Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MATA KULIAH DASAR-DASAR

PENDIDIKAN MIPA

“Pendidikan MIPA”
Disususn oleh:
Stefanni Viga Gracia Permatasari
K2316058
I. ABSTRAK:

Dasar-dasar Pendidikan MIPA adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya


budi pekerti seseorang dengan menggunakan MIPA sebagai sarananya. IPA (sains)
dipandang sebagai a way of thinking, a way investigating, a body of knowlage yaitu cara
memperoleh pemahaman tentang fenomena alam dan sifat-sifatnya, cara menyelidiki
bagaimana fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan yang
dihasilkan dari keingin tahuan seseorang. Kemudian, untuk membuat sains berkembang
dengan cepat ilmuan-ilmuan terdahulu menggunakan matematika sebagai bahasa yang
dinyatakan dengan simbol-simbol dan istilah yang benar dan tepat yang telah disepakati
bersama. Pendidikan MIPA membawa manusia untuk mengetahui tentang pentingnya
mempelajari alam sehingga kita sebagai manusia terbawa pada kehidupan yang bermakna
dan bermanfaat

Pendidikan MIPA juga sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan
kontribusi nyata untuk perwujudan manusia Indonesia  yang utuh, menghendaki sarana yang
mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada anak didik,  membuat mereka
mampu berpikir kritis, menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien,
menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka. Setiap manusia wajib memiliki
pengetahuan yang cukup.

II. PENDAHULUAN

Pelajar Indonesia beranggapan bahwa Matematika meupakan pelajaran yang sulit,


karena mereka harus berkutik dengan angka-angka, ditambah dengan pelajaran Ilmu
pengetahuan alam. Pada materi di sekolah, para pelajar harus menerima pelajaran seperti
Biologi, Fisika, Kimia, Astronomi, yang pada dasarnya merupakan kolaborasi antara ilmu
alam dengan matematika. Bagaimana bisa terjadi keterkaitan antara matematika dngan Ilmu
pengetahuan alam?

Saat ini perkembangan zaman semakin maju, khususnya di bidang Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam perkembangannya terkait banyak hal seperti ilmu bahasa dan
imu hitung-menghitung. Ilmu bahasa digunakan untuk sarana komunikasi dan dikembangkan
lebih mendalam lagi supaya keterkaitan antara ilmu pengetahuan alam dan matematika dapat
dijelaskan dengan jelas dan mudah dipahami oleh banyak orang. Dengan demikian melalui
makalah ini, akan disampaikan kelebihan dan peranan Matematika serta Ilmu Pegetahuan
Alam agar dapat menjadi pegangan untuk mencapai tujuan pendidikan.

III. PEMBAHASAN

Ilmu pengetahuan alam bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia. Sekarang telah
berkembang pesat dan telah banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Penmuan-
penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat memberikan kemudahan
dan peningkatan kehidupan masyarakat. Misalnya peningkatan penyediaan sandang dan
pangan, kualitas kesehatan  individu dan masyarakat.

Ilmu pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata latin
“Scientia” yang berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula berarti ilmu
pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (Social science) maupun ilmu
pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science”
maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia disebut ilmu
pengetahuan alam dan disingkat IPA. sedangkan IPA sendiri terdiri dari ilmu fisik (Physical
science) antara lain kimia, fisika, astronomi dan geofisika, serta ilmu biologi (life science). 

Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam. 

IPA pada hakekatnya merupakan suatu produk, proses sikap ilmiah dan aplikasi
dengan penjelasan sebagai berikut :
 IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk atau hasil. IPA merupakan sekumpulan
pengetahuan (dalam definisi pertama dan kedua) dan sekumpulan konsep-konsep dan
bagan konsep (dalam definisi ketiga) yang merupakan hasil suatu proses tertentu.
 IPA pada hakikatnya adalah suatu proses (dalam definisi kedua). Yaitu proses yang
digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-
produk IPA. Dalam Proses ini digunakan metode ilmiah dan terutama ditekankan
pada proses observasi dan eksperimen (dalam definisi pertama dan kedua).
 IPA pada hakikatnya merupakan hasil dari pelaksanaan sikap yang dimiliki seseorang
setelah memiliki ilmu. Sikap ilmiah juga diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut
dari ilmu (sains) itu sendiri.
 IPA pada hakikatnya merupakan konsep ilmiah yang bersifat abstrak, dapat diartikan
seagai upaya penerapan konsep ilmiah yang dimanfaatkan untuk memecahkan
berbagai persoalan dalam kehidupan secara praktis. Bentikkonkrit dari penjelmaan
onsep ilmiah ini disebut teknologi.

Matematika mempunyai sumbangan yang penting bagi perkembangan IPA.


Matematika antara lain berperan sebagai penunjang untuk memahami gejala-gejala alam dan
untuk memperhitungkan secara logis sesuatu yang tidak dapat diperoleh dari observasi dan
eksperimen. Matematika juga digunkan sebagai bahasa yang dinyatakan dengan simbol-
simbol dan istilah untuk emudahakan menerjemahkan bagasa IPA dalam bentuk rumus-
rumus. Perkembangan IPA bukan hanya karena proses induksi dan deduksi, tetapi juga ada
peranan matematika. Pengetahuan yang diperoleh dengan metoda ilmiah yang disertai
perhitungan matematika melahirkan IPA kuantitatif yang dipandang merupakan IPA
modern. 
Sebagai suatu produk, proses maupun penerapan, IPA memiliki ciri-ciri tertentu yang
dapat membedakan ilmu pengetahuan lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah : 
1) Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti konsep-konsep dan teori
IPA tetap konsisten dan berlaku dimana-mana. Hal ini antara lain karena IPA
tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan menjangkau nilai-nilai keindahan
dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh kebudayaan masing-masing
tempat.
2) Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji kebenarannya
oleh siapa saja pada setiap waktu. ini berarti konsep-konsep IPA dapat dibuktikan
oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada waktuyang berbeda-beda. 
3) Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat tentatif yang
berarti kemungkinan dapat diubah bila ditemukan fakta baru yang tidak sesuai
dengan konsep dan teori tersebut. 

Hakekeat Matematika
Matematika pada hakikatnya merupakan pemikiran manusia yang berhubungan
dengan idea, proses dan pemikiran. Di dalam mempelajari matematika kita sangat
memerlukan pengertian (pikiran/penalaran) tidak cukup hanya dengan hafalan saja.
Matematika terdiri darri 4 wawasan yang luas yaitu: Aritmatika, Aljabar, Geomeri, dan
Kalkulus.
Matematika adalah ratunya ilmu sekaligus pelaynnya (Mathematics is the queen and
the servant of the sciences). Maksutnya antara lain ialah bahwa matematika itu tidak
bergantung tergantung kepada bidang studi lain dan bidang studi lain (terutama IPA) tanpa
matematika tidak bisa berkembang banyak. Fungsi matematika itu sendirinya adalah
melayani ilmu pengetahuan (bidang studi) lainnya.
Bahasa matematika, agar dapat dipahami dengan mudah dan tepat dinyatakan dengan
simbol-simbol dan istilah yang benar dan disepakati bersama. Matematika adalah ilmu
deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) saja,
tetapi generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif; Matematika adalah
ilmu tentang pola keteraturan; ilmu tentang struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur-
unsur yang tidak di definisikan, ke unsur-unsur yang di definisikan, ke aksioma/postulat, dan
akhirnya ke dalil.

Hakikat MIPA
Matematika dengan IPA merupakan ilmu dasar yang mempunyai saling keteraitan
yang sangat erat. IPA tidak mungkin dapat berkembang tanpa bantuan Matematika, sehingga
mendorong Matematika untuk lebih berkembang. Matematika dan IPA juga bersama-sama
mengembangkan kemajuan teknologi. Teknlogi berkembang denga pesat karena bantuan
MIPA. Karenanya karakteristik dari Matematika perlu diketahui oleh guru IPA dan
sebaliknya karakterstik dari IPA perlu diketahui oleh guru Matematika. Wawasan tentang
MIPA yang dimiiki oleh guru-guru MIPA di sekolah menengah akan dapat memberikan
bekal yang positif dalam menyampaikan materi-materi MIPA.

Tujuan Pengembangan Pendidikan Keterampilan MIPA dalam Dunia Pendidikan. 


Tujuan pengembangan pendidikan keterampilan MIPA dalam dunia pendidikan
adalah sebagai berikut : 
1. Sebagai wahana pendidikan umum untuk semua siswa guna membentuk masyarakat
yang mengerti sains.

 Sains sangat penting dalam segala aspek kehidupan, karena itu perlu dipelajari
agar semua insan Indonesia mencapai literasi sains, sehingga membentuk
masyarakat yang melek sains namun tetap berkarakter bangsa.
2. Aplikasi Mipa Dalam Penyediaan Fasilitas dan Tenaga.
a. Saat ini, banyak dari fasilitas yang kita gunakan merupakan produk dari
hasil pembelajaran MIPA. Maksudnya bahwa fasilitas yang dapat kita
nikmati saat ini kebanyakan dibuat berdasarkan pemahaman terhadap
pelajaran MIPA. Contoh : pembuatan sabun, pemahaman atau aplikasi
ilmu kimia pada materi koloid.
b. Dengan mempelajari dan memahami MIPA, akan mampu menciptakan
peluang kerja (penyediaan tenaga). Contoh: sebagai guru, dokter, ilmuan,
dll.
3. Sebagai cara berpikir.
4. Sebagai cara untuk menyelidiki.
5. Sebagai pengetahuan.
6. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep
IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
7. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan mela-kukan kerja
ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.
8. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam.
9. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya.
10. Lebih jauh diungkapkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam pendidikan IPA
berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan “apa yang akan
dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.
Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi
lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain.
11. Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari.
12. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, dan ide tentang
alam di sekitarnya.
13. Membina siswa untuk bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,
bertanggungjawab, bekerjasama dan mandiri. 
14. Siswa mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan
suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan MIPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan MIPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan MIPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan
“berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan
pendidikan MIPA adalah memadukan antara pengalaman proses MIPA dan pemahaman
produk serta teknologi MIPA dalam bentuk pengalaman langsung yang berdampak pada
sikap siswa yang mempelajari MIPA.

Kecenderungan pendidikan MIPA di Indonesia:


 Pendidikan hanya beriorientasi pada tes/ujian.
 Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
 Pendidikan lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai
produk dan peserta didik menghafal informasi faktual.
 Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah, peserta
didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya.
 Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain
afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah
keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jum-lah peserta didik per kelas
yang terlalu banyak.
 Evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar yang berkaitan
dengan domain kognitif dan tidak menilai proses.

Hal-hal diats yang membuat para pelajar Indonesia beranggapan bahwa Matematika dan IPA
meupakan pelajaran yang sulit. Oleh sebab itu perlu bagi guru untuk mengembangkan
kegiatan berpikir ilmiah. Untuk kegiatan berfikir ilmiah diperlukan sarana atau alat bentu
berfikir ilmiah, antara lain: logika, dan penalaran
1. Logika.
Logika merupakan salah satu sarana berfikir ilmiah, yaitu cara penarikan kesimpulan,
pengkajian befikir secaa sahih. Logika dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: logika
induktif, logika deduktif dan logik ilmiah.
a. Logika Induktif, kegiatan penarikan kesimpulan melaui logika ini dimulai dari
menganalisa kasus-kasus yang khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang
lebih umum. Contohnya: kita tahu bahwa gajah memiliki mata, kambing juga
memiliki mata, dan lalat juga memiliki mata. Dengan demikian kita dapat
menyimpulkan secara induktif bahwa semua hewan memiliki mata.
b. Logika Deduktif, adalah kegiatan penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan umum untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih khusus . logika
deduktif didapatkan melalui metode sillogisme yang terdiri dari premis mayor
(mencangkup pernyataan umum), premis minor (pernyataan yang lebih
khusus, dan kesimpulan yang menjadi penyimpul dari kedua pernyataan
sebelumnya. Contohnya: premis mayor mahasiswa pendidikan fisika rajin
masuk kuliah; premis minor Andi mahasiswa pendidikan fisika; kesimpulan
Andi rajin masuk kuliah.
c. Logika Ilmiah adalah penggabungan logika induktig dan logika deduktif.
Digunakan untuk mendapatn pengetahuan yang ilmiah.
2. Penalaran.
Adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berfikir menggunakan logika
tertentu, dan alur tertentu sehingga dapat dianalisis.

IV. PENUTUP

Pendidikan MIPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu
pendidikan dan MIPA itu sendiri. Pendidikan MIPA merupakan mata pelajaran yang cukup
dianggap sulit sehingga perlu pelayanan yang serius supaya keberhasilan proses
pembelajarannya tercapai dengan baik. Oleh sebab itu diperlukan pengertian keterkaitan
antara Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, agar pelajar lebih mengerti pentingnya
pendidikan MIPA. Selain itu menerapkan kegiatan berfikir ilmiah juga merupakan solusi
supay pelajar tidak kesulitan dalam menerima pendidikan MIPA.
V. DAFTAR PUSTAKA
 http://dwihansite29.blogspot.co.id/2014/05/tujuan-mengembangkan-
pendidikan.html (Tujuan Mengembangkan Pendidikan Keterampilan MIPA
Dalam Dunia Pendidikan. Selasa 27 Mei 2014)
 https://sophiascientia.wordpress.com/ (Hakikat Berfikir Ilmiah. Sophia
Scientia)
 Djatun Rachmat. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan
 Margana. Maryana. Sunyoto Lithon. Trustho Rahatjo. 1994. Dasar-Dasar
Pendidikan MIPA

Anda mungkin juga menyukai