PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit yang
merupakan bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah
trombosit didalam sirkulasi berkisar antara 150.000-450.000/ul, rata-rata
berumur 7 sampai 10 hari kira-kira 1/3 dari jumlah trombosit didalam
sirkulasi darah mengalami penghancuran didalam limfa, oleh karena itu,
untuk mempertahankan jumlah trombosit agar tetap normal adalah
diproduksi 150.000-450.000 sel trombosit per hari. Jika jumlah trombosit
kurang dari 30000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun
biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang
dari 10000/mL.
Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau dapat terjadi akibat
penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemia aplastik,
mielofibrosis, terapi radiasi, atau leukimia, peningkatan penghancuran
trombosit seperti pada infeksi tertentu.
Trombositopenia didefinisikan juga sebagai jumlah trombosit
kurang dari 100.000/mm3. Jumlah trombosit yang rendah ini merupakan
akibat berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.
Namun, umumnya tidak ada manifestasi klinis hingga jumlahnya kurang
dari 100000/mm3 dan lebih lanjut dipengaruhi oleh keadaan-keadaan lain
yang mendasari atau yang menyertai seperti, penyakit hati atau leukimia.
Ekimosis yang bertambah dan pendarahan yang memanjang akibat trauma
ringan terjadi pada kadar trombosit kurang dari 50.000/mm3. Petekie
merupakan manifestasi utama, dengan jumlah trombosit kurang dari
30000/mm3. Terjadi perdarahan mukosa, jaringan dlam dan intrakranial
dengan jumlah trombosit kurangdari 20000 dan memerlukan tindakan
segera untuk mencegah perdarahan dan kematian.
Trombositopenia (jumlah platelet kurang dari 80000/mm3)
penyebab tersering dari perdarahan abnormal karena produksi platelet
yang menurun, ataupun peninggiansekuestrasi atau destruksi yang
bertambah. Penyebab penurunan produksi platelet antaranya, anemia
aplastik, leukimia, keadaan gagal sumsum tulang belakang dan setelah
kemoterapi sitotoksik. Penyebab peninggian destruksi platelet antaranya,
trombositopenik purpura idiopatik (ITP), trombositopenia sekunder atau
yang diinduksi obat-obatan, purpura trombositopenia trombotik, sindroma
uremik hemolitik, koagulasi intravaskuler diseminata dan vaskulitis.
Penurunan produksi trombosit (platelets), dibuktikan dengan aspirasi dan
biopsi sumsum tulang, dijumpai pada segala kondisi yang mengganggu atau
menghambat fungsi sumsum tulang. Kondisi ini meliputi anemia aplastik,
mielofibrosis(penggantian unsur-unsur sumsum tulang dengan jaringan fibrosa),
leukemia akut, dan karsinoma metastatik lain yang mengganti unsur-unsur
sumsum normal. Agen-agen kemoterapeutik terutama bersifat toksik terhadap
sum-sum tulang, menekan produksi trombosit. Keadaan trombositopenia dengan
produksi trombosit normal biasanya disebabkan oleh penghancuran atau
penyimpanan yang berlebihan. Segala kondisi yang menyebabkan
spenomegal(lien membesar) dapat disertai trobositopenia.
Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi anti bodi yang diinduksi
oleh obat seperti yang ditemukan pada quidinin dan emas. Atau oleh
autoantibodi(anti bodi yang bekerja melawan jaringannya sendiri). Antibodi-
antibodi ini ditemukan pada penyakit seperti lupus eritematosus, leukimia
limfositik kronis, limfoma tertentu, dan purpura trombositopenik idiopatik (ITP).
ITP terutama ditemukan pada perempuan muda, bermanifestasi sebagai
trombositopenia yang mengancam jiwa dengan jumlah trombosit yang sering
kurang dari 10.000/mm3. antibodi Ig G yang ditemukan pada membran trombosit
dan meningkatnya pembuangan dan penghancuran trombosit oleh sistem
makrofag. (Sylvia & Wilson,2006)
Trombositopenia berat dapat mengakibatkan kmatian akibat kehilangan
darah atau perdarahan dalam organ-organ vital. Insiden untuk ITP adalah 50-100
juta kasus baru setiap tahun. Dengan anak melingkupi separuh daripada bilangan
tersebut. Kejadian atau insiden immune Trombositopenia Purpura diperkirakan 5
kasus per 100.000 anak- ana dan 2 kasus per 100.000 orang dewasa. Tetapi data
tersebut dari populasi atau perkumpulan berbasis pendidikan yang sangat luas.
Kebanyakan kasus akut Immune trombositopenia purpura (ITP) yang pada
umumnya terjadi pada anak-anak kurang mendapatkan perhatian medis. Immune
trombositopenia purpura (ITP) dilaporkan 9,5 per 100.000 orang di Maryland.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura.
Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti
darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti
seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga
merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.
B. ETIOLOGI
1. Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi
melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga
sel trombosit mati. (Imran, 2008). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi
autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang
trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons
tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh.
Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping
darah ubuhnya sendiri.
Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat,
persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh
sistem imun tubuh. Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk
melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun
melawan platelet dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang
platelet dalam tubuh masih belum diketahui.
2. ITP kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus,
intoksikasi makanan atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi,
panas), kekurangan factor pematangan (misalnya malnutrisi), koagulasi
intravascular diseminata (KID), autoimun. Berdasarkan etiologi, ITP
dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan
awitan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau sama
dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih
dari 6 bulan (pada orang dewasa). Biasanya tanda- tanda penyakit dan
faktor-faktor yang berkatan dengan penyakit ini adalah seperti yang
berikut : purpura, pendarahan haid darah yang banyak dan tempo lama,
pendarahan dalam lubang hidung, pendarahan rahang gigi, immunisasi
virus yang terkini, penyakit virus yang terkini dan calar atau lebam.
C. KLASIFIKASI
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita :
1. Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, anak-anak
berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini.
2. Tipe kedua menyerang orang dewasa, sebagian besar dialami oleh
wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah
penyakit keturunan.
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP.
Batasan yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut
ITP dan diatas 6 bulan disebut kronik ITP. Akut ITP sering terjadi
pada anak-anak sedangkan kronik ITP sering terjadi pada dewasa.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Bintik-bintik merah pada kulit (terutama di daerah kaki), seringnya
bergerombol dan menyerupai rash. Bintik tersebut ,dikenal dengan
petekie, disebabkan karena adanya pendarahan dibawah kulit
2. Memar atau daerah kebiruan pada kulit atau membran mukosa (seperti di
bawah mulut) disebabkan pendarahan di bawain kulit. Memar tersebut
mungkin terjadi tanpa alasan yang jelas. Memar tipe ini disebut dengan
purpura. Pendarahan yang lebih sering dapat membentuk massa tiga-
dimensi yang disebut hematoma
3. Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi. Ada darah pada
urin dan feses. Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat
menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada
wanita. Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan pada
otak dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit
4. Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan),
sulit berkonsentrasi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan
hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit < 20.000 / mm3)
b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom
c. Leukosit biasanya normal bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi
leukositosis. Ringan pada keadaan lama limfositosis relative dan
leukopenia ringan
d. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat
bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit
e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi
pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+)
G. PENCEGAHAN
1. Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat
dicegah komplikasinya
2. Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat
mempengaruhi platelet dan meningkatkan risiko pendarahan
3. Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan.
Lakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang
4. Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal
ini penting bagi pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP yang sudah tidak
memiliki limfa
H. TERAPI
Terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran
aman sehingga mencegah terjadinya pendarahan mayor. Selain itu,terapi ITP
didasarkan pada berapa banyak dan seberapa sering pasien mengalami
pendarahan dan jumlah platelet. Terapi untuk anak-anak dan dewasa hampir
sama. Kortikosteroid (ex: prednison) sering digunakan untuk terapi ITP.
Kortikosteroid meningkatkan jumlah platelet dalam darah dengan cara
menurunkan aktivitas sistem imun. Imunoglobulin dan anti - Rhimunoglobulin
D. Pasien yang mengalami pendarahan parah membutuhkan transfusi platelet
dan dirawat dirumah sakit .
Terapi awal ITP (standar) :
a. Prednison
Terapi awal prednisolon atau prednisone dosis 0,5-1,2
mg/kgBB/hari selama 2 minggu. Respon terapi prednisone terjadi dalam
2 minggu dan pada umumnya terjadi dalam minngu pertama, bila respon
baik dilanjutkan sampai 1 bulan, kemudian tapering
b. Imunoglobulinintravena (IgIV)
Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selam 2-3 hari berturut- turut dan
digunakan bila terjadi pendarahan internal, saat AT (antibodi trombosit)
<5000/ml meskipun telah mendapatterapi kortikosteroid dalam beberapa
hari atau adanya purpura yang progresif. Pendekatan terapi konvensional
lini kedua, untuk pasien yang dengan terapistandar kortikosteroid tidak
membaik, ada beberapa pilihan terapi yang dapat digunakan. Luasnya
variasi terapi lini kedua menggambarkan relatif kurangnya efikasi dan
terapi bersifatindividual.
1. Streroid dosis tinggi
Terapi pasien ITP refrakter selain prednisolon dapat digunakan
deksametason oral dosis tinggi. Deksametason 40 mg/hr selama 4
minggu, diulang setiap 28 hari untuk 6 siklus.
2. Metiprednisolon
Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pd ITP anak dan dewasa
yang resisten terhadap terapi prednisone dosis konvensional. Dari hasil
penelitian menggunakan dosis tinggi metiprednisolon 3o mg/kg iv
kemudian dosis diturunkan tiap 3 hr samapi 1 mg/kg sekai sehari.
3. iVig dosis tinggi
Imunoglobulin iv dosis tinggi 1 mg/kg/hr selama 4-5 hari berturut-turut,
sering dikombinasi dengan kortikosteroid, akan meningkatkan AT dengan
cepat. Efek samping, terutama sakit kepala, namun jika berhasil maka dapat
diberikan secara intermiten atau disubtitusi dengan anti-D iv
4. anti-D iv
Dosis anti-D 50-75 mg/ka/hr IV. Mekanisme kerja anti-D
yaknidestruksi sel darah merah rhesus D- positif yang secara khusus
diberikan oleh RES terutama di lien, jadi bersaing dengan autoantibodi yang
menyelimuti trombosit melalui Fc reseptor blockade
5. alkaloid vinka
Misalnya vinkristin 1 mg atau 2 mg iv, vinblastin 5-10 mg, setiap
minggu 4-6 minggu.
6. Danazol
Dosis 200 mg p.o 4 x sehari selama sedikitnya 6 bulan karena respon
sering lambat. Bila respon terjadi, dosis diteruskan sampai dosis
maksimal sekurang- kurangnya 1 tahun dan kemudian diturunkan
200mg/hr setiap 4 bulan.
7. Immunosupresifdan kemoterapi kombinasi
Imunosupresif diperlukan pada pasien yang gagal gan terapi
lainya. Terapi dengan azatioprin (2 mg kg max 150 mg/hr) atau
siklofosfamid dengan sebagai obattunggal dapat dipertimbangkan dan
responya bertanding tertahan sampai 5%.
8. Dapsone
Dosis 75 mg p.o per hari, respon terjadi dalam 2 bulan. Pasien harus
diperiksa G6PD, karena pasien dengan kabar G6PD yang rendah
mempunyai risiko hemolisis yang serius.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Memar, bintik-bintik paada kulit, keluarnya darah pada hidung dan
perdarahan pada gusi gigi
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengalami ITP yang ditandai dengan memar, bintik-bintik pada
kulit, keluarnya darah dari hidung dan perdarahan pada gusi
3. Riwayat Penyakit Dahulu
HIV/AIDS yang mungkin diturunkan dari orangtua
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pihak keluarga mengalami HIV/AIDS dan kelainan hematologi
5. Riwayat Lingkungan
Kondisi lingkungan kurang baik atau kumuh karena penyakit ini biasanya
disebabkan oleh bakteri atau virus
a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun dibawah 20000
b. Tanda-tanda perdarahan
- Petekie terjadi spontan
- Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor
- Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, dan saluran pernafasan
- Menoragie
- Hematuria
- Perdarahan gastrointestinal
c. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah
d. Aktivitas/istirahat
1) Gejala :
Keletihan, kelemahan, malaise umum, toleransi terhadap latihan
rendah
2) Tanda :
Takikardia/takipnea, dispnea saat beraktivitas, kelemahan otot dan
penurunan kekuatan
e. Sirkulasi
1. Gejala
- Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI
kronis dan menstruasi berat
- Palpitasi
2. Tanda : td peningkatan sistolik dengan diastolik stabil
f. Eliminasi
Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare,
konstipasi
Tanda : Distensi abdomen
g. Makanan atau Minuman
Gejala : penurunan masukan diet dan mual muntah
Tanda : turgor kulit buruk, tampak kusut, dan hilangnya elastisitas
h. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, pusing, kelemahan dan penurunan penglihatan
Tanda : Epistaksis, mental lambat dan dangkal
i. Kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala, takipnea, dan dispnea
j. Pernafasan
Nafas pendek pada saaat istirahat dan beraktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera agen ( biologis, psikologi, kimia, dan
fisik )
Kolaborasi
5.berikan
analgetik
sesuai indikasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Trombositopenia menggambarkan individu yag mengalami atau pada
resiko tinggi untuk mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi. Penurunan ini
dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun, distribusi trombosit
yang berubah, pengrusakan trombosit, atau dilusi vaskuler.
Gejala dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP adalah Hidung
mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi Ada darah pada urin dan feses
Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP.
Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada wanita. Pendarahan pada otak
jarang terjadi, dan gejala pendarahan pada otak dapat menunjukkan tingkat
keparahan penyakit. Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri,
fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi, atau gejala yang lain. Tindakan
keperawatan yang utama adalah dengan mencegah atau mengatasi perdarahan
yang terjadi.
B. SARAN
1. Perawat harus memantau setiap perkembangan yang terjadi pada pasien
yang menderita ITP.
2. Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti tenaga
kesehatan yang bekerja di laboratorium yaitu untuk memerikasa jumlah
trombosit pasien.
3. Perawat harus menerapkan komunikasi asertif terapeutik guna
menurunkan tingkat kecemasan pasien.
BAB III
RESUME ASKEP PADA An. A DENGAN ITP
DI RUANG ANAK DASAR RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
A. IDENTITAS
Nama : An. A
Tempat/Tanggal Lahir : Pati 20 agustus 2011
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 26 November 2019
No. Register : 10558448
Diagnosa : ITP
Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 37 tahun
Alamat : Soneyan
Hubungan dengan anak : Orangtua
Keterangan Genogram :
: Pria sehat
: Wanita sehat
: Pria sakit
: tinggal serumah
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama :
Lebam-lebam, kulit kemerahan, dan merasa lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Kurang lebih 1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, ibu klien
mengatakan anaknya mengeluh lebam pada tangan dan kakinya.
Sebelumnya klien mengeluh demam dan dibawa ke RSUD Pati, dilakukan
pengecekan lab didapatkan trombosit sebanyak 2000 kemudian ditransfusi
TC sebanyak 8 kantong trombosit meningkat 22000 ada perbaikan
kemudian dipulangkan.
Kurang lebih seminggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit klien
kembali dikeluhkan dengan lebam pada pipi kiri dan kanan, kemudian
klien dibawa ke rs suwondo oleh orangtuanya diperiksa lab trombositnya
5000 lalu dilakukan transfusi TC tetapi tidak ada perbaikan dan dirujuk ke
RSDK Semarang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Penyakit yang pernah diderita : ada, dengan keluhan yang sama
b. Pengalaman dirawat di rumah sakit : pernah
c. Riwayat operasi/pembedahan : tidak ada
d. Riwayat kehamilan/persalinan yang berhubungan dengan kondisi saat
ini : tidak ada
e. Riwayat alergi : ibu klien mengatakan jika anak mengalami alergi
timbul bentol bentol kemerahan
f. Riwayat imunisasi
Imunisasi hepatitis B (1-3), Polio (1-4), BCG, DPT (1-3), Campak,
Hib (1-3)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti
penyakit HT, Diabetes, Asam urat dan lain-lain.
d. Pengukurang Antropometri
a. Berat badan : 30 kg
b. Tingg/panjang : 110 cm
c. Lingkar kepala : 51 cm
d. Lingkar dada : 85 cm
e. Lingkar lengan atas : 15,2 cm
f. Ketebalan lipat kulit triseps : 3 cm
Interpretasi status gizi :
WAZ : -2,67
HAZ : -1,7
WHZ : -2,39
Kesimpulan : status gizi anak baik
e. Vital Sign
Diukur pada tanggal 16 Desember 2019
a. Suhu : 36,8 oC
b. Frekuensi nadi : 84 x/m
c. Frekuensi pernafasan : 22 x/m
d. Tekanan darah : 110/70 mmHg
f. Riwayat Perkembangan
Anak berkembang sesuai dengan tumbuh kembang normal.
g. Identitas Kebutuhan Dasar dan Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kepala simetris, warna rambut hitam, tekstur rambut halus, bentuk
wajah simetris
b. Kebutuhan Oksigenasi
Hidung :
Bentuk simetris, tidak ada polip ataupun luka, tampak kotor karena
terpasang nassal kanul
Dada :
Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, suara perkusi dinding
dada sonor, pekak pada dada kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada luka, fokal fremitus simetris.
Paru-paru :
Pola napas regular, tidak ada suara nafas tambahan
c. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Mulut :
Membran mukosa kering, nampak bercak hitam, gusi pink kemerah-
merahan, tidak ada perdarahan, warna gigi putih kekuning-kuningan,
tonsil tidak ada tanda pambesaran, tes pengecapan baik.
Abdomen :
Bentuk simetris, perkusi dinding perut terdapat bunyi timpani,
umbilikus bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak
teraba pembesaran hepar, bising usus normal.
Pola Nutrisi dan Cairan :
- Sebelum sakit klien makan 2-3 kali sehari dengan porsi cukup.
Makan nasi dan lauk pauk.
- Setelah sakit, klien disarankan oleh dokter dan perawat untuk
menunda makan (klien di puasa kan untuk makan) karena terjadi
perdarahan pada sistem gastroinstestinal. Saat ini klien sedang
diberikan diit TPN D 12.5%/1200/50ml/jam
d. Kebutuhan Eliminasi
Pola BAB :
- Sebelum sakit klien BAB dengan normal 1-2x sehari tanpa ada
keluhan
- Setelah sakit frekuensi BAB klien menjadi 1x sehari bahkan tidak
BAB dalam sehari. Warna BAB coklat gelap
Pola BAK :
- Sebelum sakit klien BAK 5-6 kali dalam sehari
- Setelah sakit klien BAK 3-5 kali sehari. Keluhan BAK tidak ada
2. Pemeriksaan Radiologi
- Struktur tulang mandibula baik
- Tampak multiple benih gigi
- Tampak caries gigi 5.3/5.4/6.3/6.4/6.5/7.3/7.4/8.4/8.5
- Ak tampak missing teeth
- Tak tampak sisa akar
- Tak tampak tumpatan
- Tak tampak periapical lusensi
3. Terapi Obat 16/12/19
- Nistatin 1ml/6 j
- Betadin gurgle kumur/8 j
- Asam mafenamat 200mg/8 j
- Methilprednisolon 62,5mg/12 j
- Ampicilin 200mg/6 j
- Ondancentron 4mg/8 j
- Zinc 20mg/24 j
- Sukralfat 5ml/8 j
- Tranetonat 200mg/8j
- D5 1/2 + kcl 12ml 1370/57ml/jam
- NaCl 3% 23ml-Cab 1ml
- Protein 230/10ml/jam
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
- Ibu klien mengatakan anaknya sering - Anak sadar dan menangis kuat
menangis jika nyeri yang dirasakan - Kulit nampak lebam-lebam
datang secara tiba-tiba - Kulit nampak kemerahan
- Ibu klien mengatakan anaknya merasa - Kulit tebasa hangat
nyeri dengan skala 4 - Tampak bercak hitam pada
- Ibu klien mengatakan anaknya merasa mulut
lemas - Tampak bintik merah kehitaman
- Ibu klien mengatakan badan anaknya pada tangan dan kaki
terasa hangat - TTV N: 84x/m, S : 36,8 RR :
- Ibu klien mengatakan anaknya BAB 22x/m TD 110/70
warna coklat gelap P : nyeri dirasakan klien tiba-tiba
Q : nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan pada bagian
perut
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
- Hb 9.7 g/dL, Trombosit 2
10^3/ul, Eritrosit 3.32 10^6/ul,
leukosit 13.0
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : Penurunan Resiko perdarahan
ibu klien mengatakan badan klien trombositopenia
terasa hangat
DO :
kulit lebam-lebam
kulit kemerahan
nampak bintik merah kehitaman
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya
merasa nyeri dengan skala nyeri 4 Agen injury Nyeri akut
DO :
P : nyeri dirasakan klien tiba-tiba
Q : nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan pada bagian
perut
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
DS :
ibu klien mengatakan badan anaknya
lemas
DO :
TD 110/70, N 84x/m, S 36,8 RR Penurunan eritrosit Ketidakefektifan
22x/m perfusi jaringan
Trombosit 2 10^3/ul perifer
Hb 9.7 g/dL
Eritrosit 3.32 10^6/ul
Leukosit 13.0
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
2. Nyeri akut b.d agen injury
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah (anemia)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan dan Kriteria TTD &
No Dx Tgl/Jam Intervensi
Hasil nama
1 18/12/19 Setelah dilakukan tindakan - Kaji TTV RIEZKY
09.33 WIB keperawatan selama 3 x 8 - Catat nilai Hb dan Ht
jam diharapkan perdarahan sebelum dan sesudah
berkurang dengan kriteria perdarahan
hasil : - Monitor nilai lab
- Kelembapan membran - Lindungi klien dari
mukosa meningkat trauma yang dapat
- TTV dalam batas menyebabkan
normal 110/70mmHg perdarahan
- Nilai trombosit dalam
batas normal 150.000-
450.000 sel/mm3
- Hemoglobin dalam
batas normal 11,5
hingga 15,5 g/dL
2 19/12/19 Setelah dilakukan - Lakukan pengkajian
11.01WIB tindakan keperawatan nyeri secara
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari Pertama
No Tanggal/ TTD &
Implementasi Respon
Dx Jam nama
1 18/12/2019 1. Memonitor keadaan Ds : -
10.10 WIB umum Do :
- TTV S : 36,8 N : 84x/m,
RR : 22x/m
- Hb : 9.7 Ht : 28.3%
- Eritrosit : 3.32 10^6/uL
- Trombosit : 2000
- Leukosit 13.0
3. Memonitor nilai Hb Ds :-
dan Ht sebelum dan Do :
setelah kehilangan - TTV S : 36,8 N : 84x/m,
RR : 22x/m
darah - Hb : 9.7 Ht : 28.3%
- Eritrosit : 3.32 10^6/uL
4. Kolaborasi pemberian - Trombosit : 2000
transfusi darah dan - Leukosit 13.0
transfusi TC
Ds : -
Do :
- TC sedang di usahakan dibank
darah
2 18/12/2019 1. Mengkaji penyebab Ds : RIEZKY
11.5 WIB nyeri, lokasi nyeri, - Ibu klien mengatakan nyeri
lamanya nyeri dan skala pada perut
nyeri Do :
- Klien tampak meringis
- TTV :
S : 36,8 oC
N : 84 x/m
RR : 22 x/m
- P : nyeri datang secara
tiba-tiba
Q: ditusuk-tusuk
R:abdomen kuadran kanan
atas
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
2. Mengkaji mobilisasi Ds :
klien - Ibu klien mengatakan kalau
nyeri klien menangis kuat
Do :
- Klien tampak bedrest
3. Mengajarkan terapi Ds :
bermain puzzle dan Do :
mendengar musik - Klien tampak mendengar
dan mengikuti instruksi
yang diberikan
- Tampak klien mengerti
dengn mengagukan kepala
cara memainkan puzzle
3 18/12/2019 1. Memonitor tanda-tanda Ds : RIEZKY
vital - Ibu klien mengatakan badan
12.25WIB anaknya terasa hangat
Do :
- TTV TD : 110/70, S : 36,8,
N: 84x/m, RR : 22x/m
- Klien tampak bedrest
2. Memonitor keadaan Ds :
umum apakah ada - Ibu klien mengatakan BAB
perdarahan atau tidak anaknya hari ini berwarna
coklat kehitaman
Do :
- Tampak lebam lebam pada
kaki dan tangan anak
- Nampak bintik-bintik merah
kehitaman pada kulit
- Hb 9.7 g/dL Ht 28.3%
- Trombosit 2000
- Eritrosit 3.32 10^6/uL
3. Memberikan posisi klien - Leukosit 13.0
senyaman mungkin
Ds :
Do : - nampak anak berada pada
posisi semi fowler
4. Anjurkan meningkatkan
aktifitas fisik, sesuai
toleransi Ds : -
Do :
- Dianjurkan klien untuk
beraktifitas diatas bed yaitu
mika miki dan posisi semi
fowler
Hari Kedua
No Tanggal/ TTD &
Implementasi Respon
Dx Jam nama
1 19/12/2019 1. Memonitor keadaan Ds : -
13.14 WIB umum Do :
- TTV S : 36,5 N : 100x/m,
RR : 24x/m
- Hb : 9.7 Ht : 28.3%
- Eritrosit : 3.32 10^6/uL
- Trombosit : 2000
- Leukosit 13.0
Ds :
3. Mengajarkan terapi Do :
bermain puzzle dan - Klien tampak mendengar
mendengar musik dan mengikuti instruksi
yang diberikan
- Tampak klien mengerti
dengn mengagukan kepala
cara memainkan puzzle
3 19/12/2019 1. Memonitor tanda-tanda Ds : RIEZKY
vital Do :
14.25WIB - TTV S : 36,5, N: 100x/m,
RR : 24x/m
- Klien tampak bedrest
2. Memonitor keadaan Ds :
umum apakah ada - Ibu klien mengatakan hari
perdarahan atau tidak ini anaknya belum BAB
Do :
- Tampak lebam lebam pada
kaki dan tangan anak
- Nampak bintik-bintik merah
kehitaman pada kulit
- Hb 9.7 g/dL Ht 28.3%
- Trombosit 2000
- Eritrosit 3.32 10^6/uL
- Leukosit 13.0
3. Memberikan posisi klien
senyaman mungkin Ds :
Do : - nampak anak berada pada
posisi semi fowler
4. Anjurkan meningkatkan
aktifitas fisik, sesuai Ds : -
toleransi Do :
- Dianjurkan klien untuk
beraktifitas diatas bed yaitu
mika miki dan posisi semi
fowler
Hari Ketiga
Ds : -
Do :
- didapatkan tambahan transfusi
TC 8 unit dan PRC 2 kolf
3 20/12/2019 1. Memonitor tanda-tanda Ds : RIEZKY
vital - Ibu klien mengatakan
18.25WIB anknya merasa lemas
Do :
- TD S : 36, N: 100x/m, RR :
22x/m
- Klien tampak bedrest
2. Memonitor keadaan Ds :
umum apakah ada - Ibu klien mengatakan BAB
perdarahan atau tidak anaknya hari ini berwarna
coklat kehitaman
Do :
- Tampak lebam lebam pada
kaki dan tangan anak
- Nampak bercak hitam pada
bibir
- Nampak bintik-bintik merah
kehitaman pada kulit
- Hb : 7.1 Ht : 21.2%
- Eritrosit : 2.39 10^6/uL
- Trombosit : 1000
- Leukosit 9.4
3. Memberikan posisi klien
senyaman mungkin Ds :
Do : - nampak anak berada pada
posisi semi fowler
4. Anjurkan meningkatkan Ds : -
aktifitas fisik, sesuai Do :
toleransi - Dianjurkan klien untuk
beraktifitas diatas bed yaitu
mika miki dan posisi semi
fowler
EVALUASI
No TTD &
Tanggal/Jam Respon Perkembangan
Dx Nama
1 21/12/2019 S : - Klien mengatakan anaknya tidak mengalami
15.00 WIB perdarahan lagi
- Ibu klien mengatakan BAB anaknya berwarna
coklat kehitaman
O:-
- Hb : 7.1 Ht : 21.2
- Eritrosit : 2.39 10^6/uL
RIEZKY
- Trombosit : 1000
3 21/12/2019 S:-
O : - nampak bintik merah kehitaman pada tangan dan kaki
18.34 WIB - Nampak anak terbaring lemas
- Mukosa bibir kering
- Nampak bercak hitam pada bibir
- Hb : 7.1 Ht : 21.2 RIEZKY
- Eritrosit : 2.39 10^6/uL
- Trombosit : 1000
A : Masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi :
- Pantau tanda-tanda perdarahan
- Berikan posisi nyaman
- Kolaborasi pemberian transfusi darah
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Usia : 8 Th
Jenis kelamin : Laki-laki
No register : C790290
Tanggal masuk : 26 november 2019
Diagnosa medis : ideopatik trombositopenia purpura
Benda tumpul
Hospitalisasi (stress)
Nyeri akut
Nyeri Berkurang
Potter & Perry. (2013). Fundamentals of Nursing. 8th Ed. St. Louis, Missouri :
Mosby Elsevier
Smeltzer, Suzanne. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1. Jakarta:
EGC
Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung
Seto
Wong and Whaley. 1997. Essential of Pediatric Nursing Fifth Edition. St.Louis:
Mosby Inc., pp. 95-98, 609617.
Zul Dahlan. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI