Anda di halaman 1dari 10

Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA


BERDASARKAN TAKSONOMI STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING
OUTCOMES (SOLO)

Halimah1)
Zainuddin Untu2)
Suriaty3)
1), 2), 3)
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Mulawarman
Email: 2)zainuddin.untu@fkip.unmul.ac.id

ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui dan
mengklasifikasikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan
Taksonomi Structure of Observed Learning Outcomes (SOLO) pada materi barisan dan
deret di MA Negeri 1 Samarinda tahun ajaran 2019/2020. Subjek penelitian adalah siswa
kelas XI IPA di MA Negeri 1 Samarinda yang berjumlah 66 orang. Objek penelitian
adalah kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi barisan dan deret berdasarkan
Taksonomi SOLO. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes
pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari
66 subjek diperoleh 5 siswa dengan kategori kemampuan prastruktural, 15 siswa dengan
kategori kemampuan unistruktural, 29 siswa dengan kategori kemampuan multi-
struktural, 14 siswa dengan kategori kemampuan relasional, dan 3 siswa dengan kategori
kemampuan kategori abstrak yang diperluas. Dengan demikian disimpulkan bahwa,
berdasarkan klasifikasi Taksonomi SOLO, kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
XI IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Samarinda sebagian besar berada pada kategori
kemampuan multistruktural yang berarti memenuhi indikator taksonomi SOLO pada
tingkatan unistruktural dan tingkatan multistruktural.

Kata kunci: Kemampuan, Pemecahan Masalah Matematika, Taksonomi SOLO

ABSTRACT
The type of this research is descriptive qualitative with the aim to study and
classify problem solving problems of class XI IPA students based on the Observational
Structure of Observed Learning Outcomes (SOLO) on marching and series material in
MA Negeri 1 Samarinda 2019/2020 school year. The research subjects were students of
class XI IPA in MA Negeri 1 Samarinda, which gathered 66 people. The object of
research is the solving of students' problems on sequential and series material based on
SOLO Taxonomy. The instrument used in this study was a matter of problem solving
tests and interview guidelines. The results showed that, from the overall research
subjects obtained 5 students with pre-structural taxonomic category abilities, 15 students
with unistructural taxonomic category abilities, 29 students with multistructural
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO 1
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

taxonomic category abilities, 14 students with relational taxonomic category abilities and
3 students with abstract abstract taxonomy abilities expanded. Thus it was concluded
that, the problem solving ability of class XI IPA students in MA Negeri 1 Samarinda was
still mostly in the multistructural taxonomy category, which meant fulfilling SOLO
taxonomic indicators at the unistructural and multistructural levels.

Keywords: Ability, Mathematics Problem Solving, SOLO Taxonomy

PENDAHULUAN tentang materi barisan dan deret masih


tergolong rendah jika dibandingkan
Matematika merupakan ilmu uni-
dengan materi yang lain.
versal yang memiliki peranan penting
Berdasarkan hasil wawancara
dalam berbagai disiplin ilmu untuk
dengan guru matematika di kelas XI IPA
memajukan daya fikir manusia. Penting-
MA Negeri 1 Samarinda, diperoleh
nya belajar matematika tidak hanya
informasi bahwa kemampuan siswa kelas
dipelajari di dalam kelas, namun belajar
XI IPA juga masih rendah. Dari
matematika erat kaitannya dengan
penjelasan guru tersebut diperoleh
kehidupan sehari-hari. Dalam Permendik-
keterangan bahwa, ketika siswa diberikan
bud Nomor 58 Tahun 2014 dijelaskan
soal tentang barisan dan deret yang
bahwa matematika merupakan ilmu
berbeda dengan contoh soal yang sudah
universal yang berguna bagi kehidupan
dibahas di kelas, sebahagian besar dari
manusia dan juga mendasari perkem-
jumlah siswa kesulitan memecahkan dan
bangan teknologi modern, serta mempu-
menyelesaikan permasalahan tersebut.
nyai peran penting dalam berbagai disi-
Hal ini didukung oleh hasil observasi
plin untuk memajukan daya pikir
peneliti pada saat melaksanakan Praktik
manusia.
Lapangan Persekolahan (PLP) di MA
Mata pelajaran matematika di MA
Negeri 1 Samarinda.
Negeri 1 Samarinda sesuai kurikulum
Dalam Kamus Besar Bahasa
2013 revisi 2017 semester genap untuk
Indonesia (2008), kemampuan berasal
kelas XI terdiri dari beberapa materi,
dari kata “mampu” yang memiliki kuasa
salah satunya adalah materi barisan dan
(bisa, sanggup) melakukan sesuatu.
deret. Materi barisan dan deret merupakan
Sedangkan kemampuan adalah kesang-
bagian dari pokok bahasan aljabar yang
gupan, kecakapan, kekuatan, berusaha
sering muncul dalam tes (soal) ujian
dengan diri sendiri.
nasional. Oleh karena itu diperlukan
Cahyani dan Setyawati (2017)
pemahaman konsep yang baik untuk
menjelaskan bahwa kemampuan
menyelesaikan dan memecahkannya.
pemecahan masalah merupakan salah satu
Sampai saat ini kemampuan siswa dalam
tujuan dalam proses pembelajaran ditinjau
memecahkan masalah pada materi barisan
dari aspek kurikulum. Sedangkan
dan deret masih tergolong rendah. Hal ini
kemampuan pemecahan masalah mate-
sesuai dengan penjelasan Rahmawati
matika adalah potensi atau keahlian siswa
(dalam Zulfikar et al., 2018) yang
untuk memahami, menguasai, dan
menyatakan bahwa, penguasaan siswa
2 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

menyelesaikan soal pemecahan masalah lahan matematika. Adapun Indikator


matematika yang diberikan dengan cara Kemampuan Pemecahan Masalah Mat-
berfikir yang lebih kompleks. ematika Berdasarkan Taksonomi SOLO
Sari (2019) mengemukakan bahwa, Menurut Biggs dan Collis (dalam
kemampuan pemecahan masalah yang Herliani, n.d.).
dimiliki seseorang berbeda dengan
Tabel 1. Indikator kemampuan peme-
kemampuan pemecahan masalah orang cahan masalah berdasarkan
yang lain. Untuk membedakan kemam- taksonomi SOLO
puan pemecahan masalah yang dimiliki
siswa pada penelitian ini, peneliti Level
Taksonomi Indikator
menggunakan kemampuan pemecahan
SOLO
masalah berdasarkan taksonomi Strukture
Siswa hanya memili-
of Observed Learning Outcomes (SOLO). ki sedikit informasi
Alasan peneliti memilih taksonomi SOLO bahkan sama sekali
karena taksonomi SOLO memiliki tidak dapat meme-
Prastrukural
karakter pemecahan masalah yang bersifat cahkan masalah se-
hirarkis sehingga dapat digunakan sebagai hingga kesimpulan
alat menentukan kualitas jawaban siswa tidak relevan atau ti-
dak tepat.
terhadap suatu masalah matematika.
Siswa mampu me-
Dengan menggunakan taksonomi SOLO mecahkan masalah
dapat diukur pencapaian hasil belajar dengan mengguna-
siswa, sehingga guru dapat mengetahui Unistruktural kan satu penggal in-
kemampuan dan kualitas respon siswa formasi yang jelas
dalam memecahkan permasalahan mate- namun kesimpulan
matika. Terdapat 5 level pada taksonomi masih sederhana.
Siswa dapat menge-
SOLO yaitu prastruktural, unistruktural,
lompokkan beberapa
multistruktural, relasional, dan abstak informasi, memecah-
yang diperluas. Multistruktural kan masalah dengan
Kuswana (2012) menegaskan beberapa strategi dan
bahwa taksonomi SOLO memungkinkan melakukan perhitu-
untuk digunakan oleh para guru dalam ngan.
mengidentifikasi kompleksitas dan kua- Siswa dapat mema-
dukan penggalan
litas pemikiran yang diharapkan dan
informasi yang terpi-
dihasilkan oleh siswa. Hal ini, terutama sah untuk memecah-
yang diberlakukan sebagai aspek yang kan permasalahan,
menantang seperti pemahaman konsep membangun hubu-
dan pemecahan masalah. Tujuan dari Relasional ngan antar konsep
taksonomi SOLO adalah untuk menye- dan menguraikan in-
formasi menjadi satu
diakan cara sistematis menggam-barkan
kesatuan yang koho-
bagaimana kinerja seorang siswa tumbuh ren sehingga dipero-
dalam struktural kerumitan ketika leh kesimpulan yang
menangani dan menyelesaikan permasa- benar.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO 3
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

Lanjutan Tabel 1. Indikator kemampuan deret berdasarkan Taksonomi SOLO.


pemecahan masalah berdasar- Untuk acuan dan ketentuan analisis data
kan taksonomi SOLO dalam penelitian ini peneliti mengikuti
hal-hal sebagai berikut:
Level 1. Siswa dikategorikan memiliki kemam-
Taksonomi Indikator
SOLO puan pada tingkat prastruktural jika
memenuhi indikator pada tingkat pra-
Siswa dapat menje-
laskan hubungan be- struktural yaitu hanya memiliki sedikit
berapa konsep se- informasi bahkan sama sekali tidak da-
hingga membentuk pat memecahkan permasalahan sehing-
gagasan baru, dapat ga kesimpulan tidak tepat. Pada pene-
Abstrak yang
menyusun suatu du- litian ini siswa dikategorikan memiliki
diperluas
gaan untuk membuat
kemampuan pada tingkat prastruktural
suatu prinsip berupa
rumus, pola, atau jika tidak bisa menjawab dengan benar
aturan untuk peme- dari 5 soal yang diberikan.
cahan permasalahan. 2. Siswa dikategorikan memiliki kemam-
puan pada tingkat unistruktural jika
memenuhi indikator pada tingkat
METODE PENELITIAN
unistruktural yaitu siswa dapat
Penelitian ini merupakan penelitian memecahkan masalah menggunakan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. informasi yang jelas dan langsung
Penelitian dilaksanakan pada bulan dapat digunakan untuk mencapai
Januari - Februari 2020 di MA Negeri 1 kesimpulan.
Samarinda. Subjek penelitian adalah 3. Siswa dikategorikan memiliki kemam-
siswa kelas XI IPA sebanyak 66 siswa. puan pada tingkat multistruktural jika
Sedangkan objek penelitian adalah memenuhi indikator pada tingkat
kemampuan siswa memecahkan permas- multistruktural yaitu siswa mampu
alahan matematika pada materi barisan mengelompokkan beberapa informasi
dan deret berdasarkan Taksonomi SOLO. yang jelas pada soal, memecahkan
Instrumen yang digunakan pada masalah dengan beberapa strategi dan
penelitian ini adalah tes pemecahan melakukan perhitungan.
masalah dan pedoman wawancara. 4. Siswa dikategorikan memiliki kemam-
Adapun teknik pengumpulan data yaitu puan pada tingkat relasional jika
pemberian tes secara tertulis, wawan- memenuhi indikator pada tingkat
cara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik relasional yaitu siswa dapat mema-
analisis data adalah reduksi data, dukan informasi yang terpisah untuk
penyajian data, dan penarikan kesim- memecahkan permasalahan, memba-
pulan. Dalam mereduksi data, peneliti ngun hubungan antar konsep dan
mengacu pada tujuan yang dicapai yaitu menguraikan informasi-informasi men-
untuk mengetahui dan mengklasifikasikan jadi satu kesatuan yang koharen
kemampuan peme-cahan masalah siswa sehingga diperoleh solusi atau
kelas XI IPA pada materi barisan dan kesimpulan yang benar.
4 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

5. Siswa dikategorikan memiliki kemam- Berdasarkan Tabel 2 kemampuan


puan pada tingkat abstrak yang pemecahan masalah matematika siswa
diperluas jika memenuhi indikator kelas XI IPA berdasarkan Taksonomi
pada tingkat abstrak yang diperluas SOLO pada materi barisan dan deret di
yaitu siswa dapat menjelaskan MA Negeri 1 Samarinda tahun ajaran
hubungan antar konsep sehingga 2019/2020 diperoleh 5 siswa dengan
membentuk suatu gagasan baru, dapat kemampuan pada tingkat prastruktural, 15
menyusun suatu dugaan untuk siswa dengan kemampuan pada tingkat
membuat suatu prinsip yang umum dan unistrutural, 29 siswa dengan kemampuan
dapat membangun prinsip berupa pada tingkat multistruktural, 14 siswa
rumus, pola, atau aturan untuk dengan kemampuan pada tingkat
memecahakan permasalahan. relasional dan 3 siswa dengan
kemampuan abstrak yang di-perluas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA- Berdasarkan hasil analisis pada lembar
HASAN jawaban 5 siswa yang dikategorikan pada
tingkat prastruktural tidak dapat
Berdasarkan hasil penelitian di MA
menyelesaikan permasalahan yang
Negeri 1 Samarinda kelas XI IPA
diberikan sesuai dengan indikator
diperoleh skor dan tingkatan kemampuan
kemampuan pada tingkat prastruktural
siswa berdasarkan Taksonomi SOLO.
yaitu siswa dikategorikan pada tingkat
Skor tertinggi yang diperoleh siswa
prastruktural jika hanya memiliki sedikit
adalah 79 dan skor terendah yang
informasi, tidak dapat memecahkan
diperoleh siswa adalah 5. Adapun ting-
permasalahan yang diberikan sehingga
katan kemampuan pemecahan masalah
kesimpulan tidak relevan dan tidak tepat.
matematika siswa berdasarkan Taksonomi
Terdapat 15 siswa yang dikategorikan
SOLO dapat dilihat pada Tabel 2.
memiliki kemampuan pada tingkat
Tabel 2. Frekuensi kemampuan pemecahan unistruktural karena memenuhi indikator
masalah matematika siswa kelas kemampuan pemecahan masalah pada
XI IPA berdasarkan taksonomi tingkat unistruktural yaitu siswa dapat
SOLO pada materi barisan dan
deret di MAN 1 Samarinda tahun memecahkan permasalahan menggunakan
ajaran 2019/2020 informasi yang jelas dan dapat langsung
digunakan untuk memperoleh kesimpulan
Tingkatan Kemampuan yang masih sangat sederhana. Terdapat
Frekuensi
Taksonomi SOLO 29 siswa dengan kemampuan pemecahan
Prastruktural 5 masalah pada tingkat multistruktural
Unistruktural 15 artinya siswa telah memenuhi indikator
Multistruktural 29 pada tingkat unistruktural dan memenuhi
Relasional 14 indikator pada tingkat multistruktural
Abstrak Yang yaitu dapat mengelompokkan dua atau
3
Diperluas lebih informasi yang terdapat pada soal,
Jumlah 66 memecahkan masalah dengan beberapa
strategi dan melakukan perhitungan.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO 5
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

Terdapat 14 siswa dengan persegi IJKL yang titik sudutnya berada


kemampuan pada tingkat relasional, di tengah-tengah sisi-sisi EFGH, dan
artinya siswa telah memenuhi indikator seterusnya sampai banyak persegi tak
pada tingkat unistruktural dan hingga. Tentukanlah jumlah luas persegi
multistruktural, serta memenuhi indikator yang mungkin terbentuk!
pada tingkat relasional yaitu siswa dapat 1. Kemampuan Pemecahan Masalah
memadukan informasi yang terpisah Pada Tingkat Prastruktural.
untuk memecahkan permasalahan, Siswa yang berada pada tingkat
membangun hubungan antar konsep dan kemampuan prastruktural artinya siswa
menguraikan informasi-informasi menjadi tidak mampu mengerjakan permasalahan
satu kesatuan yang koharen sehingga yang diberikan, hanya memiliki sedikit
diperoleh solusi atau kesimpulan yang informasi, tidak dapat memecahkan
benar. Dan terdapat 3 siswa dengan permasalahan yang diberikan, sehingga
kemampuan abstrak yang diperluas kesimpulan tidak relevan atau tidak tepat.
artinya siswa telah memenuhi indikator Berikut ini contoh pekerjaan siswa yang
pada tingkat unistruktural, multistruktural berada pada tingkat prastruktural.
dan relasional, serta memenuhi indikator
pada tingkat abstrak yang diperluas yaitu
siswa dapat menjelaskan hubungan antar
konsep sehingga membentuk suatu
gagasan baru, dapat menyusun suatu
dugaan untuk membuat suatu prinsip yang
umum dan dapat membangun prinsip Gambar 2. Kemampuan tingkat pra-
berupa rumus, pola, atau aturan untuk struktural
memecahakan permasalahan. Berikut
contoh permasalahan matematika materi Berdasarkan Gambar 2, siswa yang
barisan dan deret. Perhatikan Gambar 1. berada pada tingkat prastruktural hanya
memiliki sedikit informasi bahkan sama
sekali tidak memahami permasalahan.
Siswa hanya mampu menuliskan panjang
sisi persegi ABCD dan Panjang persegi
EFGH. Siswa salah dalam menyimbolkan
panjang sisi pada persegi.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Tingkat Unistruktural
Gambar 1. Persegi Siswa dikatakan berada pada tingkat
unistruktural jika memenuhi indikator
Sebuah persegi ABCD mempunyai kemampuan pemecahan masalah pada
panjang sisi 10 cm. Di dalamnya dibuat tingkat unistruktural yaitu mampu
persegi EFGH dengan titik sudutnya memecahkan permasalahan dengan
berada di tengah-tengah sisi-sisi ABCD. menggunakan sepenggal informasi yang
Di dalam persegi EFGH dibuat lagi jelas sehingga bisa langsung dapat
6 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

digunakan untuk menyelesaikan perma- menggunakan rumus diagonal sisi


salahan dan memberikan kesimpulan yang persegi. Siswa mampu memecahkan
masih sangat sederhana. permasalahan menggunakan beberapa
strategi dan dapat melakukan perhitungan
dengan benar pada permasalahan ini
siswa menggunakan dua strategi yaitu
menentukan panjang sisi persegi yang lain
dan dapat menentukan luas persegi
menggunakan informasi yang diperoleh.
4. Kemampuan Pemecahan Masalah
Gambar 3. Kemampuan tingkat uni-
struktural Pada Tingkat Relasional

Pada permasalahan ini siswa


dikatakan berada pada tingkat uni-
struktural jika dapat menentukan panjang
sisi persegi yang lain menggunakan
informasi yang tersedia pada soal yaitu
menggunakan panjang sisi persegi ABCD
dan untuk panjang sisi yang lain dapat
dicari menggunakan rumus diagonal sisi
persegi.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Tingkat Multistruktural
Gambar 5. Kemampuan tingkat rela-
2 sional
1

Siswa dikatakan memiliki ke-


mampuan pada tingkat relasional jika
memenuhi indikator kemampuan peme-
Gambar 4. Kemampuan tingkat multi- cahan masalah pada tingkat unistruktural,
struktural multistruktural dan relasional. Adapun
indikator kemampuan pemecahan masa-
Siswa dikatakan berada pada tingkat lah pada tingkat relasional yaitu siswa
multistruktural jika memenuhi indikator dapat memadukan informasi yang terpisah
pada kemampuan pemecahan masalah untuk memecahkan permasalahan. Pada
pada tingkat unistruktural dan multi- permasalahan ini siswa memperoleh
struktural. Indikator pada tingkat multi- informasi panjang sisi persegi yang lain
struktural yaitu mampu mengelompokkan dan luas persegi, siswa harus dapat
beberapa informasi yang tersedia pada menghubungkan informasi yang diperoleh
soal pada permasalahan di ini siswa dengan materi barisan dan deret. Siswa
mampu mengelompokkan informasi dapat membangun hubungan antar konsep
panjang sisi persegi yang lain dan dapat dan menguraikan informasi-informasi
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO 7
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

yang diperoleh menjadi satu kesatuan bahwa karena pada soal yang ditanya
yang koharen sehingga diperoleh solusi jumlah luas persegi yang mungkin dan
atau kesimpulan yang benar. Berdasarkan banyak persegi tak hingga maka dapat
gambar 5 pada permasalahan ini siswa diselesaikan menggunakan rumus deret
harus dapat menghubungkan bahwa luas- geometri tak hingga.
luas persegi yang diperoleh membentuk
suatu barisan geometri dengan rasio . KESIMPULAN

5. Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil analisis dan


Pada Tingkat Abstrak yang Diper- pembahasan tentang kemampuan
luas pemecahan masalah matematika materi
barisan dan deret kelas XI IPA di MA
Negeri 1 Samarinda berdasarkan
Taksonomi SOLO diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Siswa dengan kemampuan pemecahan
masalah pada tingkat prastruktural ada
sebanyak 5 siswa. Siswa pada tingkat
prastruktural hanya memiliki sedikit
informasi bahkan sama sekali tidak
dapat memecahkan masalah sehingga
Gambar 5. Kemampuan tingkat relasi- kesimpulan tidak relevan atau tidak
onal tepat.
Siswa dikatakan memiliki ke- 2. Siswa dengan kemampuan pemecahan
mampuan pemecahan masalah pada masalah pada tingkat unistruktural ada
tingkat abstrak yang diperluas jika me- sebanyak 15 siswa. Siswa yang
menuhi indikator kemampuan masalah memiliki kemampuan pemecahan
pada tingkat unistruktural, multistruktural, masalah pada tingkat unistruktural
relasional dan abstrak yang diperluas. memenuhi indikator kemampuan
Adapun indikator pada tingkat abstrak pemecahan masalah pada tingkat
yang diperluas yaitu dapat menjelaskan unistruktural.
hubungan antar konsep sehingga dipe- 3. Siswa dengan kemampuan pemecahan
roleh suatu gagasan baru, siswa dapat masalah pada tingkat multistruktural
menyusun dugaan untuk suatu prinsip ada sebanyak 29 siswa. Siswa meme-
yang umum dan dapat membangun nuhi indikator kemampuan pemecahan
prinsip berupa rumus, pola, atau aturan masalah pada tingkat unistruktural dan
untuk memecahkan permasalahan mate- multistruktural
matika. Pada permasalahan ini berdasar- 4. Siswa dengan kemampuan pemecahan
kan gambar 6 siswa dapat menghu- masalah pada tingkat relasional ada
bungkan konsep barisan geometri yang sebanyak 14 siswa. Siswa yang
diperoleh dengan konsep deret geometri memiliki kemampuan pemecahan
tak hingga, siswa dapat menjelaskan masalah pada tingkat relasional meme-
nuhi indikator kemampuan pemecahan
8 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

masalah pada tingkat unistruktural, Jakarta: PT Gramedia Pustaka


multistruktural, dan relasional. Utama.
5. Siswa dengan kemampuan pemecahan Sari, S. A. L., Sutriyono, S., & Pratama,
masalah pada tingkat abstrak yang F. W. (2019). Analisis Kemampuan
diperluas ada sebanyak 3 siswa. Siswa Pemecahan Masalah Matematika
yang memiliki kemampuan pemecahan dengan Taksonomi SOLO pada
Siswa SMA. JUMLAHKU: Jurnal
masalah pada tingkat abstrak meme-
Matematika Ilmiah STKIP
nuhi indikator kemampuan pemecahan Muhammadiyah Kuningan, 5(1), 1–
masalah pada tingkat unistruktural, 14.
multistruktural, relasional, dan abstrak
Zulfikar, M., Achmad, N., & Fitriani, N.
yang diperluas. (2018). Analisis Kemampuan
Sehingga sebagian besar kemam- Penalaran Matematik Siswa SMP
puan pemecahan masalah matematika di Kabupaten Bandung Barat Pada
siswa kelas XI IPA pada materi barisan Materi Barisan dan Deret. Jurnal
dan deret berdasarkan taksonomi SOLO Pendidikan Tambusai, 2(3), 1802–
masih pada tingkat multistruktural karena 1810.
hanya memenuhi indikator pada tingkatan
unistruktural dan tingkat multistruktural.

DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, H., & Setyawati, R. W. (2017).
Pentingnya peningkatan kemampuan
pemecahan masalah melalui PBL
untuk mempersiapkan generasi
unggul menghadapi MEA. PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional
Matematika, 151–160.
Herliani, H. (n.d.). Penggunaan
Taksonomi SOLO (Structure of
Observed Learning Outcomes) pada
Pembelajaran Kooperatif Truth and
Dare dengan Quick on the Draw
untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Siswa pada Biologi SMA.
Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science,
Enviromental, and Learning, 13(1),
232–236.
Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi
kognitif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasional, D. P. (2008). Kamus besar
bahasa Indonesia pusat bahasa.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO 9
Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty
Jurnal PRIMATIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

10 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO


Halimah – Zainuddin Untu – Suriaty

Anda mungkin juga menyukai