KASUS 2
OLEH:
KELAS D SEMESTER V
2019
KASUS II
Suhu tubuh yang normal adalah 35,8°C – 37,5°C. Pada pagi hari suhu
akan mendekati 35,5°C, sedangkan pada malam hari mendekati 37,7°C.
Pengukuran suhu di rektum juga akan lebih tinggi 0,5°-l°C, dibandingkan suhu
mulut dan suhu mulut 0,5°C lebih tinggi dibandingkan suhu aksila (Sherwood,
2014).
4. Pernapasan
Pernapasan merupakan proses pertukaran udara di dalam paru.
Pertukaran udara yang terjadi adalah masuknya oksigen kedalam tubuh
( inspirasi ) serta keluarnya karbondioksida ( ekspirasi ) sebagai sisa dari
proses oksidasi ( Syaifuddin, 2006 )
Nilai normal nadi menurut WHO : 20 sampai 24 kali/menit
5. GDS
Kadar gula darah adalah terjadinya suatu peningkatan setelah makan
dan mengalami penurunan di waktu pagi hari bangun tidur. Bila seseorang
dikatakan mengalami hyperglycemia apabila keadaan kadar gula dalam darah
jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia suatu keadaan kondisi
dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah
normal (Rudi 2013). Kadar gula darah merupakan peningkatan glukosa dalam
darah. Konsentrasi terhadap gula darah atau peningkatan glukosa serum diatur
secara ketat di dalam tubuh. Glukosa dialirkan melalui darah merupakan
sumber utama energi untuk sel – sel tubuh.
Bukan DM Belum pasti DM DM
Ulkus dekubitus
Penyakit
V. JAWABAN PERTANYAAN
b. Usia
Seiring bertambahnya usia, organ dan pembuluh darah di dalam tubuh
akan mengalami perubahan, termasuk ginjal dan pembuluh darah. Perubahan
pada ginjal akan menurunkan fungsinya, sehingga mengganggu keseimbangan
garam dan cairan dalam tubuh. Sedangkan perubahan pada pembuluh darah
akibat penuaan menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi kaku.Kedua hal
tersebut mengakibatkan tekanan darah dalam tubuh akan meningkat. Itulah
sebabnya, orang yang berusia lebih dari 35 tahun disebut lebih berisiko
mengalami darah tinggi.
c. Pola makan yang tidak sehat
Penyebab darah tinggi juga terkait dengan faktor makanan yang tidak
sehat. Terlalu sering mengonsumsi makanan yang asin dan berlemak (tinggi
kolesterol) atau kekurangan kalium dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena darah tinggi.
d. Obesitas
e. Jarang berolahraga
g. Stres
Stres, sering cemas, dan kurang tidur merupakan beberapa faktor risiko
yang cukup sering berkontribusi pada munculnya darah tinggi. Hal ini diduga
berkaitan dengan peningkatan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin, saat
seseorang mengalami stres berkepanjangan. Mengingat tekanan darah tinggi
dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit lain, seperti penyakit
jantung dan stroke, maka mengenali dan menjauhi faktor-faktor risiko hipertensi
dapat menjadi langkah yang baik untuk mencegah kondisi ini. Beberapa faktor
= risiko, seperti faktor keturunan, memang tidak bisa dicegah. Namun dengan tetap
menjalani gaya hidup sehat, risiko terjadinya tekanan darah tinggi dapat ditekan
dan darah tinggi dapat lebih mudah terkontrol.(Jiang, et al. (2016)
2. Hal-hal yang Menyebabkan Luka Lama Sembuh
Berikut ini beberapa faktor yang bisa membuat luka membutuhkan waktu
lama untuk sembuh: (Dening, J. (2017)
Sindrom siklus bulanan, pasca menopause yang membuat distribusi
a. Gangguan suplai darah atau oksigen
lemak tubuh
VII. TUJUAN menjadi mudah
PEMBELAJARAN terakumulasi akibat proses hormonal tersebut.
SELANJUTNYA
Luka lama sembuh dapat disebabkan oleh sirkulasi darah dan suplai
(Jurnal “Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar
Untuk mengetahui
oksigen tentang
yang buruk. pengaruhdarah
Saat sirkulasi kompres metronidazol
dan suplai oksigen terhadap lukaproses
tidak lancar, kaki
Gula Darah Sewaktu, 2016”)
penyembuhan luka akan terganggu. Beberapa kondisi yang menyebabkan aliran
diabetikum.
darah tidak lancar di antaranya menderita penyakit diabetes atau penyakit arteri
perifer.
b. Infeksi
Infeksi pada luka juga menyebabkan luka lama sembuh. Infeksi dapat
terjadi saat kuman masuk ke dalam luka terbuka. Saat luka mengalami infeksi,
VII. INFORMASI TAMBAHAN
tubuh lebih banyak berupaya melawan infeksi tersebut dibanding
Jurnal : Pengaruh Kompres Metronidazol Terhadap Luka Kaki Diabetikum
menyembuhkan luka. Kondisi ini dapat menghambat penyembuhan luka.
Perawatan luka menggunakan metronidazole dan NaCl yang baik dan benar
c. Diabetes
akan mempercepat penyembuhan luka kaki diabetik (selama 3 minggu luka membaik)
Tingginya kadar gula darah penderita diabetes dapat menurunkan
daripada hanya menggunakan NaCl saja (selama 6 minggu luka baru terjadi pemulihan).
fungsi kekebalan tubuh, sehingga mempermudah luka terinfeksi, selain itu juga
Karena metrodinazole merupakan antibiotik, antiprotozoa dan antibakteri. Obat ini
meningkatkan risiko peradangan pada area tubuh yang terluka. Selain itu, hal
melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan amoeba dalam tubuh.
lain yang juga menyebabkan luka sulit sembuh pada penderita diabetes di
antaranya gangguan peredaran darah dan kerusakan saraf atau neuropati.
3. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden berumur 20-72
tahun. Bisa disimpulkan bahwa responden yang berusia di atas 40 tahun
memiliki kadar GDS yang tinggi. Resiko untuk menderita intoleransi glukosa
meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Umur >45 tahun harus
dilakukan pemeriksaan diabetes melitus.hal ini disebabkan oleh komposisi
VIII. KLARISIFIKASI INFORMASI TAMBAHAN
tubuh yang berubah, penurunan kegiatan fisik, penurunan sensifitas jaringan
Perawatan luka menggunakan metronidazole dan NaCl yang baik dan benar akan
terhadap insulin
mempercepat penyembuhan luka kaki diabetik (selama 3dengan
minggu lukamembaik) dari
Berdasarkan analisis antara jenis kelamin tingginya kadar GDS,
pada hanya menggunakan
tingginyaNaCl
kadarsaja (selama 6 minggu
lebihluka baru terjadilebih
pemulihan).
prevalensi GDS pada wanita tinggi. Wanita beresiko
Karena memiliki
metrodinazole
kadar merupakan
GDS yang antibiotik, antiprotozoa
secar fisikdan antibakteri.
memilikObat ini
tinggi karena wanita peluang
melawanpeningkatan
infeksi yangIMT
disebabkan olehbesar.
bakteri dan amoeba dalam tubuh.
yang lebih
Metronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivate nitroimidazoi
yang mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid. Dalam sel atau
mikroorganisme metronidazole mengalami reduksi menjadi produk polar.
Hasil reduksi ini mempunyai aksi antibakteri dengan jalan menghambat sintesa
asam nukleat. Terjadinya peningkatan resiko ini berhubungan dengan gangguan
metabolik terutama pengendalian kadar glukosa yang buruk, timbulnya angiopati
maupun neuropati diabetic.
Mekanisme pertahanan tubuh penderita diabetes menurut diantaranya
diakibatkan terjadinya penurunan mekanismetubuh seperti fungsi neurotropil, monosit,
komplemen, dan cell mediated immunity (CMI).
Klinis infeksi pada kaki dijumpai adanya penyebaran atau perluasan selulitis
kearah proksimal, adanya penyebaran atau perluasan necrotizing fasciitis, adanya
penyebaran yang cepat wet gangrene, diikuti tanda sistemik seperti 2 atau
lebih manifestasi SIRS (the systemic inflammatory respons syndrome) seperti suhu < 36̊
C atau > 38̊C, denyut jantung > 90x/menit, frekuensi nafas > 20x/menit, PaCO2 < 32
mmHg, jumlah leukosit > 12000, hiperglikemia tidak terkontrol, keadaan infeksi kaki ini
sudah dalam tahap PKD derajat infeksi berat dengan sepsis ( Siswanto, 2011).
IX. ANALISA DAN SINTESA INFORMASI
Wanita 50 tahun
Faktor Usia tertusuk paku pada
& Trauma kaki
Monopause
Estrogen ↑
A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
1) Debridemen
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi jika kondisi luka terbas dari
jaringan mati/nekrotik serta material yang menghambat pertumbuhan
jaringan baru. Luka tidak akan sembuh apabila masih didapatkan jaringan
nekrotik, debris, calus, fistula/rongga yang memungkinkan kuman
berkembang Penatalaksanaan ulkus kaki diabetikum ini salah satunya
dengan debridemen. Deberidement berfungsi untuk menghilangkan jaringan
mati/nekrotik dan benda asing serta dapat mengoptimalkan kondisi
lingkungan sekitar luka (Sumpio, Schroeder, & Blume, 2005). Debridemen
tidak hanya dilakukan melalui proses pembedahan. Metode lain yang
dilakukan adalah debridement dengan menggunakan balutan basah- kering
(wet to dry dressing); debridement menggunakan enzim seperti kolagen
sebagai salep; dan ada juga autolitik debridemen menggunakan dengan
menggunakan balutan yang mempertahankan kelembaban (moisture
retaining dressing) (Sigh, Pai, & Yuhhui, 2013). Dari berbagai macam
debridemen, debridemen bedah merupakan jenis debridemen yang paling
cepat dan efisien.
2) Balutan/Dressing
Prinsip perawatan luka diabetes saat ini menekankan pada
kelembaban luka (moist wound healing). Kondisi luka yang lembab dan
bersih dapat merangsang percepatan proses granulasi (Sumpio, Schroeder,
& Blume, 2005). Tindakan dressing merupakan salah satu komponen
penting dalam mempercepat penyembuhan luka. Prinsip dressing
adalah bagaimana menciptakan suasana dalam keadaan lembab sehingga
dapat meminimalisasi trauma.
5) Amputasi
Amputasi merupakan tindakan yang paling terakhir jika berbagai
macam telah gagal dan tidak menunjukkan perbaikan. Pasien DM
dnegan ulkus kaki 40- 60% mengalami amputasi ekstremitas bawah
(Singh, Rai, dan Yuhhui, 2013). Amputasi pada diabetes ini
menyebabkan seseorang menjadi cacat dan kehilangan kemandiriannya
(Wounds International, 2013). Indikasi amputasi meliputi
a. Iskemik jaringan yang tidak dapat di atasi dengan tindakan
revaskularisasi
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan
Sirkulasi -
Aktivitas dan -
istirahat
Neurosensori -
Reproduksi dan -
Seksualitas
Penyuluhan dan -
pembelajaran
DO :
1. Luka tak kunjung sembuh
dan semakin membesar
b. Diagnosa keperawatan yang diambil
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik (misal. trauma), d.d mengeluh
2. Diagnosis Keperawatan
Objektif
DS : Penyembuhan luka Nyeri Akut
1. Klien
melambat dan luka
mengeluh sakit
membesar
pada area luka
Inflamasi
DO :
1. Tekanan darah
160/80 mmHg Melepaskan mediator
2. Pernapasan 25
kimia
x/menit
Merangsang
nosiseptor di
hipotalamus
Nyeri dipersepsikan
Metabolisme ↑
TD ↑, RR↑
DS : Penyembuhan luka Gangguan Integritas
1. Klien
melambat dan luka Kulit
mengeluh luka
membesar
pada kaki sejak
2 minggu yang
lalu
Ulkus
DO :
1. Luka tak
kunjung
sembuh dan
semakin
membesar
DS : Penyembuhan luka Ansietas
1. Klien
melambat dan luka
mengeluh sulit
membesar
tidur karena
memikirkan
lukanya Ulkus
DO :
1. TD 160/80
Gelisah/Cemas
mmHg
2. Pernapasan
25x/menit
Sulit tidur
kaki)
Monopause
Estrogen ↑
Transformasi jaringan
lemak
Glukosa ↑
3. Rencana Intervensi Keperawatan
Andra saferi wijaya & Yessie Mariza Putri. (2013). Keperawatan Medikal Bedah
1 (keperawatan dewasa).
Bryant, A.R., Nix, P.D. (2007). Acute & Chronic Wounds : Current Management
Concepts, Third Edition. St. Louis, Missouri. Mosby
Depkes RI, 2008. Diabetes Melitus Ancaman Umat Manusia di Dunia. Diakses 15
Agustus 2013. Http: www.depkes.go.id/indeks/.
Guyton & Hall. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.
Sudoyo, A.W, Setiyohadi, B., Alwi, I. Simadibrata, M., Setiati, S. (2006). Buku
Ajar Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sumpio, B. E., Schroeder, S.M., & Blume, P.A. (2005). Etiology and
management of foot ulceration dalam The wound management
manual oleh Bok Y lee. Singapura: The McGraw-Hill Companies
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Umami, Vidhia, Dr. 2007. At a Glance Ilmu Bedah , Edisi Ketiga. Jakarta :
Penerbit Erlangga