Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANGKAH GLOBAL MEMASUKI DUNIA USAHA

1. Pola ideal siklus usaha


Nampaknya setiap kehidupan dan kegiatan yang terlingkup dalam
kehidupan itu selalu mempunyai siklus. Orang bijak dan berseni sering kali
mengungkapkan “ Hidup akan terus berputar bak roda. Dan kita berada dalam
lingkar rod tadi. Kadang berada di bawah, tidak jarang seorang insan bercokol
diatas atau bertengger di tengah-tengah.” Demikian juga dunia usaha, pun
mempuyai siklus tertentu. Secara umum siklus usaha akan terjad seperti pada
gambar berikut:

Ide Mendirikan Penelitian dan  Jenis


Usaha Pengembangan Desain Produk
 Bentuk
 Mutu
 Bahan
Membuat  dll
Percobaan
Pabrik/kantor/fasilitas
Kecil-Kecilan
lainnya

Melengkapi
sarana/prasarana/fasilitas
P
pendukung
E
Umpan Balik R
Perencanaan dan U
S
pengendalian produksi
A
H
Pelaksanaan proses A
Pasar produksi A
Masyarakat/calon N

konsumen/konsumen/
Produk Jadi
calon pelanggan/
pelanggan Pemasaran

Gambar 2.1. Pola Ideal Siklus Usaha


Idealnya; ini sering terjadi dan biasanya usaha dimualai dari adanya
ide (gagasan) atau keingina untuk mendirikan udaha dibidang tertentu. Usaha
yang demikian umumnya sukses dan dapat berkembang dengan baik apabila
ide tadi ditindak lanjuti oleh peneliti dan atau pengembangan. Maka mulai
usahahendaknya tidak asal jadi apalagi asal-asalan
Hasil penelitian dan pengembangan mesti di follow-up dengan
percobaan membuat produk dalam jumlah dan standar yang relatif kecil.
Kemudia diteruskan dengan mendesain produk. Bila desain produk sudah
terbilang respresentataif maka dicoba lagi untuk membuat produk tadi dalam
jumlah sedikit. jika semuanya sudah memungkinkan untuk memproduksi
sesuai permintaan pasar masuklah pada tahap membuat dan memfasilitasi
berbagai hal yang diperlukan dalam membuat dan memfasilitasi yang harus
lebih diutamakan adalah fasilitas produksi pabrik misalnya untuk produksi
manufaktur atau tempat dan alat-alat bagi yang akan bergerak di bidang retail
perdagangan dan home industri kantor bila akan berusaha di bidang jasa dan
sebagainya.
Berikutnya harus disiapkan perencanaan dan pengendalian produk baik
sebagai dasar pelaksanaan maupun untuk bahan pengelasan dalam
perencanaan produksi secara global minimal perlu dilakukan dua hal pertama
menentukan jenis produk yang akan dibuat dan sistem operasinya serta
standar-standar produk tersebut seperti standar kualitas ukuran dan lain-lain ke
2 menyusun langkah-langkah atau tahap-tahap proses produksi dimulai dari
skate Juli sampai produk tadi siap dijual dan atau dipasarkan perlu diketahui
bahwa dinamakan produk berupa barang jasa maupun ide-ide terutama ide
orisinil.
Apabila semua itu siap Maka siklus berikutnya akan masuknya produk
tersebut ke pasaran yang sebelumnya telah mengalami proses pelaksanaan dan
pengendalian produksi yaitu rangkaian kegiatan untuk membuat produk serta
pengendaliannya termasuk QC- Quality product sempai produk tersebut siap
didistribusikan ke pasar atau tangan konsumen pada saat ini tugas berada di
bagian pemasaran dan sebaiknya pada saat ini pasar sudah tersedia atau
konsumen sudah ada jadi dalam penyampaian produk ke pasar pada dasarnya
ada dua kemungkinan yaitu:

a. Konsumen sudah ada, wira usaha tinggal mencari atau membuat produk
yang dibutuhkan konsumen.
b. Produk sudah ada lebih dulu (lihat gambar), wira usaha mencari
konsumen.

Konsumen Wirausaha mencari Produk

(a)

Wirausaha mencari
Produk Konsumen

(b)

Gambar 2.2. Kemungkinan Perpindahan Produk ke


Konsumen

Kondisi (a) akan relative lebih baim dari kondisi (b) (lihat gambar).
Karenanya, bila yang terjadi (b), maka pola ideal siklus usaha harus lengkap
terjadi dan diawali dengan penelitian keberadaan pasar. Sejak penelitian inilah
sebenarnya kita telah membuat emrio perusahaan atau mengembangkan usaha dan
ketika proses memfasilitasi secara formal perusahaan baru mulai berdiri. Lain
halnya dengan perusahaan yang sudah ada dan akan mengembangkan diri, siklus
usaha sudah terjadi sejak mengantisipasi feedback (umpan balik) dari pasar.
Sebagai wirausaha ataupun calon wirausaha hendaklah memahami betul
atau mempunyai asumsi bahwa pola ideal siklus usaha akan berjalan lengkap
seperti apa yang terlihat pada gambar 2 tersebut. Kemudian mencermatinya
sedang berada pada tahap mana ‘anda’ sekarang.
Kalau ‘anda’ sudah dapat membentuk dimana posisi ‘anda’ sekarang pada
siklus tersebut, sebaliknya anda meneruskan pada tahap berikutnya.
2. Mencari Peluang Usaha
Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa karakteristik yang
cukup penting bagi wirausaha adalah disiplin, inisiatif,kreatif,dan inovatif. Hal
berikutnya yang perlu dicermati adalah pola ideal siklus usaha yang dimulai
dengan adanya ide. Kedua aspek tersebut bila dipadukan akan menjadi suatu
kekuatan yang dahsyat bagi seorang wirausaha dalam mencari peluang usaha.
Maka dalammencari peluang usaha harus berangkat dari kedisiplinan, adanya
inisiatif dan kreatif serta jiwa inovatif yang dapat melahirkan inovasi dan adanya
berbagai gagasan.
Aspek insiatif sangat penting dalam kewirausahaan. Karenanya dalam
konteks ini disampaikan secara utuh kutipan tentang hal tersebut seperti berikut
ini. Inisiatif berasal dari kata initiate yang berarti memulai. Yang dimaksud
memulai disini adalah tindakan awal yang diambil seseorang sehingga suatu
pekerjaan dapat terlaksana. Memulai suatu tindakan atau kerja kelihatannya
sederhana dan mudah, tetapi mengapa banyak orang, termasuk mereka yang
berpendidikan cukup tinggi kurang mempunyai daya memulai atau daya inisiatif?
Pernahkah anda membuat suatu karangan (tulisan) ? Banyak orang mengalami
kesulitan unutk memulai memulis suatu cerita atau karya tulis lainnya, padahal
menulis huruf, kata, dan kalimat adalah pekerjaan sehari-hari. Bukankah suatu
karangan atau karya tulis hanya terdiri dari beberapa alinea, dan tiap alinea terdiri
atas beberapa kalimat, sedangkan setiap kalimat terdiri atas beberapa kata, dan
suatu kata tediri dari beberapa huruf? Jika saja satu huruf telah ditulis, kemudian
huruf lainnya mengikuti untuk membentuk satu kata, lalu dilanjutkan sehingga
membuat satu kalimat yang kemudian dirangkaikan dengan kalimat lain dan
seterusnya, makan akan terebntuklah suatu karya tulis sebagai hasil “memulai”
menulis satu huruf. Tentu saja untuk dapat membuat suatu karya yang baik dan
menarik diperlukan latihan dan ketekunan diri. Mula-mula mungkin masih kasar
atau lugu, namun makin lama akan makin bagus dan menarik karena seni dan
gaya telah dikuasainya.
Memulai memang ibarat menjalankan kendaraan bermotor. Mula-mula
harus menggunakan gigi satu karena gaya yang diperlukan unutk start atau
memulai agar kendaraan itu bergerak memang relative lebih besar daripada jika
kendaraan itu sudah berjalan. Sekali kendaraan tersebut telah berjalan, maka
makin mudah untuk menambah kecepatannya. Ingat hukum kelembaman yang
dinyatakan bahwa suatu benda mempunyai kecenderungan tetap diam jika benda
itu dalam keadaan diam, dan terdensi tetap melaju jika benda itu dalam keadaan
bergerak. Makin besar ‘tendensi diam; , makin besar pula gaya yang diperlukan
untuk menggerakannya. Demikian juga orang yang biasa diam dalam arti biasa
tidak terinisiatif, apatis, acuh tak acuh, tidak kritis, enggan, malas dan ragu, akan
sangat sulit untuk memulai suatu pekerjaan.orang demikian sering tidak
memperoleh rejeki karena sering terlambat untuk bertindak.sebaliknya seseorang
yang sering membiasakan diri aktif,rajin bekerja,cekatan,serta ringan kaki dan
tangan, makin mudah pula memperoleh keuntungan karna cepat dan tepat dalam
mengambil keputusan. (Soekarno Wiyandi,1987;41-42)
Dengan demikian niat tekad yang disertai perhitungan yang matang akan
mampu membangkitkan disiplin.inisiatif,kreatif dan inovasi.bila ada niat dan
tekad seorang akan mampu melakukan pekerjaan yang di inginkannya.tentunya ia
dapat memulai pekerjaan dari unit terkecil sebagai ilustrasi; kalau seorang ingin
menulis suatu cerita, maka yang bersangkutan dapat memulai dari “ suatu huruf
“untuk membuat judul.sebab tulisan yng di susun menjadi sebuah cerita itu
merupakan rangkaiyan dari sekian banyak kalimat. Sementara itu kita tau bahwa
rangkaian – rangkaian kalimat tdi terdiri dari beberapa kalimat,dan stiap kalimat
meliputi beberapa kata. Kemudian bila kata di cermati lebih dalam tentunya akan
dapat di ketahui bahwa setiap kata akan berisi suku – suku kata dan setiap suku
kata jelas mengandung huruf – huruf yang di awali oleh suatu huruf. Gambaran
tersebut menunjukan adanya kenyataan bahwa jika sesuatu dimulai, niscaya akan
berhasil yang ingin di capai tentu akan di peroleh.sebaiknya jika tidak dimulai
mana mungkin bias menggapai sesuatu. Di sebuh lembaga pendidikan misalnya,
setiap dosen/guru/instruktur/Pembina tentu mempunyai peluang untuk menyusun
buku untuk memudahkan mempercepat penyampaian materi yang ia sampaikan
kepada mahasiswa/siswinya. Selain untuk memudahkan dan mempercepat
penyampaian materi perkuliahan tentunya akan dapt di adikan sarana menambah
pendapatan.kuncinya ? mulailah langkah awal. Hal ini tentusaja memerlukan
kreatifitas tersendiri.

Kreatifitas merupakan rangkaian pemikiran yang menghasilkan karya


actual dan relative dibutuhkan. Untuk mendapatkan kreatifitas dapat dilakukan
dengan jalan : memotivasi diri agar gemar dan selalua ada keinginan untuk
mencari ide, melihat serta membaca situasi dan kondisi lingkungan sekitar
kemudian menambah manfaat dari ide yang di peroleh tadi.adapun manfaat
tersebut dapat berupa ,manpaat ekonomis,teknis,estetis,maupun sosiologis. Kalau
kita kreatif tentu akan selalu mendapatkan peluang bisnis,apalagi jika di sertai
inovasi meski sedikit. Berbicara inovasi ada dua jenis inovasi yang harus
diketahui yaitu

a. Inovasi murni
b. Inovasi relatif
Inovasi murni berarti penemuan yang betul-betul baru dan orsinil
semua anggota masyarakat di mana pun belum ada yang menemukan dan atau
mengetahui hal tersebut Sedangkan inovasi relatif adalah penemuan yang
dianggap baru dalam lingkungan masyarakat tertentu Namun sebenarnya sudah
ada dan ditemukan sebelumnya di tempat lainnya Hal yang disebutkan terakhir itu
dalam konteks produksi biasanya merupakan pengembangan dan atau modifikasi
produk persoalannya Bagaimana membuat motivasi jawabannya proses inovasi
menurut Masykur wiratmo, Drs,. MSC ( 1996 : 15 )proses inovasi dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Wiraswastawan ( wirausahawan) melihat adanya kebutuhan
b. Mengumpulkan data-data dan mendefinisikan konsep-konsep
c. Menguraikan masalah-masalah
d. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan kesamaan
e. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
f. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang
berhubungan
g. Mencari pemecahan sementara
h. Penelitian pemecahan dengan hati-hati
i. Bergerak terus jika semuanya baik
j. Mencapai keberhasilan membuat inovasi

Pada dasarnya untuk membuat inovasi dalam rangka Mencari peluang


usaha usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:

a. Mencari ide tentang kebutuhan masyarakat


b. Melaksanakan kreatifitas
c. Mengumpulkan data dari pihak terkait
d. Melakukan percobaan pembuatan produk dalam skala dan jumlah kecil
bila mungkin sampai ke konsep dan atau pelaksanaan pemasaran
e. Membuat inovasi dengan menetapkan hasil percobaan sebagai inovasi
Inti dari kegiatan mencari peluang usaha berupa disiplin, inisiatif,
kreatifitas dan inovasi akan berhulu dan bermuara pada ide atau gagasan. Jadi hal
utama dan pertama yang harus dilakukan oleh wirausaha adalah menemukan ide
untuk membuat usaha. Karenanya wirausaha harus mengetahui adanya sumber ide
untuk mencari peluang usaha (1996 : 4), diantaranya :
a. Konsumen
b. Perusahaan yang sudah ada
c. Saluran distribusi
d. Pemerintah
e. Penelitian dan pengembangan
Konsumen akan selalu menjadi sumber ide manakala selalu diperhatikan
apa kebutuhannya , yang ditindaklanjuti dengan jawaban sebagaimana konsumen
yang membeli suatu komoditi untuk akhir dan konsumen industri alias konsumen
yang membeli suatu komoditi untuk diolah kembali guna dijual dan mendapatkan
keuntungan. Maka produsen pun dapat dijadikan konsumen dalam hal pemenuhan
kebutuhan bahan baku. Itulah sebabnya perusahaan yang sudah ada dapat
dijadikan sumber ide dalam mencari peluang usaha . asal kita kreatif (dalam
mempermudah dan mempermurah) konsumen maupun produsen, maka akan
didapat peluang untuk menjadi pemasok misalnya.
Saluran distribusi pun merupakan sumber ide. Karenanya data dijadikan
akses untuk membuka usaha. Saluran distribusi adalah jalur penjualan yang
dipakai untuk perpindahan produk dari produsen ke konsumen. Untuk para
wirausahawan minimal ada lima macam saluran distribusi yang dapat dimafaatkan
dalam membuka usaha, yaitu :
a. Produsen -> konsumen
b. Produsen -> pengecer -> konsumen
c. Produsen -> pedagang besar -> pengecer -> konsumen
d. Produsen -> agen -> pengecer -> konsumen
e. Produsen -> agen -> pedagang besar -> pengecer -> konsumen
Dari adanya saluran distribusi, maka aka nada peluang untuk usaha.
Terutama bagi wirausaha yang tidak bisa menjadi produsen dapat memposisikan
diri untuk menjadi salah satu unsur saluran distribusi.
Pemerintah Indonesia sering membuat kebijakan yang mendorong
masyarakat untuk aktif dalam dunia usaha dan dunia industri peluang ekspor
komoditionan Migas sering diumumkan oleh pemerintah kita bila kita antisipasi
pemakai ini merupakan peluang bisnis yang tidak usah dicari lagi tinggal
konfirmasi dengan instansi terkait maka akan berjalan sesuai usaha .
Terakhir sumber ide yang berasal dari penelitian dan pengembangan ini
merupakan sumber ide yang jitu sebab kredibilitasnya akan dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik
Untuk memperlebar peluang usaha maka sumber ide tidak dapat
dipadukan dan atau ditindaklanjuti dan hal-hal sebagai berikut:

a. Hobi atau kesenangan pribadi


b. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
c. Menjawab pertanyaan ‘mengapa tidak terdapat......?
d. Kegunaan lain dari barang-barang biasa
e. Pemanfaatan produk dari perusahaan lain
Dengan demikian ada beberapa langkah konkrit yang harus dilakukan
dalam mencari peluang usaha yaitu:

a. Mengidentifikasi setiap peluang yang ada sebagai hasil dari kebiasaan


disiplin langkah inisiasi proses inovasi pelaksanaan kreativitas dan
timbulnya ide yang titik sentralnya bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan
konsumen
b. Mengumpulkan semua peluang yang ada tadi dan dipadukan dengan
Kriteria kriteria tertentu
c. Mengadakan seleksi terhadap semua peluang dengan kriteria yang jelas
terutama kemampuan kita dan kelayakan usaha
d. Mengesampingkan peluang yang tidak memenuhi kriteria
e. Mengkaji lebih dalam setiap alternatif peluang yang memenuhi kriteria
bila ternyata yang memenuhi kriteria tadi lebih dari satu macam
f. Menentukan peluang yang dianggap terbaik
g. Sebagai tambahan memfasilitasi peluang terbaik tadi guna memulai usaha
yang tentunya telah didahului oleh studi kelayakan dan langkah-langkah
lain untuk mendirikan usaha yang didirikan

3. Mendirikan Usaha

A. Melakukan Feasiblity study (studi kelayakan)


Bila diidentifikasi, seorang wirausaha mempunyai fungsi yang sama
dengan investor, karena dia akan menanamkan sekian banyak ide, uang,
tenaga dan lain-lain. Hal ini teentu memerlukan dana tau berkaitan dengan
pengadaan serta analisa data yang terangkum dan popular dengan sebutan
feasibility study atau studi kelayakan, yaitu penelitian awal untuk
menentukan layak tidaknya usaha yang akan dilaksanakan, proyek yang
akan dikerjaan atau produk yang akan dibuat. Adapun tahapan untuk
membuat studi kelayakan menurut Ir. Singgih wibowo, Ir. Mmurdinah dan
Ir. Yusro Nuri Fauzya ( 1995 : 17) dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan jenis usaha
yang direncanakan dan masalah yang akan diteliti.
2. Menyusun rencana studi kelayakan secara rinci dan berurutan.
3. Mengumpulkan data dan informasi dari lapangan atau instansi
yang berhubungan dengan usaha yang direncanakan
4. Menganalisa informasi yang diperoleh kemudian
menuangkannya dalam bentuk laporan tertulis
5. Membuat Kesimpulan.

Kemudian dipaparkan pula (1995 : 18) bahwa :


“ dalam menyusun rencana studi kelayakan perlu pula mencantumkan
cara dan teknik pengumpulan informasi seperti membuat kuisioner ,
daftar kebutuhan informasi, sumber informasi, dan sebagainya. Perlu
diingat, yang penting bukan banyaknya informasi yang berhasil
dikumpulkan, tetapi nformasi yang benar-benar dibutuhkan. Ada lima
aspekyang diteliti; yaitu aspek-askpek (1) pasar dan peasaran, (2)
teknik dan teknologis, (3) manajemen operasional, (4) ekonomi dan
keuangan, dan (5) yuridis.”
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Berbicara pasar dan pemasaran, berarti kita bicara tentang 5P, yaitu
planning, product, price, promotion, dan place. Dengan demikian,
dalam konteks ini pada dasarnnya 5 ( lima) hal utama yang perlu
diketahui sebagai bahan informasi guna membuat proposal pendirian
uasha. Kelima hal tersebut akan bermuara pada terserapnya data
mengenai konsumen serta besarnya permintaan yang ada dan jumlah
produk yang akan dapat dipenuhi.
Dari datan dan informasi yang diperoleh tadi, maka dapatlah
kiranya dibuat perencanaan mengenai produk yang harus dibuat mulai
dari jenis, standar kualias dan jumlahnya. Setelah itu, tentunya dapat
ditetapkan harganya, rencana promosi maupun distribusinya. Dan
mengenai hal ini dapat dialami pada bagian “Pemanfaatan markeig
mix”.
2. Aspek teknis dan teknologi
Informasi yang harus digali dalam mempelajari aspek ini ialah
berbagai hal yang berkaitan dengan mekanisme produksi. Menurut
Singgih Wibowo, dkk (1999:20) tahapan penelitian aspek ini meliputi:
- Membuat rencana jangka penek, menengah atau panjang
- Meneliti dan menentukan system produksi, metode produksi,
urutan proses prouksi, bahan-bahan dan peralatan yang akan
digunakan sesuai engan dana yang tersedia.
- Menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan, persyaratan
minimumnya, jumlah dan keahliannya, serta kemungkinan
latihan-latihan yang akan diberikan.
- Perencanaan gedung/bangunan dengan tata ruang dan tata letak
mesin peralatan serta perabot kantor lainnya.
- Meneliti dan menemukan lokasi yang palig menguntungkan
untk mendirikan perusahaan.
- Pemilihan dan alat transportasi.
- Menyusun perkraan dana yang dibutuhkan.
3. Aspek manajemen Operasional
Setelah dipelajari dua aspek sebelumnya, tentu saja memerlukan
follow up guna menjawab semua persoalan yang diproleh pada aspek 1
& 2, maka perlu pula disiapkan pengelola dan pengelolaan. Inilah yang
dimaksud dengan manajemen operasional. Dalam hal ini yang dipelajari
meliputi: bagaimana menjalankan roda usaha, siapa saja yang harus
terliat dan dilibatkan dalam usaha tersebut, dengan kebijakan serta
peraturan dan ketentuan seperti apa agar system dapat berjalan dalam
kondisi yang relative sesuai. Secara rinci Singgih Wibowo, dkk
(1999;22) mengemukakan beberapa hal yang harus diteliti dan
dilakukan dalam studi kelayakan pada aspek ini, yaitu:
- Menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usaha dan
membaginya dalam jabatan-jabatan tertentu.
- Menyusun struktur organisasi brikut jabatan dan deskripsi
tugas-tugasnya baik yang utama, rutin, maupun incidental serta
wewenang dan tanggung jawabnya.
- Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja baik dalam macam-
macam jabatan yang diperlukan, jumlah persyaratan minimum
yang harus dipenuhi.
- Menetapkan balas jasa dan perangsang yang dapat disediakan
- Membuat rincian rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan.
4. Aspek ekonomi dan keuangan
Jer Besuki Mowo Beo. Demikian pepatah mengatakan. Jadi, apapun
yang akan dikerjakan tentunya mengandung konsekuensi perlunya
disiapkan aspek ekonomi dan kenangan. Pada saat melakukan studi
kelayakan, hal-hal yang dipelajari meliputi modal untuk investasi dalam
artian dana yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pra-
investasi, pengadaan peralatan dan perlengkapan yang akan dipakai
dalam waktu yang relative lama. Modal ini biasanya diisebut modal
tetap. Disamping itu, diperlukan pula modal kerja, yakni dana yang
dibutuhkan untuk membiayai operasional atau kegiatan perusahaan
sejak awal.
Dalam konteks studi kelayakan mengenai aspek ekonomi dan
keuangan ada beberapa faktor yang harus dipelajari. Singgih Wibowo,
dkk (1999;24) mengemukakan bahwa:
Secara ringkas, faktor-faktor yang dipelajari dalam aspek ini
adalah sebagai berikut:
- Pekerjaan jumlah dana yang diperlukan untk modal tetap dan
modal kerja awal serta sumber modal yang dibutuhkan.
- Struktur pembiayaan yang menguntungkan (rentabilitas)
- Kemungkinan pemenuhan dana dari pinjaman, sumber
pinjaman, persyaratan, jumlah pinjaman yang dibutuhkan dan
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan nantinya.
- Perhitungan biaya, harga, laba yang diinginkan, BEP,
kelayakan keuntungan dan jangka waktu balik modal.
Faktor-faktor yang disebutkan ini akan sanga berguna untuk
menyusun perencanaan khususya dalam hal kenangan. Aspek ini
biasanya bermuara pada penyusunan cash-flow atau aliran dana. Namun
demikiann, dapat pula dijadikan bahan pertimbangan dalam
menetapkan komponen lain seperti kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang perlu direkrut misalnya, ini dapat berawal dari
analisis BEP. Ketika BEP (Break Even Point) atau titik pulang pokok
telah diketahui, personal inti perusahaan akan dapat menetapkan
lamanya BEP harus dicapai. Berdasarkan perhitungan itu pula, tentuya
akan dapat ditentukan: Beberapa orang yang harus direkrut serta dengan
kualifikasi bagaimana? Selain itu, dengan adanya SDM yang telah
direkrut, maka perusahaan akan dapat menentukan pula: beberapa
banyak peralatan dan perlengkapan yang harus disediakan serta jenis-
jenisnya? Demikian seterusnya.
5. Aspek yuridis
Untuk memperoleh yang lebih jelas mengenai aspek yuridis,
Nampak tepat bila dikemukakan pendapat Singgih Wibowo, dkk
(1999:31) berikut ini:
“Kerapkali studi kelayakan tidak mencantumkan masalah yuridis,
tetapi ada baiknya untuk memasukkan aspek yuridis ini dalam
pembahasan sehingga dari segi hukum diperoleh jaminan
keamanan pelaksanaan agasan mendirikan perusahaan. Masalah-
masalah yang perlu dipelajari dalam aspek yuridis diantaranya
adalah sebagai berikut:
- Masalah yurudis badan usaha yang dipilih disesuaikan dengan
besar kecilnya perusahaan
- Masalah perizinan yang harus dimiliki seperti izin prinsip
mendirikan perusahaan, izin penggunaan tanah, izin bangunan,
izin gangguan, izin usaha perdagangan, izin dari departemen
kesehatan, dan izin dari departemen terkait lainnya sesuai
dengan bidang usaha yang direncanakan.
- Masalah yuridis penggunaan tenaga kerja.
- Masalah yuridis yang menyangkut perkreditan.
- Masalah pajak-pajak yang harus dipenuhi, dan lain-lain.

Seluruh informasi yuridis ini sangat berguna untuk mengetahui


keterkaitan yuridis badan usaha kewajiban yang harus dipenuhi
oleh perusahaan sebagai anggota masyarakat.

B. Menyusun Laporan Feasibility Study


Dua tahap terakhir dari studi kelayakan adalah merangkum dalam
bentuk laporan dan membuat kesimpulan. Jadi laporan studi kelayakan
akan membuat rangkuman hasil studi itu dan memberikan kesimpulan
tentang layak tidaknya usaha yang akan dijalankan, (bila mungkin dan
perlu) disertai langkah-langkah antisipasinya. Bisanya laporan studi
kelayakan ini tersusun dalam bentuk proposal. Untuk mengetahui layak
tidaknya usaha yang bersangkutan, maka dapat ditelusuri beberapa
pertanyaan berikut ini :
- Apakah prospek usaha tersebut baik atau tidak?
- Apakah rentabilitasnya lebih besar daripada bunga bank?
- Apakah factor produsksi (lahan – tanah, pasar, uang, SDM, dan bahan
baku) relatif cukup tersedia?
- Apakah secara teknis (prosedur, proses produksi, teknologi dan
menejemen) dapat dikerjakan?
- Apakah secara finansial atau ekonomis menguntungkan?
- Apakah dari segi agipoleksosbudhankam dapat dipertanggung
jawabkan?

Semakin positif proporsional jawaban dari pertanyaan-pertanyaan


tersebut, cenderung disebut layaklah usaha itu untuk dilakukan.
Bila dicermati, hasil studi kelayakan akan mempunyai multi –
manfaat. Disamping dapat dijadikan dasar pijakan untuk mendirikan
usaha, hasil studi kelayakan dapat pula digunakan sebagai bahan utama
menyusun proposal pengajuan kredit ke bank atau ke lembaga keuangan
lainnya.

C. Melaksanakan Hasil Studi Kelayakan


Sehebat apapun studi kelayakan yang tertuang dalam proposal
pendirian usaha atau laporan studi kelayakan, belum berarti apa-apa bila
tidak ditindak lanjuti atau dilaksanakan. Melaksanakan studi kelayakan
pada dasarnya mengoprelasionalisasikan setiap yang tertuang dalam
laporan studi kelayakan. Hal ini dapat diawali dengan langkah-langkah :
- Membuat time schedule (jadwal kegiatan)
- Membuat anggaran dan mekanisme kerja
- Menentukan ketentuan, peraturan dan kebijakan operasional
- Menentukan orang-orang untuk menentukan proses produksi
- Menyiapkan menejemen usaha : a) secara fungsional seperti planning,
organizing, actuating dan controlling. b) secara operasional antara lain
untuk pengelolaan SDM, keuangan serta aktifitas pemasaran.
Setelah itu hasil pelaksanaan studi kelayakan haruslah disertai oleh
monitoring, evaluasi, dan follow-up berupa antisipasi perkembangan
internal meupun eksternal.
4. Membuat Langkah Strategis Dibidang Produksi
Rumus umum usaha yaitu membuat produk, kemudian dipasarkan guna
mendapatkan keuntungan. Dengan demikian dalam memasuki dunia usaha perlu
disiapkan produk yang akan dijual. Sebagaimana yang telah disampaikan
produsen dapat berupa barang, jasa, atau ide, yang tentunya harus dikonfirmasikan
dengan keinginan, permintaan dan kebutuhan masyarakat luas. Guna
mengantisipasi tersebut perlu ditentukan langkah strategis dalam membuat
produk. Adapun langkah-langkah tersebut meliputi :
- Penilaian
- Perancangan
- Pengoperasian
- Pengawasan
- Pembaharuan (inovasi)
(Sumber : T. Hani Handoko, 1993)
Langkah strategis yang pertama adalah pemilihan. Artinya seseorang yang
memulai usahanya harus terlebih dahulu menentukan sistem operasi dan produk
yang akan dibuat agar laku di pasaran. Hal ini tentu saja diawali dengan peluang
yang ada : Apakah produk berupa barang barang dan jasa pelayanan yang diminati
oleh banyak masyarakat, khususnya yang sudah diamati sebagai sebagai calon
konsumen. Berangkat dari data itu maka dapatlah ditentukan jenis, tipe, bentuk,
ukuran, dan merk produk yang akan dibuat termasuk proses produksinya. Menurut
Singgih Wibowo, dkk (1999 : 5), “Pada prinsipnya, kegiatan perusahaan dapat
dikelompokan dalam tiga jenis usaha, yaitu (1) perdagangan/distribusi, (2)
produksi/industri, dan (3) jasa komersial lainnya.
- Jasa Usaha Perdagangan/Distribusi
Jenis usaha ini diantaranya bergerak dibidang pertokoan, warung, rumah
makan, peragaan (filial), penyalur (whole seller), perdagangan perantara,
tengkulak dan sebagainya.
- Jenis Usaha Produksi Industri
Kegiatan ini dapat berupa produksi/industri pangan, pakaian, peralatan rumah
tangga, kerajinan, bahan bangunan dan sebagainya. Dalam hal ini, kegiatan
budidaya sektor pertanian perikanan/peternakan/perkebunan dan kegiatan
penangkapan ikan termasuk jenis usaha produksi/industry.
- Jenis Usaha Jasa Komersial
Contoh usaha ini adalah asuransi, bank, konsultan, biro perjalanan,
pariwisata, pengiriman barang (ekspedisi), bengkel salon kecantikan,
pelayanan kesehatan, penginapan, gedung bioskop dan sebagainya, termasuk
para dokter dan perencana bangunan. Selanjutnya dikemukanan bahwa ; Ada
beberapa faktor yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan
jenis usaha, yaitu :

 Faktor Keuntungan  Faktor Tenaga Kerja  Faktor Fasilitas


 Faktor Penguasaan Teknis  Faktor Modal dan Kemudahan
 Faktor Pemasaran  Faktor Resiko  Faktor lain
 Faktor Bahan Baku  Faktor Persaingan  Faktor Manajemen
Bila pilihan telah ditentukan, dilakukanlah studi kelayakan yang meliputi
aspek-aspek pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen operasional,
ekonomi dan keuangan, serta aspek hukum. Namun demikian sebelum
melakukan studi kelayakan dapat juga ditentukan dulu bentuk usaha yang
akan dilaksanakan.
Langkah kedua dari langkah strategis bidang produksi adalah
perancangan. Dalam konteks ini, wirausaha harus melakukan persiapan dan
pengadaan berbagai fasilitas produksi seperti tempat produksi, mesin-mesin
(peralatan dan perlengkapan), layout, prosedur atau metode kerja dan
personal yang diperlukan.
Berikutnya langkah ketiga dan keempat adalah pengoperasian disertai
pengawasan. Maksudnya yang sudah dirancang pada langkah sebelumnya
dilaksanakan dalam proses produksi dan aktivitas lainnya dibarengi dengan
pengarahan agar prosedur kerja dapat dilakukan secara tepat serta tindakan
korektif lainnya guna perbaikan yang berkesinambungan.
Langkah ke-lima, pembaharuan. Pada tahap ini hendaknya seorang
wirausaha melakukan perbaikan-perbaikan produk yang lebih inovatif dan
menyelaraskan jenis, tipe, warna, dan lain-lain dengan selera pasar. Dalam
melakukan pembaharuan perlu dipertimbangkan hal-hal berikut ini:
- Pembaharuan produk sebaiknya dilakukan secara kontinu dan periodic
- Pembaharuan yang dilakukan hendaknya selalu diperhatiksn product
life cycle (PLC) atau tahap daur hidup produk yang bersangkutan
PLC yaitu tahap-tahap beredarnya suatu produk mulai memasuki pasar
sampai tidak lagi dibutuhkan atau dibeli konsumennya.
Para ahli mengemukakan PLC tersebut seperti dalam gambar berikut :

Rp/Volume Penjualan
I = Fase Perkenalan/Introduction
II = Fase Pertumbuhan/Growth
III = Fase Kedewasaan/Maturity
IV = Fase Kemunduran/Decline

I II III IV

Lebar atau sempitnya interval waktu ini relative


tergantung berbagai hal seperti promosi, dll
(Sumber : G.W. Stanton)
Secara rinci, aktivitas produksi dalam konteks PLC sebagai berikut :
 Tahap pengenalan
Gambar 2.3. Product Life Cycle
Pada tahap ini biasanya produk mulai yang dipasarkan sering dijadikan
alat uji coba oleh konsumen guna mendapatkan nilai lebih dari produk
sejenis. Maka produk yang mulai masuk pasaran ini harus dibuat dengan
standar produk yang maksimal dan standar tadi harus dijadikan pedoman
untuk melakukan proses produksi berikutnya.
 Tahap pertumbuhan
Jika tahap satu dapat dilakukan dengan baik,maka penjualan produk pada
tahap dua ini akan cepat meningkat. Dalam kondisi seperti itu,tentunya
bagian produk pada tahap dua ini akan cepat meningkat. Dalam kondisi
seperti itu,tentunya bagian produksi harus meningkatkan jumalh produk
dengan tidak mengurangi standar kualitas. Bahkan jika mungkin kualitas
ditingkatkan sedikit demi sedikit.
 Tahap kedewasaan
Volume penjualan pada tahap ini cenderung konstan. Maka tugas bagian
produksi yang utama adalah melakukan modifikasi produk sedemikian
rupa sehingga terkesan mundul produk-produk baru. Pada tahap ini
pula,sudah harus dilakukan penelitian prduk,terutama dalam rangka
mengantisipasi pesaing dan mempersiapkan produk tersebut memasuki
tahap empat.
 Tahap kemunduran
Guna mengantisipasi tahap ini,bagian produksi harus sudah menyiapkan
produk baru. Modifikasi berbagai aspek sebaiknya dilakukan seperti
jenis,bentuk,model,bahkan bila perlu sampai pada kemasan,merk dan
sebagainya. Singkatnya pada tahap ini harus dilakukan inovasi atau palig
tidak ada pengembangan produk dari produk yang sudah ada.
Dalam melaksanakan pembaharuan,hendaknya minimal dilakukan hal-hal
yang meliputi :
a) Menjaga standar kualitas produk yang sudah ada dan
memperbaikinya.
b) Mencari cara,peralatan dan perlengkapan baru yang dapat dipakai
untuk melakukan proses produksi yang lebih efektif dan lebih
efisien,termasuk didalamnya pemakaian bahan baku.
c) Mengembangkan produk baru.
d) Mengurangi biaya-biaya produksi melalui perbaikan proses
produksi yang lebih efektif dan lebih efisien,termasuk didalamnya
pemakaian bahan baku.
e) Menguji bahan-bahan secara sinambung.
f) Menganalisis produk pesaing baik secara laboratoris maupun
secara operasional.
g) Mencari cara penggunaan yang menguntungkan dari produk
sampingan atau sampah proses produksi.
5. Membentuk Menejemen Usaha Dan Melengkapi Administrasi
Perusahaan
Melihat berbagai aktivitas usaha, maka diperlukan tatanan kerja serta
susunan personalia yang rapi, baik dan memadai. Itulah yang di maksud dengan
organisasi usaha. Dalam menyusun organisasi usaha hendaknya disesuaikan
dengan jenis usaha, besar kecilnya usaha dan proses produksi yang dilakukan
sehingga akan optimal. Intinya oraganisasi yang dibentuk, harus mengandung
lima sub-sistem, yaitu :
 Sub-sistem nilai dan tujuan
Hal ini biasanya tersirat dan tersurat dalam Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART), serta peraturan, ketentuan dan kebijakan
lainnya.
 Sub-sistem structural
Sekecil apapun usaha anda, sebaiknya dibuat struktur organisasi dan job
descriptionnya.
 Sub-sistem technical
Artinya berbagai hal yang menyangkut mekanisme atau prosedur atau cara
kerja. Termasuk cara kerja peralatan dan perlengkapan yang dipakai dan
dibutuhkan dalam usaha.

 Sub-sistem psychosocial
Hubungan yang harmonis antara semua personal yang terlibat dalam usaha
yang dijalankan hendaknya diwujudkan guna membuat sub-sistem ini.
 Sub-sistem managerial
Yaitu pengolahan yang baik dari semua sumber daya dan dana agar
menghasilkan pola usaha yang efektif dan efesien.
Kelima sub-sistem tersebut tentunya perlu dilengkapi oleh aspek
administrasi baik yang berupa pencatatan maupun yang merupakan perangkat
lunak lainnya seperti :
 Pembukuan
 Administrasi pendukung pembukuan. Antara lain berupa kartu stock,
kartu hutang, kartu pihutang, kuitansi, bon, slip gaji dan sebagainya.
 Administrasi pendukung perusahaan, diantaranya meliputi SITU, SIUP,
TDP, TDR, NPWP, Surat Rekomendasi Asosiasi Terkait, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai