TINJAUAN PUSTAKA
a. Cairan Tubuh
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
1) Cairan Intraselular
cairan intraselular.
2) Cairan Ekstraselular
rata-rata 70 kg.
b. Elektrolit
arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion
negatif (anion).
Kation. Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium
potasium (K+). Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang
1) Natrium
2) Kalium
3) Kalsium
4) Magnesium
5) Karbonat
membutuhkan energi.
a. Osmosis
b. Difusi
3. Keseimbangan Cairan
Dalam kondisi normal, intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan
tubuh, tubuh akan kehilangan cairan antara lain melalui proses penguapan
a. Intake Cairan
b. Output Cairan
1) Urin
3) Feses
4. Perubahan Konsentrasi
cairan.
berlebihan.
d. Hiperkalemia karena ketidakmampuan ginjal untuk mengekskresikan
natrium bikarbonat.
pembatasan kalium.
fosfor.
metabolik.
mengekskresikan magnesium.
a. Umur
c. Diet
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
d. Stres
pemecahan glikogen otot. Ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
e. Kondisi sakit
IWL.
g. Pengobatan
elektrolit
h. Pembedahan
pembedahan.
1. Definisi
fungsi renal yang progresif dan irefersibel dimana kemampuan tubuh gagal
sehingga terjadi uremia. (Smeltzer dan Bare, 2001 dalam buku Margareth,
2019).
cukup lanjut. Hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerulus kurang dari 50
b. Glumerulonefritis
sistemik)
tubulus ginjal)
g. Neuropati toksik
3. Manifestasi Klinis
a. Gejala dini : Letargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang.
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, napas dangkal atau sesak napas,
a. Kardiovaskuler
c. Gastrointestinal
d. Muskuloskeletal
Pegal pada kaki, rasa kesemutan dan terbakar terutama di
e. Integumen
Kulit berwarna pucat, pruritus, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis
dan kasar.
f. Endokrin
dan vitamin D.
4. Patofisologi
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
berfungsi sampai ¾ dari nefron-nefron yang rusak. Beban bahan yang harus
yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensin produk sisa.
Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila fungsi ginjal telah hilang
kira-kira 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kreatinin turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah (Barbara, 1996 dalam
Margareth, 2019).
timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat (Brunner &
1. Penurunan GFR
ginjal).
3. Retensi cairan dan natrium
hipertensi.
4. Anemia
saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun.
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak. Pada tahap
ini BUN mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai
rate 10% dari normal. Pada tahap ini kreatinin serum dan BUN
5. Komplikasi
a. Hiperkalemia
c. Hipertensi
d. Anemia
e. Penyakit tulang
6. Pemeriksaan diagnostik
CKD yaitu :
a. Urine
1) Volume : biasanya kurang dari 400 ml/24 jam atau tidak ada (anuria)
2) Warna : secara abnormal urin keruh memungkinkan disebabkan pus,
b. Darah
akhir
5) Kalium : Meningkat
c. Pielografi intravena
3) Arteriogram ginjal
d. Sistouretrogram berkemih
retensi.
e. Ultrasono ginjal
f. Biopsi ginjal
h. EKG
7. Penatalaksanaan
c. Kontrol hipertensi
e. Hemodialisa
f. Transplantasi ginjal
C. Asuhan Keperawatan Pada Pasien CKD
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
f. Genogram
h. Fokus pengkaian
1) Aktivitas / istirahat
Gejala :
Tanda :
2) Sirkulasi
Gejala :
b) Disritmia jantung
f) Kecenderungan perdarahan
3) Integritas ego
Gejala :
Tanda :
kepribadian
4) Eliminasi
Gejala :
Tanda :
berawan
Gejala :
Tanda :
bertenaga
6) Neurosensori
Gejala :
Tanda :
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala :
Tanda :
8) Pernapasan
Gejala :
dengan/tanpa sputum
Tanda :
(edema paru)
9) Keamanan
Gejala :
Tanda :
a) Pruritus
Gejala :
Gejala :
12) Penyuluhan
Gejala :
2. Diagnosa Keperawatan
ventilasi-perfusi
bradikardi kebutuhan
b. Edema Kolaborasi
d. Oliguria perlu
dan/atau sianosis
I. 01014
meningkat/menurun Edukasi :
e. Bunyi napas
tambahan
I.03114
6. Monitor tanda
peningkatan tekanan
albumin meningkat)
7. Monitor kecepatan
8. Monitor efek
samping diuretik
Terapeutik :
yang sama
dan garam
3. Tinggikan kepala
tempat tidur
Edukasi :
1. Anjurkan melapor
mL/kg/jam dalam 6
jam
2. Anjurkan melapor
kg dalam sehari
3. Anjurkan cara
mengukur dan
haluaran cairan
4. Ajarkan cara
membatasi cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian diuretik
2. Kolaborasi
penggantian kehilangan
I. 05178
Observasi :
4. D. 0056 L. 05047 1. Monitor kelelahan
Objektif :
a. Frekuensi jantung
meningkat >20%
dari kondisi
istirahat
I. 11353
Perawatan Integritas
5. D. 0129 L. 14125 Kulit
- kulit
Objektif Terapeutik :
Edukasi :
yang cukup
2. Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur.
L. 03119
Manajemen Nutrisi
membaik Terapeutik
Edukasi
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
menentukan jumlah
perlu
I.03098
Manajemen cairan
menurun jam
membaik Kolaborasi
membaik pemberian
membaik perlu
- Berat badan
membaik I.03122
Pemantauan Elektrolit
Definisi :
Subkategori : Observasi :
Ekspetasi :
Nutrisi dan cairan Meningkat 1. Identifikasi
Kriteria Hasil : kemungkinan penyebab
Definisi : Berisiko
-Serum natrium
mengalami ketidakseimbangan
membaik
perubahan kadar -Serum kalium elektrolit
membaik 2. Monitor kadar
serum elektrolit
-Serum klorida
Faktor risiko : elektrolit serum
membaik
a. Ketidakseimbangan -Serum kalsium 3. Monitor mual,
membaik muntah dan diare
cairan (mis. Dehidrasi
-Serum magnesium
dan intoksikasi air) 4. Monitor kehilangan
membaik
b. Kelebihan volume -Serum fosfor cairan, jika perlu
membaik 5. Monitor tanda dan
cairan
endokrin hiperkalsemia
gejala hipomagnesemia
gejala hipermagnesemia
- Terapeutik :
pemantauan sesuai
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
(SDKI-SLKI-SIKI, 2018)
4. Implementasi Keperawatan
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah &
Walid, 2016).
untuk mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2006 dalam Hartini, 2015).
atas dasar kerja sama tim keperawatan dengan tim kesehatan lainnya,
dasar rujukan dan profesi lainnya diantaranya dokter, psikiater, ahli gizi
dan sebagainya.
5. Evaluasi Keperawatan