Anda di halaman 1dari 10

Laporan Jurnal

RS Daya

“The effectiveness of stretching for infants with congenital


muscular torticollis”

JUSMAN

PO715241192006

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


PRODI PROFESI FISIOTERAPI
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus komprehenship I di RS Daya mulai tanggal 2 Msret 2020 sampai dengan 13
Maret 2020 dengan judul kasus “The effectiveness of stretching for infants with congenital
muscular torticollis” telah disetujui oleh Pembimbing Lahan (Clinical Instruction) dan
Preceptor (Dosen).

Makassar, ..............................................

Clinical Instruction, Preseptor

NIP. NIP.

2
Judul :

The effectiveness of stretching for infants with congenital muscular torticollis


Penulis :
Bradley Poole and Swati Kale

School of Health Sciences, University of East Anglia, Norwich, UK

ABSTRAK

Latar Belakang: Congenital muscular torticollis (CMT), deformitas postural dari bayi yang terjadi
karna adanya pemendekan dari otot – otot Sternokleidomastoid (SCM), secara unilateral, dapat
ditandai dengan fleksi lateral kepala ke sisi ipsilateral dan rotasi serviks ke sisi kontralateral , Salah
satu permasalahan yang terjadi pada perinatal adalah torticollis. Torticollis (bahasa Latin: Torquere,
tortio = putar, collum = leher), terjadi akibatan trauma persalinan biasanya pada bayi lahir letak
sungsang. Manajemen fisioterapi konservatif pada kasus CMT terutama pada stretching SCM yang
mengalami masalah. Namun, ada bukti penelitian terbatas pada penggunaan stretching dapat
meningkatkan Ekstensibilitas SCM pada bayi dengan CMT.

Tujuan: Untuk meneliti efektivitas stretching pada bayi dengan kasus Congenital muscular torticollis
(CMT).

Metode: Sebuah pencarian sistematis dari AMED, CINAHL, MEDLINE, EMBASE, database bukti
fisioterapi (PEDro) dan Cochrane Library dilakukan selama periode 2011 – 2018.

Hasil: 7 artikel yang memenuhi kriteria kelayakan untuk dapat ditinjau dari jumlah Total 415 artikel
yang kumpulkan; dua artikel itu merupakan uji coba kontrol yang acak dan lima di antaranya adalah
Studi kohort. Studi biasanya melaporkan manfaat yang signifikan secara statistik dengan penanganan
Streching untuk restorasi rentang serviks gerakan dan ketebalan SCM (p < 0,05). Penilaian dari studi
menunjukkan kualitas bervariasi.

Kesimpulan: Hasilnya menunjukkan bahwa Streching adalah intervensi pengobatan yang efektif
pada kondisi CMT dan rujukan fisioterapi awal dapat menyebabkan penurunan durasi pengobatan.
Namun, karena variasi dalam kualitas studi; tambahan penelitian berkualitas tinggi diperlukan untuk
membantu merumuskan kesimpulan yang lebih kuat.

3
Kata kunci: Torticollis otot bawaan; CMT Streching Manajemen konservatif; Physiotherapy.

Pendahuluan

Torticollis adalah istilah Latin untuk ' twisted Neck ' atau kepala miring dan pada
awalnya didefinisikan oleh Tubby sebagai kelainan bawaan, yang ditandai dengan
kecenderungan laterocollis : kepala diarahkan ke bahu, rotational torticollis : kepala berputar
di sepanjang sumbu longitudinal, anterocollis : fleksi ke depan kepala dan leher , retrocollis :
hiperekstensi kepala dan leher ke belakang  dan deviasi wajah. Asimetri yang timbul akibat
posisi leher atau kepala biasanya disebabkan oleh disfungsi unilateral otot
sternockleidomastoideus dan trapezius. Penyebab terjadinya tortikolis muskular kongenital
ialah pemendekan otot sternokleidomastedius . Akibat trauma selama proses persalinan, atau
posisi bayi dalam kandungan. Umumnya, gejala dan tanda klinis diketahui pada 2 bulan
pertama dimana kepala mengarah ke arah sisi sakit, pembesaran otot-otot leher, spasme otot,
dan keterbatasan lingkup gerak sendi leher.

Gambar. Posisi tortikolis akibat disfungsi unilateral otot sternockleidomastoideus dan trapezius.

Congenital muscular torticollis (CMT) merupakan kelainan muskuloskeletal paling


umum dari peringkat ke 3 dari kasus bayi, di samping Hip Displasia adalah masalah sendi
pinggul yang sering muncul pada bay dan kaki club( kelainan bentuk kaki dan
pergelangan kaki) , dengan tingkat insiden dilaporkan 0,4 – 1.9% . Meskipun Congenital
muscular torticollis (CMT) dianggap sebagai kondisi umum pada bayi, etiologi masih harus
diklarifikasi. Fitur klinis CMT biasanya termasuk mengurangi rentang disfungsi
osipitoservikal, disfungsi vertebra servikal (sindrom Klippel-Feil), dan hemivertebra. Pada
sindrom Klippel-Feil terdapat fusi dan berkurangnya jumlah vertebra servikal C1-C2 yang
menyebabkan leher menjadi pendek, garis rambut rendah, dan terbatasnya gerakan leher)
untuk rotasi ipsilateral dan fleksi lateral yang kontralateral dan kemiringan kepala di fleksi
lateral terhadap Sternokleidomastoid (SCM) terpengaruh. Penanganan tortikolis muskular
kongenital terdiri dari farmakologis, nonfarmakologis, dan pembedahan. Prognosis disebut

4
baik bila tercapai hasil yang baik setelah 6 bulan terapi dengan penanganan rehabilitasi , dan
memburuk bila tidak terdapat perubahan dalam 6 bulan terapi ditandai oleh wajah yang asimetris.

ANALISIS PICOT

A. Populasi dan Sampel


a.) Populasi
Sebanyak 540 peserta termaksud dalam 7 penelitian dengan ukuran sampel
bervariasi dari 37-149, 6 studi memiliki ukuran sampel yang relative kecil 50. Mean
usia berkisaran dari 44 (±14) hari – 4,5 bulan. Semua studi yang disertakan
mendokumentasikan rasio pria dan wanita dan menggabungkan 245 laki-laki dan 219
perempuan. Para peserta direkrut dari sebuah klinik pediatric yang harus menjalankan
rawat jalan jalan. Studi di lakukan di Korea Selatan, Italia, Swedia dan China.

b.) Sampel
Sejumlah penelitian menggunakan kriteria inklusi diagnostik serupa yang
terdiri dari kecenderungan laterocollis : kepala diarahkan ke bahu, rotational
torticollis : kepala berputar di sepanjang sumbu longitudinal, anterocollis : fleksi ke
depan kepala dan leher , retrocollis : hiperekstensi kepala dan leher ke belakang .
Ohman et al. dan Ryu et al. tidak menyatakan tanda-tanda klinis yang ada
untuk mendiagnosis Congenital muscular torticollis (CMT). Informasi ini akan sangat
berguna, mengingat berbagai macam subtipe Congenital muscular torticollis (CMT)
dengan pengecualian
Carenzio et al. dan Ohman et al. , semua penelitian yang dimasukkan
memiliki kriteria eksklusi yang jelas, yang memasukkan eksklusi partisipan dengan
kelainan kongenital tulang belakang leher, deformitas anomali kraniofasial, dan jenis-
jenis tortikolis lainnya seperti akut, spasmodik, neurogenik, dan bilateral.
Sejumlah penelitian membutakan penilai hasil untuk kelompok peserta dan
sebagai hasilnya membantu menjaga validitas internal studi. Namun, empat studi
secara eksplisit menyatakan hasil telah dirandom.
 Kriteria inklusi dan eksklusi
Artikel yang dipublikasikan dalam peer review jurnal dan diterbitkan dalam
bahasa Inggris dari 2011 dimasukkan, alasan adalah bahwa review yang sebelumnya
telah mengkaji literatur yang diterbitkan sampai 2011. Peserta diperlukan diagnosis

5
CMT dan intervensi harus menyertakan adalah Exercises. Hasil dari pencarian
disaring menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi

INKLUSI EKSLUSI
Studi di mana para peserta memiliki Studi yang telah peserta didiagnosis dengan
diagnosa. menderita penyakit patologis lainnya tions
tapi tidak CMT.
Studi yang dilakukan pada peserta Studi menggunakan intervensi peregangan
manusia dimasukkan. dengan rekan-intervensi atau bedah
intervensi.
CMT Peserta berusia antara 0 - 12 bulan Studi menggunakan peregangan sebagai
pada memulai pengobatan intervensi. Studi menggunakan pengobatan
konservatif. Studi yang diterbitkan dalam
bahasa Inggris.

B.Intervensi

Stretching interventions

 Sejumlah studi termasuk Menggunakan Cheng et al. Streching exercises Ini


menggabungkan pengguna peregangan oleh fisioterapis tiga kali seminggu, yang
terdiri dari tiga pengulangan dari 15 strectch manual dari SCM, dilakukan selama satu
detik dengan periode istirahat 2x10.Pengukuran hasil studi dimasukkan durasi
pengobatan dan rotasi pasif cervical dan gerakan lateral fleksi.
 Lee et al. menyimpulkan bahwa Streching menghasilkan hasil klinis yang baik
terlepas dari apakah temuan ultrasonografi normal atau abnormal. Studi lain
menemukan stretching manual tiga kali seminggu meningkatkan ROM cervical.
 kriteria klasifikasi klinis, sedangkan Lee et al menggunakan bayi dengan ultrasound
yang mengkonfirmasi diagnosis CMT, di mana tipe 1 dan tipe 2 yang ringan
menunjukkan campuran fibroblast yang berkembang biak dengan serat otot normal
dan tipe 3 dan 4 yang parah menunjukkan seluruh otot diganti dengan fibrotik band
tanpa otot normal.

6
 Untuk intervensi streching, penelitian ini menggunakan Cheng et al. protokol
stretching exercises dan terbukti efektif dalam meningkatkan ROM pada rotasi
cervical . Ini juga menyoroti bahwa peningkatan keparahan fibrosis menghasilkan
durasi pengobatan yang lebih lama.
 Ohman et al. mengevaluasi berbagai strategi penanganan untuk mencapai postur
kepala simetris dan fungsi otot normal. Streching exercises dimasukkan untuk bayi
yang memiliki ROM terbatas kurang dari 90 derajat rotasi dan / atau perbedaan sisi
dalam fleksi lateral.
 Carenzio et al. menyimpulkan bahwa bayi dengan CMT pulih sepenuhnya dalam
waktu singkat, terlepas dari apakah intervensi peregangan diselesaikan oleh
fisioterapis atau orang tua / pengasuh.
Peningkatan frekuensi peregangan terbukti lebih efektif oleh He et al. Bayi
secara acak diarahkan untuk kelompok stretching exercises 100 atau 50 kali oleh He
et al. dengan 100 kali menunjukkan peningkatan yang lebih besar untuk
meningkatkan ROM cervical.
Intervensi peregangan yang termasuk dalam ulasan adalah dari durasi dan
intensitas yang berbeda. Ringkasan intervensi Streching Exercises yang lebih
terperinci atau efektif dalam menangani kasus Congenital muscular torticollis (CMT)

7
C.COMPARISON

------------------------------

D.OUTCOME

Hasil tindakan yang digunakan oleh studi yang disertakan adalah ROM cervical yang
terdiri dari fleksi lateral pasif dan rotasi cervical, tigness pada SCM dinilai oleh
ultrasonografi. Studi juga menggunakan Skor fungsi otot pada otot fleksor lateral cervical.
Pemulihan pada kondisi fleksi lateral cervical dan rotasi sering dilaporkan . Skor fungsi otot
dan usia pada inisiasi pengobatan secara signifikan dipengaruhi durasi pengobatan (p < 0,01
dan p = 0,04, masing-masing) Meningkatkan frekuensi streching per hari ditunjukkan untuk
dikaitkan dengan peningkatan yang lebih besar di kepala Tilt dan untuk cervical rotasi terjadi
peningkatan ROM [30]. Durasi pengobatan didefinisikan sebagai waktu antara penilaian awal
dan penilaian akhir. Durasi pengobatan mean secara signifikan lebih lama untuk perubahan
fibrotik yang parah seperti yang dicatatkan oleh ultrasonografi-kelompok abnormal (p <
0,001) . Penurunan signifikan secara statistik pada tigness SCM itu dilaporkan oleh Dia et al.
( p < 0,05). sejumlah studi termasuk penurunan ketegangan SCM yang signifikan secara
statistik dilaporkan oleh He et al. [30] (p <0,05). Park et al. menemukan bahwa skor
modifikasi awal Cheng rata-rata adalah 3,38 (± 2,46) dan skor tindak lanjut menunjukkan
peningkatan 4,90 (± 1,59). Selain itu, protokol menyebabkan penurunan yang signifikan
secara statistik dalam ketebalan SCM (p = 0,006), dengan skor ketebalan SCM awal rata-rata
1,77 (± 0,70) cm dan skor tindak lanjut 1,34 (± 0,5) cm. Para penulis menyimpulkan bahwa
stretching exercises menghasilkan perbaikan klinis moderat dalam ketebalan SCM dan defisit
ROM cervical pasif.

Tingkat keparahan fibrosis yang terdeteksi oleh ultrasonografi dapat berdampak pada
durasi peregangan. Lee et al. [26] menemukan bahwa durasi pengobatan, berkisar antara 3-5
bulan, memiliki tren linier yang signifikan secara statistik terkait dengan keparahan
ultrasonografi (p <0,001). Selain itu, 49/50 bayi mencapai pemulihan rotasi cervical pasif.

8
E.TIME

Tortikolis muskular kongenital adalah keadaan dimana terjadi kontraksi otot-otot


leher yang menyebabkan kepala ‘turn dan tilt’ ke satu sisi dan dagu mengarah ke sisi yang
berlawanan. Penyebabnya ialah pemendekan otot sternokleidomastoid akibat trauma selama
proses persalinan, serta posisi bayi dalam kandungan. Penanganan terdiri dari farmakologis,
non-farmakologis, dan pembedahan. Prognosis dikatakan baik bila tercapai hasil yang baik
setelah 6 bulan terapi dengan penanganan rehabilitasi, dan dikatakan memburuk bila tidak
terdapat perubahan dalam 6 bulan terapi disertai wajah yang asimetris.

IMPLIKASI KLINIS

Sebagian besar kasus memberikan hasil yang baik setelah 6 bulan diberi terapi
rehabilitasi, dengan waktu pengobatan yang berbeda-beda. Penanganan tim rehabilitasi
diharapkan menghasilkan gerakan penuh dan posisi kepala yang lebih baik ke arah simetris. 7
Hasil penanganan dikatakan sempurna bila mencapai 90% dan koreksi permanen tortikolis
pada anak-anak yang mendapat stretching setiap hari; dan hanya 10% yang memerlukan
pembedahan. Prognosis dikatakan buruk bila kepala anak secara terus menerus miring ke satu
sisi, yang berakibat terbentuk wajah asimetris yang dapat menyebabkan perbedaan pada mata
dan telinga; hal ini merupakan masalah yang memperburuk pertumbuhan anak kelak.

KESIMPULAN

Ulasan ini menunjukkan bahwa stretching exercises adalah bentuk yang efektif dari
manajemen untuk bayi dengan kasus CMT dalam hal peningkatan ROM cervical dan
mengembalikan ketegangan otot pada SCM. Awal fisioterapi rujukan dapat mengakibatkan
durasi pengobatan menurun. review tidak dapat mengidentifikasi dosis optimum dari
stretching exercises, karena kualitas penelitian bervariasi. Peningkatan frekuensi stretching
exercisesitu terbukti efektif, penelitian masa depan harus dilakukan pada pembentukan durasi
peregangan dan frekuensi optimum yang dapat efektif, untuk bantuan lebih lanjut
menginformasikan pengelolaan CMT.

9
KEKURANGAN

1. Ukuran sampel terbatas


2. bisa membuat review yang lebih inklusif. Jumlah kecil studi termasuk batas yang
generalisability dari temuan ulasan ini.
3. Peregangan protokol bervariasi antara studi membatasi kemampuan untuk
membandingkan hasil dari semua studi.
4. Tindak lanjut jangka panjang pasien direkomendasikan dalam penelitian lebih lanjut
untuk efek jangka panjang

10

Anda mungkin juga menyukai