Anda di halaman 1dari 7

Artikel Asli

Hipertensi pada Sindrom Metabolik


Syafruddin Haris,* Taralan Tambunan**
* Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala-Rumah Sakit Zainoel
Abidin, Banda Aceh
** Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta

Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Seiring dengan meningkatnya kejadian obesitas, dikenal sindrom metabolik yang terdiri dari obesitas
sentral, resistensi insulin, hipertensi, dan dislipidemia berupa kadar trigliserida yang tinggi dan kolesterol
high density lipoprotein (HDL) yang rendah. Sindrom metabolik terutama disebabkan oleh obesitas dan
resistensi insulin. Selain sebagai tempat penyimpanan energi, jaringan lemak juga menghasilkan faktor yang
menyebabkan hipertensi. Jaringan lemak dapat menguraikan angiotensin dari sistem angiotensin-renin.
Pada obesitas, terjadi resistensi insulin dan gangguan fungsi endotel pembuluh darah yang menyebabkan
vasokonstriksi dan reabsorbsi natrium di ginjal dan menyebabkan hipertensi. Penurunan berat badan
merupakan faktor penting dalam tata laksana sindrom metabolik dengan hipertensi yang dicapai dengan
diet, latihan, medikamentosa atau gabungan hal-hal tersebut. Obat antihipertensi dapat dipertimbangkan
sebagai bagian pendekatan holistik dalam tata laksana. (Sari Pediatri 2009;11(4):257-63).

Kata kunci: hipertensi, obesitas, sindrom metabolik

O
besitas merupakan suatu masalah serius dilaporkan pada orang dewasa.2 Terapat hubungan
pada masa remaja seperti juga pada yang kuat antara overweight dan obesitas dengan
orang dewasa.1 Akhir- akhir ini terjadi sindrom metabolik pada anak dan remaja. Perbedaan
peningkatan jumlah obesitas pada anak prevalensi jenis kelamin berhubungan dengan
dan remaja di negara maju dan berkembang. Seiring sindrom metabolik, terutama pada anak di bawah
dengan peningkatan masalah obesitas, dikenal sindrom usia 10 tahun. Petanda inflamasi dan hemostasis yang
metabolik yang terdiri dari obesitas sentral, resistensi meningkat ataupun fibrinolisis yang terganggu, juga
insulin, hipertensi dan dislipidemia yang telah berperan dalam sindrom metabolik.1,2
Komponen sindrom metabolik dapat muncul pada
anak dan remaja seperti pada dewasa, tetapi belum
ada kesepakatan mengenai kriteria sindrom metabolik
Alamat korespondensi pada anak.1,2,3 Beberapa penelitian menggunakan
Prof. Dr. Taralan Tambunan, Sp.A(K). Divisi Nefrologi. Departemen Ilmu pedoman NCEP (National Cholesterol Educational
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jl. Salemba
no. 6, Jakarta 10430. Telepon: 021-3915179. Fax.021-390 7743.
Program)-ATP III (Adult Treatment Panel III),1,2,3

Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009 257


Syafruddin Haris dkk: Hipertensi pada sindrom metabolik

sedangkan penelitian lain menambahkan kadar insulin Definisi


puasa sebagai komponen kriteria sindrom metabolik
di samping kriteria sindrom metabolik menurut A. Body Mass Index (BMI)
NCEP-ATP III.2,3 Menurut NCEP-ATP III seorang
anak dikategorikan mengalami sindrom metabolik Body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT)
apabila memenuhi 3 dari 5 komponen kriteria sindrom adalah indeks sederhana, dan biasa digunakan untuk
metabolik, yaitu (1) obesitas sentral, (2) peningkatan mengklasifikasikan obesitas pada anak dan dewasa.
kadar trigliserida, (3) penurunan kadar kolesterol Indeks ini telah direkomendasikan oleh World Health
high density lipoprotein (HDL), (4) kadar gula darah Organization (WHO) dan The Expert committee
puasa terganggu, dan (5) hipertensi. 2,3 Perubahan on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent
dalam pertumbuhan dan perkembangan menyulitkan Preventive Services sebagai baku pengukuran untuk
penentuan nilai batasan komponen kriteria sindrom menentukan obesitas pada anak dan remaja. Body mass
metabolik (tekanan darah, tinggi badan, berat badan, index didefinisikan sebagai berat badan (BB) dalam kg
body mass index (BMI), dan lingkar pinggang) karena dibagi dengan tinggi badan (TB) dalam m2 (kg/m2),
berbeda antara anak laki-laki dan perempuan, serta dan berkolerasi dengan massa lemak tubuh. Dikatakan
meningkat dengan bertambahnya usia.1 Peningkatan overweight bila BMI di atas persentil 85 sampai 95
tekanan darah dimasukkan ke dalam berbagai kriteria atau BMI t25 kg/m2 sedangkan obesitas apabila BMI
sindrom metabolik,1-5 namun hubungannya dengan di atas persentil 95 atau BMI t30 kg/m2 berdasarkan
sindrom metabolik sesungguhnya merupakan hal yang umur dan jenis kelamin.8
kompleks.4
Tujuan penulisan makalah untuk membahas B. Sindrom metabolik
epidemiologi definisi, dan patofisiologi hipertensi pada
sindrom metabolik, serta tata laksana. Kriteria sindrom metabolik pada dewasa mengikuti
NCEP /ATP III yang tidak begitu saja diaplikasikan
pada anak.1,2,3 Yoshinaga dkk1 dalam penelitian tentang
Epidemiologi sindrom metabolik pada anak mendefinisikannya
dengan menyatakan sindrom metabolik bila menemu-
Prevalensi sindrom metabolik bervariasi berdasarkan kan 3 dari 5 komponen yang diklasifikasikan yaitu,
kriteria yang digunakan. Pada suatu studi di New 1. Hipertensi
Haven yang melibatkan 439 subjek berusia 4-20 2. Kadar kolesterol HDL yang rendah (<40 mg/dL)
tahun, prevalensi sindrom metabolik pada subjek 3. Kadar serum trigliserida yang tinggi (>120 mg/
dengan obesitas sedang (BMI z-score 2,0-2,5) 38,7%, dL)
dan subjek dengan obesitas berat (BMI z score >2,5) 4. Kadar glukosa serum puasa yang tinggi( >100 mg/
49,7%.6 Prevalensi obesitas meningkat di daerah maju dL)
dan berkembang. Tahun 1999 di Amerika Serikat 5. Obesitas sentral ditandai dengan ukuran persentil
61 % dewasa mengalami overweight dan obesitas. ke-90 pada lingkar pinggang.
Sindrom metabolik diperkirakan 22% dari populasi - usia 6-8 tahun anak laki-laki : >65,1 cm
dewasa di Amerika Serikat. Pada penelitian Bogasa - usia 6-8 tahun anak perempuan : >58,5 cm
Heart, sindrom metabolik pada remaja di Amerika - usia 9-11 tahun : >70,2 cm
Serikat 4,2%, prevalensi pada laki-laki (6,1%) lebih
tinggi di bandingkan perempuan (2,1%),2sedangkan
di Jepang 17,7% anak obesitas mengalami sindrom C. Hipertensi
metabolik. 1 Di DKI Jakarta, prevalens obesitas
meningkat dengan bertambahnya umur. Prevalensi Yoshinaga dkk 1 menggunakan kriteria hipertensi
obesitas pada anak berusia 6-12 tahun 4%, remaja sebagai berikut, derajat 1-3 tekanan darah sistolik
12-17 tahun 6,2%, dan remaja berusia 17-18 tahun t120 mm Hg dan tekanan darah diastolik t70 mm
11,4%. Kasus obesitas pada remaja lebih banyak Hg; derajat 4-5 tekanan darah sistolik t130 mm Hg
ditemukan pada perempuan (10,2%) dibandingkan dan tekanan darah diastolik t80 mm Hg. Menurut
laki-laki (3,1%).7 The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and

258 Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009


Syafruddin Haris dkk: Hipertensi pada sindrom metabolik

Treatment of High Blood Pressure in Children and Akhir-akhir ini diketahui bahwa peningkatan
Adolescents (2004),9 definisi hipertensi pada anak kejadian obesitas dan sindrom metabolik terjadi
adalah apabila tekanan darah sistolik atau diastolik akibat asupan total fruktosa meningkat. Fruktosa
di atas atau sama dengan persentil 95 menurut umur, seperti gula lainnya menyebabkan peningkatan
jenis kelamin, dan tinggi badan. kadar asam urat dengan cepat. Fruktosa adalah gula
biasa yang terdapat pada madu dan buah-buahan.
Patofisiologi hipertensi pada sindrom metabolik Fruktosa sering ditambahkan pada minuman ringan,
kue, permen, dan yogurt. Pemberian fruktosa oral
Definisi sindrom metabolik pada dewasa telah atau intravena dalam waktu 30-60 menit dapat
disepakati, namun kontroversi mengenai etiologi meningkatkan asam urat serum pada manusia dan
yang mendasari sindrom metabolik sampai saat ini hal ini dapat berkesinambungan. Glukosa dan gula
masih tetap ada. Hipotesis terbaik menyatakan bahwa sederhana lainnya tidak mempunyai efek seperti ini.
obesitas dan resistensi insulin merupakan kunci Di hati, fruktosa akan diubah menjadi fruktosa-11
terjadinya sindrom metabolik.10 Obesitas terjadi karena fosfat dan adenosin triphosphate (ATP) oleh enzim
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan luaran fruktokinase, dan selanjutnya diubah menjadi adenosin
energi, yaitu asupan energi yang tinggi atau luaran diphosphate (ADP). Turunan ADP dimetabolisme
energi yang rendah. Asupan energi tinggi disebabkan menjadi bermacam-macam subtrat purin. Pelepasan
konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan luaran fosfat yang cepat bersamaan dengan reaksi adenosin
energi rendah disebabkan metabolisme tubuh yang monophosphate (AMP) deaminase. Kombinasi kedua-
rendah, aktivitas fisik, dan efek termogenesis makanan. nya akan meningkatkan substrat melalui fruktosa oral,
Kelebihan energi disimpan dalam bentuk jaringan dan enzim (deaminase AMP) merupakan regulasi
lemak.11,12 produksi asam urat (Gambar 1). Asam urat yang
Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah tinggi dapat mengakibatkan disfungsi endotel dan
lama diketahui dan telah banyak dilaporkan oleh menurunkan bioavailabilitas nitric oxide (NO) endotel.
banyak peneliti, namun mekanisme terjadinya Gangguan nitric oxide memediasi terjadinya resistensi
hipertensi akibat obesitas hingga saat ini belum jelas.13 insulin dan hipertensi.12
Sebagian besar peneliti menitikberatkan patofisiologi Peran obesitas dan resistensi insulin pada sindrom
tersebut pada tiga hal utama yaitu gangguan sistem metabolik telah banyak dilaporkan. Obesitas sering
autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas struktur berhubungan dengan hiperinsulinemia, khususnya
dan fungsi pembuluh darah. Ketiga hal tersebut dapat tipe android. Laki-laki obesitas cenderung mempunyai
saling mempengaruhi satu dengan lainnya.4,13 deposit lemak di daerah atas tubuh khususnya pada

Fruktosa ATP
Konsumsi ATP Æ pi È
Fruktokinase

Fruktosa-11- ADP AMP


fosfat

IMP AMP deaminase Ç

Asam urat

Gambar 1 Fruktosa induksi produksi asam urat di sel hati.12

Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009 259


Syafruddin Haris dkk: Hipertensi pada sindrom metabolik

tengkuk, leher, bahu, dan perut yang disebut obesitas berhubungan dengan hiperinsulinemia pada obesitas
tipe android. Pada perempuan obesitas dijumpai yang menyebabkan hipertensi. Demikian juga insulin
deposit lemak dengan area yang sama dengan laki- dapat meningkatkan produksi norepinephrine plasma
laki meskipun mereka juga mempunyai batas area yang bermakna yang dapat meningkatkan tekanan
segmen bawah seperti pada bokong dan pinggul yang darah. Perbaikan tekanan darah dan respons intoleransi
disebut obesitas tipe ginekoid.4 Pada obesitas tipe glukosa dengan peningkatan aktivitas fisik pada
android (obesitas sentral), lemak berakumulasi sebagai obesitas juga berhubungan dengan penurunan kadar
lemak viseral/intra-abdominal atau lemak subkutan insulin plasma.4 Resistensi insulin dapat meningkatkan
abdomen. Obesitas tipe android berisiko mengalami tekanan darah melalui penurunan nitric oxide yang
sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular, menimbulkan vasodilatasi, peningkatan sensitivitas
khususnya jika terdapat lemak viseral yang berlebihan. garam, atau peningkatan volume plasma.4,5
Kadar adiponektin yang rendah, adanya resistensi Penelitian lain menunjukkan kecepatan natriuresis
leptin, serta berbagai sitokin yang terlepas dari sel dan pengeluaran antinatriuresis sesudah fast have dan
adiposa dan sel inflamasi yang menginfiltrasi jaringan memperlihatkan hubungan antara kadar insulin serum
lemak (misalnya makrofag) menurunkan ambilan dan eskresi garam. Retensi natrium menyebabkan
asam lemak bebas oleh mitokondria pada beberapa hiperinsulinemia yang indenpenden dari hipoglikemia,
jaringan, menurunkan oksidasi asam lemak bebas, laju filtrasi glumerulus (LFG), aliran darah ginjal, atau
dan menyebabkan akumulasi asam lemak bebas kadar aldosterol plasma.4 Hubungan antara resisten
intrasel. Kelebihan asam lemak bebas intraselular dan insulin dan tekanan darah pada anak obesitas telah
metabolik (fatty acyl CoA, diacyglgycerol,dan ceramide) diteliti oleh Umboh dkk.10 Sebagian besar anak obesitas
dapat memicu terjadi resistensi insulin (bahkan menderita pre-hipertensi dan terdapat korelasi linier
hiperisulinemia dan hiperglikemia).11 yang lemah antara kadar insulin dan tekanan darah,
Pada obesitas terjadi resistensi insulin dan ganggu- serta resistensi insulin mempengaruhi peningkatan
an fungsi endotel pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah sistolik pada anak obese. Pada penelitian
vasokonstriksi dan reabsorpsi natrium di ginjal ini anak yang obesitas diambil dari anak yang BMI
yang mengakibatkan hipertensi.14 Telah dibuktikan lebih dari persentil ke-95, dan definisi sindrom
oleh penelitian yang menyatakan retensi garam metabolik tidak disebutkan walaupun beberapa kriteria

Sindrom metabolik

Obesitas sentral Dislipidemiaa Resistensi insulin perifer

Peningkatan lemak Peninggkatan sekresi insulin Penurunan


Pelepasan asam
abdomen oleh pankreas vasodilatasi
lemak bebas

Lipolisis Hiperinsulinemia
Penurunan ekstraksi
insulin hepar
Retensi Hipertrofi
Peningkatan natrium vaskuler
aktivitas system
saraf simpatis HIPERTENSI

Gambar 2. Patogenesis hipertensi pada sindrom metabolik.11

260 Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009


Syafruddin Haris dkk: Hipertensi pada sindrom metabolik

sindrom metabolik terdapat pada penelitian ini. dibantah oleh penelitian lain yang melaporkan bahwa
Konsumsi makanan tinggi kalori akan mengakibat- tekanan darah turun pada pasien overweight dengan
kan sindrom metabolik dengan meningkatnya massa hipertensi yang kehilangan berat badan rata-rata 10,5
lemak di daerah abdomen pada individu yang rentan. kg. Pada observasi, subjek penelitian dan kelompok
Masa lemak abdomen merupakan sumber asam lemak kontrol mengalami penurunan berat badan disertai
bebas dalam sirkulasi. Penelitian dengan menggunakan penurunan tekanan darah, meskipun kedua kelompok
model clamp euglycemic hyperinsulinemia menunjukkan mendapat asupan garam yang tinggi. Sayangnya
efek marker antinatriuretic pada insulin.15 penelitian tidak melakukan pemeriksaan secara
Peningkatan masa sel lemak menyebabkan objektif terhadap asupan dan ekskresi garam.16 Obesitas
peningkatan produksi angiotensinogen di jaringan berhubungan dengan aktivitas renin-angiotensin,
lemak, yang berperan penting dalam peningkatan hiperinsulinemia dan peningkatan aktivitas sistem
tekanan darah. Sel lemak juga membuat enzim saraf simpatetik, dan semua ini berkontribusi pada
konvertase angiotensin dan katepsin, yang memiliki reabsorpsi natrium dan berhubungan dengan retensi
efek lokal pada katabolisme dan konversi angiotensin. cairan sehingga menyebabkan hipertensi obesitas
Asam lemak dapat meningkatkan stres oksidatif renal8,16 (Gambar 2).
pada sel endotel dan proses ini diamplifikasi oleh Manifestasi awal hipertensi pada obesitas diawali
angiotensin. Telah dibuktikan bahwa renin angiotensin oleh hipertensi sistolik tanpa disertai hipertensi diastolik
system (RAS) pada jaringan lemak terlibat dalam (isolated systolic hypertension). Pada penelitian pengukuran
patofisiologi obesitas dan penyakit yang berhubungan tekanan darah pada remaja dengan obesitas, ditemukan
dengan obesitas, termasuk hipertensi dan resitensi 94% subjek hipertensi sistolik. Dalam penelitian lain pada
insulin. Kadar RAS lokal di dalam jaringan lemak kelompok remaja di Amerika Serikat didapatkan bahwa
berperan dalam meningkatkan aktivitas RAS sistemik, hipertensi sistolik tanpa hipertensi diastolik merupakan
sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah. faktor risiko terjadinya morbiditas dan mortalitas
Jumlah jaringan lemak pada individu dengan obesitas kardiovaskular pada masa dewasa kelak.2 Obesitas selalu
menyebabkan peningkatan RAS dalam jaringan lemak. dihubungkan dengan terjadinya hipertensi tetapi masih
Selain itu, angiotensin II (komponen utama RAS) dan belum begitu jelas kenapa hipertensi tidak terjadi pada
angiotensinogen (prekursor angiotensin II) berperan semua pasien obesitas. Reade dkk melakukan penelitian
dalam pertumbuhan, diferensiasi dan metabolisme pada anak obesitas dengan hipertensi dan yang tidak
jaringan lemak, yang dalam jangka panjang dapat disertai hipertensi. Dalam penelitiannya, anak obesitas
mendorong penyimpanan trigliserida dalam hati, disertai hipertensi cenderung mengalami obstructive sleep
otot rangka, serta pankreas, sehingga menyebabkan apnea syndrome (OSAS) dibandingkan anak obesitas
resistensi insulin.8 dengan normotensi.17 Penemuan ini sesuai dengan
Pada obesitas, selain pertambahan masa lemak, hipotesis yang menyatakan bahwa OSAS merupakan
masa non-lemak juga meningkat, dan terjadi hipertrofi salah satu faktor penyebab obesitas yang tidak selalu
organ seperti jantung dan ginjal. Pada ginjal terjadi mengalami hipertensi.18
glomerulomegali, vasodilatasi arteriol aferen, dan
vasokonstriksi arteriol eferen yang menyebabkan Hubungan hipertensi dengan berat lahir rendah
hipertensi intraglomerular. Hipertensi intraglomerular
merupakan awal terjadinya mikroalbuminuria dan Hipertensi adalah komponen sindrom metabolik, dan
proteinuria yang selanjutnya melalui berbagai meka- terjadinya hipertensi pada anak berhubungan dengan
nisme selular akan menyebabkan glomerulosklerosis berat lahir. Barker dkk19 menyampaikan teori tentang
dan fibrosis tubulointertisial pada obesitas.8 fetal origins hypothesis, yaitu bahwa janin melakukan
Peningkatan asupan lemak akan mengubah adaptasi sebagai respons terhadap kekurangan nutrisi,
reabsorpsi natrium di ginjal.8 Pada penelitian diketahui mengakibatkan perubahan metabolisme dan sruktur
bahwa retriksi garam atau gabungan retriksi garam organ yang menetap. Terdapat hubungan berat lahir
dan pengurangan kalori dapat menormalkan tekanan rendah dengan terjadinya penyakit kronik di kemudian
darah pada perempuan obesitas. Pengurangan kalori hari, seperti penyakit jantung koroner, diabetes
yang tidak disertai pengurangan natrium tidak tipe 2, dan hipertensi. Janin beradaptasi terhadap
menimbulkan efek hipotensi. Pendapat tersebut kekurangan nutrisi selama masa kehamilan dengan

Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009 261


Syafruddin Haris dkk: Hipertensi pada sindrom metabolik

cara menyesuaikan program sel pada saat periode kritis faktor risiko kardiovaskular, riwayat keluarga maupun
perkembangan intrauterin, yang bermanifestasi sebagai etnik untuk terjadinya hipertensi.22,23 Perjalanan klinis
disfungsi organ sistemik. Setelah lahir, efek vaskular hipertensi dengan obesitas berawal dari karekteristik
yang bersifat protektif pada saat intrauterin menjadi tekanan darah sistolik yang meningkat. Hipertensi
maladaptif pada saat nutrisi neonatal membaik. Hal sistolik merupakan faktor risiko terjadinya kesakitan
ini dapat terjadi pada bayi yang awalnya mempunyai dan kematian pada kardiovaskular seperti dilaporkan
kecenderungan untuk kejar tumbuh hingga terjadi pada pasien dewasa.22,23
obesitas pada masa dewasanya. Dalam tata laksana hipertensi, beberapa penelitian
Obesitas yang terjadi berupa obesitas sentral yaitu menganjurkan untuk menurunkan berat badan.
lemak berdistribusi di daerah perut depan yang dapat Penurunan berat badan diikuti dengan diet dan latihan
berlanjut menjadi resistensi insulin dan hipertensi. merupakan terapi primer pada hipertensi dengan
Pada penelitian dengan menggunakan baku emas model obesitas.24
clamp euglycemic hyperinsulinemia yang dilakukan pada Hipertensi persisten terindikasi mendapat terapi
usia 70 tahun, didapatkan bahwa resistensi insulin farmakologi karena berhubungan dengan faktor risiko
terdapat hanya pada BMI yang tinggi pada subjek diabetes tipe 1 dan 2, hipertensi yang mengganggu
yang diteliti dengan riwayat bayi berat lahir rendah organ target atau organ lainnya. Pada keadaan
(BBLR). Faktor lain yang berperan pada BBLR adalah seperti ini dipertimbangkan penggunaan obat
jumlah nefron yang sedikit sehingga secara umum antihipertensi dosis tunggal dan diawali dengan
terjadi penurunan jumlah nefron sesuai ukuran tubuh dosis rendah. Pengobatan hipertensi pada anak
selama nefrogenesis dan sangat berhubungan dengan menggunakan ACE inhibitor, angiotensin receptor
berat badan lahir.20 Menurut Brenner dan Cherton,21 blockers, B-blockers, calcium chanel blockers, dan
hipertensi terjadi sebagai respons penurunan jumlah diuretik. Terapi antihipertensi spesifik dapat dilakukan
nefron ginjal pada orang yang lahir dengan BBLR. dengan melihat penyakit yang mendasarinya atau
Jumlah nefron yang rendah merupakan faktor risiko kondisi medik yang terjadi bersamaan. Sebagai contoh,
terjadinya cedera ginjal sehingga terjadi hipertensi. penggunaan ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker
Penurunan jumlah nefron mengakibatkan peningkatan pada diabetes dengan mikroalbuminuria atau dengan
tekanan kapiler glomerulus dan hiperfiltrasi glomerulus. proteinuria. Pada penelitian Douglas dkk, (dikutip
Dilatasi arteri aferen secara bersamaan akan merespon dari Matthews dan Solomon24) yang memberikan obat
transmisi langsung dinding kapiler glumerulus. Proses anti hipertensi pada hipertensi primer dan sekunder
ini dapat menyebabkan glomerulosklerosis yang berupa CCB (calcium-channel blockers) yang terdiri
menetap. Pada penelitian cross sectional, dilakukan dari amlodipin dan nifedipin serta ACE inhibitor yang
pemeriksan ginjal bayi berat lahir normal yang terdiri dari enalapril dan kaptopril yang pada akhirnya
meninggal bukan disebabkan oleh penyakit ginjal menyatakan pilihan obat anti hipertensi tergantung
dibandingkan dengan ginjal bayi BBLR yang usia pada etiologi hipertensi tersebut. Pada pasien
gestasinya sama. Pada bayi BBLR didapat penurunan hipertensi yang disertai penyakit yang mendasarinya,
jumlah glomerulus.21 Kecepatan pertambahan berat dengan mempertimbangkan manfaat penurunan
badan dapat juga mengeksaserbasi cedera glomerulus proteinuria pada pasien dengan penyakit glomerular
disebabkan besar tubuh memaksa peningkatan beban atau malformating renalis, sebaiknya dipertimbangkan
ekskresi.19 Penelitian di Carolina Selatan, membuktikan pemberian ACE inhibitor.
bahwa terdapat respon terapi yang berbeda di antara Untuk anak yang tidak disertai komplikasi
pasien yang dihubungkan dengan berat lahir. Pasien primer hipertensi dan tidak mengganggu organ
hipertensi yang lahir dengan BBLR lebih responsif target, tekanan darah dapat dicapai kurang dari
dengan terapi lini kedua dibandingkan dengan pasien persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin, umur,
hipertensi yang lahir dengan berat lahir normal.19 dan tinggi badan sedangkan pada anak dengan gagal
ginjal kronik, diabetes, atau dengan gangguan organ
Pengobatan hipertensi target, tekanan darah diharapkan mencapai kurang
dari persentil ke-90 berdasarkan jenis kelamin, umur
Kejadian hipertensi meningkat pada anak yang obesitas, dan tinggi badan.22 Disimpulkan bahwa obesitas dan
umumnya terdapat pada remaja dengan kombinasi resistensi insulin merupakan komponen penting

262 Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009


Syafruddin Haris dkk: Hipertensi pada sindrom metabolik

yang mendasari sindrom metabolik. Hipertensi pada hypertension course and symposium on hypertension.
sindrom metabolik terjadi melalui beberapa faktor Pernefri;2006.h.103-115.
yaitu peningkatan aktivitas saraf simpatis, peningkatan 12. Nakagawa T, Tuttle KR, Short RA, Johnson RJ.
aktivitas sistem renin angiotensi, serta gangguan Hypothesis: fructose-induced hyperuricemia as a causal
vasodilatasi. Kombinasi hipertensi dan komponen mechanism for the epidemic of the metabolic syndrome.
sindrom metabolik akan meningkatkan timbulnya Nature Clin Pract Nephrol 2005;1:80-6.
kerusakan organ target dan kejadian penyakit 13. Sinaiko AR, Steinberger J, Moran A, Prineas RJ, Vessby
kardiovaskular, serta mortalitas. B, Basu dkk. Relation of body mass index and insulin
resistance to cardiovascular risk factors, inflammatory
factors, and oxidative stress during adolescence.
Daftar Pustaka Circulation 2005;111:1985-91.
14. Manunta P, Bianchi G. Low-salt diet and diuretic effect
1. Yoshinaga M, Tanaka S, Shimago A, Sameshima K, on blood pressure and organ damage. J Am Soc Nephrol
Nishi J, Nomura Y, dkk. Metabolic syndrome in 2004;15:43-6.
overweight and obese Japanese children. Obesity 15. Krikken JA, Lely AT, Bakker SJL, Navis G. The effect
Research 2005;13:1135-40. of a shift in sodium intake on renal hemodynamics is
2. Cruz ML, Goran MI. The metabolic syndrome in determined by body mass index in healthy young men.
children and adolescents. Current Diabetes Report Kidney Int 2007;71:260-5.
2004;4:53-62. 16. Alderman MH. Dietary sodium and cardiovascular
3. Sun SS, Grave DG, Siervogel MR, Pickoff AA, Arslanian health in hypertensive patients: the case against
SS. Systolic blood pressure in childhood predicts universal sodium restriction. J Am Soc Nephrol
hypertension and metabolic syndrome later in life. 2004;15:47-50.
Pediatrics 2007;119:237-46. 17. Reade EP, Whaley C, Lin JJ, McKenney DW, Lee D,
4. Dornfeld LP, Maxwell MH, Wals A, Tuck M. Mechanisms Perkin R. Hypopnea in pediatric patients with obesity
of hypertension in obesity. Kidney Int 1987;22:254-8. hypertension. Pediatr Nephrol 2004;19:1014-20.
5. Robinson RF, Batisky DL, Hayes JR, Nahata MC, Mahan 18. Croix B, Feig DI. Chilhood hypertension is not a silent
JD. Body mass index in primary and secondary pediatric disease. Pediatr Nephrol 2006;21:527-32.
hypertension. Pediatr Nephrol 2004;9:1379-84. 19. Barker DJP, Bagby SP, Hanson MA. Mechanisms of
6. Weiss R, Dziura J, Burgert TS, Tamborlane WV. Obesity disease: in utero programming in the pathogenesis of
and metabolic syndrome in children and adolescents. N hypertension. Nature Clin Pract Nephrol 2006;2:700-7.
Engl J Med 2004;350:2362-74. 20. Wilkin TJ, Metcalf BS, Murphy MJ, Kirkby J, Jeffery
7. Soedibyo S, Firmansyah A, Djer MM. Prevalence and AN, Voss LD. The relative contributions of birth
influencing factors of obesity in elementary school pupils. weight, weight change, and current weight to insulin
Pediatr Indones 1998;38:193-204. resistance in contemporary 5-year-olds. Diabetes
8. Aneja A, El-Atat F, McFarlane IS, Sowers RJ. 2002;51:3468-72.
Hypertension and obesity. Diunduh dari http://rphr. 21. Brenner BM, Chertow GM. Congental oligonephropathy
endojournal.org. Diakses tanggal 09 April 2007. and the etiology of adult hypertension and progressive
9. National High Blood Pressure Education Program renal injury. Am J Kidney Dis 1994;71:260-65.
Working Group on High Blood Pressure in Children 22. Mallare JT, Karabell AH, Mieyer PV, Stender SRS,
and Adolescents. The fourth report on the diagnosis, Christensen ML. Current and future treatment of
evaluation, and treatment of high blood pressure in metabolic syndrome and type 2 diabetes in children and
children and adolescents (2004). Pediatrics 2004;114:555- adolescents. Diabetes Spectrum 2005;18:220-8.
76. 23. Siverstein DM, Champoux E, Aviles DH, Vehaskari
10. Umboh A, Kasie J, Edwin J. Hubungan antara resistensi VM. Treatment of primary and secondary hypertension
insulin dan tekanan darah pada anak obese. Sari Pediatri in children. Pediatr Nephrol 2006;21:820-7.
2007;8:289-93. 24. Matthews KA, Salomon K. Hostility predicts metabolic
11. Yogiantoro M. Hypertension and insulin resistance. syndrome risk factors in children and adolescents. Health
Dalam: Makalah lengkap The 6th Jakarta nephrology & Psy 2003;3:279-86.

Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009 263

Anda mungkin juga menyukai