Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YOSEPH IMANUEL HAWULA

NIM : 1802010314
KELAS :L
SEMESTER : 4 (IV)
MATA KULIAH : HUKUM LINGKUNGAN
DOSEN PENGUJI : NORANI ASNAWI
DOSEN PENASEHAT AKADEMIK : YOHANES TUAN, SH.M.Hum

1. Jelaskan asas-asas apa saja yang terkandung dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun
2009 !
JAWABAN :
A. ASAS TANGGUNG JAWAB NEGARA : negara menjamin pemanfaatan
sumber daya alam memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun
generasi masa depan. Negara menjamin hak warga negara atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan negara mencegah
dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang
menimbulkan pencemarean dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
B. ASAS KELESTARIAN DAN KEBERLANJUTAN : bahwa setiasap
orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi
mendatang dan terhadap sesamanya dalam suatu generasi dengan
melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki
kualitas lingkungan hidup.
C. ASAS SUBSIDIARITAS : Dalam Undang-undang NO.32 Tahun 2009
memakasi asas subsidiaritas dalam mengenai pencemaran lingkungan.
Penegakan hukum kasus lingkungan hidup daoat di tempuh dengan 3
(tiga) jalur yaitu :
1. Jalur administrasi
2. Jalur pidana
3. Jalur perdata
D. ASAS TANGGUNG JAWAB (STRICT LIABILITY) : Suatu kegiatan
atau pengunaan sumber daya dapat dikenal strict liability jika
penbgunaan tersebut non-natural atau diluar kelaziman, atau tidak
seperti biasanya.
E. ASAS BERKELANJUTAN : Untuk mempertahankan daya dukung dan
daya tamping dari alam itu sendiri. Apabila ada yang melakukan
pencemaran lingkungan baik itu perorangan maupun subjek hukum
lainnya dapat dikenakan sanksi untuk mengembalikan alam tersebut
seperti semula.
F. ASAS KEADILAN : Pemerintah harus dapat berlaku adil dalam
masyarakat dan pelaku usaha
2. Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang pengelolaan lingkungan
hidup secara khusus membuat tentang rumusan perbuatan melawan hukum atas
adanya pencemaran ataupun pengerusakan lingkungan hidup. Dalam hal ini ada upaya
untuk memperkaya rumusan ketentuan Pasal 1365 BW. Jelaskan interpensi pasal
berapakah dari ketentuan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 yang
melahirkan pemahaman tentang perbuatan melawan hukum !
JAWABAN :
Pasal 87 ayat (1) UU NO.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (UUPPLH). Berdasarkan pasal tersebut, setiap penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan pencemaran dan kerusakan dianggap
perbuatan melawan hukum.
3. Jabarkan maksud ayat dan pasal yang telah anda tentukan pada nomor 1 diatas dan
jelaskan mengandung asas apa saja !
JAWABAN :
Pasal 87 ayat (1) penanggung jawab usaha atau kegiatan tersebut memiliki
tanggung jawab untuk mengganti kerugian yang menimbulkan, sejauh terbukti telah
melakukan perbuatan pencemaran atau kerusakan sehingga mengandung asas
tanggung jawab (strict liability).
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Strict Liability, dan terdapat dalam pasal berapa
ketentuan Strict Liability Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 !
JAWABAN :

 Yang dimaksud Strict Liability adalah penanggung jawab yang ketat,


dimana seseorang bertanggung jawab secara hokum atas konsekuensi
yang ,engalir dari dari suatu kegiatan bahkan tanpa adanya kesalahan
atau niat pidana dari pihak terdakwa.
 Pasal 87 ayat (1) Undang-undang Nomor. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) :
“setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan
perbuatan melanggar hokum berupa pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau
lingkungan hidup wajib membayar gati rugi dan/atau melakukan tindakan
tertentu.”
berdasarkan pasal tersebut, setiap penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan (perusahaan/badan hokum) yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan dianggap sebagai perbuatan melawan
hokum.
5. Kriterian kegiatan apa saja yang dapat ditundukan pada asas Ctrict Liability?
JAWABAN :
Undang-undang NO. 5 tahun 1983 tentang ZEE Indonesia menganut prinsipo
tanggungjawab mutlak dalam hal pembayaran ganti kerugian akibat tindakan
tindakan diwilayah ZEE yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia dan hokum internasional yang relefan.
Ketentuan ini ditur dalam pasal 11 bab V tentang ganti rugi yang menyebabkan :
1. Dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 8 dengan memperhatikan batas ganti
rugi maksimum tertentu, barang siapa di ZEE Indonesia menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan laut dan/atau perusakan sumber daya alam,
memikul tanggung jawab mutlak dan biaya rehabilitas lingkungan laut dan
dalam jumlah yang memadai.
2. Dikecuailikan dari tanggungjawab mutlak sebagai dimaksud dalam ayat (1),
jika yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa pencemaran lingkungan
laut dan/atau perusakan sumber daya alam tersebut terjadinya :
1. Akibat dari suatu peristiwa alam yang berada diluar kemampuannya.
2. Kerusakan yang seluruhnya atau sebagian disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian pihak ke tiga.
Paasal 11 ayat (1) dan (2) tersdebut menganut prinsip strict liability dengan ketentuan :
1. Diberlakukan prinsip batas ganti rugi maksimum (ceiling).
2. Terdapat dua hal yang dapat membebaskan yang tergugat memikul beban
tanggungjawab mutlak, yaitu :
1. Pristiwa alam yang diistilahkan dalam hokum anglo saxon sebagai act of god.
2. Kelelaian pihak ketiga atau dalam hokum anglo saxon sebagai sebagai act of
strangers.
Kemudian dimasukannya pula jenis pertanggung jawaban ini kedalam UU No. 10
tahun 1997 tentang ketenagannukliran. Pada pasal 28 UU NO. 10 Tahun 1997 ini
disebutkan bahwa
“penguasa instalasi nuklir wajib bertanggungjawab atas kerugian nuklir yang diderita
oleh pihak yang disebabkan oleh kecelakaan nukril tersebut.’
Pada tahun yang sama, asas ini telah dimasukan dalam UUD NO. 23 Tahun 1997
Tentang pengelooan hidup yang pada pasal 53 Di UU ini dinyatakan bahwa :
1. Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang usaha dan kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang
mengunakan bahan berbahaya dan beracun dan/atau menghasilkan limbah atas
kerugian yang ditimbulkan dengan kewajiban yang mengganti rugi secara
langsung seketika pada saat terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
limgkungan.
2. Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dapat dibebaskan dari kewajiban
membayar ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jika yang
bersangkutan dapat membuktikan, bahwa pencemaran dan/atau perukasakan
lingkungan hidup dirusakan oleh salah satu alasan ini :
1. Adanya bencana alam atau peperangan.
2. Adanya keadaan terpaksa diluar kemampuan terpaksa.
3. Adanya tindakan pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya pencemaran
dan/atau perusakan dilingkunggan hidup.
3. Dalam hal terjadinya kerugian yang disebabkan oleh pihak ketiga sebagaimana
dimana maksud ayat (2) huruf c, pihak ketiga bertanggungjawab membayar
ganti rugi.
Sehubungan dengan tidak bnerlakunya UU NO. 23 Tahun 1997 Tentang pengelolaan
lingkungan hidup, asas strict liability ini kembali tampil didalam UU penggantinya,
yakni UU No, 32 Tahun 2009 (UUPPLH).
Dalam UU ini, kriteria jenis usaha dan/atau kegiatan yang dapat ditundukan dalam
tsnggungjawab mutlak :
1. Usaha dan kegiatannya menggunakan bahan berbahaya dan beracun.
2. Usaha dan kegiatan yang menghasilkan dan/atau mengelkola limbah bahan
berbahaya dan beracun
3. Usaha dan kegiatan yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan
hidup. (pasal 88).
Dari ketiga ktiteria diatas, UU NO. 32 Tahun 2009 mengganut gabungan antara
kriteria “akibat dan kegiatan. Melihat ketiga kriteria ini maka disamping hakim
pengadilan harus memahami berbagai ketentuan internasional dan nasional tentang
bahan berbahaya dan beracun (B3). Atau toxic substance, dan limbah B3 (hazardous
waste), juga dituntut sikap proaktif (kemampuan manggali dan menemukan hokum)
sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pelestarian daya dukung
lingkungan yang tentu saja bersifat dinamis.

Asas tanggungjawab mutlak merupakan pengecualian dari doktrin perbuatan melawan


hokum yang mengacu pada pasal 1365 BW (perbuatan hokum secara umum) dengan
bentuk pertaggungjawaban berdasarkan kesalahan (fault), dimana strict liability
berkedudukan sebagai lex specialis dalam hokum lingkungan Indonesia.
6. Sebutkan jenis-jenis kegiatan yang tunduk dalam asas tanggung jawab mutlak !
JAWABAN :
1. pencemaran lingkungan laut dan/atau perusakan sumber daya alam,
memikul tanggung jawab mutlak dan biaya rehabilitas lingkungan laut dan
dalam jumlah yang memadai.
2. perusakan sumber daya alam Akibat dari suatu peristiwa alam yang berada
diluar kemampuannya.
3. Kerusakan yang seluruhnya atau sebagian disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian pihak ke tiga.
4. kewajiban yang mengganti rugi secara langsung seketika pada saat
terjadinya pencemaran dan/atau perusakan limgkungan.
7. Kaitannya dengan Global Warming, buat analisis mengenai potensi dan ancaman
lingkungan yang kemungkinan terjadi di Indonesia dihubungkan dengan peraturan
Perundang-undangan lingkungan yang selama ini berlaku !
JAWABAN :
1. Usaha dan kegiatan yang dapat meniumbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan.A
2. Usaha dan kegiatan yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun B3.
3. Usaha dan kegiatan yang menghasilkan B3.
4. Usaha dan kegiatannya menggunakan bahan berbahaya dan beracun.
5. Usaha dan kegiatan yang menghasilkan dan/atau mengelkola limbah bahan
berbahaya dan beracun
6. Usaha dan kegiatan yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan
hidup.
8. Jelaskan pendapat anda hubungan prinsip Hukum Administrasi Negara dengan
pengelolaan lingkungan hidup !
JAWABAN :
Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yaitu : Kesatuan alat administrasi yang bertugas untuk melakukan pekerjaan
pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup bermasyarakat (penduduk) dan/atau
penataan bertempat tinggal, pelayanan public, pembangunan sector, dan lain-lain
maupun pengelolaan lingkungan hidup sumber daya alam (lingkungan).

Anda mungkin juga menyukai