Anda di halaman 1dari 13

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL.

02, JULI 2013

STRATEGI PENGEMBANGAN MADRASAH BERBASIS BUDAYA LOKAL


DI KP. CICAKAL GIRANG DESA KANEKES, KEC. LEUWI DAMAR
KAB. LEBAK, PROVINSI BANTEN
Oleh: Abdurrahman MBP*

Abstrak
Pendidikan adalah investasi paling berharga dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, ia menjadi tolok ukur bagi kemajuan suatu bangsa. Madrasah sebagai lembaga
pendidikan berbasis agama Islam sudah selayaknya untuk dijadikan pioner dalam model
pendidikan nasional. Sayangnya kondisi madrasah di Indonesia saat ini belum menunjukan
kemajuan yang bisa dibanggakan. Bahkan di beberapa wilayah di Indonesia madrasah masih
menjadi lembaga pendidikan yang memiliki kualitas rendah. Salah satu madrasah yang
memiliki kualitas rendah tersebut adalah madrasah yang berada di Kampung Cicakal
Girang, Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan data diambil dari lokasi
penelitian melalui metode observasi, wawancara dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa madrasah di Kampung Cicakal Girang masih
harus terus ditingkatkan mengingat partisipasi dari siswa sendiri masih kurang dalam hal
kehadiran di kelas. Faktor-faktor yang menghambat perkembangan madrasah di Cicakal
Girang adalah berkaiatan dengan faktor internal yaitu minat siswa yang masih kurang
dalam proses belajar-mengajar, tempat tinggal guru yang jauh dari madrasah dan
kurangnya perlengkapan pembelajaran. Adapun faktor eksternal adalah kurangnya
perhatian dari masyarakat daerah terhadap keberadaan madrasah ini. Sehingga ke depan
diperlukan perhatian yang lebih untuk pengembangannya. Strategi pengembangan Madrasah
yang bisa dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas guru, manajemen sekolah,
kurikulum pendidikan dan pengadaan kelengkapan pembelajaran. Adapun budaya lokal
masyarakat setempat menjadi basis dalam pola pengembangan kurikulum di Kampung
Cicakal Girang. Sehingga pendidikan akan bisa mengangkat budaya masyarakat setempat
dan madrasah yang berada di wilayah ini bisa dioptimalkan perannya untuk meningkatkan
kualitas generasi mudanya.

Key Word: Pengembangan Madrasah, Baduy, Cicakal Girang, Local Wisdom (Kearifan
Lokal).

A. Pendahuluan menjadi bangsa terjajah, baik secara fisik,


Pendidikan adalah investasi paling ekonomi dan sosial budaya. Maka, menjadi
berharga dalam kehidupan berbangsa dan tanggungjawab negara untuk meningkatkan
bernegara, ia menjadi tolok ukur bagi kualitas pendidikan bangsanya khususnya
kemajuan suatu bangsa.1 Apabila kualitas pendidikan yang memiliki basis
pendidikan suatu bangsa itu bagus maka kebudayaan lokal yang kuat seperti
masa depannya akan gilang-gemilang. madrasah.2
Namun, apabila kualitas pendidikannya Madrasah sebagai salah satu dari
rendah maka bisa jadi bangsa tersebut akan lembaga pendidikan yang dikelola oleh
umat Islam saat ini mengalami
* Dosen Tetap Prodi Akhwal al Syakhsiyah STAI kemunduran. Hal terlihat dari jumlah
Al-Hidayah Bogor madrasah terutama yang dikelola oleh
1
Anonim, “Undang-Undang Republik Indonesia
2
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Nata, Abudin, Sejarah Pertumbuhan dan
Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3” dalam Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan
Kompilasi Perundangan Bidang Pendidikan, Islam di Indonesia, Jakarta: Grafindo, 2001, hlm.
(Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009), cet. ke-1. 5

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 419


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

swasta semakin berkurang. Ia dikalahkan pendidikan pada madrasah agar lulusan dari
oleh lembaga pendidikan sekuler yang madrasah dapat melanjutkan atau pindah ke
hanya berorientasi kepada kecerdasan sekolah-sekolah umum dari sekolah dasar
rasional saja. Madrasah sebagai lembaga sampai perguruan tinggi.
pendidikan Islam di Indonesia adalah Sebagai upaya inovasi dalam Sistem
lembaga yang sudah cukup tua. Ia lahir Pendidikan Islam, madrasah tidak lepas
pada abad 20 dengan munculnya Madrasah dari berbagai problema yang dihadapi.
Manba'ul Ulum Kerajaan Surakarta tahun Problema-problema tersebut, menurut
1905 dan Sekolah Adabiyah yang didirikan Darmu'in, antara lain:
oleh Syekh Abdullah Ahmad di Sumatera 1. Madrasah telah kehilangan akar
Barat tahun 1909.3 Madrasah berdiri atas sejarahnya, artinya keberadaan
inisiatif dan realisasi dari pembaharuan madrasah bukan merupakan
sistem pendidikan Islam yang telah ada. kelanjutan pesantren, meskipun
Maka, untuk meningkatkan kembali diakui bahwa pesantren merupakan
citra madrasah diperlukan berbagai bentuk lembaga pendidikan Islam
pembaharuan dalam proses belajar- pertama di Indonesia.
mengajarnya. Pembaharuan tersebut, 2. Terdapat dualisme pemaknaan
menurut Karl Sternbrink, meliputi tiga hal, terhadap madrasah. Di satu sisi,
yaitu: madrasah diidentikkan dengan
1. Usaha menyempumakan sistem sekolah karena memiliki muatan
pendidikan pesantren, secara kurikulum yang relatif sama
2. Penyesuaian dengan sistem dengan sekolah umum. Di sisi lain,
pendidikan Barat, dan madrasah dianggap sebagai pesantren
3. Upaya menjembatani antara sistem dengan sistem klasikal yang
pendidikan tradisional pesantren dan kemudian dikenal dengan madrasah
sistem pendidikan Barat.4 diniyah.6

Madrasah sebagai lembaga Dengan demikian, sebagai sub sistem


pendidikan Islam kini ditempatkan sebagai pendidikan nasional, madrasah belum
pendidikan sekolah dalam sistem memiliki jati diri yang dapat dibedakan dari
pendidikan nasional. Munculnya SKB tiga lembaga pendidikan lainnya. Efek
menteri (Menteri Agama, Menteri pensejajaran madrasah dengan sekolah
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri umum yang berakibat berkurangnya
dalam Negeri) menandakan bahwa proporsi pendidikan agama dari 60%
eksistensi madrasah sudah cukup kuat agama dan 40% umum menjadi 30% agama
beriringan dengan sekolah umum. Di dan 70% umum dirasa sebagai tantangan
samping itu, munculnya SKB tiga menteri yang melemahkan eksistensi pendidikan
tersebut juga dinilai sebagai langkah positif Islam. Beberapa permasalahan yang
bagi peningkatan mutu madrasah baik dari muncul kemudian, antara lain:
status, nilai ijazah maupun kurikulumnya.5 1. Berkurangnya muatan materi
Di dalam salah satu diktum pertimbangkan pendidikan agama. Hal ini dilihat
SKB tersebut disebutkan perlunya diambil sebagai upaya pendangkalan
langkah-langkah untuk meningkatkan mutu
6
Darmuin, Prospek Pendidikan Islam di
3
Fadjar, M.A. Madrasah dan Tantangan Indonesia: Suatu Telaah terhadap Pesantren
Modernitas. Bandung: Mizan, 1998, hlm. 15 dan Madrasah. Dalam Chabib Thoha dan Abdul
4
Sternbrink. K.A. Pesantren, Madrasah dan Muth'i. PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan
Sekolah. Jakarta: LP3ES, tahun 1986, hlm. 32 Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama
5
Fadjar, M.A. Madrasah dan Tantangan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sarna
Modernitas. Bandung: Mizan, tahun 1998, hlm. dengan Fakultas Tarbiyah lAIN Walisongo
23 Semarang, tahun 1998.

420 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

pemahaman agama, karena muatan yang terkadang tidak dilaksanakan karena


kurikulum agama sebelum SKB gurunya tidak hadir di kelas.8 Selain itu
dirasa belum mampu mencetak pola managemen madrasah yang
muslim sejati, apalagi kemudian dilaksanakan kurang sesuai dengan
dikurangi. managemen berbasis sekolah sehingga
2. Tamatan Madrasah serba tanggung. memerlukan adanya perombakan dan
Pengetahuan agamanya tidak strategi untuk mengembangkan madrasah
mendalam sedangkan pengetahuan ini. Maka penelitian ini akan merumuskan
umumnya juga rendah. sebuah strategi pengembangan sekaligus
implementasinya bagi madrasah yang
Berbagai persoalan dihadapi oleh berada di Cicakal Girang. Penelitian ini
madrasah, tidak hanya masalah dikotomi sangat penting mengingat pendidikan
keilmuan namun juga secara umum kualitas sebagai aset bangsa harus terus
dari madrasah yang masih memprihatinkan. ditingkatkan kualitasnya sehingga akan
Bahkan pada wilayah-wilayah tertentu dapat melahirkan generasi bangsa yang
gedung madrasah tidak lebih dari kandang akan melanjutkan estafet pembangunan di
sapi yang kumuh dan tidak terurus. Bukan masa yang akan datang.
sebuah cerita ketika survey awal penulis ke Berdasarkan latar belakang masalah
wilayah sekitar Baduy menemukan sebuah teridentifikasi bahwa kondisi madrasah
madrasah dengan dinding bilik bambu dan dinniyah, ibtidaiyah dan tasanawiyah yang
meja bangku yang tidak terurus, sementara berada di lokasi ini sangat memprihatinkan
pelaksanaan pembelajaran dimulai pada kondisinya. Oleh karena itu penelitian ini
pukul 09.00 WIB. akan memfokuskan pada strategi
Kondisi madrasah yang cukup pengembangan madrasah dengan berbasis
memprihatinkan juga ada di wilayah budaya lokal. Agar penelitian ini lebih
Kampung Cicakal Girang Desa Kanekes mendalam maka difokuskan untuk
Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
Propinsi Banten. Kampung Cicakal Girang ini:
adalah wilayah yang masuk ke dalam tanah 1. Bagaimana kondisi budaya
ulayat komunitas Adat Baduy merupakan masyarakat di sekitar madrasah di
kampung yang masyarakatnya beragama Kampung Cicakal Girang?
Islam, berbeda dengan tetangga 2. Faktor apa yang menghambat
kampungnya yang masih mengikuti agama perkembangan madrasah di Kampung
Sunda Wiwitan. Saat ini di Cicakal Girang Cicakal Girang?
sudah ada madrasah setingkat SD dan SMP 3. Strategi apa yang bisa dilakukan
yaitu Madrasah Ibtidaiyyah Masyarikul untuk mengembangkan kualitas
Huda dan Madrasah Tsanawiyah Alam madrasah di Kampung Cicakal
Wiwitan.7 Girang?
Saat ini kondisi madrasah ini sangat
memprihatinkan, dari segi fisik bangunan Dengan fokus tiga pertanyaan ini
tidak memadai untuk proses belajar diharapkan diperoleh faktor-faktor yang
mengajar. Sementara dari sisi kualitas guru menghambat perkembangan madrasah,
masih berada di bawah standard yang telah setelah itu dirumuskan seperangkat strategi
ditetapkan oleh Kemenag. Lebih parah lagi yang bisa diimplementasikan bagi
madrasah ini hanya mengandalkan guru- pengembangan madrasah tersebut.
guru bantu yang dibayar sangat murah
sehingga berpengaruh kepada pembelajaran
8
Wawancara dengan Bapak M. Kasja, guru
7
Observasi ke lapangan dilakukan beberapa kali Madrasah Tsanawiyah Alam Wiwitan pada 29
untuk mendapatkan gambaran yang valid. Nopember 2013.

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 421


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk B. Kajian Riset Sebelumnya


merumuskan strategi pengembangan Penelitian mengenai strategi
madrasah di wilayah Kampung Cicakal pengembangan madrasah sudah banyak
Girang. Secara khusus penelitian ini dilakukan, misalnya oleh Danang
bertujuan untuk: Kurniawan dengan judul “Strategi
1. Mengetahui kondisi budaya Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah oleh
masyarakat sekitar madrasah di LP Ma’arif NU Bantul”.9 LP Ma’arif NU
Kampung Cicakal Girang. sebagai salah satu aparat departementasi
2. Mengidentifikasi Faktor-faktor yang pelaksana kebijakan NU bidang pendidikan
menghambat perkembangan mempunyai tugas untuk
madrasah di Cicakal Girang. menyelenggarakan, mengelola, dan
3. Merumuskan Strategi yang bisa membina lembaga pendidikan baik formal
dilakukan untuk mengembangkan maupun non-formal selain pondok
kualitas madrasah di Cicakal Girang. pesantren yang berhaluan Ahlussunnah
waljamaah. Tugas LP Ma’arif NU yaitu
Tujuan secara praktis adalah mengelola dan membina berbagai jenis dan
memberikan solusi bagi seluruh komponen jenjang lembaga pendidikan NU, termasuk
madrasah sehingga kualitas pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah di dalamnya. Dalam
dapat dilaksanakan dengan optimal menjalankan fungsi dan tugasnya, LP
sehingga tujuan dari proses belajar- Ma’arif NU banyak menghadapi
mengajar dapat tercapai sesuai dengan yang problematika baik dari intern lembaga,
diharapkan. Selain itu penelitian ini maupun ekstern lembaga, sehingga dalam
merupakan penelitian pengembangan banyak hal, lembaga-lembaga pendidikan
pendidikan keagamaan oleh karena itu binaan LP Ma’arif seringkali ketinggalan
menitikberatkan pada pemecahan masalah dibanding dengan sekolah-sekolah yang
yang dihadapi oleh madrasah di wilayah dibina oleh Muhammadiyah. Dengan
Baduy Kompol dan Kampung Cicakal lahirnya berbagai kebijakan pemerintah
Girang. Signifikansi dari penelitian ini dalam bidang pendidikan, termasuk
adalah sebagi peningkatan kualitas otonomi daerah, desentralisasi pendidikan
pembelajaran yang ada di dua kampung dan penerapan manajemen berbasis
Baduy tersebut. Secara teoritis penelitian madrasah (MBM), nampaknya memberikan
ini memberikan sumbangan pemikiran kesempatan yang lebih luas khususnya bagi
mengenai teori dan strategi pengembangan lembaga-lembaga pendidikan swasta
madrasah terutama yang berbasis budaya termasuk LP Ma’arif NU untuk
lokal. Dalam hal maka budaya yang mengembangkan diri secara optimal.
digunakan adalah budaya Baduy sebagai Penelitian ini difokuskan pada persoalan:
budaya yang berlaku di sana. strategi pengembangan MI oleh LP Maarif
Adapun secara praktis penelitian ini NU Cabang Kabupaten Bantul yang
akan memberikan solusi atas berbagai meliputi segi internal maupun eksternal.
permasalahan yang dihadapi oleh madrasah Penelitian ini dirancang dengan
yang ada di Kampung Baduy Kompol dan menggunakan paradigma alamiah. Jenis
Kampung Cicakal Girang. Sehingga kualitatif deskriptif menggunakan teknik
seluruh komponen madrasah akan dapat pengumpulan data wawancara, observasi,
merasakan manfaat dari yang dirumuskan dokumentasi, dan triangulasi serta
dan diimplementasikan. Selain itu akan menggunakan teknik analisis data model
tercipta iklim pembelajaran yang kondusif interaktif, yaitu pengumpulan data, reduksi
sehingga siswa akan merasa betah untuk
belajar di madrasah sebagai tempat untuk 9
belajar. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2013.

422 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

data, penyajian data, dan kesimpulan atau yang dimiliki lembaga. Faktor pendukung
verifikasi. Berdasarkan fokus penelitian, yang ada pada LP Ma’arif NU Bantul
maka temuan penelitian dapat dijelaskan antara lain yaitu dukungan masyarakat dan
sebagai berikut: pengembangan mutu siswa merupakan sekolah umum yang berbasis
dilakukan dengan berbagai kegiatan yang Islam.
terumuskan pada tiga indikator utama, yaitu Selanjutnya penelitian juga dilakukan
tercapainya atau terlampauinya standar oleh M. Ghufron mengenai Pengembangan
nasional, Kompetitif, memenuhi harapan Madrasah di MI terhadap MI Ma’arif NU
stakeholder madrasah. Upaya peningkatan Salatiga10. Penelitian bertujuan untuk
pendidik dan tenaga kependidikan mengetahui (1) Bagaimanakah ekspektasi
dilakukan diantaranya dengan masyarakat sekitar MI terhadap MI Ma’arif
merekomendasikan bea siswa kepada guru- NU Salatiga? (2) Bagaimanakah Strategi
guru agar melanjutkan pendidikannya, pengembangan MI Ma’arif agar tetap eksis
memberikan fasilitas bagi pengembangan di era pendidikan modern saat ini? Jenis
profesi guru, mengaktifkan kegiatan penelitian ini adalah kualitatif, dengan
MGMP/KKM Aswaja dan ke-NU-an, dan menggunakan metode paradigma natural.
melakukan studi banding. Upaya Hasil penelitian menyatakan MI Ma’arif
pengembangan kurikulum diantaranya melakukan strategi dalam mengsikapi
dengan memfasilitasi madrasah dengan kemajuan zaman, agar tetap eksis di era
kegiatan focus group discussion, seminar, pendidikan modern saat ini. Pertama, MI
maupun pelatihan, menambah kurikulum Global Ma’arif melakukan strategi
aswaja dan ke-NU-an mulai kelas 4 di penggunaan bahasa Arab dan Inggris dalam
Madrasah Ibtidaiyah. Upaya meningkatkan percakapan sehari-hari, menjunjung tinggi
kualitas kelembagaan melalui manajemen kedisiplinan, hal ini terlihat dari
madrasah di antaranya melalui digunakannya bel otomatis yang mengatur
pengangkatan kepala madrasah, melakukan jam pelajaran, dan pembenahan Fisik
periodesasi kepemimpinan kepala Sarana berupa kelas multimedia, yang
madrasah, menumbuhkan sistem otonomi dilengkapi dengan perpustakaan, ruang
kepada madrasah, membentuk tenaga ganti dan kamar mandi. Kedua MI Ma’arif
teknis untuk pengawasan madrasah, dan Kutowinangun melakukan usaha,
membangun forum komunikasi madrasah. membangun professional guru dan
Upaya peningkatan sarana dan pra pembenahan manajemen. Ketiga MI
sarana madrasah dilakukan dengan Kalibening melakukan usaha pembenahan
memonitoring madrasah secara terperiodik, sarana prasarana dan menjalin hubungan
dan sebagai fasilitator madrasah dengan dengan masyarakat.
pihak ke tiga. Upaya mengembangkan Berdasarkan beberapa penelitian
madrasah ibtidayah menghadapi persepsi tersebut, maka penelitian ini akan
masyarakat dan deskriminasi pemerintah memfokuskan kepada strategi
yang cenderung deskriminatif diantara lain pengembangan bagi madrasah yang ada di
melalui: Membangun kerjasama ke dalam Kampung Cicakal Girang Desa Kanekes,
lingkungan madrasah dan Membangun Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak
kerjasama ke luar lingkungan madrasah. Provinsi Banten. Beberapa penelitian
Faktor penghambat yang dialami LP mengenai wilayah ini belum banyak
Ma’arif NU Bantul antara lain adanya dilakukan, penelitian yang sudah ada hanya
dikotomi antara NU dan Muhammadiyah di sebatas deskripsi bagi kondisi sosial
masyarakat, keterbatasan dana, mindset keagamaan masyarakatnya yang berada di
sebagian masyarakat yang menganggap
Madrasah sebagai institusi pendidikan
pilihan ke dua, kesejahteraan guru yang 10
M. Ghufron, Pengembangan Madrasah di MI
belum maksimal, dan keterbatasan dana terhadap MI Ma’arif NU Salatiga, tahun 2002.

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 423


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

wilayah suku Baduy namun beragama sebelumnya. Wawancara ini di lakukan


Islam. beberapa kali sesuai dengan keperluan
peneliti yang berkaitan dengan kejelasan
C. Metode Penelitian dan kemantapan masalah yang dijelajahi.
Penelitian ini mengambil lokasi di Selanjutnya dilakukan oleh observasi
Kampung Cicakal Girang Desa Kanekes berupa pengamatan dan pencatatan secara
Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak langsung terhadap hal yang dianggap
Provinsi Banten. Pemilihan lokasi ini berhubungan dengan objek yang diteliti,
karena mereka berada di wilayah tanah atau hal yang berkaitan dengan masalah
ulayat yang dihuni oleh masyarakat Baduy penelitian. Dalam tekhnik pengumpulan
yang beragama Sunda Wiwitan. Namun, data primer ini digunakan tekhnik
masyarakat Cicakal Girang beragama Islam triangulasi yang meliputi:
semuanya, di sana sudah berdiri madrasah 1. Triangulasi data, meliputi
ibtidaiyyah dan madrasah tsanawiyah. penggunaan multi sumber data.
Pertimbangan berikutnya yaitu kualitas 2. Triangulasi metode, yaitu
pendidikan yang masih rendah apabila penggunaan metode lebih dari satu
diukur dengan standar pendidikan yang 3. Triangulasi peneliti, meliputi variasi
telah ditetapkan oleh Diknas dan Kemenag. peneliti yang menggunakan satu
Metode yang digunakan dalam penelitian obyek sama sehingga diharapkan
ini bersifat kualitatif11, pendekatan ini hasilnya akan sama
digunakan agar dapat memperoleh data 4. Triangulasi theory, dalam meneliti
deskriptif yang sistematis berupa gambaran faktor penghambat perkembangn
mengenai obyek dan diamati atau diteliti madrasah maka penggunaan teori
yaitu kondisi madrasah yang ada di lokasi tidak hanya satu theory saja.13
penelitian.
Obyek penelitian adalah Madrasah D. Strategi Pengembangan Madrasah
Ibtidaiyyah Masyarikul Huda serta Berbasis Budaya Lokal di Kp.Cicakal
Madrasaha Tsanawiyah Alam Wiwitan di Girang
Kampung Cicakal Girang. Teknik Kampung Cicakal Girang merupakan
Pengumpulan Data dilakukan dengan salah satu dari kampung di wilayah Desa
memisahkan antara data primer dan data Kanekes yang merupakan lokasi tempat
sekunder. Data primer diperoleh melalui tinggal dari Suku Baduy. Sejarah Kampung
observasii langsung dan wawancara ini diawali dari perjanjian antara
mendalam (deep interview) yang berupa masyarakat Baduy dengan Kesultanan
tanya jawab langsung kepada informan Banten mengenai pencatatan nikah bagi
yang berdasarkan pada tujuan penelitian. masyarakat Baduy. Maka pihak Kesultanan
Adapun data sekunder dalam penelitian ini Baduy menempatkan seorang penghulu
dilakukan dengan cara dokumentasi. yang bertugas mencatat pernikahan
Dokumentasi yang di maksudkan adalah tersebut.14 Selanjutnya anak keturunannya
peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan tinggal di wilayah Cicakal Girang, sehingga
termasuk juga buku-buku, teori, dan lain- seluruh masyarakatnya saat ini beragama
lain yang termasuk dengan masalah Islam. Lembaga pendidikan yang berada
penelitian.12 Teknik wawancara yang pada Kampung Cicakal Girang ada dua
dilakukan peneliti adalah dengan cara yaitu Madrasah Ibtidaiyyah Masyarikul
mencatat berdasarkan pedoman pada daftar Huda dan MTs Alam Wiwitan. Kedua
pertanyaan yang telah disiapkan madrasah ini saat ini telah mengalami
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
13
Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya), tahun 2006, Ibid., hlm. 287.
14
hlm. 3. Wawancara dengan H. Asid, sesepuh Kampung
12
Ibid., hlm. 216. Cicakal Girang pada 16 Agustus 2013.

424 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

perbaikan dari segi fisik bangunan dan pencaharian, dan ada beberapa juga yang
model pembelajarannya. menjadi buruh di luar kampung.
Masyarakat Kampung Cicakal Girang Tingkat kesadaran pendidikan
adalah masyarakat marginal yang tinggal di masyarakat Kampung Cicakal Girang
antara komunitas Baduy yang beragama sudah mulai meningkat, hal ini terbukti
Sunda Wiwitan. Sejak kehadirannya di dengan partisipasi mereka dalam
tanah ulayat Baduy mereka harus menerima memasukan anak-anaknya ke madrasah
segala bentuk peraturan adat yang ada, ibtidaiyyah. Demikian juga setelah mereka
termasuk dalam hal pendidikan. Pada menyelesaikan jenjang ibtidaiyyah mereka
awalnya mereka tidak boleh membangun melanjutkan ke jenjang tsanawiyah di
rumah dari semen dan menggunakan kampung tersebut. Kehadiran MTs Alam
peralatan modern sebagaimana masyarakat Wiwitan menjadi berkah tersendiri bagi
Baduy lainnya. Namun karena diplomasi anak-anak di sana. Mereka tidak perlu lagi
dan pendekatan mereka dengan Jaro berjalan jauh untuk melanjutkan
Pamarintah akhirnya mereka diperbolehkan sekolahnya. Perlu diketahui bahwa untuk
untuk membangun rumah dengan tembok keluar dari kampung bersekolah mereka
dan beratap genting atau seng. Demikian harus berjalan kurang lebih 10 KM menuju
pula mereka dibolehkan untuk menanam luar wilayah desa Kanekes. Keadaan alam
cengkeh dan padi di sawah. Padahal di yang berbukit dan berlembah tentu saja
seluruh wilayah Desa Kanekes sebenarnya menjadi penghalang berikutnya anak-anak
tidak boleh dilakukan hal-hal tersebut untuk pergi ke sekolah.
karena buyut.15 Sebagai sebuah kampung yang
Pada bidang pendidikan sebenarnya berada jauh dari kota kecamatan, Cicakal
tidak ada larangan bagi mereka untuk Girang memiliki banyak kekurangan dalam
bersekolah, namun karena lokasinya yang penyelenggaraan pendidikan. Dari mulai
jauh dari sekolah sehingga sebagian mereka sarana pra sarana yang belum tertata
tidak sekolah. Ada beberapa yang masuk ke dengan rapi, model pembelajaran yang
pesantren di beberapa wilayah di Banten masih asal-asalan dan guru-guru yang harus
dan Jawa Barat.16 Pola keagamaan didatangkan dari luar kampung yang cukup
masyarakat Cicakal Girang tidak jauh jauh jaraknya. Selain itu managemen
berbeda dengan masyarakat muslim pada madrasah juga masih dilakukan dengan apa
umumnya. Sebagian besar mereka bertani adanya sehingga hasil pembelajaran
dengan sawah sebagai media penanaman seringkali tidak sesuai dengan yang
padi. Hal ini berbeda dengan masyarakat diharapkan. Permasalahan utama yang
Baduy yang menanam padinya di huma. dihadapi oleh madarasah di sini adalah
Saat ini masyarakat Cicakal Girang kurangnya alat-alat pembelajaran yang bisa
memiliki dua buah masjid dan satu majelis meningkatkan minat belajar siswa, seperti
taklim serta dua buah madrasah. Masjid buku-buku bacaan dan kelengkapan KBM
terbesar adalah Masjid Jami’ yang berada di kelas.
di sebelah timur perkampungan. Sementara Berdasarkan observasi dan
masjid lainnya berada di pinggir jalan wawancara yang penulis lakukan, ada
kampung. Sebagian mereka menanam beberapa hal yang menjadi penghambat
cengkeh dan palawija lainnya sebagai mata bagi perkembangan madrasah di Cicakal
Girang. Di antara penghambar tersebut
adalah:
15
Buyut adalah peraturan adat yang tidak boleh 1. Managemen sekolah masih dilakukan
untuk dilanggar, siapa saja yang melanggarnya dengan sederhana dan belum
akan mendapatkan hukuman dari tetua adat menerapkan Managemen Berbasis
Baduy. madrasah.
16
Wawancara dengan warga Cicakal Girang pada
16 Agustus 2013.

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 425


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

2. Kondisi bangunan yang masih belum merupakan seni dan ilmu menggunakan
mencukupi bagi siswa sehingga dan mengembangkan kekuatan (ideologi,
dilakukan penggabungan dan sift politik, ekonomi,sosial-budaya dan
kelas. hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
3. Guru-guru yang bertempat tinggal ditetapkan sebelumnya. Strategi menurut
jauh dari sekolah sehingga seringkali J.R. David dalam Teaching Strategies for
mengganggu proses belajar mengajar. College Class Room ialah a plan, method,
4. Kurangnya kelengkapan or series of activities design to achieve a
pembelajaran seperti buku-buku, alat particular educational goal.18
peraga dan sumber belajar lainnya. Menurut pengertian ini strategi
5. Minat siswa dalam belajar masih belajar-mengajar meliputi rencana,
rendah terbukti dengan beberapa metode dan perangkat kegiatan yang
siswa yang sering tidak masuk kelas. direncanakan untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan
Berdasarkan permasalahan- strategi tertentu diperlukan seperangkat
permasalahan tersebut maka terdapat faktor metode pengajaran. Strategi dapat
internal dan ekternal yang menghambat diartikan sebagai a plan of operation
pengembangan madrasah di lokasi ini. achieving something “rencana kegiatan
Wawancara dengan pengurus madrasah untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan
menyebutkan bahwa beberapa langkah metode ialah a way in achieving something
sudah dilakukan untuk mengurangi “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk
hambatan-hambata tersebut. Misalnya jam melaksanakan suatu strategi digunakan
masuk diperlambat sehingga memberikan seperangkat metode pengajaran tertentu.
waktu kepada guru yang berada di luar Dalam pengertian demikian maka metode
kampung bisa datang tepat waktu. pengajaran menjadi salah satu unsur dalam
Demikian pula penjadwalan dilakukan strategi belajar-mengajar. Unsur seperti
dengan menempatkan guru-guru yang sumber belajar, kemampuan guru dan
tinggal di kampung Cicakal Girang di awal siswa, media pendidikan, materi
jam pelajaran. Selain itu dilakukan pula pengajaran, organisasi adalah: waktu
pengajuan bantuan kepada pemerintah tersedia, kondisi kelas dan lingkungan
daerah Lebak dan Gubernur Banten.17 merupakan unsur-unsur yang mendukung
Setelah diketahui permasalahan- strategi belajar-mengajar.19
permasalahan yang menjadi penghambat Secara singkat dapat dikemukakan
bagi perkembangan madrasah di Kampung bahwa permasalahan yang dihadapi dalam
Cicakal Girang selanjutnya dirumuskan pengembangan madrasah di Kampung
strategi yang bisa dilakukan untuk Cicakal Girang adalah lembaga pengelola
mengembangkannya. Sebelum lebih jauh kurang fungsional, organisasi kelembagaan
membahas tentang strategi pengembangan kurang lengkap, sarana dan prasarana
madrasah, terlebih dahulu dikemukakan pendidikan belum memenuhi standar
pengertian dari strategi. Kata strategi dengan implikasinya sistem akreditasi yang
berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang belum mapan, jumlah guru kurang
diartikan sebagai "the art of the general" memadai, penempatan guru tidak merata,
atau seni seorang panglima yang biasanya
digunakan dalam peperangan. Dalam 18
Bloom, B.5. Toxomony of Educational
pengertian umum, strategi adalah cara Objectives, the Classification of Educational
untuk mendapatkan kemenangan atau Goals, Hand Book I: Cogniti Domain. New
mencapai tujuan. Strategi pada dasarnya York: Long mans, Green and Co. tahun 1956,
hlm. 74.
19
Aly, Abdullah & Djamaluddin, Kapita Selekta
17
Wawancara dengan Guru Madrasah Tsanawiyah Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia,
Alam Wiwitan pada 16 Agustus 2013. 1998, hlm. 45.

426 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

kualitas mengajar guru masih rendah, pada dataran tingkat lokal, warna
keahlian guru tidak sesuai, tenaga seluruh implementasinya terletak
administrasi jumlahnya terbatas dan sejakperencanaan pembuatan
permasalahan lainnya. Madrasah. kurikulum, rekrutmen murid dan
Mengingat banyaknya jumlah persoalan guru, proses belajar mengajar kepada
yang dihadapi dalam pengembangan pelepasan anak didik dan penarikan
madrasah Kampung Cicakal Girang, karena sumber daya pendidik dari aktivitas
itu disamping kejelasan rancangan, rencana pendidikan.
pengembangan juga harus lentur terhadap 2. Madrasah sebagai lembaga
kemungkinan perubahan situasi dan pendidikan umum yang beciri khas
kondisi. Dalam kaitan ini, kearifan agama Islam, berfungsi sebagai
rekayasa bagi kegiatan yang tepat sasaran, pengembang dasar-dasar
merupakan persyaratan personil yang keterampilan multidimensi. Hal ini
terlibat dalam menejemen baik pada tingkat lantaran pendidikan pada madrasah
nasional maupun regional. pada dasarnya merupakan subsistem
Untuk maksud tersebut dikemukakan dari pendidikan umum yang
beberapa hal yang menjadi dasar strategi sederajat. Pendidikan pada madrasah
pengembangan madrasah di Kampung memiliki fungsi yang sama dengan
Cicakal Girang: pendidikan umum lainnya yakni
1. Menjadikan ajaran agama Islam untuk mengembangkan kemampuan
sebagai basic references seluruh serta meningkatkan mutu kehidupan
kegiatan pengembangan pendidikan dan martabat manusia Indonesia
di madrasah di Kampung Cicakal dalam rangka upaya mewujudkan
Girang. Ajaran Islam merupakan tujuan nasional. Demikian juga
fondasi dari seluruh aktivitas halnya dengan tujuan pada
kehidupan manusia muslim, karena pendidikan madrasah di Kampung
itu proporsional manakala setiap Cicakal Girang. Ia terikat pada tujuan
kegiatan pendidikan di madrasah pendidikan nasional yakni
memakai rujukan utama Al-Qur’an, “mencerdaskan kehidupan bangsa
baik pada tingkat literal maupun dan mengembangkan manusia
konseptual. Hal ini penting lantaran Indonesia seutuhnya yaitu manusia
hasil pengembangan kehidupan yang beriman dan bertakwa terhadap
masyarakat yang Islami. Dalam Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
tataran yang lebih makro, pendidikan luhur, memiliki pengetahuan dan
di madrasah harus menghasilkan keterampilan, kesehatan jasmani dan
lulusan yang memiliki kedudukan rohani, kepribadian yang mantap dan
sentral dalam memberi warna mandiri serta tanggung jawab
kehidupan masyarakat sekitarnya. kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Bertolak dari cara pandang ini maka Sejalan dengan semakin
pembangunan madrasah di Kampung terdiversifikasi jenis-jenis
Cicakal Girang harus mengacu keterampilan pembangunan yang
kepada ajaran Islam dalam berbagai diperlukan, maka pengembangan
segi dan kegiatannya. Pada dataran dasar-dasar keilmuan dan penguasaan
manajemen madrasah tingkat keterampilan profesional tingkat
nasional hal ini bermula dari menengah pun (dalam hal ini
perencanaan pengembangan sejalan pendidikan di madrasah) perlu
sejalan penyusunan falsafah dasar pengembangan ke segala sektor
sampai terakhir dalam bentuk rencana kehidupan. Sudah barang tentu hal
detail pengembangan tiap komponen ini dengan memperhitungkan kondisi
pembangunan madrasah. Sementara daerah, kecenderungan penyediaan

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 427


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

sumber daya alam, keterbukaan 1. Pemerataan kesadaran dan


peluang sektor-sektor profesi keterampilan manajemen pada tingkat
kehidupan serta ketersediaan sumber pengelola dan pelaksanaan madrasah.
daya manusianya. 2. Pengembangan sarana dan prasarana
3. Pengembangan secara bertahap. pendidikan madrasah
Pengembangan madrasah di 3. Pengadaan dan peningkatan mutu staf
Kampung Cicakal Girang menuju ke pengajar
arah yang menjadi visi rencana 4. Pengadaan dan peningkatan mutu staf
pengembangan harus dilakukan tata usaha.
secara bertahap. Pentahapan dalam
pengembangan dimaksudkan supaya Masalah klasik yang tetap aktual
dalam kegiatan-kegiatan yang karena masih sering dipersoalkan oleh para
sifatnya ad-hock terhindari, sebab pakar pendidikan Islam adalah adanya
kegiatan demikian akan dikotomi dalam sistem pendidikan.
mengakibatkan program antar periode Dualisme dikotomik ini nampaknya sudah
jabatan pejabat jadi tidak dalam satu berkembang dan dianggap sebagai sistem
kesatuan yang menyeluruh. Sehingga pendidikan modern yang sesuai dengan
pengembangan tidak pernah selesai zaman. Sebenarnya hal ini tidak boleh
dan diketahui hasilnya secara jelas. terjadi, karena dualisme dikotomik yaitu
Diharapkan melalui pengembangan sistem pendidikan Barat yang
secara bertahap, kompleksitas dinasionalisasikan dengan menambah
permasalahan dapat dikurangi serta beberapa mata pelajaran agama (Islam) dan
berbagai intervensi atas kegiatan sistem pendidikan (Islam) yang berasal dari
pembinaan, lantaran aspirasi yang zaman klasik (tradisional) yang tidak
berubah terlalu cepat dan meloncat- diperbaharui secara mendasar, mempunyai
loncat. Dengan melihat permasalahan arah yang berbeda atau dalam beberapa sisi
tersebut di atas dapat diketahui bahwa penting justru bertolak belakang.
dalam pengembangan madrasah di Permasalahan yang dihadapi
Kampung Cicakal Girang sangat madrasah di Kampung Cicakal Girang
diperlukan antara lain adanya merupakan permasalahan yang dihadapi
peningkatan keterampilan manajemen pendidikan Islam pada umumnya.
dan kesadaran fungsi masing-masing Sementara permasalahan pendidikan Islam
bagian pengelola madrasah secara bukan hanya menyangkut persoalan dalam
keseluruhan, diperlukan pengadaan kelas tetapi juga meliputi masalah dakwah
dan penyempurnaan sarana dan Islam dan pembangunan sistem kehidupan
prasarana pendidikan baik fasilitas umat yang Islam, sebagai peradaban Islam
fisik maupun fasilitas non fisik alternatif. Pola hubungan tiga masalah
(seperti perangkat supervisi guru), pokok yang dimaksud secara global dapat
pengadaan dan peningkatan mutu staf dijelaskan bahwa bentuk aktivitas dakwah
pengajar, pengadaan dan peningkatan Islam yang tidak bisa menyajikan Islam
mutu staf tata usaha, rangsangan secara kaffah menyebabkan sistem
kegiatan siswa serta pembinaan pendidikan ini dikotomik. Sistem
lulusan-lulusan. pendidikan yang dikotomik menyebabkan
lahirnya sistem pendidikan umat Islam
Berdasarkan pada permasalahan- yang sekularistik, rasionalistik-empiristik,
permasalah tersebut maka tahapan-tahapan intuitif dan materialistik, dan keadaan
pengembangan madrasah di Kampung tersebut tidak mendukung tata kehidupa
Cicakal Girang setidaknya memerlukan umat yang mampu melahirkan peradaban
empat tahapan yaitu: Islami.

428 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

Dalam tataran realitas, permasalahan memberikan kontribusi yang luar biasa


paling pokok dan substansial yang dihadapi untuk ikut berpartisipasi dalam
madrasah di Kampung Cicakal mencerdaskan kehidupan bangsa ketika
ketidakmampuannya mengimbangi rakyat Indonesia berada dalam penjajahan
dinamika kebutuhan masyarakat akan kolonial Belanda hingga sekarang. Seiring
kualitas pendidikan yang semakin tinggi pertumbuhan zaman maka akan terjadi
serta dinamika pendidikan pada umumnya, pertumbuhan dan perubahan kehidupan
di mana kondisi tersebut diperparah oleh masyarakat sehingga akan muncul tuntutan-
kebijakan pemerintah daerah yang masih tuntutan hidup yang baru dari masyarakat
menganggap madrasah sebagai ‘anak tiri’ pula. Untuk itulah madrasah sebagai salah
dan diperlakukan sebagai sekolah kelas satu lembaga pendidikan harus mampu
dua. Akibatnya, apresiasi masyarakat dalam memenuhi tuntutan tersebut dan
terhadap madrasah umumnya kurang mampu menunjukkan eksistensinya sebagai
menggembirakan dan memandang pengontrol perubahan, bukan malah
madrasah sebagai pilihan kedua. Padahal, termakan oleh perubahan tersebut. Dengan
paling tidak ada 3 hal yang menjadi demikian madrasah harus terus
pertimbangan masyarakat dalam memilih mengembangkan kelembagaannya dengan
lembaga pendidikan, yaitu nilai (agama), strategi dan manajemen yang secara efektif
status sosial dan cita-cita. Masyarakat yang mampu menghasilkan out put pendidikan
terpelajar akan semakin beragam yang berkualitas.
pertimbangannya dalam memilih Kemudian madrasah juga harus
pendidikan bagi anak-anaknya. memiliki visi dan misi baru, serta
Ketidakmampuan madrasah dalam dilengkapi dengan fasilitas yang memadai,
mengimbangi dinamika kebutuhan manajemen dan staf pengajar yang lebih
masyarakat menurut beberapa pakar terlatih sehingga dapat meningkatkan status
pendidikan Islam disebabkan oleh madrasah sebagai sekolah model dan
manajemen/pengelolaan sistem pendidikan menjadi percontohan bagi standar
yang tidak profesional, terlebih pada aspek pengembangan seluruh madrasah lain di
perencanaan, penyiapan tenaga pengajar, Indonesia. Dengan segala keunggulan yang
kurikulum dan pelaksanaan pendidikan dimiliki madrasah, tidak sulit memahami
Islam itu sendiri. Akibat pengelolaan yang populeritas madrasah dan sekolah elite
tidak profesional itu, lembaga pendidikan Islam yang terus menanjak, karena muatan
Islam (madrasah) sering kalah bersaing nilai-nilai akhlak, demokrasi, dan
dengan sub sistem pendidikan nasional kepedulian sosial. Dengan rasa bangga dan
yang diselenggarakan kelompok-kelompok simpati, kini madrasah bukan hanya
masyarakat lain. Walaupun madrasah di merupakan ikon kebanggaan, melainkan
Kampung Cicakal Girang adalah satu- juga merupakan salah satu wahana
satunya sekolah yang ada, namun melihat terpenting untuk menumbuhkan,
keadaannya saat ini dikhawatirkan mengembangkan, dan memelihara
masayrakat kurang tertarik lagi dengan kebanggaan dalam diri generasi muda
model pembelajarannya. Oleh karena itu kaum muslimin.
diperlukan berbagai inovasi dalam Berkaitan dengan penelitian ini maka
pengembangannya. kondisi sosial budaya masyarakat di sekitar
madrasah di Kampung Cicakal Girang
G. Kesimpulan sejatinya telah memberikan perhatian yang
Madrasah adalah lembaga pendidikan baik terhadap pendidikan anak-anaknya.
berbasis agama Islam yang memiliki Namun, hal ini masih harus terus
sejarah panjang, seiring dengan sejarah ditingkatkan mengingkat partisipasi dari
negara Indonesia baik sebelum maupun siswa sendiri masih kurang dalam hal
sesudah merdeka. Madrasah telah kehadiran di kelas. Sejarah mereka yang

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 429


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

sejak awal adalah muslim memberikan Arifin, M, Kapita Selekta Pendidikan:


kekuatan tersendiri bagi eksistensi (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi
madrasah di sana, walaupun harus terus Aksara, 1995
dipupuk dan dikembangkan lagi. Posisi Bloom, B.5. (1956). Toxomony of
mereka yang berada di wilayah tanah ulayat Educational Objectives, the
Baduy dan mayoritas masyarakat Baduy Classification of Educational Goals,
sejatinya tidak mengurangi pola-pola sosial Hand Book I: Cogniti Domain. New
keagamaan mereka. mereka sadar bahwa York: Long mans, Green and Co.
mereka berada di tanah larangan, namun Darmuin (1998). Prospek Pendidikan Islam
mereka juga paham bahwa sejak dahulu di Indonesia: Suatu Telaah terhadap
nenek moyang mereka telah memberikan Pesantren dan Madrasah. Dalam
warisan kampung mereka sebagai Chabib Thoha dan Abdul Muth'i.
perampungan muslim di tengah komunitas PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan
Baduy yang beragama Sunda Wiwitan. Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Faktor-faktor yang menghambat Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka
perkembangan madrasah di Cicakal Girang Pelajar bekerja sarna dengan Fakultas
adalah berkaiatan dengan faktor internal Tarbiyah lAIN Walisongo Semarang.
yaitu minat siswa yang masih kurang dalam Daulay, Hardar Putra, Historis Dan
proses belajar-mengajar, tempat tinggal Eksistensi Pesantren Sekolah dan
guru yang jauh dari madrasah dan Madrasah, Yogyakarta: Tiara
kurangnya perlengkapan pembelajaran. Wacana Yogya, 2001
Adapun faktor eksternal adalah kurangnya Dhofier, Z. (1982). Tradisi Pesantren.
perhatian dari masyarakat daerah terhadap Jakarta: LP3ES.
keberadaan madrasah ini. Sehingga ke Dradjat, Z. (1971). Membina Nilai-nilai
depan diperlukan perhatian yang lebih Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan
untuk pengembangannya. Bintang.
Strategi pengembangan Madrasah Fadjar, M.A. (1998). Madrasah dan
yang bisa dilakukan adalah dengan Tantangan Modernitas. Bandung:
peningkatan kualitas guru, manajemen Mizan.
sekolah, kurikulum pendidikan dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan
pengadaan kelengkapan pembelajaran. Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Adapun budaya lokal masyarakat setempat Grafindo Persada, 1999
menjadi basis dalam pola pengembangan Jalaluddin dan Said, U. (1996). Filsafat
kurikulum di Kampung Cicakal Girang. Pendidikan Islam: Konsep dan
Sehingga pendidikan akan bisa mengangkat Perkembangan. Jakarta: Grafindo
budaya masyarakat setempat dan madrasah Persada.
yang berada di wilayah ini bisa Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam di
dioptimalkan perannya untuk Indonesia, Malang: UMM Press,
meningkatkan kualitas generasi mudanya. 2006
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian
Daftar Pustaka: Kualitatif, Bandung: Rosdakarya,
tahun 2006
Al-Abrasyi, Moh. Athiyah, Dasar-dasar
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis
Pokok Pendidikan Islam, Bulan
Kompetensi, Bandung: PT. Remaja
Bintang, tahun 1970.
Rosdakarya, 2002
Aly, Abdullah & Djamaluddin, Kapita
Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan
Selekta Pendidikan Islam, Bandung:
Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Pustaka Setia, 1998
Rosdakarya, 2007

430 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 02, JULI 2013

Nashir, H. (1999). Agama dan Krisis Thoha, Chabib, dan Muth'i, A. (1998).
Kemanusiaan Modern. Yogyakarta: PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan
Pustaka Pelajar. Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Nata, Abudin, Sejarah Pertumbuhan dan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pelajar bekerja sama dengan Fak.
Pendidikan Islam di Indonesia, Tarbiyah lAIN Walisongo Sernarang.
Jakarta: Grafindo, 2001 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasinal
Sarijo, M. (1980). Sejarah Pondok (UU RI, No.2 Tahun 1989) dan
Pesantren di Indonesia. Jakarta: Peraturan Pelaksanaannya, (1994).
Dharma Bakti. Jakarta: Sinar Grafika.
Sternbrink. K.A. (1986). Pesantren,
Madrasah dan Sekolah. Jakarta:
LP3ES.

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 431

Anda mungkin juga menyukai