebut pada Ny. S
ini.
Kemudian bidan juga memberikan terapi obat oral pada ibu yaitu Fe, Kalk, dan B
compleks pada Ny. S ini. Dengan dosis Fe, 1x60 mg, Kalk 1x 500mg, dan B compleks 1x1.
Tablet Fe diberikan sebagai penambah darah pada untuk mencegah agar ibu tidak anemia. Kalk
diberikan untuk membantu pertumbuhan tulang janin dan mencegah ibu mengalami
osteoporosis. Bidan juga memberikan terapi obat oral B Compleks 1x1. Dimana di dalamnya
sudah mengandung multivitamin yang dibutuhkan ibu dan untuk pertumbuhan janinnya.
Selain hal tersebut di atas, ibu tidak memiliki masalah lain pada kehamilannya, juga ibu
tidak merasakan adanya keluhan-keluhan yang mengganggu pada kehamilannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kehamilan yang diberikan pada “Ny. P” telah sesuai dengan tujuan antara lain :
a. Pengertian letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada
umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu
berada pada pintu atas panggul.
b. Dalam melakukan pengkajian data, data yang ditemukan sudah lengkap hanya kurang
pada pemeriksaan fisik bagian genetalia.
c. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa sesuai teori
dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
d. Rencana disusun sesuai kebutuhan, namun tidak semua rencana yang ada di teori
terdapat pula pada tinjauan kasus. Versi luar tidak dilakukan karena beresiko tinggi dan
tidak dilakukan lutut dada (knee-chest) karena usia kehamilan ibu sudah 32 minggu.
Sedangkan lutut dada menurut Manuaba (2010) dilakukan pada usia kehamilan masih
muda.
e. Evaluasi yang diberikan yaitu menanyakan tentang kecemasan ibu selama kehamilan
ini, memberikan HE pada klien tentang berupa nutrisi selama hamil, aktivitas,
pentingnya persiapan persalinan, tanda – tanda bahaya pada kehamilan, dan tanda
persalinan serta memberikan konseling KB.
5.2 Saran
Pada pasien Ny S diharapkan dapat kooperatif dengan petugas kesehatan bahwa dirinya
harus waspada dengan tanda persalinan, karena persalinannya harus dilakukan di Rumah Sakit.
Bidan yang bertugas di Puskesmas sedati juga harus memantau selalu perkembangan pasien
tersebut agar proses persalinan bisa dilakukan secara tepat dengan pertolongan Dokter. Hal ini
dikarenakan kehamilan dengan letak lintang tidak bisa ditolong oleh bidan, karena bersifat
patologis. Sehingga bidan perlu melakukan rujukan dini dan berkolaborasi dengan dokter SpOG.
DAFTAR PUSTAKA
Datta, Misha,dkk. 2009. Rujukan Cepat Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC
Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan.
Jakarta : Kemenkes
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo