Abstrak
Pendidikan adalah investasi paling berharga dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, ia menjadi tolok ukur bagi kemajuan suatu bangsa. Madrasah sebagai lembaga
pendidikan berbasis agama Islam sudah selayaknya untuk dijadikan pioner dalam model
pendidikan nasional. Sayangnya kondisi madrasah di Indonesia saat ini belum menunjukan
kemajuan yang bisa dibanggakan. Bahkan di beberapa wilayah di Indonesia madrasah masih
menjadi lembaga pendidikan yang memiliki kualitas rendah. Salah satu madrasah yang
memiliki kualitas rendah tersebut adalah madrasah yang berada di Kampung Cicakal
Girang, Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan data diambil dari lokasi
penelitian melalui metode observasi, wawancara dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa madrasah di Kampung Cicakal Girang masih
harus terus ditingkatkan mengingat partisipasi dari siswa sendiri masih kurang dalam hal
kehadiran di kelas. Faktor-faktor yang menghambat perkembangan madrasah di Cicakal
Girang adalah berkaiatan dengan faktor internal yaitu minat siswa yang masih kurang
dalam proses belajar-mengajar, tempat tinggal guru yang jauh dari madrasah dan
kurangnya perlengkapan pembelajaran. Adapun faktor eksternal adalah kurangnya
perhatian dari masyarakat daerah terhadap keberadaan madrasah ini. Sehingga ke depan
diperlukan perhatian yang lebih untuk pengembangannya. Strategi pengembangan Madrasah
yang bisa dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas guru, manajemen sekolah,
kurikulum pendidikan dan pengadaan kelengkapan pembelajaran. Adapun budaya lokal
masyarakat setempat menjadi basis dalam pola pengembangan kurikulum di Kampung
Cicakal Girang. Sehingga pendidikan akan bisa mengangkat budaya masyarakat setempat
dan madrasah yang berada di wilayah ini bisa dioptimalkan perannya untuk meningkatkan
kualitas generasi mudanya.
Key Word: Pengembangan Madrasah, Baduy, Cicakal Girang, Local Wisdom (Kearifan
Lokal).
swasta semakin berkurang. Ia dikalahkan pendidikan pada madrasah agar lulusan dari
oleh lembaga pendidikan sekuler yang madrasah dapat melanjutkan atau pindah ke
hanya berorientasi kepada kecerdasan sekolah-sekolah umum dari sekolah dasar
rasional saja. Madrasah sebagai lembaga sampai perguruan tinggi.
pendidikan Islam di Indonesia adalah Sebagai upaya inovasi dalam Sistem
lembaga yang sudah cukup tua. Ia lahir Pendidikan Islam, madrasah tidak lepas
pada abad 20 dengan munculnya Madrasah dari berbagai problema yang dihadapi.
Manba'ul Ulum Kerajaan Surakarta tahun Problema-problema tersebut, menurut
1905 dan Sekolah Adabiyah yang didirikan Darmu'in, antara lain:
oleh Syekh Abdullah Ahmad di Sumatera 1. Madrasah telah kehilangan akar
Barat tahun 1909.3 Madrasah berdiri atas sejarahnya, artinya keberadaan
inisiatif dan realisasi dari pembaharuan madrasah bukan merupakan
sistem pendidikan Islam yang telah ada. kelanjutan pesantren, meskipun
Maka, untuk meningkatkan kembali diakui bahwa pesantren merupakan
citra madrasah diperlukan berbagai bentuk lembaga pendidikan Islam
pembaharuan dalam proses belajar- pertama di Indonesia.
mengajarnya. Pembaharuan tersebut, 2. Terdapat dualisme pemaknaan
menurut Karl Sternbrink, meliputi tiga hal, terhadap madrasah. Di satu sisi,
yaitu: madrasah diidentikkan dengan
1. Usaha menyempumakan sistem sekolah karena memiliki muatan
pendidikan pesantren, secara kurikulum yang relatif sama
2. Penyesuaian dengan sistem dengan sekolah umum. Di sisi lain,
pendidikan Barat, dan madrasah dianggap sebagai pesantren
3. Upaya menjembatani antara sistem dengan sistem klasikal yang
pendidikan tradisional pesantren dan kemudian dikenal dengan madrasah
sistem pendidikan Barat.4 diniyah.6
data, penyajian data, dan kesimpulan atau yang dimiliki lembaga. Faktor pendukung
verifikasi. Berdasarkan fokus penelitian, yang ada pada LP Ma’arif NU Bantul
maka temuan penelitian dapat dijelaskan antara lain yaitu dukungan masyarakat dan
sebagai berikut: pengembangan mutu siswa merupakan sekolah umum yang berbasis
dilakukan dengan berbagai kegiatan yang Islam.
terumuskan pada tiga indikator utama, yaitu Selanjutnya penelitian juga dilakukan
tercapainya atau terlampauinya standar oleh M. Ghufron mengenai Pengembangan
nasional, Kompetitif, memenuhi harapan Madrasah di MI terhadap MI Ma’arif NU
stakeholder madrasah. Upaya peningkatan Salatiga10. Penelitian bertujuan untuk
pendidik dan tenaga kependidikan mengetahui (1) Bagaimanakah ekspektasi
dilakukan diantaranya dengan masyarakat sekitar MI terhadap MI Ma’arif
merekomendasikan bea siswa kepada guru- NU Salatiga? (2) Bagaimanakah Strategi
guru agar melanjutkan pendidikannya, pengembangan MI Ma’arif agar tetap eksis
memberikan fasilitas bagi pengembangan di era pendidikan modern saat ini? Jenis
profesi guru, mengaktifkan kegiatan penelitian ini adalah kualitatif, dengan
MGMP/KKM Aswaja dan ke-NU-an, dan menggunakan metode paradigma natural.
melakukan studi banding. Upaya Hasil penelitian menyatakan MI Ma’arif
pengembangan kurikulum diantaranya melakukan strategi dalam mengsikapi
dengan memfasilitasi madrasah dengan kemajuan zaman, agar tetap eksis di era
kegiatan focus group discussion, seminar, pendidikan modern saat ini. Pertama, MI
maupun pelatihan, menambah kurikulum Global Ma’arif melakukan strategi
aswaja dan ke-NU-an mulai kelas 4 di penggunaan bahasa Arab dan Inggris dalam
Madrasah Ibtidaiyah. Upaya meningkatkan percakapan sehari-hari, menjunjung tinggi
kualitas kelembagaan melalui manajemen kedisiplinan, hal ini terlihat dari
madrasah di antaranya melalui digunakannya bel otomatis yang mengatur
pengangkatan kepala madrasah, melakukan jam pelajaran, dan pembenahan Fisik
periodesasi kepemimpinan kepala Sarana berupa kelas multimedia, yang
madrasah, menumbuhkan sistem otonomi dilengkapi dengan perpustakaan, ruang
kepada madrasah, membentuk tenaga ganti dan kamar mandi. Kedua MI Ma’arif
teknis untuk pengawasan madrasah, dan Kutowinangun melakukan usaha,
membangun forum komunikasi madrasah. membangun professional guru dan
Upaya peningkatan sarana dan pra pembenahan manajemen. Ketiga MI
sarana madrasah dilakukan dengan Kalibening melakukan usaha pembenahan
memonitoring madrasah secara terperiodik, sarana prasarana dan menjalin hubungan
dan sebagai fasilitator madrasah dengan dengan masyarakat.
pihak ke tiga. Upaya mengembangkan Berdasarkan beberapa penelitian
madrasah ibtidayah menghadapi persepsi tersebut, maka penelitian ini akan
masyarakat dan deskriminasi pemerintah memfokuskan kepada strategi
yang cenderung deskriminatif diantara lain pengembangan bagi madrasah yang ada di
melalui: Membangun kerjasama ke dalam Kampung Cicakal Girang Desa Kanekes,
lingkungan madrasah dan Membangun Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak
kerjasama ke luar lingkungan madrasah. Provinsi Banten. Beberapa penelitian
Faktor penghambat yang dialami LP mengenai wilayah ini belum banyak
Ma’arif NU Bantul antara lain adanya dilakukan, penelitian yang sudah ada hanya
dikotomi antara NU dan Muhammadiyah di sebatas deskripsi bagi kondisi sosial
masyarakat, keterbatasan dana, mindset keagamaan masyarakatnya yang berada di
sebagian masyarakat yang menganggap
Madrasah sebagai institusi pendidikan
pilihan ke dua, kesejahteraan guru yang 10
M. Ghufron, Pengembangan Madrasah di MI
belum maksimal, dan keterbatasan dana terhadap MI Ma’arif NU Salatiga, tahun 2002.
perbaikan dari segi fisik bangunan dan pencaharian, dan ada beberapa juga yang
model pembelajarannya. menjadi buruh di luar kampung.
Masyarakat Kampung Cicakal Girang Tingkat kesadaran pendidikan
adalah masyarakat marginal yang tinggal di masyarakat Kampung Cicakal Girang
antara komunitas Baduy yang beragama sudah mulai meningkat, hal ini terbukti
Sunda Wiwitan. Sejak kehadirannya di dengan partisipasi mereka dalam
tanah ulayat Baduy mereka harus menerima memasukan anak-anaknya ke madrasah
segala bentuk peraturan adat yang ada, ibtidaiyyah. Demikian juga setelah mereka
termasuk dalam hal pendidikan. Pada menyelesaikan jenjang ibtidaiyyah mereka
awalnya mereka tidak boleh membangun melanjutkan ke jenjang tsanawiyah di
rumah dari semen dan menggunakan kampung tersebut. Kehadiran MTs Alam
peralatan modern sebagaimana masyarakat Wiwitan menjadi berkah tersendiri bagi
Baduy lainnya. Namun karena diplomasi anak-anak di sana. Mereka tidak perlu lagi
dan pendekatan mereka dengan Jaro berjalan jauh untuk melanjutkan
Pamarintah akhirnya mereka diperbolehkan sekolahnya. Perlu diketahui bahwa untuk
untuk membangun rumah dengan tembok keluar dari kampung bersekolah mereka
dan beratap genting atau seng. Demikian harus berjalan kurang lebih 10 KM menuju
pula mereka dibolehkan untuk menanam luar wilayah desa Kanekes. Keadaan alam
cengkeh dan padi di sawah. Padahal di yang berbukit dan berlembah tentu saja
seluruh wilayah Desa Kanekes sebenarnya menjadi penghalang berikutnya anak-anak
tidak boleh dilakukan hal-hal tersebut untuk pergi ke sekolah.
karena buyut.15 Sebagai sebuah kampung yang
Pada bidang pendidikan sebenarnya berada jauh dari kota kecamatan, Cicakal
tidak ada larangan bagi mereka untuk Girang memiliki banyak kekurangan dalam
bersekolah, namun karena lokasinya yang penyelenggaraan pendidikan. Dari mulai
jauh dari sekolah sehingga sebagian mereka sarana pra sarana yang belum tertata
tidak sekolah. Ada beberapa yang masuk ke dengan rapi, model pembelajaran yang
pesantren di beberapa wilayah di Banten masih asal-asalan dan guru-guru yang harus
dan Jawa Barat.16 Pola keagamaan didatangkan dari luar kampung yang cukup
masyarakat Cicakal Girang tidak jauh jauh jaraknya. Selain itu managemen
berbeda dengan masyarakat muslim pada madrasah juga masih dilakukan dengan apa
umumnya. Sebagian besar mereka bertani adanya sehingga hasil pembelajaran
dengan sawah sebagai media penanaman seringkali tidak sesuai dengan yang
padi. Hal ini berbeda dengan masyarakat diharapkan. Permasalahan utama yang
Baduy yang menanam padinya di huma. dihadapi oleh madarasah di sini adalah
Saat ini masyarakat Cicakal Girang kurangnya alat-alat pembelajaran yang bisa
memiliki dua buah masjid dan satu majelis meningkatkan minat belajar siswa, seperti
taklim serta dua buah madrasah. Masjid buku-buku bacaan dan kelengkapan KBM
terbesar adalah Masjid Jami’ yang berada di kelas.
di sebelah timur perkampungan. Sementara Berdasarkan observasi dan
masjid lainnya berada di pinggir jalan wawancara yang penulis lakukan, ada
kampung. Sebagian mereka menanam beberapa hal yang menjadi penghambat
cengkeh dan palawija lainnya sebagai mata bagi perkembangan madrasah di Cicakal
Girang. Di antara penghambar tersebut
adalah:
15
Buyut adalah peraturan adat yang tidak boleh 1. Managemen sekolah masih dilakukan
untuk dilanggar, siapa saja yang melanggarnya dengan sederhana dan belum
akan mendapatkan hukuman dari tetua adat menerapkan Managemen Berbasis
Baduy. madrasah.
16
Wawancara dengan warga Cicakal Girang pada
16 Agustus 2013.
2. Kondisi bangunan yang masih belum merupakan seni dan ilmu menggunakan
mencukupi bagi siswa sehingga dan mengembangkan kekuatan (ideologi,
dilakukan penggabungan dan sift politik, ekonomi,sosial-budaya dan
kelas. hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
3. Guru-guru yang bertempat tinggal ditetapkan sebelumnya. Strategi menurut
jauh dari sekolah sehingga seringkali J.R. David dalam Teaching Strategies for
mengganggu proses belajar mengajar. College Class Room ialah a plan, method,
4. Kurangnya kelengkapan or series of activities design to achieve a
pembelajaran seperti buku-buku, alat particular educational goal.18
peraga dan sumber belajar lainnya. Menurut pengertian ini strategi
5. Minat siswa dalam belajar masih belajar-mengajar meliputi rencana,
rendah terbukti dengan beberapa metode dan perangkat kegiatan yang
siswa yang sering tidak masuk kelas. direncanakan untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan
Berdasarkan permasalahan- strategi tertentu diperlukan seperangkat
permasalahan tersebut maka terdapat faktor metode pengajaran. Strategi dapat
internal dan ekternal yang menghambat diartikan sebagai a plan of operation
pengembangan madrasah di lokasi ini. achieving something “rencana kegiatan
Wawancara dengan pengurus madrasah untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan
menyebutkan bahwa beberapa langkah metode ialah a way in achieving something
sudah dilakukan untuk mengurangi “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk
hambatan-hambata tersebut. Misalnya jam melaksanakan suatu strategi digunakan
masuk diperlambat sehingga memberikan seperangkat metode pengajaran tertentu.
waktu kepada guru yang berada di luar Dalam pengertian demikian maka metode
kampung bisa datang tepat waktu. pengajaran menjadi salah satu unsur dalam
Demikian pula penjadwalan dilakukan strategi belajar-mengajar. Unsur seperti
dengan menempatkan guru-guru yang sumber belajar, kemampuan guru dan
tinggal di kampung Cicakal Girang di awal siswa, media pendidikan, materi
jam pelajaran. Selain itu dilakukan pula pengajaran, organisasi adalah: waktu
pengajuan bantuan kepada pemerintah tersedia, kondisi kelas dan lingkungan
daerah Lebak dan Gubernur Banten.17 merupakan unsur-unsur yang mendukung
Setelah diketahui permasalahan- strategi belajar-mengajar.19
permasalahan yang menjadi penghambat Secara singkat dapat dikemukakan
bagi perkembangan madrasah di Kampung bahwa permasalahan yang dihadapi dalam
Cicakal Girang selanjutnya dirumuskan pengembangan madrasah di Kampung
strategi yang bisa dilakukan untuk Cicakal Girang adalah lembaga pengelola
mengembangkannya. Sebelum lebih jauh kurang fungsional, organisasi kelembagaan
membahas tentang strategi pengembangan kurang lengkap, sarana dan prasarana
madrasah, terlebih dahulu dikemukakan pendidikan belum memenuhi standar
pengertian dari strategi. Kata strategi dengan implikasinya sistem akreditasi yang
berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang belum mapan, jumlah guru kurang
diartikan sebagai "the art of the general" memadai, penempatan guru tidak merata,
atau seni seorang panglima yang biasanya
digunakan dalam peperangan. Dalam 18
Bloom, B.5. Toxomony of Educational
pengertian umum, strategi adalah cara Objectives, the Classification of Educational
untuk mendapatkan kemenangan atau Goals, Hand Book I: Cogniti Domain. New
mencapai tujuan. Strategi pada dasarnya York: Long mans, Green and Co. tahun 1956,
hlm. 74.
19
Aly, Abdullah & Djamaluddin, Kapita Selekta
17
Wawancara dengan Guru Madrasah Tsanawiyah Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia,
Alam Wiwitan pada 16 Agustus 2013. 1998, hlm. 45.
kualitas mengajar guru masih rendah, pada dataran tingkat lokal, warna
keahlian guru tidak sesuai, tenaga seluruh implementasinya terletak
administrasi jumlahnya terbatas dan sejakperencanaan pembuatan
permasalahan lainnya. Madrasah. kurikulum, rekrutmen murid dan
Mengingat banyaknya jumlah persoalan guru, proses belajar mengajar kepada
yang dihadapi dalam pengembangan pelepasan anak didik dan penarikan
madrasah Kampung Cicakal Girang, karena sumber daya pendidik dari aktivitas
itu disamping kejelasan rancangan, rencana pendidikan.
pengembangan juga harus lentur terhadap 2. Madrasah sebagai lembaga
kemungkinan perubahan situasi dan pendidikan umum yang beciri khas
kondisi. Dalam kaitan ini, kearifan agama Islam, berfungsi sebagai
rekayasa bagi kegiatan yang tepat sasaran, pengembang dasar-dasar
merupakan persyaratan personil yang keterampilan multidimensi. Hal ini
terlibat dalam menejemen baik pada tingkat lantaran pendidikan pada madrasah
nasional maupun regional. pada dasarnya merupakan subsistem
Untuk maksud tersebut dikemukakan dari pendidikan umum yang
beberapa hal yang menjadi dasar strategi sederajat. Pendidikan pada madrasah
pengembangan madrasah di Kampung memiliki fungsi yang sama dengan
Cicakal Girang: pendidikan umum lainnya yakni
1. Menjadikan ajaran agama Islam untuk mengembangkan kemampuan
sebagai basic references seluruh serta meningkatkan mutu kehidupan
kegiatan pengembangan pendidikan dan martabat manusia Indonesia
di madrasah di Kampung Cicakal dalam rangka upaya mewujudkan
Girang. Ajaran Islam merupakan tujuan nasional. Demikian juga
fondasi dari seluruh aktivitas halnya dengan tujuan pada
kehidupan manusia muslim, karena pendidikan madrasah di Kampung
itu proporsional manakala setiap Cicakal Girang. Ia terikat pada tujuan
kegiatan pendidikan di madrasah pendidikan nasional yakni
memakai rujukan utama Al-Qur’an, “mencerdaskan kehidupan bangsa
baik pada tingkat literal maupun dan mengembangkan manusia
konseptual. Hal ini penting lantaran Indonesia seutuhnya yaitu manusia
hasil pengembangan kehidupan yang beriman dan bertakwa terhadap
masyarakat yang Islami. Dalam Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
tataran yang lebih makro, pendidikan luhur, memiliki pengetahuan dan
di madrasah harus menghasilkan keterampilan, kesehatan jasmani dan
lulusan yang memiliki kedudukan rohani, kepribadian yang mantap dan
sentral dalam memberi warna mandiri serta tanggung jawab
kehidupan masyarakat sekitarnya. kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Bertolak dari cara pandang ini maka Sejalan dengan semakin
pembangunan madrasah di Kampung terdiversifikasi jenis-jenis
Cicakal Girang harus mengacu keterampilan pembangunan yang
kepada ajaran Islam dalam berbagai diperlukan, maka pengembangan
segi dan kegiatannya. Pada dataran dasar-dasar keilmuan dan penguasaan
manajemen madrasah tingkat keterampilan profesional tingkat
nasional hal ini bermula dari menengah pun (dalam hal ini
perencanaan pengembangan sejalan pendidikan di madrasah) perlu
sejalan penyusunan falsafah dasar pengembangan ke segala sektor
sampai terakhir dalam bentuk rencana kehidupan. Sudah barang tentu hal
detail pengembangan tiap komponen ini dengan memperhitungkan kondisi
pembangunan madrasah. Sementara daerah, kecenderungan penyediaan
Nashir, H. (1999). Agama dan Krisis Thoha, Chabib, dan Muth'i, A. (1998).
Kemanusiaan Modern. Yogyakarta: PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan
Pustaka Pelajar. Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Nata, Abudin, Sejarah Pertumbuhan dan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pelajar bekerja sama dengan Fak.
Pendidikan Islam di Indonesia, Tarbiyah lAIN Walisongo Sernarang.
Jakarta: Grafindo, 2001 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasinal
Sarijo, M. (1980). Sejarah Pondok (UU RI, No.2 Tahun 1989) dan
Pesantren di Indonesia. Jakarta: Peraturan Pelaksanaannya, (1994).
Dharma Bakti. Jakarta: Sinar Grafika.
Sternbrink. K.A. (1986). Pesantren,
Madrasah dan Sekolah. Jakarta:
LP3ES.