Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam visi Indonesia sehat 2010 menyatakan bahwa gambaran masyarakat, bangsa dan

negara Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah

masyarakat, bangsa dan negara yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik

Indonesia (DepKes RI, 1999)

Untuk menciptakan Indonesia sehat tahun 2010, diperlukan upaya-upaya untuk

meningkatkan derajat kesehatan. DepKes tahun 1999 telah menuangkan upaya-upaya

tersebut yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif. Dengan adanya

upaya-upaya kesehatan individu diharapkan adanya perubahan perilaku dari masyarakat yang

bersifat produktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam

gerakan kesehatan masyarakat.

Masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor utama, yakni faktor perilaku dan faktor

non-perilaku (lingkungan dan pelayanan).Salah satu intervensi terhadap faktor perilaku

adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan

pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku

hidup sehat, tetapi juga bagaimana masyarakat mampu memelihara dan mengingatkan

1
kesehatannya. Perilaku sehat merupakan perilaku masyarakat untuk mencari dan

mendapatkan status kesehatan dan memeliharanya secara optimal, mencegah penyakit dan

trauma. Upaya peningkatan kesehatan lebih dari sekedar pencegahan penyakit, akan tetapi

meliputi pencegahan primer (imunisasi). Sebaiknya aktivitas peningkatan kesehatan tidak

hanya ditujukan untuk penyakit spesifik saja (pengelolaan stress, latihan fisik).

Aktivitas lain yang dilakukan oleh seseorang yang merasa dirinya sakit untuk membatasi

status dari kesehatannya dan untuk mendapati pertolongan yang pantas disebut dengan

perilaku sakit. Dengan mengetahui status dari penyakit dan perilaku sakit yang menyertai

mereka maka perawat lebih mengetahui dengan baik klien atau pasien mereka dan juga dapat

menemukan cara yang terbaik untuk melayani mereka.

Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian.

Apabila status kesehatan kita bergerak ke arah kematian maka kita berada dalam area sakit

(illness area), dan apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada

dalam area sehat (wellness area).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian Latar Belakang di atas, dapat di rumuskan suatu hal yang terkait

dengan persepsi sehat-sakit.

1.3. Tujuan penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah ISOSPOL.

1.3.2. Tujuan Khusus.

2
Untuk mengetahui dan untuk lebih memahami persepsi sehat sakit.

1.4. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penulisan di atas, maka penulis membatasi

masalah pembahasan tentang persepsi sehat sakit yang meliputi :

1. Konsep Persepsi

- Pengertian Persepsi

- Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

2. Konsep Sehat sakit

- Pengertian sehat

- Pengertian sehat dalam keperawatan

- Faktor-faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sehat

- Faktor yang mempengaruhi kesehatan.

3. Konsep Sakit

- Pengertian sakit

- Pengertian Kesakitan

- Dampak Sakit

4. Keadaan Sehat Sakit

5. Pengaruh Ekosistem Terhadap Kesehatan ( A.Blum )

6. Persepsi Sakit dan Kesakitan

3
BAB II

ISI

2.1. Konsep Persepsi

2.1.1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus

oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas

yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).

Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).

4
Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap

lingkungan oleh individu (Gibson).

2.2. Konsep Sehat Sakit

2.2.1. Konsep Sehat

2.2.1.1. Pengertian Sehat

Sehat Menurut WHO 1947 adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial

dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.

Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis (jasmani),

psikologis (mental), sosial dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri

dan produktif. (Zaidin Ali.1999).

Sehat Sosial menurut UU No.9/1960 adalah perikehidupan dalam masyarakat, dimana

peri kehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga Negara mempunyai cukup

kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan sendiri serta kehidupan keluarganya

dalam masyarakat yang memungkinkanya bekerja, beristirahat, dan menikmati hiburan pada

waktunya.

Sehat Fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami

gangguan sehingga memungkinkan berkembangnya mental/psikologis dan sosial untuk dapat

melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan optimal.

Sehat Mental menurut UU No.3/1961 adalah suatu kondisi yang memungkinkan

perkembangan fisik, intelektual, emosional, yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu

berjalan selaras dengan keadaan orang lain.

2.2.1.2. Defenisi Sehat Dalam Keperawatan

5
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber perawatan diri ( self Care Resources) yang

menjamin tindakan untuk perawatan diri (self Care Action)secara adekuat.(Payne.1983)

Self Care resources mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Self Care Action adalah perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk

memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi fisik, psikososial dan spiritual.

(Payne.1983)

2.2.1.3. Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sehat :

 Status Perkembangan

Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap

perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia. Contohnya ; bayi dapat merasakan sakit tetapi

tidak dapat mengungkapkan dan mengatasinya. Pengetahuan perawat tentang perkembangan

individu memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu

mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya.

 Pengaruh Sosial dan Kultural

Masing-masing kultur mempunyai pandangan berbeda-beda tentang sehat ; diturunkan

dari orang tua ke anak.

 Pengalaman Masa Lalu.

Seorang dapat mempertimbangkan rasa nyeri/sakit atau disfungsi keadaan normal karena

pengalaman sebelumnya. Hal ini membantu menentukan definisi seorang tentang sehat.

 Harapan seseorang tentang dirinya.

Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun

psiko sosialnya jika mereka sehat. Faktor lain yang berhubungan dengan individu :

 Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik/secara utuh.

6
 Self Estem, Body Image, peran dan kemampuan

 Jika ada ancaman : Acxiety

2.2.1.4. Faktor yang mempengaruhi kesehatan.

a. Internal faktor

Fungsi faktor meliputi biologis, psikologi, kognitive dan dimensi spiritual. Demensi

Biologik, Genetik, suku, sex, umur dan perkembangan semua tingkat kesehatan seseorang.

Genetik berhubungan dengan karakteristik biologi ; temperamen, tingkat aktivitas dan potensi

intelektual.Suku dihubungkan dengan predisposisi suatu penyakit sebagai contoh ; kulit hitam

lebih banyak terjadi sikle-sel anemia dan hipertensi dari pada kebanyakan suku. Dimensi

psikologi, meliputi interaksi tubuh, konsep diri dan kepuasan. Demensi kognitive. Meliputi

pilihan gaya hidup, spritual dan kepercayaan agama. Gaya hidup seseorang meliputi, kebiasaan

makan, latihan, merokok penggunaan obat, alkohol dan metode koping terhadap stress sangat

mempengaruhi kesehatan individu. Spritual dan kepercayaan agama dapat merubah perilaku

terhasdap kesehatan.

b. Eksternal Faktor

Faktor eksternal berpengaruh terhadap status kesehatan, kepercayaan dan praktek

meliputi geografi, lingkungan fisik, standar hidup, keluarga dan dukungan masyarakat. Geografi

tergantung iklim dan iklim berpengaruh terhadap kesahatan. Lingkungan ; Polusi terhadap air,

udara dan lingkungan lain sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Standart hidup, standart

hidup seseorang (pekerjaan, penghasilan dan pendidikan dihubungkan dengan kesehatan,

morbiditas dan mortalitas keluarga dan kepercayaan budaya; interaksi budaya dan masyarakat

juga berpengaruh terhadap bagaimana penerimaan persepsi seseorang, pengalaman dan cara

menghadapi permasalahan kesehatan. Masing-masing budaya mempunyai pendapat dalam hal

7
kesehatan. Dukungan masyarakat; berhubungan dengan faktor internal seseorang ; konsep diri,

pengenalan dan pisikologik yang mana ini berpengaruh terhadap motivasi dan kemampuan untuk

mengembangkan dukungan kerjasama.

2.2.2. Konsep Sakit

2.2.2.1. Pengertian Sakit.

Menurut Perkin’s sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa

seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktifitas sehari-hari baik aktifitas jasmani,

rohani maupun sosial.

Menurut Webster’s New Cologiat Act sakit adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh

melemah.

Menurut Kleinman sakit adalah gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan

psikologi pada seseorang.

Sakit adalah suatu keadaan yang menggangu keseimbangan status kesehatan biologis

/jasmani, psikologis (mental), social dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh,

produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.(Zaidun

Ali.1998)

Sakit (Illnes) Adalah : penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit,

seperti perasaan tidak enak yang bersifat subjektif.

2.2.2.2. Pengertian Kesakitan

Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman seseorang yang mendorongnya untuk

memeriksakan kesehatan, mencari pengobatan dan perawatannya.(Zaidin Ali.1998)

Kesakitan adalah apa yang dirasakan oleh pasien saat dia pergi ke dokter, sedangkan

penyakit adalah hasil yang didapatkan sepulang dari dokter (diagnosis). Helman.1990)

8
2.2.2.3. Dampak Sakit.

Efek sakit tidak hanya terjadi pada individu secara langsung yang mengalami sakit akan

tetapi juga mempengaruhi keluarga dan orang berarti lainnya .

Jenis dan luas dari efek sakit ini terdiri dari 3 (tiga) aspek:

1. Anggota keluarga mana yang sakit

2. Serius dan lamanya sakit

3. Adat dan kebiasaan yang dipegang oleh keluarga

2.3. Keadaan Sehat-Sakit

Rentang sehat sakit.

Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian.

Apabila status kesehatan kita bergerak ke arah kematian maka kita berada dalam area sakit

(illness area), dan apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada

dalam area sehat (wellness area).

Sesuai dengan rentang sehat sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan

optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai meninggal dunia. Apabila

individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer, yaitu perlindungan

kesehtan dan perlindungan khusus agar terhindar dari penyakit. Apabila individu dalam area

keadaan sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tertier yaitu dengan diagnosis

dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan rehabilitasi.

9
2.4. Pengaruh Ekosistem Terhadap Kesehatan ( A.Blum)

Rentang sehat sakit bersifat dinamis dan selalu berubah setiap saat, perubahan ini

dipengaruhi oleh empat factor yaitu :

1. Politik yang mencakup keamanan, penekanan dan penindasan.

2. Perilaku manusia, mencakup kebutuhan manusia,kebiasaan manusia dan adat istiadat.

3. Keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, factor resiko dan ras.

4. Pelayanan kesehatan meliputi : upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

5. Lingkungan meliputi udara, tanah, air.

6. Factor social ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan.

2.5. Persepsi Sakit dan Kesakitan.

Persepsi sakit dan kesakitan untuk setiap individusangat berbeda dan sangat tergantung dari

situasi dan kondisi seperti yang dijelaskan berikut ini:

 Seseorang merasa sakit/kesakitan setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit

 Seseorang merasa sakit, tapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak menderita

sakit atau tidak mengalami penyakit.

10
 Seseorang tidak merasa sakit, akan tetapi sebenarnya individu tersebut mengidap

penyakit.

 Seseorang tidak merasa sakit didalam tubunnya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diperlukan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan merata serta masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan

perilaku hidup sehat.

11
Persepsi sehat sakit merupakan interpretasi atau pemberian arti tentang apa yang

diinderakan oleh individu terhadap suatu kondisi keseimbangan dan ketidakseimbangan

antara status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

Status kesehatan seseorang terletak pada dua kutub, yaitu sehat optimal dan

kematian. Apabila status kesehatan bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area

sehat (wellness area), dan apabila status kesehatan bergerak ke arah kematian maka kita

berada dalam area sakit (illness).

TUGAS KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Tentang

KOMUNIKASI PERAWAT-KLIEN TENTANG PENKES

FLOUR ALBUS ( KEPUTIHAN)

Disusun Oleh :
YOENITA SEPTANI
NIM: 10103084105598

12
Dosen Pembimbing :
ISNA OVARI,S.Kp

PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN


STIKES PERINTIS SUMATERA BARAT
2011

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Isospol.

Dalam penyususnan tugas ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,

maka dari itu pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima ksih kepada :

1. Ibu dr. Hj. Fauziah Elytha, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Isospol ini.

13
2. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi S I Keperawatan angkatan ke V yang telah

banyak memberikan masukan yang sangat berguna dalam menyelesaikan tugas Isospol

ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu

dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat

membangun demi kesempurnaan tugas komunikasi keperawatan ini.

Akhirnya pada-Nya jualah kita berserah diri semoga bermanfaat bagi kita semua

khususnya profesi keperawatan. Amin.

Bukittinggi, Januari 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….. i

Daftar Isi………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………………………………. 1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………..….………. 3
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………….. 3
1.4. Batasan Masalah……………………………………………………... 3

14
BAB II ISI
2.1. Konsep Persepsi………….………………………………………….…... 5

2.2. Konsep Sehat Sakit………………………………………………….…... 5

2.3. Keadaan Sehat Sakit……………………………………………….…….. 10

2.4. Pengaruh Ekosistem terhadap Kesehatan………………………………… 11

2.5. Persepsi Sakit dan Kesakitan……………………………………………… 12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….... 13

DAFTAR PUSTAKA

Ali Zaidin.2002.Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.Jakarta : Widya Medika

Purwaningsih Luh Putu.2010. http.//www.Persepsi sehat sakit. Blogspot.com. Diakses tanggal

20 desember 2010.Jam.15.00 Wib

Ratna Wahyu.2010. Sosiologi & Antropologi Kesehatan Dalam Perspektif Ilmu

Keperawatan.Yogyakarta : Pustaka Rihama.

15
16

Anda mungkin juga menyukai