Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA –

REAKSI REDOKS PADA PAKU BESI


Diposkan pada Juni 29, 2016 oleh Alfian Wi

Reaksi Redoks Pada Paku Besi


I.  Tujuan Praktikum
Mengamati faktor – faktor yang mempengaruhi perkaratan pada besi.
II. Dasar Teori
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa yang tidak dikeendaki.
Bahasa sehari – harinya adalah perkaratan. Pada perkaratan besi atau logam, besi mengalami
oksidasi, dan oksigen(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau
karbonat. Besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe 2O3.nH2O. Proses
perkaratan termasuk proses elektrokimia, dimana logam Fe yang teroksidasi bertindak
sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi sebagai
katode.
Reaksi perkaratan adalah :
Anode :  Fe  ->  Fe2+  +  2e–
Katode: O2  +  2H2O  ->  4e–  +  4OH–
Kerugian dari korosi besi adalah bersifat rapuh dan tak berkekuatan. Senyawa karat
membahayakan kesehatan sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat masak, alat industri,
farmasi, dll.

Korosi pada besi dapat dicegah melalui beberapa cara, yaitu:

 Pelapisan pada besi


Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Zat tersebut dapat berupa logam lain
yang sulit teroksidasi atau berupa nonlogam. Zat yang berupa logam tersebut adalah logam perak,
emas, timah, nikel, platina, dan tembaga. Pelapisan menggunakan senyawa nonlogam dapat
menggunakan cat, gelas, plastik, vaselin, dll.
 Proses katode pelindung
Dengan menempatkan besi sebagai katode, maka besi terlindungi dari korosi. Besi dihubungkan
dengan logam lain yang mudah teroksidasi. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah
logam Magnesium(Mg).
 

Faktor yang mempengaruhi korosi pada besi atau logam lainnya, yaitu :

 Oksigen terlarut, jika konsentrasi oksigen terlarut naik maka kecepatan korosi akan naik.
 pH dan Alkalinitas. Umumnya jika pH dan alkalinitas turun maka kecepatan korosi akan naik.
Korosi pada kondisi asam semakin besar dan berlaku sebaliknya pada basa.
 Temperatur. Reaksi kimia akan lebih cepat terjadi jika semakin tingginya temperatur sehingga
lebih cepat berkarat.
 Tipe logam
 Aliran listrik memercepat proses korosi.
 Zat elektrolit, seperti hujan asam dan garam dapat mempercepat proses korosi.
 Bakteri. Bakteri tertentu mempercepat proses korosi karena menghasilkan CO 2 dan
menurunkan pH sehingga menaikkan kecepatan korosi.
 Air dan oksigen
 

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah :
 Rak tabung sesi,
 Tabung sesi sebanyak 7 buah,
 Plastik untuk menutup tabung sesi,
 Paku besi sebanyak tujuh buah,
 Kapas,
 Larutan garam, air keran, HCl, dan
 Vaselin
 

IV.  Variabel Penelitian


1.  Variabel bebas
 Jenis dan volume zat atau larutan setiap tabung
 Ukuran paku
2.  Variabel terikat
 Karat pada besi
 Kondisi zat atau larutan pada tabung
3.  Variabel kontrol
 Waktu pengamatan (7 hari)
 Jenis logam, yaitu paku besi
 Suhu atau temperatur lingkungan
 

V.    Prosedur
 Tabung I
 Air keran diisi penuh (menutupi seluruh paku)
 Paku besi berukuran besar
 Tabung II
 HCl
 Paku besi berukuran besar
 Ditutup rapat
 Tabung III
 Air keran dengan volume secukupnya untuk menutupi sebagian paku besi
 Paku besi berukuran besar
 Ditutup rapat
 Tabung IV
 Larutan garam diisi penuh menutupi keseluruhan paku
 Paku besi berukuran besar
 Ditutup rapat
 Tabung V
 Paku besi berukuran sedang
 Kapas diletakan dibawah paku
 Ditutup rapat
 Tabung VI
 Paku berukuran kecil
 Ditutup rapat
 Tabung VII
 Paku berukuran besar dilapisi vaselin
 

VI.  Tabel Pengamatan


Kondisi
paku
sebelum uji Kondisi paku
Tabung coba setelah uji coba

Hari ke-3,

Terdapat sedikit
karat pada
permukaan paku
besi. Air sedikit
menjadi keruh
terutama dibagian
sekitar kepala dan
ujung paku
menguning.

Hari ke-7,

Terjadi
penambahan
kadar karat pada
besi. Kondisi air
semakin lebih
menguning dan
Tak keruh dibagian
berkarat kepala dan ujung
I dan paku.
mengilat
Hari ke-3,

Terdapat
gelembung pada
permukaan paku.
Kondisi air
mengeruh dan
menguning
terutama bagian
kepala dan ujung
paku. Terdapat
gumpalan atau
endapat kuning
dibawah paku.

Hari ke-7,

Terdapat lebih
banyak
gelembung pada
permukaan paku.
Kondisi air
sedikit lebih
menguning dan
Tak keruh di bagian
berkarat atas dan
dan permukaan paku.
II mengilat

III Tak Hari ke-3,


berkarat
dan Terrdapat karat
mengilat pada paku.
Kondisi air sangat
keruh sehingga
kuning kecoklatan
dibagian atas dan
bawah permukaan
air. Paku yang
tidak terkena air
tidak mengalami
perubahan.
Terdapat endapat
kuning didasar
tabung.

Hari ke-7,
Kondisi paku
yang terkena air
dan kondisi air
tidak
menimbulkan
perubahan yang
signifikan. Hanya
saja terjadi
perkaratan pada
kepala paku yang
tidak terkena air
sehingga
menempel pada
tabung.

Hari ke-3,

Paku menjadi
kekuningan dan
berwarna gelap.
Kondisi air
disekitar kepala
dan ujung paku
menjadi keruh
kekuningan.

Hari ke-7,

Paku menjadi
lebih kekuningan
dan gelap.
Kondisi air
dibagian kepala
lebih menguning
dengan daerah
yang cukup luas
mencapat badan
paku. Tidak
terjadi
perubhakan
Tak signifikan pada
berkarat bagian bawah
dan paku.
IV mengilat

V Sedikit Hari ke-3,


Perkaratan terjadi.
Bagaian sekitar
kepala paku
menjadi
menguning
kecoklatan dan
sedikit pada
badan paku.

Hari ke-7,

Bagian kepala
paku menjadi
kuning kecoklatan
berwarna gelap
dan sedikit lebih
menguning juga
gelap pada badan
karat pada paku.
kepala paku

Hari ke-3,

Terdapat sedikit
karat pada kepala
paku sehingga
menguning dan
juga pada badan
paku.

Hari ke-7,
Perkaratan pada
kepala dan badan
paku meluas
sehingga
permukaan paku
Sedikit telah didominasi
karat pada karat.
VI paku

VII Tak Hari ke-3,


berkarat
dan Keadaan paku
mengilat masih sama.

Hari ke-7,
Keadaan paku
tidak berkarat
sempurna.

VII.  Pembahasan
 Pada tabung I yang berisi paku dan air yang diisi sampai menutupi paku, paku mengalami
korosi. Hal ini disebabkan paku yang mengalami kontak langsung  dengan air keran, kandungan zat
elektrolit, dan oksigen terlarut air tersebut.
 Pada tabung II yang berisi paku dengan HCl, paku mengalami korosi. Perkaratan yang terjadi
lebih cepat dari paku ditabung I. Hal ini disebabkan HCl bersifat asam yang meningkatkan laju korosi
pada paku. Gelembung pada permulaan paku menandakan adanya reaksi korosi.
 Pada tabung III yang berisi paku dan air keran yang menutupi separuh paku, korosi dominan
terjadi pada paku yang terkena air. Hal ini terjadi karena faktor penyebab korosi lebih banyak terdapat
pada paku yang terkena air. Faktornya yaitu air, oksigen terlarut, zat elektrolit lain yang terkandung
dalam air. Korosi terjadi di bagian paku yang tidak terkena airnamun sangat lambat. Hal ini terjadi
karena ruang tabung yang terisolasi(tertutup) meskipun terdapat oksigen didalam tabung, tapi tidak
terjadi pertukaran oksigen.
 Pada tabung IV yang berisi paku dan air, larutan garam terisi penuh, paku terjadi korosi.
Korosi yang terjadi cukup lebih cepat dibanding tabung I, namun tidak leibh cepat dengan tabung II.
Hal ini dikarenakan tingkat asam pada tabung II leibh besar dari tabung IV dan I. Larutan garam yang
merupakan larutan elektrolit bersifat asam menyebabkan paku mengalami korosi lebih cepat
dibanding dengan air keran.
 Pada tabung IV yang berisi paku dan kapas, paku mengalami korosi. Perkaratan yang terjadi
lebih lambat dari tabung I, II, III, dan IV. Kapas yang mampu menyerap air maupun uap air
disekeliling paku. DItambah lagi kondisi tabung yang ditutup menyebabkan udara tidak dapat
bergerak bebas menyebabkan perkaratan pada tabung ini lambat terjadi.
 Pada tabung VI yang hanya berisi paku, paku mengalami perkaratan. Hal ini terjadi karena
paku bereaksi dengan oksigen dalam tabung. Perkaratan terjadi lambat karena tidak adanya pertukaran
udara pada tabung.
 Pada tabung VII yang berisi paku dilapisi vaselin, paku tidak mengalami korosi. Hal ini
terjadi karena paku dilapisi vaselin yagn sukar ditembus oksigen dalam tabung. Sehingga jelas tidak
ada oksigen maupun air yang berinteraksi dengan paku sehingga korosi pun tidak terjadi.
VIII. Kesimpulan
 Berdasar percobaan, faktor yang mepengaruhi perkaratan besi adalah :
 Air
 Oksigen dan oksigen terlarut
 Tingkat asam pada larutan
 Zat elektrolit larutan
 Ukuran paku yang berbeda bukan merupakan faktor yang mempengaruhi perkaratan.
 Vaselin yang dilapisi pada paku mampu mencegah korosi

Anda mungkin juga menyukai