PEMBIMBING MAGANG
NIDN : 1010106305
MENGETAHUI
( FADHLAN,S.SOS,M.SI )
NIDN : 1023078403
LAPORAN MAGANG
BP : 16103012190
PADANG 2019
FORMULIR MAGANG MAHASISWA STIA ADABIAH
Yang bersangkutan
MEGA YUSPITA
NO BP : 16103012190
N NILAI KETERANGAN
MATERI PENILAIAN
O ANGKA HURUF (sangat baik, baik)
1 Profesional 90 A Sangat Baik
2 Partisipasi di Tempat Magang 90 A Sangat Baik
3 Hubungan Sosial 95 A Sangat Baik
4 Disiplin 95 A Sangat Baik
5 Kejujuran 95 A Sangat Baik
6 Tanggung Jawab 92 A Sangat Baik
7 Kerjasama 95 A Sangat Baik
8 Pembuatan Laporan 90 A Sangat Baik
JUMLAH 742
NILAI RATA 92.7
Pembimbing Lapangan/Magang
KATA PENGANTAR
Kegiatan magang adalah salah satu mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa Program Jurusan Administrasi Publik STIA Adabiah Padang, disamping bertujuan
untuk menghasilkan Sarjana Administrasi juga bertujuan untuk membina mahasiswa agar
memiliki satu keahlian dalam bidang administrasi dengan spesialisasi perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan/ pelaksanaan dan pengawasan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memudahkan penulis dalam pelaksanaan magang, yaitu terimakasih kepada :
4. Serta teristimewa kepada seluruh staf Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sawahlunto yang telah memberikan semangat
dan bekerjasama dengan baik selama kegiatan magang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan magang ini memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Semoga
laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Kegiatan yang Direncanakan dan yang Dapat Dilaksanakan ........................................ 2
1.3 Identifikasi dan Diskripsi Masalah di Tempat Magang ................................................. 3
1.3.1 Faktor – Faktor Internal ................................................................................ 3
1.3.2 Faktor – faktor Eksternal ............................................................................... 3
BAB II DISKRIPSI TEMPAT MAGANG
1.1 Sejarah Ringkas Lahirnya Tempat Magang ................................................................. 4
1.2 Dasar Hukum Pembentukan ...................................................................................... 4
1.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ................................................................................... 8
1.4 Struktur Organisasi .................................................................................................. 10
1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi .......................................................................... 11
BAB III ANALISA PEMECAHAN MASALAH
3.1 Faktor – Faktor Internal .......................................................................................... 28
3.2 Faktor – Faktor Eksternal ........................................................................................ 28
3.3 Analisis Faktor Internal dan Eksternal ...................................................................... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 31
LAMPIRAN
DAFTAR PERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
Desa adalah kategori otonom mulai dari tingkat teratas sampai terbawah yang memiliki
kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri, berkaitan dengan hal tersebut diatur
dalam Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang menjelaskan bahwa desa
merupakan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan merurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal – usul atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
yang disebut dengan APBDes adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Ruang
Lingkup Pengelolaan Keuangan Desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, Penatausahaan,
pelaporan dan Pertanggung jawaban keuangan desa yang keseluruhannya diperuntukkan
dalam memenuhi kebutuhan desa demi terwujudnya pembangunan.
Keuangan Desa yang didapatkan dari sumber pendapatan desa haruslah dikelola
dengan baik demi tercapainya pembangunan desa. Melalui kebijakan dana desa,
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat diharapkan bisa meningkat. Alokasi Dana Desa
yang disediakan Pemerintah pun terus bertambah setiap tahunnya.
Dalam hal Keuangan desa, Pemerintah desa wajib menyusun Laporan Realisasi
Pelaksanaan APBDes dan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi pelaksanaan APBDes.
Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan Desa. Salah satu strategi
dalam pengelolaan keuangan desa Pemerintah Pusat mengimplementasikan aplikasi yang
berbasis daring (online) untuk pemerintahan desa yaitu Aplikasi SISKEUDES. Siskeudes
adalah aplikasi yang dikembangkan bersama dengan Permendagri sebagai regulator
sehingga hasil dari penggunaan aplikasi tersebut akan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Siskeudes membantu Pemerintahan Desa dalam mengelola keuangannya mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan sampai dengan pertanggungjawaban
keuangan desa sesuai dengan peraturan yang ada
1.2 Kegiatan yang Direncanakan dan yang Dapat Dilaksanakan
Magang dilaksanakan setiap hari kerja selama 40 hari kerja, mulai tanggal 25 Maret
2019 sampai dengan 25 Mei 2019, sebagaimana telah dijelaskan diatas penulis ingin
mengetahui tentang Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya Peningkatan Tertib
Administrasi Keuangan Desa di Kota Sawahlunto. Selama program magang berlangsung telah
banyak membantu penulis untuk mengetahui “Penggunaan Aplikasi Siskeudes Dalam Upaya
Peningkatan Tertib Administrasi Keuangan Desa di Kota Sawahlunto” sesui dengan ketentuan
yang berlaku.
Kegiatan yang berkaitan dengan Sistem Keuangan Desa seperti memeriksa SPJ Desa
guna meminta Rekomendasi Pencairan Dana Desa setiap pengambilan dana harus
disesuaikan dengan Rencana Anggaran Biaya yang sebelumnya direncanakan, semua
pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan arahan dan bimbingan supervisor selama ditempat
magang.
Penulis ikut serta dalam berbagai kegiatan di karenakan penulis merupakan staf
ditempat magang itu sendiri. Mempelajari prosedur kerja kantor, proses penataan arsip,
membuat spj serta ikut memeriksa SPJ Desa guna untuk meminta Rekomendasi Pencairan
Dana Desa seluruh Desa se Kota Sawahlunto.
Kegiatan magang yang penulis lakukan sudah terlaksana dengan baik yang mana
penulislaksanakan mulai tanggal 25 Maret 2019 sampai dengan 25 Mei 2019. Penulis
ditempatkan di Bidang Pemberdayaan Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa,
Perempuan dan Perlindungan Anak yang mana kegiatannya menyangkut tentang pembinaan
dan Pengawasan terhadap desa salah satunya melakukan Kompilasi terhadap Sistem
Keuangan Desa (Siskeudes) yang mana dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Dalam kegiatan magang ini penulis tidak hanya fokus pada satu kegiatan saja sehingga
penulis bisa mengetahui lebih banyak kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada instansi
tersebut, berhubungan dengan rencana kegiatan yang telah dilakukan sudah terlaksana
dengan baik yaitu penulis bisa membantu staf staf lain dalam melaksanakan tugas –
tugasnya. Permasalahan yang penulis temui dilapangan yaitu kurang tertibnya administrasi
keuangan Desa di Kota Sawahlunto khususnya untuk melengkapi bahan kompilasi yang akan
diserahkan kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi
Sumatera Barat di Padang.
BAB II
DESKRIPSI TEMPAT MAGANG
28. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4698);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
30. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Menentang
Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisir (UNLA TOL) (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4960 );
31. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Mencegah,
Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4990);
32. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Menentang
Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 54);
33. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
34. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5080);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).
37. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
38. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332);
39. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109), sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5606);
40. Undang-Undang Nomor Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
41. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
42. Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539).
43. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 3);
44. Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2016 Nomor
14).
45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, pasal 108 s/d 124, Penyusunan Rancangan Awal
Renstra Perangkat Daerah 2018-2023 dimulai sejak Kepala Daerah Terpilih dilantik
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal
2.3.2 Misi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan
Anak Kota Sawahlunto
Untuk mencapai Visi Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Sawahlunto tersebut diatas, maka telah dirumuskan Misi Dinas
Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Sawahlunto, yaitu sebagai berikut :
Adapun tujuan dari penggunaan Aplikasi Siskeudes ini sendiri adalah agar aparat
pemerintah desa mendapatkan kemudahan saat melakukan proses pengelolaan keuangan,
serta dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.
2.3.4 Sasaran Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Sawahlunto
Adapun sasaran dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Sawahlunto adalah Anak – anak, orang terlantar, fakir miskin,
masyarakat, OPD, Lembaga, perangkat/ Staf yang berada dalam dinas baik yang
berhubungan langsung maupun tidak.
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
a. Sub Bagian Adminitrasi Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Kepala Sub
Bagian Adminitrasi Umum dan Kepegawaian berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada kepala Dinas melalui Sekretaris, mempunyai Tugas Pokok menyiapkan dan
mengkoordinasikan penatalaksanaan hukum, kepegawaian dan dukungan
administrasi umum yang menjadi tanggung jawab Dinas sosial peberdayaan
masyarakat, desa, perempuan dan perlindungan anak.
- Pengelolaan surat masuk, keluar dan protokoler (acara-acara rapat, lomba dinas,
dll);
- Pelaksanaan evaluasi kegiatan PPTK yang berada dibawah subag umum dan
kepegawaian;
a. Sub Bagian program dan pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, mempunyai tugas pokok
penyusunan perencanaan programdan pelaporan Dinas sosial peberdayaan
masyarakat, desa, perempuan dan perlindungan anak;
b. Untuk melaksanakan tugas pokok Sebagaimana dimaksud pada huruf a, Sub Bagian
program dan pelaporan mempunyai fungsi:
a. Sub Bagian Administrasi keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, mempunyai tugas pokok penatausahaan
keuangan dinas dan penyusunan laporan keuangan Dinas Sosial Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak;
c. Bidang Sosial
1. Bidang Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang Sosial berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala Dinas melalui Sekretaris, mempunyai tugas pokok
melaksanakan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanaan tugasSeksi Rehabilitasi, Perlindungan danJaminan Sosial, dan Seksi
Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Sosial
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan rehabilitasi, perlindungan dan jaminan sosial serta
pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
b. Pelaksanaan kebijakan rehabilitasi, perlindungan dan jaminan sosialserta
pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria rehabilitasi, perlindungan dan
jaminan sosial serta pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi rehabilitasi, perlindungan dan jaminan
sosial serta pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
e. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan kegiatan kesejahteraan sosial;
f. Pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
seksi rehabilitasi, perlindungan dan jaminan sosial serta seksi pemberdayaan sosial
dan penanganan fakir miskin;
g. Penyelenggaraan penilaian dan penyusunan laporan di bidang sosial; dan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
1. Bidang Pemberdayaan Desa dipimpin oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Desa dibawah
dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas melalui Sekretaris, mempunyai tugas
pokokmembantu dalam merumuskan kebijakanPemerintah Daerah bidang pemerintahan
desa, dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi, pembinaaan, dan mengendalikan serta
mengevaluasi kegiatan di bidang Tata Pemerintahan Desa, Administrasi Keuangan Desa
serta Evaluasi Perkembangan Desa.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemberdayaan Desa menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan desa;
b. Perencanaan penyusunan dan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa;
c. Penyusunan bahan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa;
d. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa;
e. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa;
f. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan desa;
g. Pembinaan pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.
h. Penyusunan laporan di bidang tugasnya; dan
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.
BAB III
BAB IV
4.2 Saran
Berdasarkan kegiatan yang telah penulis lakukan saran yang dapat penulis usulkan
adalah :
1. Diharapkan Pemerintah Kota Sawahlunto dapat mempertahankan kinerja yang baik
dalam proses Pengelolaan Keuangan Desa berbasis Aplikasi Sistem Keuangan Desa.
2. Mempertahankan kualitas Sumber Daya Manusia agar dapat mendukung proses
Pengelolaan Keuangan Desa.
3. Memaksimalkan laporan-laporan yang belum terinput ke sistem agar tercipta kualitas
Laporan Keuangan yang baik.
4. Lebih bersosialisasi dengan pemerintah setempat atau pendamping desa agar lebih
meminimalisir terjadinya error pada Aplikasi Sistem Keuangan Desa