Anda di halaman 1dari 38

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG INI TELAH DISETUJUI OLEH

PEMBIMBING MAGANG

( Drs. NAZIRWAN, M.Si )

NIDN : 1010106305

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

( FADHLAN,S.SOS,M.SI )

NIDN : 1023078403
LAPORAN MAGANG

PENGGUNAAN APLIKASI SISKEUDES

DALAM UPAYA PENINGKATAN TERTIB ADMINISTRASI

KEUANGAN DESA DI KOTA SAWAHLUNTO

NAMA : MEGA YUSPITA

BP : 16103012190

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) ADABIAH

YAYASAN SYARIKAT OESAHA (YSO) ADABIAH

PADANG 2019
FORMULIR MAGANG MAHASISWA STIA ADABIAH

TAHUN 2018 / 2019

NAMA : MEGA YUSPITA


NO. BP : 16103012190
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
TEMPAT TINGGAL : DESA SIJANTANG KOTO KECAMATAN
TALAWI KOTA SAWAHLUNTO
PEKERJAAN : PNS
ALAMAT KANTOR : Jl. SOEKARNO HATTA KELURAHAN
DURIAN II KECAMATAN BARANGIN KOTA
SAWAHLUNTO
TOTAL SKS YANG DIPEROLEH :
TEMPAT MAGANG : DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT, DESA, PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK KOTA
SAWAHLUNTO

Yang bersangkutan

MEGA YUSPITA

DAFTAR NILAI MAGANG MAHASISWA STIA ADABIAH PADANG


NAMA : MEGA YUSPITA

NO BP : 16103012190

TEMPAT MAGANG : DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, DESA,


PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KOTA
SAWAHLUNTO

N NILAI KETERANGAN
MATERI PENILAIAN
O ANGKA HURUF (sangat baik, baik)
1 Profesional 90 A Sangat Baik
2 Partisipasi di Tempat Magang 90 A Sangat Baik
3 Hubungan Sosial 95 A Sangat Baik
4 Disiplin 95 A Sangat Baik
5 Kejujuran 95 A Sangat Baik
6 Tanggung Jawab 92 A Sangat Baik
7 Kerjasama 95 A Sangat Baik
8 Pembuatan Laporan 90 A Sangat Baik
JUMLAH 742
NILAI RATA 92.7

Sawahlunto, Juni 2019

Pembimbing Lapangan/Magang

MERY HASTUTI, SSTP

KATA PENGANTAR

Kegiatan magang adalah salah satu mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa Program Jurusan Administrasi Publik STIA Adabiah Padang, disamping bertujuan
untuk menghasilkan Sarjana Administrasi juga bertujuan untuk membina mahasiswa agar
memiliki satu keahlian dalam bidang administrasi dengan spesialisasi perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan/ pelaksanaan dan pengawasan.

Alhamdulillah penulis diberi amanah untuk melaksanakan kegiatan magang di Dinas


Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Sawahlunto pelaksaan dilaksanakan selama 2 bulan dimulai sejak tanggal 25 Maret 2019 dan
berakhir pada tanggal 24 Mei 2019.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memudahkan penulis dalam pelaksanaan magang, yaitu terimakasih kepada :

1. Pembimbing Magang Bapak Drs. Nazirwan, M.Si

2. Bapak Fadhlan.S.Sos,M.Si selaku ketua Kaprodi

3. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan


Anak Kota Sawahlunto

4. Serta teristimewa kepada seluruh staf Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sawahlunto yang telah memberikan semangat
dan bekerjasama dengan baik selama kegiatan magang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan magang ini memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Semoga
laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Sawahlunto, Juni 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul Depan
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Kegiatan yang Direncanakan dan yang Dapat Dilaksanakan ........................................ 2
1.3 Identifikasi dan Diskripsi Masalah di Tempat Magang ................................................. 3
1.3.1 Faktor – Faktor Internal ................................................................................ 3
1.3.2 Faktor – faktor Eksternal ............................................................................... 3
BAB II DISKRIPSI TEMPAT MAGANG
1.1 Sejarah Ringkas Lahirnya Tempat Magang ................................................................. 4
1.2 Dasar Hukum Pembentukan ...................................................................................... 4
1.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ................................................................................... 8
1.4 Struktur Organisasi .................................................................................................. 10
1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi .......................................................................... 11
BAB III ANALISA PEMECAHAN MASALAH
3.1 Faktor – Faktor Internal .......................................................................................... 28
3.2 Faktor – Faktor Eksternal ........................................................................................ 28
3.3 Analisis Faktor Internal dan Eksternal ...................................................................... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 31
LAMPIRAN
DAFTAR PERPUSTAKAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 106 peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa perlu membentuk
Peraturan Menteri tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Desa adalah kategori otonom mulai dari tingkat teratas sampai terbawah yang memiliki
kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri, berkaitan dengan hal tersebut diatur
dalam Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang menjelaskan bahwa desa
merupakan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan merurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal – usul atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
yang disebut dengan APBDes adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Ruang
Lingkup Pengelolaan Keuangan Desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, Penatausahaan,
pelaporan dan Pertanggung jawaban keuangan desa yang keseluruhannya diperuntukkan
dalam memenuhi kebutuhan desa demi terwujudnya pembangunan.

Keuangan Desa yang didapatkan dari sumber pendapatan desa haruslah dikelola
dengan baik demi tercapainya pembangunan desa. Melalui kebijakan dana desa,
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat diharapkan bisa meningkat. Alokasi Dana Desa
yang disediakan Pemerintah pun terus bertambah setiap tahunnya.

Dalam hal Keuangan desa, Pemerintah desa wajib menyusun Laporan Realisasi
Pelaksanaan APBDes dan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi pelaksanaan APBDes.
Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan Desa. Salah satu strategi
dalam pengelolaan keuangan desa Pemerintah Pusat mengimplementasikan aplikasi yang
berbasis daring (online) untuk pemerintahan desa yaitu Aplikasi SISKEUDES. Siskeudes
adalah aplikasi yang dikembangkan bersama dengan Permendagri sebagai regulator
sehingga hasil dari penggunaan aplikasi tersebut akan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Siskeudes membantu Pemerintahan Desa dalam mengelola keuangannya mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan sampai dengan pertanggungjawaban
keuangan desa sesuai dengan peraturan yang ada
1.2 Kegiatan yang Direncanakan dan yang Dapat Dilaksanakan

Magang dilaksanakan setiap hari kerja selama 40 hari kerja, mulai tanggal 25 Maret
2019 sampai dengan 25 Mei 2019, sebagaimana telah dijelaskan diatas penulis ingin
mengetahui tentang Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Tertib
Administrasi Keuangan Desa di Kota Sawahlunto. Selama program magang berlangsung telah
banyak membantu penulis untuk mengetahui “Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya
Peningkatan Tertib Administrasi Keuangan Desa di Kota Sawahlunto” sesui dengan ketentuan
yang berlaku.

Kegiatan yang berkaitan dengan Sistem Keuangan Desa seperti memeriksa SPJ Desa
guna meminta Rekomendasi Pencairan Dana Desa setiap pengambilan dana harus
disesuaikan dengan Rencana Anggaran Biaya yang sebelumnya direncanakan, semua
pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan arahan dan bimbingan supervisor selama ditempat
magang.

Kegiatan yang dilakukan pada saat magang diantaranya penulis melakukan


pengimputan data dari seluruh desa yang dinamakan kompilasi data dari Sistem yang mana
data tersebut akan dikirimkan kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Perwakilan Provinsi Sumatera Barat di Padang.

Penulis ikut serta dalam berbagai kegiatan di karenakan penulis merupakan staf
ditempat magang itu sendiri. Mempelajari prosedur kerja kantor, proses penataan arsip,
membuat spj serta ikut memeriksa SPJ Desa guna untuk meminta Rekomendasi Pencairan
Dana Desa seluruh Desa se Kota Sawahlunto.

Kegiatan magang yang penulis lakukan sudah terlaksana dengan baik yang mana
penulislaksanakan mulai tanggal 25 Maret 2019 sampai dengan 25 Mei 2019. Penulis
ditempatkan di Bidang Pemberdayaan Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Perempuan dan Perlindungan Anak yang mana kegiatannya menyangkut tentang pembinaan
dan Pengawasan terhadap desa salah satunya melakukan Kompilasi terhadap Sistem
Keuangan Desa (Siskeudes) yang mana dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Dalam kegiatan magang ini penulis tidak hanya fokus pada satu kegiatan saja sehingga
penulis bisa mengetahui lebih banyak kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada instansi
tersebut, berhubungan dengan rencana kegiatan yang telah dilakukan sudah terlaksana
dengan baik yaitu penulis bisa membantu staf staf lain dalam melaksanakan tugas –
tugasnya. Permasalahan yang penulis temui dilapangan yaitu kurang tertibnya administrasi
keuangan Desa di Kota Sawahlunto khususnya untuk melengkapi bahan kompilasi yang akan
diserahkan kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi
Sumatera Barat di Padang.

1.3 Identifikasi dan Diskripsi Masalah di Tempat Magang


1.3.1 Faktor – Faktor Internal
Salah satu faktor internal yang menjadi ujung tombak bagi seorang Staf adalah
fasilitas dan masih terbatasnya kemampuan pengalaman kerja. Olehkarena itu
dibutuhkan perencanaan yang matang dan pembinaan-pembinaan untuk Staf.

1.3.2 Faktor – Faktor Eksternal


Faktor eksternal adalah faktor dari luar yang ikut mempengaruhi dalam
penyampaian laporan yang sering terlambat

BAB II
DESKRIPSI TEMPAT MAGANG

2.1 Sejarah Ringkas Lahirnya Tempat Magang


Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Sawahlunto terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 14 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota
Sawahlunt0 Tahun 2016 Nomor 14).
2.2 Dasar Hukum Pembentukan
1. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan(Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 Tentang Pengesahan Ilo Convention No. 138
Concerning Minimum Age For Admission To Employment (Konvensi Ilo Mengenai
Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 56; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3835)
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3886);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182
Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan
Terburuk untuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 3;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3941);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4026);
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78; Tambahan Lembaran
Negara Ri Nomor 4301);
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419;
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
13. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4575);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
17. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4635);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama
Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5606);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);
21. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
22. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana
Pedagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);
23. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
25. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4928);
26. Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan
Penanganan tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 162);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4698);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
30. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Menentang
Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisir (UNLA TOL) (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4960 );
31. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Mencegah,
Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4990);
32. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Menentang
Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 54);
33. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
34. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5080);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).
37. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

38. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332);
39. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109), sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5606);
40. Undang-Undang Nomor Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
41. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
42. Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539).
43. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 3);
44. Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2016 Nomor
14).
45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, pasal 108 s/d 124, Penyusunan Rancangan Awal
Renstra Perangkat Daerah 2018-2023 dimulai sejak Kepala Daerah Terpilih dilantik
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal

2.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran


2.3.1 Visi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan
Anak Kota Sawahlunto

“ Visi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan


Anak Kota Sawahlunto adalah “ Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat,
Mandiri dan Kesetaraan Gender “.
Makna dari visi diatas adalah:
1. Kesejahteraan Sosial adalah Usaha sosial secara keseluruhan yang terorganisir dan
memiliki tujuan utama meningkatkan kehidupan orang berdasarkan konteks sosial
2. Mandiri adalah mampu menggerakkan dan mengelola secara swadaya segala potensi dan
sumberdaya untuk mendukung pembangunan daerah
3. Kesetaraan Gender adalah Kesamaan hak, fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki
dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.3.2 Misi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan
Anak Kota Sawahlunto

Untuk mencapai Visi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Sawahlunto tersebut diatas, maka telah dirumuskan Misi Dinas
Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Sawahlunto, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat agar dapat hidup sejahtera


2. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat Pedesaan dalam pembangunan
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur yang handal dan beroreantasi
pelayanan
4. Meningkatkan pelayanan Desa terhadap masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera
5. Meningkatkan kapasitas SDM Aparatur Pemerintahan Desa sebagai Aparatur
pemerintahan yang profesional
6. Meningkatkan pengarustamaan gender dan pengarustamaan anak.
7. Meningkatkan pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak serta
pemenuhan hak anak

2.3.3 Tujuan penggunaan aplikasi siskeudes dalam upaya peningkatan tertib


administrasi keuangan desa se kota sawahlunto

Adapun tujuan dari penggunaan Aplikasi Siskeudes ini sendiri adalah agar aparat
pemerintah desa mendapatkan kemudahan saat melakukan proses pengelolaan keuangan,
serta dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.
2.3.4 Sasaran Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Sawahlunto

Adapun sasaran dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Sawahlunto adalah Anak – anak, orang terlantar, fakir miskin,
masyarakat, OPD, Lembaga, perangkat/ Staf yang berada dalam dinas baik yang
berhubungan langsung maupun tidak.

2.4 Struktur Organisasi

2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Sawahlunto sesuai dengan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor 14 Tahun 2016
Tentang susunan organisasi tugas dan fungsi serta tata kerja organisasi perangkat daerah
Kota Sawahlunto, Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Sawahlunto melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan Kota Sawahlunto.
Uraian tugas dan fungsi masing-masing jabatan sesuai Peraturan Kepala daerah
Nomor 14 tahun 2016 Tentang Struktur organisasi, tugas dan fungsi perangkat daerah
sebagai berikut:

a. Kepala Dinas

1. Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak


dipimpin oleh Kepala Dinas mempunyai berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok dibawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok membantu
Walikota dalam menyusun perencanaan, perumusan kebijakan daerah serta
mengkoordinir program kerja DinasSosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan
dan Perlindungan Anak.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang Sosial,Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak;
b. Pembinaan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahanbidangSosial,
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan Pelaksanaan program kegiatan
pemerintahan bidangSosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak; dan
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Pimpinan terkait dengan tugas dan
fungsinya.

b. Sekretariat

1. Sekretariat Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan


Anak dipimpin oleh Sekretaris, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan Koordinasi Pengawasan dan Memberi
Pelayanan Administratif dan Fungsional kepada semua unsur di lingkungan DinasSosial
Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi, kebijakan program,


kepegawaian, keuangan, barang, umum dan perlengkapan serta kesekretariatan di
lingkungan dinas;

b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi kepada


seluruh unsur organisasi di lingkungan dinas;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas administrasi dan


perencanaan di lingkungan dinas;

d. Pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab dinas; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

1. Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian;

a. Sub Bagian Adminitrasi Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Kepala Sub
Bagian Adminitrasi Umum dan Kepegawaian berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada kepala Dinas melalui Sekretaris, mempunyai Tugas Pokok menyiapkan dan
mengkoordinasikan penatalaksanaan hukum, kepegawaian dan dukungan
administrasi umum yang menjadi tanggung jawab Dinas sosial peberdayaan
masyarakat, desa, perempuan dan perlindungan anak.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Bagian


Adminitrasi Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

- Pengelolaan surat masuk, keluar dan protokoler (acara-acara rapat, lomba dinas,
dll);

- Pengelolaan urusan kepegawaian;

- Pemetaan dan fasilitasi peningkatan kompetensi tenaga;

- Penyusunan perencanaan dan pengelolaan kebutuhan barang, baik barang habis


pakai, barang bergerak maupun tidak bergerak beserta laporan pertanggung
jawaban dan pendistribusian serta penghapusan barang bersama bendahara
barang;

- Pengelolaan proses perizinan tenaga kesehatan;

- Penyusunan perencanaan anggaran kegiatan umum dan kepegawaian;

- Pelaksanaan evaluasi kegiatan PPTK yang berada dibawah subag umum dan
kepegawaian;

- Penyusunan laporan tahunan subag umum dan kepegawaian;dan

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

2. Sub Bagian Program dan Pelaporan

a. Sub Bagian program dan pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, mempunyai tugas pokok
penyusunan perencanaan programdan pelaporan Dinas sosial peberdayaan
masyarakat, desa, perempuan dan perlindungan anak;

b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud pada huruf a, Sub Bagian
program dan pelaporan mempunyai fungsi:

- Penyusunan perencanaan Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa,


Perempuan dan Perlindungan Anak;

- Penyusunanlaporantahunan Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa,


Perempuan dan Perlindungan Anak;

- Penyusunan LKjIP Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan


Perlindungan Anak;

- Penyusunan LPPD Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan


Perlindungan Anak;

- Penyusunan profil Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan


Perlindungan Anak;
- Penyusunan perjanjian kinerja Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Perempuan dan Perlindungan Anak; dan

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

3. Sub Bagian Administrasi keuangan.

a. Sub Bagian Administrasi keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, mempunyai tugas pokok penatausahaan
keuangan dinas dan penyusunan laporan keuangan Dinas Sosial Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak;

b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud huruf a, Sub Bagian


Administrasi keuangan mempunyai fungsi:

- Penatausahaan administrasi keuangan dan pertanggungjwaban keuangan lingkup


Dinas;

- Pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi perencanaan, penatausahaan,


pertanggungjawaban dan pelaporan lingkup Dinas;

- Pelaksanaan penyusunan pelaporan bidang keuangan; dan

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

c. Bidang Sosial

1. Bidang Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang Sosial berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala Dinas melalui Sekretaris, mempunyai tugas pokok
melaksanakan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanaan tugasSeksi Rehabilitasi, Perlindungan danJaminan Sosial, dan Seksi
Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Sosial
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan rehabilitasi, perlindungan dan jaminan sosial serta
pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
b. Pelaksanaan kebijakan rehabilitasi, perlindungan dan jaminan sosialserta
pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria rehabilitasi, perlindungan dan
jaminan sosial serta pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi rehabilitasi, perlindungan dan jaminan
sosial serta pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
e. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan kegiatan kesejahteraan sosial;
f. Pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
seksi rehabilitasi, perlindungan dan jaminan sosial serta seksi pemberdayaan sosial
dan penanganan fakir miskin;
g. Penyelenggaraan penilaian dan penyusunan laporan di bidang sosial; dan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

1. Seksi Rehabilitasi, Perlindungan dan Jaminan Sosial;


a. Seksi Rehabilitasi, Perlindungan dan Jaminan Sosialdipimpin oleh Kepala
Seksiberada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai
tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan operasional, bimbingan
teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan program rehabilitasi,
perlindungan dan jaminan social
b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud huruf a, Seksi
Rehabilitasi, Perlindungan dan Jaminan Sosialmempunyai fungsi:
- Penyiapan perumusan kebijakan operasional program rehabilitasi, perlindungan
dan jaminan sosial;
- Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program rehabilitasi, perlindungan
dan jaminan sosial;
- Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program rehabilitasi, perlindungan dan
jaminan social;
- Pemantauan, evaluasi dan pelaporan program rehabilitasi, perlindungan dan
jaminan sosial; dan
- Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.

2. Seksi Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin.


a. Seksi Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskindipimpin oleh Kepala Seksi
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai tugas
pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan
supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan program Pemberdayaan Sosial
dan Penanganan Fakir Miskin
b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud huruf a, Seksi
Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskinmempunyai fungsi:
- Penyiapan perumusan kebijakan operasional program pemberdayaan sosial dan
penanganan fakir miskin;
- Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program pemberdayaan sosial dan
penanganan fakir miskin;
- Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program pemberdayaan sosial dan
penanganan fakir miskin;
- Pemantauan, evaluasi dan pelaporan program pemberdayaan sosial dan
penanganan fakir miskin; dan
- Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.

d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

1. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang pemberdayaan


masyarakat dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas melalui Sekretaris,
mempunyai tugas pokokmembantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan
melaksanakan koordinasi, perencanaan dan pelaksanaan kewenangan Pemerintah
Daerah di bidang Pemberdayaaan Masyarakat yang meliputi SeksiKelembagaan
Masyarakat dan Seksi Pemberdayaan Masyarakat.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. Perencanaan program kegiatan urusan Bidang Pemberdayaan Masyarakat;
b. Pelaksanaan program kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat;
c. Pembagian pelaksanaan tugas Bidang Pemberdayaan Masyarakat
d. Pembuatan laporan dan evaluasi program kegiatan Bidang Pemberdayaan
Masyarakat; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

1. Seksi Kelembagaan Masyarakat;


a. Seksi kelembagaan masyarakat dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugasKelembagaan
Masyarakat.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud huruf a,
Seksikelembagaan masyarakat mempunyai fungsi:

- Penyusunan rencana kerjaSeksi Kelembagaan Masyarakat sesuai dengan


rencana kerja Bidang;
- Penyiapan bahan pedoman teknis tentang kelembagaan dan peningkatan
partisipasi masyarakat serat menghimpun dan mempelajari peraturan
perundang-undangan, kebijakan teknis serta bahan-bahan lainnya yang
berhubungan dengan Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat;
- Penyusunan pedoman standarisasi pembentukan dan pengembangan lembaga
masyarakat;
- Pengoordinasian dan fasilitasi pendidikan dan pelatihan
lembagakemasyarakatan;
- Penyelenggaraan pelatihan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan;
- Pengoordinasian dengan instansi terkait dalam rangka pertumbuhan dan
penguatan BUMDes;
- Penyusunan rencana kelembagaan ekonomi masyarakat, sumber daya alam dan
teknologi tepat guna;
- Penyusunan rumusan program dan petunjuk teknis penumbuhan, penguatan dan
pengembangan usaha ekonomi desa sektor informal;
- Penyusunan program dan pedoman pemanfaatan dan pengembangan sumber
daya alam;
- Penyelenggaraan Pembinaan, fasilitasi dan koordinasi kegiatan pemanfaatan dan
pengembangan sumber daya alam dan teknologi tepat guna;
- Pendataan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
alam dan teknologi tepat guna;
- Pelaporan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan;dan
- Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas
dan fungsinya.

2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;


a. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Seksiberada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai tugas pokok
merencanakan,melaksanakan dan mengkoordinasi supervisi dan fasilitasi dalam
rangka peningkatan keswadayaan masyarakat melalui peningkatan partisipasi
masyarakat dan pemberdayaan adat serta pengembangan kehidupan sosial budaya
masyarakat.
b. untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a, Seks
iPemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi:

- Penyusunan rencana kerja Seksi Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan


rencana kerja Bidang;
- Penyusunan rencana Pemberdayaan Adat, Sosial dan Budaya masyarakat sesuai
dengan rencana kerja Bidang;
- Perumusan Kebijakan dalam rangka penanggulangan dan pengentasan kemiskinan
sesuai dengan indicator kemiskinan;
- Penyiapan bahan pedoman teknis tentang pemberdayaan masyarakat;
- Penyiapan dan penghimpunan peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis
serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Seksi Pemberdayaan
Masyarakat;
- Pengoordinasian dan fasilitasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa;
- Penyusunan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan pelestarian adat dan
social budaya;
- Penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi, monitoring, pembinaan dan supervisi,
evaluasi serta pelaporan kegiatan penguatan pemberdayaan adat dan
pengembangan sosial budaya masyarakat serta peningkatan kesejahteraan
keluarga;
- Penyelenggaraan pelatihan pemberdayaan ekonomi masyarakat;
- Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan usaha
ekonomi masyarakat;
- Pengoordinasian kegiatan penataan, pemberian bantuan, pemanfaatan dan
pelestarian program bantuan kepada desa, kelompok masyarakat dan anggota
masyarakat;
- Penyelenggaraan fasilitasi program TMMD/TMMK, partisipasi masyarakat dalam
rangka swadaya gotong royong masyarakat dalam kegiatan
pemberdayaanmasyarakat;
- Penyelenggaraan fasilitasi program pengabdian masyarakat dari lembaga
pemerintah dan Perguruan Tinggi;
- Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan; dan
- Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.

f. Bidang Pemberdayaan Desa

1. Bidang Pemberdayaan Desa dipimpin oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Desa dibawah
dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas melalui Sekretaris, mempunyai tugas
pokokmembantu dalam merumuskan kebijakanPemerintah Daerah bidang pemerintahan
desa, dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi, pembinaaan, dan mengendalikan serta
mengevaluasi kegiatan di bidang Tata Pemerintahan Desa, Administrasi Keuangan Desa
serta Evaluasi Perkembangan Desa.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Desa menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan desa;
b. Perencanaan penyusunan dan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa;
c. Penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa;
d. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa;
e. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa;
f. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan desa;
g. Pembinaan pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.
h. Penyusunan laporan di bidang tugasnya; dan
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

1. Seksi Tata Pemerintahan Desa;


a. Seksi tata pemerintahan desa dipimpin oleh Kepala Seksiberada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai Tugas Pokok melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
kegiatan di bidang Tata Pemerintahan Desa.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud pada huruf a, SeksiTata
Pemerintahan Desa mempunyai fungsi:
- Penghimpunan dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan
teknis, pedoman dan petunjuk teknis, serta bahan-bahan lainnya yang
berhubungan dengan sub bidang Tata Pemerintahan Desa sebagai pedoman dan
landasan kerja;
- Penyiapanbahan-bahan untuk pembuatan laporan akuntabilitas kinerja triwulan,
semesteran dan tahunan di lingkup sub bidang Tata Pemerintahan Desa;
- Penyelenggaraan fasilitasi pengembangan dan penguatan kapasitasadministrasi
dan aparat pemerintahan desa sesuai peraturan perundangan yang berlaku
serta pembinaan pelaksanaan administarsi pemerintahan desa dan perangkat
desa;
- Penyelenggaraan fasilitasi kegiatan teknis pelaksanaan pemilihan, pencalonan,
pengangkatan, pelantikan dan pemberhentian kepala desa dan badan
permusyawaratan desa sesuai denagn peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
- Penyelenggaraan evaluasi laporan kerja bulanan aparatur perangkat desa dan
BPD;
- Penyelenggaraan evaluasi kewenangan kepala desa terhadap pemberhentian
aparatur/ perangkat desa berdasarkan penilaian kinerja dan ketentuan yang
berlaku;
- Penyusunan dan penyiapan bahan-bahan dalam rangka pembentukan,
pemekaran, penggabungan dan penghapusan desa;
- Penyelenggaraan pembinaan dan fasilitasi LKPJ, LKPD, RPJM, LPPD Kepala
desa;
- Penyelenggaraan inventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan
penyusunan program kerja dan kegiatan di lingkungan sub bidang Tata
Pemerintahan Desa serta menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pemecahan
masalah;
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang pemerintahan desa baik
secara tertulis maupun lisan sesuai dengan tugasnya dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas bidang pemerintahan desa;
- melaporkan dan bertangggung jawab kepada kepala bidang pemerintahan desa
dalam melaksanakan tugas di lingkungan sub bidang Tata Pemerintahan Desa;
- melaporkan hasil evaluasi kinerja bawahan terhadap kepala bidang/atasan;
- melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang dengan melaksanakan tugas di lingkungan sub bidangnya; dan
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

2. Seksi Administrasi Keuangan dan Aset Desa.


a. Seksi Administrasi Keuangan dan Aset Desadipimpin oleh Kepala Seksiberada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai Tugas Pokok
dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan
administrasi keuangan dan pendapatan serta kekayaan desa;
b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud pada huruf a, Seksi
Administrasi Keuangan dan Aset Desa mempunyai fungsi:
- Pelaksanaan pengumpulan dan pengelolaan bahan penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis administarsi Keuangan Desa, pembinaan Pendapatan dan
Kekayaan Desa,pembinaan perangkat dan administrasi Desa;
- Penyelenggaraan pembinaan dan memfasilitasi Laporan Keuangan Desa, APBDes
Desa;
- Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang hubungan dengan
pengelolaan anggaran sebagai pedoman dan landasan kerja;
- Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan
anggaran dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pemecahan masalah;
- Menyiapkan laporan realisasi keuangan secara berkala yang disampaikan kepada
Kepala Bidang Pemberdayaan Desa ;
- Menghimpun dan meneliti Berita Acara Pemeriksaan Keuangan yang diberikan
oleh Instansi Pemeriksa;
- Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun
tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;
- Melakukan pembagian tugas kepada bawahan dan monitoring terhadap
pelaksanaan tugas yang dijalankan bawahan;
- Melaporkan hasil evaluasi kinerja bawahan terhadap kepala bidang/atasan;
- Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang dengan melaksanakan tugas di lingkungan sub bidangnya;
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

g. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

1. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anakdibawah dan


bertanggungjawab kepada kepala Dinas melalui Sekretaris, mempunyai Tugas Pokok
mengkoordinasikan pelaksanaan Pengarustamaan gender dan pemberdayaan perempuan
dibidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga, melaksanakan
pengawasan dalam pemenuhan hak anak dan melakukan perlindungan terhadap
perempuan dan anak.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak fungsi:
a. Pelaksanaan pengaruutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di bidang
ekonomi, sosial politik hukum dan kualitas keluarga;
b. Penyediaan data dan informasi gender di bidang ekonomi, sosial, politik hukum dan
kualitas keluarga
c. Penyiapan pelembagaan pengaruutamaan gender;
d. Penyiapan standarisasi lembaga penyedia layanan pemberdayaan perempuan;
e. Penyiapan pemenuhan hak anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi,
pengasuhan, keluarga dan lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta
pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
f. Penyiapan kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan
informasi di bidang pemenuhan anak;
g. Penyiapan kelembagaan pemenuhan hak anak pada lembaga pemerintah, non
pemerintah, dan dunia usaha;
h. Pemantau, analisis, evaluasi dan pelapor penerapan kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan anak.
i. Pelaksanaan pencegahan dan penangan kekerasan terhadap perempuan di dalam
rumah tangga, tenaga kerja, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari
tindak pidana perdagangan orang;
j. Pelaksanaan perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di
dalam rumah tangga, tenaga kerja, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta
tindak pidana perdagangan orang;
k. Pelaksanakan bidang perlindungan khusus anak; dan
l. Penyiapan kebijakan terkait pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data
dan informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak; dan
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Seksi Pemberdayaan Perempuan;


a. Seksi Seksi Pemberdayaan Perempuandipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai Tugas Pokok
melaksanakan pencegahan, penanganandan perlindungan kekerasan terhadap
perempuan di dalam rumah tangga, tenaga kerja perempuan, dalam situasi darurat
dan kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang, menyiapkan
kebijakan terkait pengumpulan , pengolahan, analisis dan penyajian data dan
informasi kekerasan terhadap perempuan
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada huruf a,
SeksiPemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi:
- Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan penanganan
kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak
pidana perdagangan orang;
- Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perlindungan dan pemberdayaan
perempuan korban kekerasan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak
pidana perdagangan orang;
- Penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan di bidang pencegahan dan
penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak
pidana perdagangan orang;
- Penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan di bidang perlindungan dan
pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak
pidana perdagangan orang;
- Penyiapan perumusan kajian kebijakan di bidang pencegahan dan penanganan
kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak
pidana perdagangan orang;
- Penyiapan perumusan kajian kebijakan di bidang perlindungan dan
pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak
pidana perdagangan orang;
- Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan di bidang
pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah
tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus
serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan di bidang
perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah
tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus
serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan di bidang pencegahan dan
penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak
pidana perdagangan orang;
- Penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan di bidang perlindungan
dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah tangga, di
bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari
tindak pidana perdagangan orang;
- Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan kebijakan
di bidang pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam
rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi
khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan kebijakan
di bidang perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di
dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan
kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Penyiapan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan
perlindungan perempuan di bidang pencegahan dan penanganan kekerasan
terhadap perempuan di dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam
situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Penyiapan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan
perlindungan perempuan di bidang perlindungan dan pemberdayaan perempuan
korban kekerasan di dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam
situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan di bidang
pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah
tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus
serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan di bidang
perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah
tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus
serta dari tindak pidana perdagangan orang;
- Penyiapan perumusan kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data dan informasi kekerasan terhadap perempuan;
- Penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap perempuan;
- Penyiapan perumusan kajian kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data dan informasi kekerasan terhadap perempuan;
- Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap
perempuan;
- Penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap
perempuan;
- Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan
terhadap perempuan;
- Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan
terhadap perempuan; dan
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

2. Seksi Perlindungan Anak.


a. Seksi Perlindungan Anak dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang mempunyai tugas pokok memenuhi hak
anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan
lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan
budaya, menyiapkan kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian
data dan informasi di bidang pemenuhan anak, menyiapkan kelembagaan
pemenuhan hak anak pada lembaga pemerintah, non pemerintah, dan dunia usaha,
memantau, menganalisis, mengevaluasi dan melaporkan penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di bidang
pemenuhan anak.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud pada huruf a, Seksi
perlindungan anak mempunyai fungsi:
- Penyiapan perumusan kebijakan pemenuhan hak anak terkait hak sipil, informasi
dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan lingkungan, kesehatan dan
kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
- Penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pemenuhan hak anak terkait
hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan lingkungan,
kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
- Penyiapan perumusan kajian kebijakan pemenuhan hak anak terkait hak sipil,
informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan lingkungan, kesehatan dan
kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
- Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan pemenuhan hak anak
terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan lingkungan,
kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
- Penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pemenuhan hak anak
terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan lingkungan,
kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
- Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan kebijakan
pemenuhan hak anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan,
keluarga dan lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan,
kreativitas dan kegiatan budaya;
- Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan pemenuhan
hak anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan
lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan
kegiatan budaya;
- Penyiapan perumusan kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan hak anak;
- Penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan hak anak;
- Penyiapan perumusan kajian kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan hak anak;
- Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan hak
anak;
- Penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan hak
anak;
- Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan kebijakan
pengumpulan,

BAB III

ANALISA PEMECAHAN MASALAH


3.1 Faktor – faktor Internal
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pada Pasal 74 ayat (1)
“Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban Desa”. Keuangan desa tersebut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas transparan,
akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Dalam menjawab tuntutan aturan perundang-undangan tersebut, aplikasi SISKEUDES
hadir sebagai suatu bentuk komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung secara nyata
tata kelola Pemerintahan desa secara baik dan akuntabel. Siskeudes memiliki keunggulan
antara lain telah mengakomodir seluruh regulasi mengenai keuangan desa yang diterbitkan
oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa PDTT maupun Kementerian Keuangan.
Siskeudes juga dirancang terintegrasi mulai dari perencanaan, penganggaran,
penatausahaan, hingga pelaporan dan pertanggungjawaban, user friendly dengan asumsi
kapasitas SDM Pengelola Keuangan terbatas, desktop application  yang memungkinkan
mekanisme pemindahan data secara offline.  Disamping itu, Siskeudes juga telah memiliki
sistem pengendalian interen yang melekat baik dalam tahap perencanaan, penganggaran
dan penatausahaan serta sangat efektif karena cukup entry  data anggaran dan transaksi
keuangan, maka dokumen anggaran, penatausahaan dan laporan-laporan dapat dihasilkan
secara cepat.

3.2 Faktor – faktor Eksternal


Perkembangan teknologi begitu cepat dan mau tidak mau harus direspon dengan cepat
pula. Opsinya hanyalah mau berkembang atau semakin tertinggal di belakang. Termasuk
dalam tata kelola keuangan desa. Pemerintah dalam hal ini menggalakkan penggunaan
sebuah aplikasi sederhana bernama Siskeudes untuk membantu keuangan desa agar lebih
praktis namun tidak melupakan sisi transparansi dan akuntabilitasnya. Dikatakan sederhana
karena Siskeudes dikembangkan melalui penyesuaian kondisi desa, kuantitas dan kualitas
SDMnya, dengan capaian yang hendak dituju oleh Pemerintah. 
Mengapa penatausahaan keuangan desa perlu melalui sebuah sistem aplikasi yang
terstandar? Karena perkembangan zaman menuntut penyelesaian segala urusan lebih cepat,
tepat, dan efektif. Selain itu, dengan aplikasi sederhana, masyarakat dituntut untuk bisa
melaksanakan sendiri penyelenggaraan keuangannya melalui praktik langsung ( learning by
doing). Dengan cara ini, transfer of knowledgedari Pemerintah kepada masyarakat dapat
lebih efektif. Terkait Siskeudes dan aplikasinya, beberapa hal yang perlu diketahui antara
lain:
a. Siskeudes jangan dilihat sebagai paksaan, melainkan harus dilihat sebagai upaya
Pemerintah membantu masyarakatnya bisa mandiri dalam mengurus sendiri
keuangannya. Mengapa perlu menggunakan Siskeudes? Hal ini terkait dengan
standarisasi produk laporan yang dihasilkan agar seragam di semua desa di
Indonesia. Sehingga nantinya secara makro, laporan keuangan desa dapat
dikonsolidasikan secara nasional bahkan sampai ke LKPD maupun LKPP. Dengan
demikian, ke depannya setiap angka yang ada di dalam anggaran pemerintah pusat
dapat "dilacak" sampai ke tingkat desa. Alasan lain perlu memakai Siskeudes yaitu
karena Siskeudes dibuat oleh Pemerintah yang notabene sebagai pembuat
kebijakan pengelolaan keuangannya, sehingga otomatis pastilah aplikasi ini sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, aplikasi ini
diberikan secara gratis kepada desa, sehingga lebih ekonomis dan efisien bagi
desa. 
b. Seperti disebutkan di atas, aplikasi ini dikembangkan dengan menyesuaikan kondisi
desa, termasuk infrastruktur jaringan internet yang masih terbatas di beberapa
daerah. Karena itu, Siskeudes sebagai desktop application dapat dijalankan
secara offline dengan mekanisme ekspor/impor data. Perlahan, sesuai
perkembangan dan kebutuhan desa masing-masing, Siskeudes dapat dipakai secara
daring/jaringan. Offline modemenjadi online mode.
c. Siskeudes mengurangi secara drastis tingkat keruwetan penyusunan laporan
keuangan desa dan mengembalikan hakikat keuangan desa untuk membangun
desa. Dengan penyusunan laporan keuangan yang praktis dan terotomatisasi,
laporan keuangan desa yang dihasilkan akan lebih transparan dan akuntabel karena
Siskeudes juga merekam/mencetak sampai ke bukti pengeluaran. Dengan
demikian, pikiran dan tenaga aparatur desa dapat dicurahkan sepenuhnya untuk
memikirkan strategi membangun desa dan masyarakatnya, tidak lagi terkuras dan
terpaku pada penyusunan laporan keuangan semata. Inilah hakikat utamanya.
d. Siskeudes telah built in SPI, sehingga tindakan manipulasi ataupun upaya membuat
pertanggungjawaban yg tidak otentik dapat ditekan dan diminimalisir.
e. Kodifikasi dalam Siskeudes antara desa satu dan lainnya berbeda karena
menyesuaikan dengan mata anggaran desa masing-masing. Desa yang ingin
memakai Siskeudes tidak mengajukan sendiri, namun melalui pemda setempat,
sehingga kodifikasi desa terstandar sesuai daerah masing-masing.

3.3 Analisis Faktor Internal dan Eksternal


Dari hal-hal di atas dapat dilihat bahwa Siskeudes mengembalikan hakikat pengelolaan
keuangan desa, yaitu untuk membangun desa, bukan sekedar menyusun laporan semata.
Siskeudes ini adalah bagaimana membangun desa dan masyarakatnya agar lebih maju dan
terdidik. Kemudahan dalam penyusunan administrasi yang dihasilkan melalui Siskeudes
hanyalah sebagai alat teknis dalam mencapai tujuan peningkatan tertib administrasi
keuangan desa.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dalam proses pelaksanaan magang yang penulis lakukan bahwa Penerapan Sistem
Keuangan Desa di Kota Sawahlunto sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa
kendala yang di hadapi. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di dapatkan sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur penggunaan Sistem Keuangan Keuangan Desa di Kota Sawahlunto dilakukan


sesuai prosedur Pengelolaan Keuangan Desa yaitu Perencanaan, Pelaksanaan,
Penatausahaan, dan Pelaporan
2. Kesiapan Pemerintah Desa dalam melaksanakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa sudah
dapat dikatakan siap karena dari segi SDM yang sudah terpenuhi
3. Manfaat dari Aplikasi Sistem Keuangan Desa menjadikan Pemerintah Desa bekerja lebih
efektif dan efisien dalam menghasilkan Laporan Keuangan
4. Kendala terhadap penerapan Aplikasi Sistem Keuangan Desa yaitu sering terjadi
masalah error saat proses penginputan

4.2 Saran
Berdasarkan kegiatan yang telah penulis lakukan saran yang dapat penulis usulkan
adalah :
1. Diharapkan Pemerintah Kota Sawahlunto dapat mempertahankan kinerja yang baik
dalam proses Pengelolaan Keuangan Desa berbasis Aplikasi Sistem Keuangan Desa.
2. Mempertahankan kualitas Sumber Daya Manusia agar dapat mendukung proses
Pengelolaan Keuangan Desa.
3. Memaksimalkan laporan-laporan yang belum terinput ke sistem agar tercipta kualitas
Laporan Keuangan yang baik.
4. Lebih bersosialisasi dengan pemerintah setempat atau pendamping desa agar lebih
meminimalisir terjadinya error pada Aplikasi Sistem Keuangan Desa

Anda mungkin juga menyukai