Bab Ii Tinjauan Pustaka: Universitas Sumatera Utara
Bab Ii Tinjauan Pustaka: Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005).
Pada pulau Langerhans kelenjar pankreas terdapat beberapa tipe sel, yaitu
juga menjadi tidak normal. Pada penderita DM tipe 1 ditemukan sekresi glukagon
akan menurunkan sekresi glukagon, tapi hal ini tidak terjadi pada penderita DM
hal ini memperparah kondisi hiperglikemia. Salah satu manifestasi dari keadaan
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih
dewasa tetapi kadang-kadang juga terjadi pada remaja. Penyebab dari DM tipe 2
karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara
gangguan gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan.
merupakan faktor risiko yang biasa terjadi pada diabetes tipe ini, dan sebagian
besar pasien dengan diabetes tipe 2 bertubuh gemuk. Selain terjadi penurunan
kepekaan jaringan pada insulin, yang telah terbukti terjadi pada sebagian besar
dengan pasien diabetes tipe 2 terlepas pada berat badan, terjadi pula suatu
masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara. Keadaan ini terjadi
karena pembentukan hormon pada ibu hamil yang menyebabkan resistensi insulin
(Tandra, 2008).
polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
sewaktu ≥ 200 mg/dl dan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa≥ 126
mg/dl. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah
raga. Apabila dalam langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai,
dapat dikombinasi dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi
obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes,
2005).
1. Pengaturan diet
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam
hal karbohidrat, protein dan lemak. Tujuan pengobatan diet pada diabetes adalah:
kadar normal.
yang terpenting dari semua terapi nutrisi adalah pencapian hasil metabolis yang
perhatian utamanya pada regulasi administrasi insulin dengan diet seimbang untuk
mencapai dan memelihara berat badan yang sehat. Penurunan berat badan telah
2. Olah raga
Berolah secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
tetap normal. Prinsipya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal
Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi,
bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olah raga akan memperbanyak jumlah
2005).
1. Insulin
merespon glukosa. Insulin merupakan polipeptida yang terdiri dari 51 asam amino
tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri
dari 30 asam amino. Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam
Sediaan ini terdiri dari insulin tunggal biasa, mulai kerjanya baru sesudah
cairan jaringan dan menghambat resorpsinya dari tempat injeksi ke dalam darah.
Metoda yang digunakan adalah mencampurkan insulin dengan protein atau seng
yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar glukosa darahnya dengan kombinasi
menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat (Ditjen Bina
a. Golongan Sulfonilurea
oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel β Langerhans pankreas masih dapat
kelenjar pankreas. Obat golongan ini merupakan pilihan untuk diabetes dewasa
baru dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami
Masa kerjanya relatif singkat, dengan waktu paruh eliminasi 4-5 jam (Katzung,
2002). Dalam darah tolbutamid terikat protein plasma. Di dalam hati obat ini
Suharto, 1995).
masa paruh plasma 0,5-2 jam. Tetapi dalam tubuh obat ini diubah menjadi 1-
masa paruh yang lebih panjang, kira-kira 4-5 jam (Handoko dan Suharto, 1995).
hati dan metabolitnya cepat diekskresi melalui ginjal. Dalam darah terikat
albumin, masa paruh kira-kira 36 jam sehingga efeknya masih terlihat beberapa
efeknya pada glukosa darah tidak segera tampak dalam beberapa jam setelah
lebih kuat daripada tolbutamida. Sering kali ampuh dimana obat-obat lain tidak
efektif lagi, risiko hipoglikemia juga lebih besar dan sering terjadi. Pola kerjanya
berlainan dengan sulfonilurea yang lain yaitu dengan single-dose pagi hari mampu
(Tjay dan Rahardja, 2002). Obat ini dimetabolisme di hati, hanya 21% metabolit
diekresi melalui urin dan sisanya diekskresi melalui empedu dan ginjal (Handoko
dalam hati menjadi produk yang aktif dan 10% diekskresikan tanpa perubahan
rendah dari semua senyawa sulfonilurea. Dosis tunggal besar 1 mg terbukti efektif
dan dosis harian maksimal yang dianjurkan adalah 8 mg. Glimepiride mempunya
waktu paruh 5 jam dan dimetabolisme secara lengkap oleh hati menjadi produk
b. Golongan Biguanida
glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat selular dan
menurunkan produksi gula hati. Metformin juga menekan nafsu makan hingga
berat badan tidak meningkat, sehingga layak diberikan pada penderita yang
c. Golongan Tiazolidindion
Golongan obat baru ini memiliki kegiatan farmakologis yang luas dan
berupa penurunan kadar glukosa dan insulin dengan jalan meningkatkan kepekaan
bagi insulin dari otot, jaringan lemak dan hati, sebagai efeknya penyerapan
dapat lebih tepat bekerja pada sasaran kelainan yaitu resistensi insulin tanpa
2.2 Hipertensi
tekanan darah di atas normal atau kronis (dalam waktu yamg lama). Menurut
WHO, tidak bergantung pada usia, pada keadaan istirahat batas normal teratas
untuk tekanan sistolik 140 mmHg, sedangkan tekan diastolik 90 mmHg. Daerah
batas yang harus diamati bila sistolik 140-149 mmHg dan diastolik 90-94 mmHg
(Anonim, 2008).
hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Oleh karena itu,
tekanan darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda pada hipertensi primer.
Bergantung pada tingginya tekanan darah gejala yang timbul dapat berbeda-beda,
kadang-kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala
setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak, dan jantung.
komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau renovaskular
adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara
2006).
7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,
prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 dapat dilihat pada Tabel
2.2.
Semua pasien dan individu dengan riwayat keluarga hipertensi perlu dinasehati
mengenai gaya hidup, seperti menurunkan kegemukan, asupan garam (total, < 5
g/hari), asupan lemak jenuh dan alkohol (pria < 21 unit dan perempuan < 14 unit
per minggu), banyak makan buah dan sayuran, tidak merokok dan berolah raga
(ARB), Beta Blocker (BBs), Calcium Chanel Blocker (CCB) (Ditjen Bina Farmasi
Secara umum diperkirakan hipertensi dijumpai dua kali lebih banyak pada
diabetes, yang meningkat dua kali lipat bila disertai hipertensi. Hipertensi
merupakan faktor utama dari harapan hidup dan komplikasi pada pasien diabetes
khususnya.
diketahui sejak beberapa tahun silam, terutama pada pasien gemuk. Insulin
Hubungan antara diabetes tipe 2 dan hipertensi lebih kompleks dan tidak
bagian dari sindrom metabolik dari resistensi insulin. Hipertensi mungkin muncul
selama beberapa tahun pada pasien ini sebelum diabetes mellitus muncul.
ekskresi sodium pada ginjal, aktivitas stimulasi dan tanggapan jaringan pada
morbiditas dan mortalitas akibat diabetes sendiri dan akibat hipertensinya. Dalam
asupan garam, penurunan berat badan untuk pasien gemuk, dan berolah raga
mempunyai kelainan metabolik, hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan obat.
hiperglikemia.
antihipertensif yang sangat penting bagi pasien diabetes (Saseen dan Carter,
2005).
mengurangi proteinuria juga dapat memperbaiki sensivitas insulin dan tanpa efek
pada lipid atau asam urat dalam serum (Saseen dan Carter, 2005).
konstriksi arteriol efferent dari glomelurus ( Ditjen Bina Farmasi dan Alkes,
2006).
pilihan pertama dalam pengobatan hipertensi dengan diabetes. ARB lebih disukai
arteriol dari ginjal selain itu ARB juga meningkatkan sensifitas insulin (Gray,
dkk., 2006).
diabetes mellitus tipe 2 dengan protenuria dan kejadian penyakit ginjal. ARB
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan nefropati (Saseen dan Carter, 2005).
3. Diuretics
Diuretik hemat kalium bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus
dan bahan ini digunakan ketika dibutuhkan. Beta Blocker telah ditunjukan paling
tidak pada satu studi menjadi sama efektif dengan ACE Inhibitor dalam hal
Carter, 2005).
kardioselektif, jadi lebih aman daripada penyekat beta yang nonselektif pada
penyakit arteri perifer dan diabetes yang karena alasan khusus harus diberi
penyekat beta. Tetapi kardioselektif adalah fenomena yang tergantung dosis. Pada
dosis yang lebih tinggi, penyekat beta yang kardioselektif kehilagan selektifitas
relatifnya untuk reseptor beta-1 dan akan memblok reseptor beta-2 seefektif
glukosa dan nampak menjadi obat antihipertensif yang ideal untuk pasien diabetes
yang lain (diuretic, beta blocker, ACE inhibitor, dan ARB) (Sassen dan Carter,
2005).
dianggap sebagai bahan kedua setelah beta blocker, ACE inhibitor, dan ARB.
Target tekanan darah pada pasien diabetes adalah < 130/80 mmHg karena
mencapai tujuan ini, CCB merupakan bahan yang berguna dalam populasi ini,
khususnya bila dikombinasi dengan bahan lain (Saseen dan Carter, 2005).
untuk mencapai hasil (outcomes) yang lebih baik dan untuk memperbaiki kualitas
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
Pelayanan kefarmasian terus berkembang tidak terbatas hanya penyiapan obat dan
penyerahan obat pada pasien tapi juga memerlukan interaksi dengan pasien dan
paripurna sehingga dapat: tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemakaian, tepat
kombinasi, tepat waktu dan harga. Selain itu pasien diharapkan juga mendapatkan
DRPs adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dialami oleh
pasien yang mana melibatkan atau diduga melibatkan terapi obat dan cenderung
1. Peristiwa yang tidak diharapkan atau resiko dari peristiwa yang dialami oleh
pasien. Kejadian ini dapat memberikan bentuk dari keluhan medis, gejala,
2. Adanya gejala antara kejadian yang tidak diharapkan pasien dan terapi obat.
Keterkaitan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat, saran yang berkaitan
dengan sebab dan efek atau kejadian yang memerlukan terapi obat untuk
a. Pasien mempunyai kondisi medis baru yang membutuhkan terapi awal pada
obat.
berkesinambungan.
dapat dicegah dengan penggunaan alat pencegah penyakit pada terapi obat
a. Pasien yang sedang mendapatkan pengobatan yang tidak tepat indikasi pada
waktu itu.
b. Pasien yang tidak sengaja maupun sengaja kemasukan sejumlah racun dari
obat atau kimia, sehingga menyebabkan rasa sakit pada waktu itu.
d. Kondisi kesehatan pasien lebih baik diobati dengan terapi tanpa obat.
e. Pasien yang mendapatkan beberapa obat untuk kondisi yang mana hanya
f. Pasien yang mendapatkan terapi obat untuk pengobatan yang tidak tepat
lainnya.
a. Pasien menerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan.
pasien.
diharapkan.
c. Jarak dan waktu pemberian obat terlalu jarang untuk menghasilkan respon
yang diinginkan.
makanan pasien.
b. Pasien dengan konsentrasi obat dalam darah diatas batas teurapetik obat
yang diharapkan.
c. Obat, dosis, rute, perubahan formulasi yang tidak tepat untuk pasien.
mengerti.
merasa sehat.