Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH VOLUME AIR TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN KACANG HIJAU

KELOMPOK 4 :
1. Diaz Sari Soliqin ( XII A7/06)
2. Fannisa Eimin Aurora ( XII A7/10)
3. M. Ivan Rahmatullah ( XII A7/20)
4. Nicolas Leo Dores C. ( XII A7/25)
5. Sanditya Hafiz M ( XII A7/30)
6. Zafira Aulia Noor L ( XII A7/35)

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG

SMA NEGERI 2 LUMAJANG


Jalan HOS Cokroaminotono.159 Telepon/fax (0334) 881036 Lumajang-67311
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A. JUDUL
Judul yang diambil dari laporan ini adalah “ PENGARUH VOLUME AIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU.

B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh volume pemberian air
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh volume pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman kacang
hijau?

D. HIPOTESIS
Hipotesis yang dapat disampaikan adalah bahwa ada pengaruh volume pemberian air
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

E. VARIABEL BEBAS, TERIKAT, DAN KONTROL


1. Variabel Bebas
Pada penelitian ini, variabel bebas yang digunakan ialah volume pemberian air.
2. Variabel Terikat
Pada penelitian ini, hal yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas ialah
pertumbuhan tanaman kacang hijau.
3. Variabel Kontrol
Pada penelitian ini, variabel konrol yang digunakan yaitu suhu, media, kelembaban
udara, sensitivitas cahaya, serta waktu penyiraman.
F. DASAR TEORI
a) PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

Pertumbuhan dan perkembangan pada organisme, termasuk tumbuhan adalah dua

proses yang terjadi secara beriringan. Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah,

massa, dan volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat balik). Hal ini terjadi karena

adanya penambahan substansi dan perubahan bentuk saat pertumbuhan berlangsung.

Pertumbuhan menyebabkan tumbuhan bertambah tinggi. Pada tumbuhan berkambium

seperti dikotil, selain bertambah tinggi, tumbuhan juga bertambah besar. Pertumbuhan

dapat diukur, sehingga bersifat kuantitatif.

Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Perkembangan menyebabkan

sel-sel pada tumbuhan mengalami perubahan struktur dan fungsi. Misalnya pada

terbentuknya bermacam-macam jaringan dan organ, serta penggantian sel-sel atau

jaringan yang rusak. Tumbuhan dikatakan telah dewasa jika alat-alat reproduksinya

sudah berfungsi. Hal ini ditandai dengan munculnya bunga dan buah. Perkembangan

tidak dapat diukur, sehingga bersifat kualitatif.

Secara garis besar, perkembangan awal suatu tumbuhan dibagi menjadi tiga tahap,

yaitu pembelahan sel, morfogenesis, dan diferensiasi seluler.

Pembelahan Sel

Zigot di dalam biji tumbuhan mengalami pembelahan sel mitosis membentuk

jaringan embrional.

Morfogenesis

Embrio yang terbentuk di dalam biji memiliki kotiledon dan akar serta tunas
rudimenter. Sesudah berkecambah, akar dan tunas rudimenter tersebut akan

berkembang membentuk sistem akar dan tunas tumbuhan. Proses ini dinamakan

morfogenesis.

Diferensiasi Seluler

Pada tahap ini, jaringan embrional terus berkembang menjadi struktur dengan

fungsi khusus yang akan dimiliki saat dewasa.

Pertumbuhan memiliki laju atau kecepatan tumbuh yang berubah-ubah sesuai dengan

waktu. Laju pertumbuhan dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang menyerupai

huruf S. Kurva ini dikenal dengan nama kurva sigmoid. Kurva sigmoid menunjukkan
ukuran kumulatif pertumbuhan sebagai fungsi dari waktu.

Pada kurva ini, ada tiga fase utama yang mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase

linear, dan fase penuaan.

Fase logaritmik

Pada fase ini, laju pertumbuhan awalnya berlangsung lambat, tetapi kemudian terus
meningkat.

Fase linear

Pada fase ini, laju pertumbuhan mulai melambat dibandingkan dengan fase logaritmik.
Pertambahan ukuran yang terjadi berlangsung secara konstan.

Fase penuaan

Fase penuaan terjadi saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. Pada
fase ini, laju pertumbuhan akan menurun.

Bentuk kurva sigmoid untuk semua tumbuhan kurang lebih sama, tetapi penyimpangan

bentuk dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan.

Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tumbuhan

baru. Proses ini hanya dapat terjadi jika biji berada pada lingkungan yang sesuai, seperti

air, suhu, dan oksigen yang cukup.

Air sangat diperlukan oleh biji untuk berkecambah. Masuknya air ke dalam biji melalui
proses imbibisi akan mendorong aktivitas sel untuk segera berkecambah.

Suhu yang hangat dibutuhkan oleh biji yang sedang berkecambah, karena suhu
memengaruhi kerja enzim dan hormon di dalam biji.

Oksigen diperlukan untuk proses respirasi sel-sel dalam biji, sehingga diperoleh energi
yang cukup untuk berkecambah.

Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah atau tumbuhan kecil yang

hidupnya masih bergantung pada cadangan makanan di dalam biji. Ada empat bagian

penting pada biji yang berkecambah, yaitu sebagai berikut.

Batang lembaga (kaulikula) merupakan bagian yang akan tumbuh menjadi batang.

Akar lembaga (radikula) merupakan bagian yang akan tumbuh menjadi akar.

Pucuk lembaga (plumula) merupakan bagian yang akan tumbuh menjadi daun.

Daun lembaga (kotiledon) merupakan bagian yang kaya dengan cadangan makanan

Berdasarkan letak kotiledonnya, ada dua tipe perkecambahan, yaitu tipe epigeal dan tipe
hipogeal.

Tipe epigeal

Tipe epigeal adalah tipe perkecambahan yang ditandai dengan terangkatnya keping biji
(kotiledon) ke atas permukaan tanah. Hal ini terjadi karena daerah hipokotil lebih cepat
tumbuh dibandingkan dengan daerah epikotil. Hipokotil merupakan bagian batang yang
berada di bawah kotiledon, sedangkan epikotil adalah bagian batang yang berada di atas
kotiledon.Tipe perkecambahan epigeal banyak ditemukan pada tumbuhan dikotil, seperti
kacang kedelai, kacang tanah, pepaya, kangkung, dan sebagainya.
Tipe hipogeal

Tipe hipogeal adalah tipe perkecambahan yang ditandai dengan tidak terangkatnya keping
biji (kotiledon) ke atas permukaan tanah, melainkan tetap di dalam tanah. Hal ini terjadi
karena daerah hipokotil lebih lambat pertumbuhannya dibandingkan dengan daerah
epikotil. Tipe perkecambahan hipogeal banyak ditemukan pada tumbuhan monokotil,
seperti kelapa, padi, jagung, dan sebagainya.

b) TANAMAN KACANG HIJAU

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi,


antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada batang utama,
berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.

Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai
hijau tua.Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang
serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.

Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan
biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna
hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.

Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya
kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning,
cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada
permukaan.

c) FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman


dibagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam tumbuhan
(gen dan hormon) dan faktor eksternal yang merupakan faktor yang berasal dari
lingkungan luar tumbuhan. Faktor eksternal mempunyai peran yang besar terhadap
pertumbuhan suatu tanaman. Jika faktor-faktor eksternal tidak dalam kondisi yang
seharusnya, maka pertumbuhan tanaman akan terganggu sekalipun tanaman tersebut
memiliki gen dan hormon yang baik.

A.      Faktor Internal

1.        Gen

Di dalam gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada
keturunannya. Selain itu, gen juga berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel,
misalnya sintesis protein. Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun
tubuh tumbuhan, dikendalikan oleh gen secara langsung. Dengan kata lain, gen dapat
mengatur pola pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang
dikendalikannya.

Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu mewarisi tumbuhan
sebelumnya. Tumbuhan yang mengandung gen ‘baik’ dan didukung oleh lingkungan yang
sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang baik, dan begitupun sebaliknya.

2.        Hormon

Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada satu bagian
tumbuhan , sedangkan respon pertumbuhan terhadap hormon terjadi di bagian tumbuhan
lainnya, misalnya di akar, batang, atau daun. Berikut ini beberapa jenis horman pada
tumbuhan.

a)        Hormon Auksin

 Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan dan ditemukan
oleh Frits Went (1863-1935) pada tahun 1928 merupakan ahli botani Belanda yang
mengatakan bahwa "tak mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat tumbuh. Jenis
hormon auksin pada tumbuhan yang telah dapat diekstraksi adalah asam indol asetat atau
IAA. Auksin memiliki tempat sintesis pada meristen apikal seperti pada ujung batang
(tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Awalnya auksin diketahui terdapat di ujung
kecambah gandum Avena sativa. Akan tetapi, ternyata ada juga zat diujung-ujung
tumbuhan yang sama dengan Auksin. Jenis-jenis auksin yang telah ditemukan adalah aukin
a dan auksin b. Auksin a sama dengan auksin b, hanya berbeda pada kandungan airnya.
Auksin a mempunyai mol air yang lebih banyak dan zat heteroauksin yang diketahui
sebagai asam indol Asetat (IAA).

Fungsi Hormon Auksin :

·           Merangsang perpanjangan sel

·           Merangsang pembentukan bunga dan buah

·           Merangsang pemanjangan titik buah

·           Mempengaruhi pembengkokan batang

·           Merangsang pembentukan akar lateral

·           Merangsang terjadinya proses diferensiasi

b)       Hormon Sitokinin

 Hormon sitokinin adalah hormon yang bersama dengan hormon auksin dalam
memengaruhi pembelahan sel yang disebut dengan sitokinesis. Sitokin dapat diperoleh
pada ragi santan kelapa, ekstrak buah apel dan juga pada jaringan tumbuhan yang
membelah. Jenis hormon Sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin. Sitokinin
mempengaruhi berbagai proses pertumbuhan. buktinya IAA berpengaruh terhadap sintesis
DNA dan mitosis sedangkan pada sitokinesis diatur oleh kinetin atau sitokinin. Dari
eksperimen pada kultur jaringan terdapat bukti bahwa IAA dan kinetin memiliki efek yang
berbeda-beda. Jika tempat pemeliharaan jaringan tumbuhan diberikan IAA dan kinetin
maka yang terjadi adalah efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertentu pula, tapi
kinetin tampa disertai oleh IAA maka tidak dapat menggiatkan pembelahan sel.

Fungsi Hormon Sitokinin


·           Mengatur pembentukan bunga dan buah

·           Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan.

·           Memperkecil dominansi apikal dan juga dapat menyebabkan pembesaran daun


muda

·           Merangsang pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan auksin,


dapat membantu mengatur pembelahan sel yang terdapat didaerah meristem sehingga
pertumbuhan titik tumbuh normal

·           Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah yang dilakukan dengan


meningkatkan transpor zat makanan ke organ tersebut.

c)        Hormon Giberelin

 Hormon giberelin adalah suatu zat yang diperoleh dari salah satu jenis jamur yang hidup
sebagai parasit pada padi di Jepang. Jamur tersebut adalah Gibberella fujikuroi. Giberelin
pertama kali ditemukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Tumbuhan padi yang
terserang jamur tersebut memperlihatkan suatu gejala yang terjadi adanya pemanjangan
abnormal. Percobaan pemakaian hormon giberelin telah dilakukan kepada jagung kerdil,
yang hasilnya ternyata terlihat bahwa hormon giberelin dapat menambah tumbuh jagung
tersebut. Semakin tinggi konsentrasi dari giberelin, maka semakin tinggi juga respons
pertumbuhannya. Giberelin mempengaruhi pemanjangan sel maupun pada pembelahan
pada jagung kerdil. Sedangkan tumbuhan jagung normal dan tumbuhan normal pemakain
hormon giberelin tidak memberikan respons apapun. Giberelin jug mempengaruhi
pemanjangan batang, perkembangan dan pertumbuhan  pada akar, bunga dan buah.

Fungsi Hormon Giberelin

·         Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel

·         Memengaruhi perkembangan embrio dan kecambah

·         Menghambat pembentukan biji

·         Mempengaruhi pemanjangan batang


·         Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, bunga, dan bunga

d)        Hormon Asam Traumalin (Hormon Luka)

 Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya.
Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka
(asam traumalin). Hormon Asam Traumalin pertama kali dipelajari oleh Haberland dimana
pada percobaan yang dilakukan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu dicuci bersih,
ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka yang
dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekat luka.

Fungsi Hormon Asam Traumalin

·         Meregenerasi sel jika tumbuhan mengalami kerusakan jaringan

e)         Hormon Gas Etilen

 Hormon gas etilen adalah hormon yang dihasilkan dari buah yang sudah tua. Buah yang
sudah tua dan masih berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup maka yang terjadi
buah tersebut akan cepat masak. Tumbuh-tumbuhan menghasilkan etilen dari adanya
respon stres (tekanan), yang meliputi kebanjiran, kekeringan, luka, tekanan kimia dan
infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat pemasakan buah atau untuk merespon adanya
peningkatan kadar auksin yang tinggi. Etilen dimanfaatkan dalam mempercepat
pematangan buah. Gas etilen menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh
dan bersama hormon lain akan menimbulkan reaksi dengan karakteristik seperti auksin
dengan gas etilen yang dapat memacu perbungaan mangga dan nanas. Dengan giberelin,
gas etilen dapat mengatur bunga jantan dan juga bunga betina pada tumbuhan yang
berumah satu.

Fungsi Hormon Gas Etilen

·         Mempercepat dalam pematangan buah

·         Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh


·         Memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi tertentu

·         Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar

·         Induksi sel kelamin betina pada bunga

·         Merangsang terjadinya pemekaran bunga

·         Mengakhiri masa dormansi

·         Pembentukan akar adventif

f)         Hormon Asam Absisat

 Hormon Asam Absisat (Abscisic acid) adalah hormon yang menghambat pertumbuhan
tanaman yang dilakukan dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun pada
pembesaran sel, atau dapat kedua-keduanya. Hormon Asam Absisat pertapa kali ditemukan
pada tahun 1960 dari sekelompok peneliti yaitu Davies dan kawan-kawan yang
mempelajari perubahan pada senyawa kimia yang menyebabkan terjadinya dormansi pada
kuncup, dan perubahan kimia saat daun-daun gugur.

Fungsi Hormon Asam Absisat

·         Menghambat perkecambahan biji

·         Mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup

·         Menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel

·         Membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik

·         Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian

g)        Hormon Kalin

 Hormon Kalin adalah hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin
dibedakan menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang berbeda-beda

Fungsi Hormon Kalin


·         Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang memiliki fungsi dalam merangsang
proses pembentukan batang

·         Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang berfungsi dalam merangsang


pembentukan akar

·         Filokalin : Filokalin adalah hormon yang berfungsi merangsang dalam pembentukan


daun

·         Antokalin : Antokalin adalah hormon yang merangsang pembentukan bunga

B.       Faktor Eksternal

1.        Air

 Pada masa pertumbuhan primer, hal terpenting yang dibutuhkan tumbuhan adalah medium
tumbuh yang mampu menyerap air dengan baik. Hal itu karena pada masa pertumbuhan
primer, biji membutuhkan pasokan air yang cukup agar dapat bertunas.

Air merupakan komponen yang sangat penting. Air menjadi syarat mutlak bagi makhluk
hidup untuk bertahan hidup. Kandungan air di dalam media tumbuh akan memacu kerja
enzim pertumbuhan dan menjaga tekanan turgor dinding sel.

2.        Kelembapan

 Kelembapan masih berhubungan dengan air. Kelembapan merupakan kandungan total uap
air di udara. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, maka diperlukan kelembapan yang
tinggi dan tidak banyak terjadi penguapan sehingga ketersediaan air di sekitar tanaman
tetap terjaga. Jika di sekitar tanaman tersedia air yang cukup, maka tanaman dapat
menyerap air dalam jumlah yang cukup pula.

3.        Nutrisi

 Sama seperti air, ketersediaan nutrisi juga sangat penting bagi pertumbuhan. Jika
kebutuhan tanaman akan nutrisi tidak terpenuhi maka pertumbuhan tanaman akan
mengalami gangguan sekalipun tanaman mendapat pasokan air yang cukup.
Nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak disebut unsur makro. Sebaliknya,
nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. Unsur makro yang
dibutuhkan oleh tanaman antara lain karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium,
kalsium, posfor, dan magnesium. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit misalnya
besi, mangan, tembaga, seng, dan klor.

Nutrisi berupa garam mineral begitu penting bagi pertumbuhan karena bahan baku nutrisi
akan digunakan untuk melakukan semua aktivitas. Jika tanaman kekurangan salah satu
unsur atau komponen bahan makanan yang dibutuhkannya, maka tanaman akan mengalami
defisiensi dan kelainan.

4.        Cahaya

 Sebagaimana yang kita tahu, fotosintesis merupakan proses dasar pada tumbuhan untuk
menghasilkan makanan. Makanan itulah yang kemudian disebarkan ke seluruh tubuh untuk
mendukung pertumbuhan. Lalu mengapa cahaya begitu penting bagi pertumbuhan? Sebab
cahayalah yang sangat berpengaruh dalam menentukan proses fotosintesis tumbuhan.

Meski penting, kebutuhan tanaman akan cahaya tentu ada batasannya. Paparan cahaya
matahari langsung umumnya sangat menghambat pertumbuhan karena intensitas cahaya
yang terlalu tinggi menyebabkan penguapan air dalam jumlah yang banyak sehingga
mengurangi pasokan air dalam tanah. Selain itu, cahaya juga menghambat kerja hormon
auksin yang penting bagi pertumbuhan.

5.        Suhu

 Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim pertumbuhan adalah suhu. Seperti yang
kita tahu, enzim bekerja secara spesifik dan hanya bekerja dengan optimal pada suhu
tertentu saja. Oleh karena itu, perubahan suhu yang ekstrem akan menghambat aktivitas
metabolisme yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

 Sama seperti banyaknya intensiyas cahaya, untuk pertumbuhan primer, tanaman lebih
membutuhkan suhu yang relatif rendah dengan tingkat kelembapan yang tinggi sehingga
jumlah air juga relatif cukup. Itu sebabnya jika hendak menanam suatu tanaman maka
usahakanlah tanaman tersebut berada di tempat yang sejuk sebelum dipindahkan ke tempat
yang panas.

6.        Udara

 Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam
jumlah yang banyak. Gas-gas di udara terutama oksigen sangat pening peranannya bagi
pertumbuhan tanaman karena unsur tersebut digunakan sebagai bahan tambahan dalam
respirasi.

7.        Derajat Keasaman

 Derajat keasaman (pH) tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Sebagai
media untuk tumbuh, tanah yang bersifat asam tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman.
Jika tanah memiliki pH yang bersifat asam, maka pH nya harus diturunkan dengan cara
pengapuran.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Wadah baskom 2 buah
2. Kapas
3. Air
4. Cangkir air
5. Biji kacang hijau
6. Alat tulis
7. Gelas ukur

G. LANGKAH KERA
1. Siapkan alat dan bahan

2.      Rendam biji kacang hijau beberapa jam

3.      Siapkan 2 buah wadah baskom dengan warna yang berbeda


4.      Letakkan kapas secukupnya dengan ketebalan yang sama

5.      Masukkan masing-masing 5 biji kacang hijau

6.      Siram masing-masing wadah dengan volume air yang berbeda

7.   Lakukan penyiraman sehari sekali

8.   Lihat dan catat perubahan yang terjadi setiap hari pada tabel pengamatan

9.   Analisis data dan kesimpulan

H. DATA PENGAMATAN
Tabel 1.1 Panjang Batang Kacang Hijau dengan Volume 20 mL Air (dalam cm)

Volum Hari ke- Pertumbuhan biji kacang hijau Jumlah Rata


e Air –
Rata

Biji 1 Biji 2 Biji 3 Biji 4 Biji 5

1 0 0 0 0 0 0 0

2 1,8 1,2 2,2 1,7 0,3 7,2 1,44


20 mL
3 2,5 2,5 3,5 2,1 0,7 11,3 2,26

10

11

12
13

14

15

16

17

18

19

20

21
20 mL 22

23

24

25

26

27

28

29

30

Tabel 1.2 Panjang Batang Kacang Hijau dengan Volume 50 mL Air (dalam cm)

Volum Hari ke- Pertumbuhan biji kacang hijau Jumlah Rata


e Air –
Rata

Biji 1 Biji 2 Biji 3 Biji 4 Biji 5

1 0 0 0 0 0 0 0

2 1,3 1,1 1,4 2,8 1 7,6 1,52


50 mL 3 1,5 1,5 2 2,9 1,5 9,4 1,88

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

50 mL 21

22

23

24

25

26

27

28
29

30

I. ANALISIS DATA

J. JAWABAN PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai